• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN Praktik Lembaga Keuangan Islam di Indonesia Terhadap CSR

N/A
N/A
Khilmi Zuhroni

Academic year: 2024

Membagikan "DOKUMEN Praktik Lembaga Keuangan Islam di Indonesia Terhadap CSR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 Praktik Lembaga Keuangan Islam di Indonesia Terhadap CSR

Khilmi Zuhroni

(STKIP Muhammadiyah Sampit)

Review Jurnal

Lembaga keuangan Islam adalah institusi-institusi keuangan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Prinsip-prinsip ini mencakup larangan terhadap riba (bunga), maysir (perjudian), gharar (ketidakpastian), dan larangan terhadap investasi dalam bisnis yang bertentangan dengan prinsip-prinsip moral Islam. Lembaga keuangan Islam bertujuan untuk menyediakan layanan keuangan yang sesuai dengan ajaran Islam, sambil mempromosikan keadilan, keberlanjutan, dan pemerataan ekonomi.

Salah satu lembaga keuangan Islam yang paling umum adalah bank syariah.

Bank syariah beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip mudharabah (kemitraan), murabahah (jual beli dengan keuntungan tetap), musyarakah (kemitraan), dan ijarah (sewa). Misalnya, dalam mudharabah, bank menyediakan modal untuk pengusaha atau pelanggan, sementara keuntungan dibagi antara bank dan pelanggan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Bank syariah juga menawarkan layanan lain seperti pembiayaan perdagangan, pembiayaan rumah, dan investasi berbasis syariah.

Selain bank syariah, lembaga keuangan Islam juga mencakup perusahaan asuransi syariah, dana investasi syariah, dan lembaga keuangan mikro syariah.

Perusahaan asuransi syariah menawarkan produk-produk asuransi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, di mana risiko dan keuntungan dibagi antara pemegang polis dan perusahaan asuransi. Dana investasi syariah mengelola portofolio investasi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah, dengan tujuan mencapai keuntungan finansial yang halal dan berkelanjutan. Sedangkan lembaga keuangan mikro syariah menyediakan layanan keuangan kepada masyarakat yang kurang mampu dengan memanfaatkan prinsip-prinsip keuangan Islam.

(2)

2 Lembaga keuangan Islam juga memiliki lembaga pengatur dan pemantau yang khusus, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Indonesia dan Lembaga Fatwa Majlis Agama Islam Singapura (MUIS) di Singapura, yang bertugas mengeluarkan fatwa dan pedoman terkait prinsip-prinsip syariah dalam aktivitas keuangan. Selain itu, banyak negara dengan populasi Muslim yang signifikan memiliki otoritas pengawasan khusus untuk lembaga keuangan Islam.

Secara keseluruhan, lembaga keuangan Islam memainkan peran penting dalam memberikan akses keuangan yang inklusif dan sesuai dengan prinsip-prinsip moral Islam. Dengan terus berkembangnya industri keuangan Islam di seluruh dunia, lembaga-lembaga ini dapat membantu memperkuat stabilitas keuangan global sambil memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Sejarah berdirinya lembaga keuangan Islam di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ketika komunitas Muslim mulai menyadari pentingnya memiliki lembaga keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Salah satu upaya awal dalam mengembangkan lembaga keuangan Islam di Indonesia adalah pendirian bank-bank komersial syariah yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Muslim pada periode awal kemerdekaan.

Pada tahun 1968, pemerintah Indonesia melalui Bank Indonesia (BI) mendirikan Unit Usaha Syariah (UUS) sebagai upaya awal dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip syariah ke dalam sektor keuangan. Namun, UUS tidak berkembang pesat karena kurangnya dukungan dan perhatian yang memadai dari pemerintah.

Perkembangan signifikan dalam lembaga keuangan Islam di Indonesia terjadi pada awal tahun 1990-an. Pada tahun 1992, pemerintah Indonesia melalui Bank Indonesia (BI) mengeluarkan peraturan tentang pendirian Bank Umum Syariah (BUS), yang memungkinkan pendirian bank-bank komersial yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Langkah ini menandai dimulainya era baru dalam perkembangan lembaga keuangan Islam di Indonesia.

Pada tahun 1999, pemerintah melalui Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 secara resmi mengakui bank syariah sebagai bagian integral dari sistem perbankan nasional. Sejak itu, perkembangan lembaga keuangan Islam di Indonesia

(3)

3 semakin pesat, dengan pendirian bank-bank syariah baru dan peningkatan jumlah nasabah yang menggunakan layanan keuangan syariah.

Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia mendirikan Lembaga Penjamin Simpanan Syariah (LPS Syariah) sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat sistem keuangan syariah dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan Islam. LPS Syariah bertugas melindungi simpanan nasabah bank syariah dan memastikan stabilitas sistem keuangan syariah.

Hingga saat ini, lembaga keuangan Islam terus berkembang di Indonesia dengan dukungan dari pemerintah, regulator, dan masyarakat. Pemerintah terus mendorong inovasi dan pengembangan produk keuangan syariah, serta memberikan insentif dan dukungan kebijakan untuk memperluas akses keuangan syariah ke seluruh lapisan masyarakat.

