• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN MEDIA SOSIAL MEWUJUDKAN KERUKUNAN

N/A
N/A
Khilmi Zuhroni

Academic year: 2024

Membagikan "DOKUMEN MEDIA SOSIAL MEWUJUDKAN KERUKUNAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MEDIA SOSIAL MEWUJUDKAN KERUKUNAN

Disusun Oleh:

Nomor Peserta: 008

MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN KECAMATAN PARENGGEAN KE-54 KABUPATEN

KOTAWARINGIN TIMUR

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Terimakasih kepada pembimbing yang telah membantu kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami, sehingga dapat terselesainya makalah ini.

Kami sebagai penulis sudah berusaha sebaik-baiknya untuk menyelesaikan makalah ini, tiada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik Allah Swt. Tiada usaha yang besar akan berhasil tanpa dimulai dari usaha yang kecil. Sebagai

penanggung jawab atas makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran, untuk perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini. Akhirnya penulis berharap, semoga hasil karya tulis ini memberikan manfaat dan dapat dijadikan wacana untuk memperluas wawasan.

Daftar Isi

(3)

KATA PENGANTAR...

Daftar Isi...

ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN...

A. Latar Belakang ...

B. Rumusan Masalah...

C. Tujuan Masalah...

D. Manfaat Masalah...

BAB II PEMBAHASAN...

A. Media Sosial dan Perannya...

1. Media Sosial...

2. Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Kerukunan...

B. Contoh penerapan...

C. Kesimpulan...

(4)

ABSTRAK

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran media sosial dalam menjaga kerukunan. Berkembangnya teknologi saat ini memungkinkan kita bisa menjangkau lebih jauh untuk berkomunikasi dan mendapat informasi. Hal itu juga memungkinkan kita untuk menyampaikan informasi tentang kerukunan. Penggunaan media sosial memberikan dampak yang baik untuk kerukunan umat beragama ketika dimaknai sebagai media pemersatu antar umat beragama dan media untuk

membangun semangat kebangsaan. Namun media sosial juga bisa menjadi sebab perpecahan antar umat beragama dan menjadi pemicu konflik antar agama. Untuk itu media sosial merupakan salah satu produk dari peradaban yang harus digunakan secara beradab. Maka dari itu kita harus bijaksana dalam bermedia sosial agar

mendapat manfaat yang baik dari media sosial untuk Masyarakat terutama antar umat beragama agar bisa hidup dengan damai. Kemajuan teknologi harusnya menjadi sebuah solusi untuk mendapatkan informasi, sehingga bisa menjadi cek and balance terhadap berbagai masalah dalam kerukunan umat beragama.

Kata Kunci: Media Sosial , kerukunan, umat beragama.

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia teknologi dan informasi pada era globalisasi kini menjadi faktor utama yang mempengaruhi kehidupan sosial dan semakin dibutuhkan dalam kehidupan seseorang. Salah satu fungsi internet sebagai tempat komunitas jejaring dunia maya. Jejaring sosial atau media sosial, merupakan suatu layanan dari sebuah cakupan system software internet yang memungkinkan penggunanya berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna yang lain dalam skala besar.

Kehadiran situs jejaring sosial atau media sosial ini, kita dapat berbagi informasi serta memperluas pertemanan dengan masyarakat luas, bukan hanya

dalam ruang lingkup lingkungan tempat tinggal saja tetapi dari berbagai macam kalangan lingkungan maupun status sosial.

Hadirnya media sosial ke dalam kehidupan masyarakat pun turut membawa berbagai dampak, baik itu dampak positif maupun negatif, terutama terhadap interaksi sosial kehidupan masyarakat dalam sisi kerukunan

beragama. Dalam hal ini, media sosial turut mempengaruhi kerukunan beragama di Indonesia. Banyaknya informasi yang beredar di media sosial dan dapat dengan mudah diakses turut mempengaruhi kerukunan hidup beragama di masyarakat.

Indonesia adalah sebuah bangsa yang plural dan heterogen. Oleh karenanya, toleransi dan kerukunan antarkelompok termasuk antarumat beragama menjadi isu penting yang perlu selalu diupayakan guna menjaga kesatuan di setiap lini masyarakat Indonesia. Beragam upaya ditujukan guna

(6)

menjaga keharomonisan warga bangsa baik di dunia nyata, maupun dunia maya.

Akses menuju dunia maya melalui penggunaan media sosial (medsos) menjadi sangat krusial, karena secara intensif digunakan oleh semua generasi.

Karakteristiknya sebagai media masspersonal, membuat media sosial dapat merengkuh audiens dalam jumlah banyak, pun digunakan sebagai pembentuk opini publik yang bernilai positif demi kerukunan antarumat beragama.

