• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN OBSERVASI LIDAH BUAYA

N/A
N/A
Raka Putra Ariel

Academic year: 2023

Membagikan "DOKUMEN OBSERVASI LIDAH BUAYA"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

OBSERVASI LIDAH BUAYA

Pengertian Lidah Buaya

Lidah buaya (Aloe vera) adalah spesies tumbuhan dengan daun berdaging tebal

dari genus Aloe, berasal dari Jazirah Arab, dan tanaman liarnya telah menyebar ke kawasan beriklim tropis, semi-tropis, dan kering di berbagai belahan dunia.[3] Tanaman lidah buaya banyak dibudidayakan untuk pertanian, pengobatan, dan tanaman hias, dan dapat juga ditanam di dalam pot.

Ciri-ciri Lidah Buaya

Lidah Buaya ciri-cirinya biasa hidup di tempat yang memiliki suhu panas atau biasa di tanam di dalam pot ataupun di pekarang rumah untuk dijadikan tanaman hias. Daunnya agak runcing berupa taji, tebal, pinggirnya bergerigi/ berduri kecil, permukaannya berbintik-bintik, panjangnya mencapai 15- 36 cm, lebar 2-6 cm, bunga bertangkai yang panjangnya mencapai 60-90 cm, bunga berwarna kuning kemerahan ( jingga ),

Budidaya Lidah Buaya

Budidaya lidah buaya dalam skala besar terjadi di Australia Bangladesh, Kuba, Republik Dominika, Tiongkok, Meksiko, India,jamaika, Spanyol, Kenya, Tanzania, Afrika Selatan,[29] dan Amerika Serikat.

Hasil Pertanian Lidah Buaya

Hasil pertanian lidah buaya banyak dijadikan bahan baku kosmetika.[3] Spesies ini juga banyak ditanam sebagai tanaman hias karena kekhasan bentuknya, bunganya, serta daunnya yang berdaging tebal. Selain itu, lidah buaya juga ditanam di kebun karena secara reputasinya sebagai tumbuhan obat. Karena daunnya yang tebal sehingga memudahkan menyimpan air

Manfaat Lidah Buaya

Lidah buaya juga mempunyai banyak manfaat untuk manusia, di antaranya dapat digunakan untuk perawatan rambut, perawatan kulit, mengobati luka bakar ringan, dan masih banyak lagi. Lidah buaya adalah tanaman serba guna yang sudah dikenal khasiatnya sejak berabad-abad lalu. Lidah buaya atau sering disebut dengan aloe vera, menghasilkan dua bahan, yaitu gel dan getah, yang biasanya digunakan dalam obat-obatan.

Sifat Racun

lidah buaya memiliki banyak nama ilmiah sinonim: A. barbadensis Mill., Aloe indica Royle, Aloe perfoliata L. var. vera and A. vulgaris Lam. Nama kedua (epitet spesifik) vera berasal dari bahasa Latin yang berarti "sungguhan" atau "asli". Beberapa literatur menyebut Aloe vera dengan bintik-bintik putih sebagai Aloe vera var. chinensis;[14][15] terdapat juga pendapat bahwa Aloe vera berbintik tersebut masih satu spesies dengan A. massawana. Deskripsi spesies lidah buaya pertama kali dibuat oleh Carolus Linnaeus pada 1753 dengan nama Aloe perfoliata var. vera. Deksripsi lidah buaya kemudian dibuat lagi oleh Nicolaas Laurens

Burman dengan nama Aloe vera dalam Flora Indica pada 6 April 1768, dan sekali lagi oleh Philip Miller dengan nama Aloe barbadensis dalam Gardener's Dictionary sepuluh hari kemudian.

(2)

KEGUNAAN

Produk kesehatan komersial [sunting | sunting sumber]

Dua zat yang diambil dari lidah buaya digunakan dalam produk kesehatan komersial,

yaitu gelnya yang tidak berwarna maupun lateksnya yang berwarna kuning.[5][35] Gel lidah buaya digunakan untuk obat oles untuk berbagai gejala kulit, seperti luka bakar, luka, radang, radang dingin, psioriasis, Herpes labialis, atau kulit terlalu kering.[5][35] Lateks lidah buaya dijadikan produk (baik bahan itu sendiri maupun digabungkan dengan bahan lain) untuk obat yang ditelan untuk menyembuhkan sembelit.[5][35]

Penelitian manfaat [sunting | sunting sumber]

Menurut Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH), tidak ada bukti ilmiah yang cukup bahwa lidah buaya benar-benar efektif dalam penggunaannya oleh kalangan umum, termasuk sebagai obat luar untuk penyembuhan luka.[5] Sementara itu, situs

kesehatan Drugs.com menyebut bahwa terdapat bukti yang saling bertentangan (mendukung maupun menolak) tentang penggunaan lidah buaya untuk menyembuhkan luka dan luka bakar.