Sementara itu, media sosial juga digunakan sebagai sarana

pembentukan identitas kelompok yang lebih superior dibandingkan dengan identitas kelompok agama, yakni identitas kewarganegaraan. Melalui media sosial, pihak yang berkonflik pun dapat diajak bekerjasama demi pencapaian tujuan tertentu.

Penelitian dari Center for Indigeneous and Cultural Psychology (CICP) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada dengan dukungan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI tahun 2020 berjudul Media Sosial: Kawan atau Lawan? Media Sosial sebagai Sarana Peningkatan Toleransi Beragama mencatat bahwa konten media sosial berperan penting dalam menjaga keharmonisan antarkelompok di dunia maya. Pemangku kebijakan negara juga diharap dapat mengkoordinasi dan menggunakan media sosial secara bijak demi terwujudnya cita-cita bersama tersebut.

Pengelolaan media sosial sebagai upaya pengukuhan toleransi di tengah heterogenitas masyarakat tak boleh berhenti. Ia harus terus digenjot, mengingat ancaman intoleransi sendiri berpotensi tersebar luas di media sosial. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa desain media sosial yang berkelindan dengan algoritma membentuk pola interaksi konten berbasis rekomendasi dari akses pengguna terhadap suatu konten tertentu. Melalui

(7)

interaksi dengan sesama peminat pada konten tersebut, sudah barang tentu jika aktivitas itu dapat melahirkan penguatan pendapat yang dianutnya.

Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa kemampuan literasi digital yang rendah memicu terpaparnya individu terhadap ujaran kebencian (hate speech) serta berita bohong (hoax) yang tersebar di media sosial. Hal ini dapat melahirkan prasangka dan intoleransi agama serta membagi warganet ke dalam kelompok ekstrim yang menimbulkan konflik.

Oleh karena itu kita harus selalu mengedukasi masyarakat agar selalu mengecek kebenaran suatu topik yang sedang viral agar tidak mudah

terpengaruh dengan berita bohong dan ujaran kebencian dengan

meningkatkan litersi digital dan mencari informasi dari berbagai pihak agar tidak terjadi misskomunikasi.

Melalui media sosial kita bisa membuat grup atau forum yang bernilai positif untuk mewujudkan kerukunan dan meningkatkan semangat kebangsaan. Dengan itu kita bisa membantu bangsa ini terhindar dari konflik antarumat beragama serta meningkatkan rasa persatuan dan semangat kebangsaan yang tinggi.

B. Rumusan Masalah

1.Mengapa media sosial sangat berpengaruh terhadap kerukunan antar umat beragama?

2.Apa dampak media sosial dalam menjaga kerukunan antarumat beragama?

3.Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai pengguna media sosial dalam menjaga kerukunan antarumat beragama?

(8)

C. Tujuan Masalah

1.Untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap kerukunan antar umat beragama

2.Untuk mengetahui peran media sosial dalam menjaga kerukunan dan semangat kebangsaan

3.Untuk mengetahui apa yang bisa kita lakukan sebagai pengguna media sosial dalam menjaga kerukunan dan memperkokoh semangat kebangsaan

D. Manfaat Masalah

Masalah ini bermanfaat untuk menjaga kerukunan antar umat beragama di media sosial dan agar tidak mudah terpengaruh dengan ujaran kebencian dan hoax yang ada di media sosial. Mewujudkan kerukunan melalui media sosial.

(9)

BAB II PEMBAHASAN

A. Media Sosial dan Perannya 1. Media Sosial

Media sosial bagaikan sebuah pisau bermata dua, ia bisa

membantu kita tapi ia juga menghancurkan kita. Media sosial ini adalah tempat untuk menemukan informasi dan berkomunikasi antarsesama pengguna walaupun dengan jarak yang sangat jauh, hal ini bisa menjadikan cara untuk mewujudkan kerukunan antar umat beragama melalui media sosial.

Media sosial ini sangat berpengaruh karena hampir semua orang merupakan pengguna media sosial. Sehingga jika ada sebuah informasi yang mmenyebar maka hampir semua orang akan tahu. Ketika ada berita bohong[HOAX] maka akan banyak sekali orang yang percaya.

Dari itulah kita harus bisa menyaring informasi-informasi yang masuk agar tidak mudah terpengaruh oleh berita bohong[HOAX] itu.

2. Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Kerukunan

Peran media sosial dalam mewujudkan kerukunan adalah media sosial bisa dijadikan tempat forum untuk berdiskusi tentang kerukunan antarumat beragama. Hal ini bisa menjadi terobosan baru untuk mengedukasi seluruh masyarakat agar semua orang harus hidup berdampingan walaupun berbeda keyakinan.

Sebagai negara plural Indonesia memiliki lebih dari satu agama dan banyak adat dan budaya. Media sosial ada untuk mengenalkan adat dan budaya lain yang ada di Indonesia. Agar masyarakat ada

(10)

banyak budaya di Indonesia dan bisa menghormati dan tidak mengahkimi budaya dan keyakinan seseorang.

Media sosial juga berperan untuk memberikan informasi untuk kita agar kita tidak mudah termakan berita bohong [HOAX]. Jika ada berita yang tersebar di media sosial kita bisa memeriksa keadaan yang sebenarnya dari sumber informasi yang lain. Sehingga kita tidak menghakimi seseorang itu. Dengan meningkatkan budaya literasi kita untuk mencari tahu kebenaran sebuah berita dari berbagai sumber agar tidak mudah terjadi konflik di dunia maya yang bahkan bisa merambat ke dunia nyata.

3. Contoh Penerapan

Salah satu contoh penerapan untuk mewujudkan kerukunan melalui media yaitu ada pada akun youtube dari seorang tokoh dakwah islam yaitu Habib Ja’far Husein Al Haddar. Dengan nama channel youtubenya yaitu “JEDA NULIS”. Beliau membuat banyak konten yang membahas tentang kerukunan antarumat beragama di Indonesia.

Bukan hanya itu saja beliau juga terkadang berdiskusi bersama dengan tokoh agama lain sebagai contoh kerukunan antarumat beragama.

Konten beliau terbilang cukup berhasil memngedukasi anak muda tentang pentingnya kerukunan ini karena yang menonton konten beliau mayoritas adalah anak muda. Hal ini bisa menjadi bekal untuk

kerukunan di Indonesia untuk masa sekarang dan masa depan.

4. Kesimpulan

Media sosial dapat dijadikan platform untuk mengampanyekan sikap toleransi terhadap antarumat beragama dan antarsuku dan budaya di Indonesia. Hal ini ini harus dilakukan mengingat banyaknya pengguna media sosial di Indonesia. Mereka harus mendapatkan

(11)

konten yang positif dan tidak mengadu domba. Agar pemahamannya tentang toleransi bertambah dan jika semakin banyak orang yang mewujudkan toleransi maka kerukunan itupun akan terwujud juga.

Selain konten yang positif di media sosial juga ada forum atau grup untuk berdiskusi di internet dengan saudara kita yang berbeda keyakinan tapi tetap sama-sama Indonesia agar adanya hubungan silaturahmi yang selalu menguatkan dan tetap menghormati perbedaan.

Media sosial juga bisa dijadikan tempat untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada sesama orang Indonesia agar tahu bahwa negara Indonesia ini adalah negara yang memiliki beragam budaya yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan agar semua masyarakat bisa menghargai perbedaan dan tidak menghakimi perbedaan. Dengan semua itu akan terwujudlah kerukunan antar umat beragama di Indonesia ini.

Referensi

Dokumen terkait

kerukunan umat beragama, dan fungsi hukum sebagai alat integrasi sosial;. (2) produk hukum atau peraturan yang berlaku di Indonesia yang

Thaher, Tarmizi, 1998/1999, “Kerukunan Hidup Umat Beragama dan Studi Agama- Agama di Indonesia” dalam Mursyid Ali (ed.), Studi Agama-Agama di Perguruan Tinggi,

Ke-kr,nan hidup antar umat beragama dapat dilihat antara lain dari pola hubungan antar tokoh-tokoh agama yang terdapat dalam masyarakat Jika.. pada level

Peran Sosial Pemuda Dalam Memelihara Kerukunan Umat Beragama di Kelurahan Lestari Indah Kabupaten Simalungun Kota Pematangsiantar FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN.. Masalah

kerukunan hidup antar umat beragama di Desa Balun terwujud dengan baik, harmoni dengan indikasi tidak adanya konflik, 3 pola pendidikan multikultural yang diterapkan oleh

Keseluruhan realitas sosial ini merupakan makna yang dapat dipahami dalam kehidupan masyarakat dalam kerukunan hidup antar dan intern umat beragama (Zaimudin, 2020:

Dalam kaitan kehidupan berbangsa dan bernegara kerukunan antar umat beragama seperti yang dikutip dari perkataan pendeta weinata sairin, yakni suatu keharusan yang

Senada dengan hal tersebut Dan Blake dalam Potter menyebutkan literasi media dibutuhkan mahasiswa karena: (1) mahasiswa hidup di lingkungan bermedia; (2) literasi media