Situs itu juga menyebutkan adanya sedikit bukti bahwa penggunaan topikal produk-produk lidah buaya dapat membantu penyembuhan gejala psioriasis maupun radang tertentu pada kulit.[6]

Suplemen makanan [sunting | sunting sumber]

Gel lidah buaya banyak ditambahkan dalam produk-produk komersial seperti yogurt, minuman, dan makanan-makanan manis.[36] Jus lidah buaya sering dipromosikan manfaatnya untuk sistem pencernaan, tetapi penelitian ilmiah tidak menemukan bukti klaim ini dan badan-badan

pengawas makanan dan obat-obatan juga belum ada yang menyetujui klaim tersebut.[35]

Pengobatan tradisional [sunting | sunting sumber]

Lidah buaya digunakan dalam berbagai ilmu pengobatan tradisional untuk mengobati kulit.

Catatan sejarah terawal penggunaan lidah buaya terdapat di Papirus Ebers dari Mesir abad ke- 16 SM.[37]:18 Pada abad ke-1 M, penggunaannya dicatat dalam De Materia Medica karya tabib Yunani Pedanius Dioskorides, dan Naturalis Historia karya penulis Romawi Plinius Tua.

[37]:20 Di Bizantium abad ke-6 M, penggunaan tanaman ini dicatat dalam Juliana Anicia Codex.

[36]:9 Dalam pengobatan Ayurweda tumbuhan ini disebut kathalai (sama dengan tumbuhan agave). [38]:196 (lidah buaya), 117 (agave)

Produk lain [sunting | sunting sumber]

Lidah buaya digunakan dalam produk tisu wajah dan dipromosikan sebagai pelembap dan anti- radang untuk hidung. Perusahaan-perusahaan kosmetik menambahkan getah lidah buaya atau bahan-bahan turunan lainnya dalam produk-produk seperti makeup, tisu, pelembap, sabun, tabir surya, krim cukur, dan sampo.[36] Sebuah tinjauan akademis menunjukkan bahwa bahan-bahan lidah buaya ditambahkan karena efeknya sebagai pelembap dan pelunak.[11]

Senyawa aloin yang dihasilkan sebagian spesies Aloe merupakan bahan umum dalam pencahar yang dijual bebas di Amerika Serikat hingga tahun 2002. Pada tahun tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS melarang bahan tersebut karena perusahaan-perusahaan produsennya tidak menyediakan data keselamatan yang cukup.[5][39] Lidah buaya berpotensi memiliki sifat racun, dan pada dosis tertentu akan menghasilkan sifat racun terutama ketika ditelan.[5][6][40] Sifat racun ini dapat dikurangi saat senyawa aloin dipisahkan saat pengolahan, yang terjadi ketika warna lidah buaya dihilangkan. Terdapat bukti kuat bahwa konsumsi ekstrak lidah buaya

berlebihan meningkatkan aktivitas karsinogen (pembentukan tumor) pada tikus percobaan, tetapi efek ini tidak terjadi pada ekstrak yang warnanya dihilangkan.

Lidah buaya yang dikonsumsi dengan cara ditelan juga dapat mengurangi kadar gula darah, menyebabkan kram perut, diare, dan hepatitis akut, tetapi bukti efek-efek ini masih belum pasti.

(3)

[5] Konsumsi lidah buaya secara kronik atau terus-menerus (1 gram per hari) dapat menimbulkan efek samping berupa hematuria, penurunan berat badan, serta kelainan jantung atau ginjal.

[6] Menurut NIH, penggunaan ekstrak lidah buaya dengan cara dioles kemungkinan besar aman.

[5] Mengikuti pedoman dari Proposisi 65 Kalifornia 1986, Dinas Penilaian Bahaya Kesehatan Lingkungan (OEHHA) negara bagian tersebut memasukkan lidah buaya sebagai "bahan kimia yang diketahui negara bagian ini menyebabkan kanker dan racun untuk fungsi reproduksi".[41]

Produk lidah buaya yang ditelan dapat menimbulkan efek samping akibat interaksi dengan obat- obat resep, seperti obat darah beku, diabetes, penyakit jantung, bahan-bahan penurun kadar kalium (seperti Digoxin), dan diuretik.

Referensi

Dokumen terkait

Luaran yang diharapkan dari PKM ini terciptanya produk “MALIBU IN JAR” atau masker lidah buaya yang alami serta dapat diterima oleh masyarakat dan terciptanya peluang usaha

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lidah buaya ( Aloe vera ) dan waktu penutupan luka sayat pada mukosa rongga mulut tikus wistar.. Lidah buaya diambil

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lidah buaya ( Aloe vera ) dan waktu penutupan luka sayat pada mukosa rongga mulut tikus wistar.. Lidah buaya diambil

Penelitian pendahuluan yakni analisis kadar serat pada bahan baku yakni lidah buaya dan inulin, serta analisis lama waktu perendaman lidah buaya dengan

Zat-zat yang terkandung dalam gel lidah buaya (Aloe vera) antara lain adalah zat lignin yang mempunyai kemampuan penyerapan yang tinggi pada lapisan kulit terutama lapisan

10 Responden mengatakan bahwa Keripik yang terbuat dari lidah buaya mempunyai rasa mengatakan bahwa Keripik yang terbuat dari lidah buaya mempunyai rasa enak dan

Manisan dengan perlakuan perendaman larutan kapur memiliki rasa yang sesuai dengan manisan lidah buaya pada umumnya dikarenakan saat proses perendaman gel lidah

Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa lidah buaya tidak hanya digunakan sebagai. tanaman hias tetapi juga dapat dikonsumsi Selain itu