Munculnya Lembaga Keuangan Islam / Islamic Financial Institutions (IFI) diharapkan dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi komunitas muslim di Indonesia seperti ketersediaan LKI berdasarkan hukum Syariah dan penerapan Islam nilai di masyarakat. Seperti Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) praktik di semua organisasi bisnis, CSR IFI menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan kinerja organisasi. Implementasi CSR di LKI adalah unik karena didasarkan pada hukum Syariah. Zakat dan Qardh adalah praktik CSR IFI yang unik. Ada banyak penelitian yang telah menyelidiki hubungan Zakat dan Qardh pada kinerja organisasi di negara-negara Arab dan Muslim. Di negara-negara Muslim, hukum Islam, termasuk memberikan zakat dan Qardh, adalah praktik setiap organisasi bisnis. Karena Indonesia bukan negara Muslim, Zakat dan Qardh hanya diperlukan untuk IFI sebagai bagian dari praktik CSR.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh praktik CSR terhadap kinerja keuangan LKI di Indonesia dengan menggunakan gender sebagai variabel kontrol. Metodologi/Pendekatan Sampel penelitian ini adalah diambil dari laporan tahunan sembilan bank syariah untuk periode 2010 2014. Metode regresi digunakan untuk menganalisis dan menguji hipotesis. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara praktik CSR dan kinerja keuangan adalah signifikan, nilai R sebesar 0,737, dan R square sebesar 0,543. Implikasi praktis Ini berarti bahwa implementasi praktik CSR (Zakat dan Qardh) meningkatkan kinerja

(4)

4 keuangan organisasi LKI di Indonesia. Orisinalitas/nilai Penelitian ini juga memiliki keterbatasan karena hanya fokus pada Zakat dan Qardh; sehingga ke depan, variabel praktik CSR perlu dimajukan secara riil praktik sosial dan lingkungan seperti lingkungan perbaikan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, keterlibatan dalam pekerjaan apa pun atau mengurangi pengangguran dan Aktifitas lain.

Artikel ini akan menunjukkan bahwa perkembangan Lembaga Keuangan Islam (LKI) di Indonesia telah menunjukkan kinerja yang cukup tren positif. Ini merupakan perkembangan penting yang dicapai oleh Indonesia sebagai negara yang terkenal dengan penduduknya mayoritas muslim, dan sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar penduduk muslim di dunia. Selanjutnya, upaya untuk membangun IFI yang kuat di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari penerapan praktik Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) di LKI mana pun. Indonesia telah mengadopsi Islamic Accounting Standards (IAS) sebagaimana tercantum dalam beberapa pernyataan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Tahun 2003, Dewan IAS mengesahkan PSAK 59 tentang Perbankan Syariah, dan selanjutnya pada tahun 2007, mengesahkan kembali PSAK 101 109 tentang Laporan Keuangan Syariah, Murabahah, Salam, Istishna, Mudharabah, Musyarakah, Ijarah, Asuransi Syariah dan Zakat.

Implementasi IAS ini pasti akan membuatnya menonjol dari kasus lain di negara lain, terutama negara Barat. Akuntansi Islam sebagai standar untuk LKI telah menjadi pedoman untuk mewujudkan dan melibatkan diri dalam transaksi mereka, termasuk dalam masyarakat, lingkungan dan alam semesta. Yang terakhir kalimat mengacu pada CSR. Artinya, praktik CSR di LKI adalah implementasi dari kandungan Al-Qur’an, misalnya Allah SWT mengatakan bahwa, 'Dan ketika dikatakan kepada mereka, 'Jangan membuat kerusakan' di bumi”, TQS 2:11’

(Rahman, 2009, hlm. 2, 11). Ayat ini menyiratkan bahwa praktik CSR adalah perintah Tuhan, bukan semata-mata sebagai bentuk akuntabilitas kepada masyarakat tetapi juga akuntabilitas kepada Tuhan.

Namun, apakah ada hubungan positif antara praktik CSR dan kinerja keuangan IFI? Untuk menjawab pertanyaan ini, penelitian ini bertujuan untuk

(5)

5 menganalisis pengaruh praktik CSR terhadap kinerja keuangan LKI di Indonesia dengan menggunakan gender sebagai variabel kontrol.

Konsep CSR telah lama dikenal dalam bidang bisnis, seperti: telah diusulkan oleh sejumlah peneliti sebelumnya, seperti: Friedman (1970) yang menyatakan bahwa sejak lama, manajer akan tidak memiliki keuntungan sebagai tujuan mereka, tetapi mereka juga pada akhirnya memikirkan masalah sosial. Selain itu, Garriga dan Mele (2004) mengatakan bahwa sejak paruh kedua abad ke-20, perdebatan tentang CSR telah terjadi. Bahkan selama 50 tahun terakhir, ahli etika bisnis dan ahli teori manajemen telah mencurahkan banyak upaya untuk mempelajari dan menganalisis hubungan masyarakat bisnis. Gagasan CSR diungkapkan dalam banyak konotasi lainnya di organisasi yang berbeda, dengan nama lain seperti tanggung jawab sosial perusahaan (SRC) atau Tanggung Jawab Perusahaan (CR).

Semua hal mengacu pada terminologi tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan termasuk masyarakat dan alam sekitar perusahaan. Siwar dan Hossain (2009) mengatakan bahwa CSR adalah komitmen organisasi untuk menjalankan bisnisnya secara secara ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkelanjutan sambil menyeimbangkan kepentingan berbagai pemangku kepentingan.

CSR mengacu pada bisnis, bertanggung jawab secara etis kepada para pemangku kepentingannya. Gagasan sederhana CSR disebutkan oleh Zakaria dan Gao (2011) bahwa CSR mengacu pada hubungan masyarakat dan korporasi.

Meskipun CSR telah didukung dengan beberapa teori di atas, praktik CSR di IFI memiliki aturan lain yang harus terpenuhi, yaitu hukum Syariah. Islam mengasumsikan pendekatan CSR yang relatif holistik. Pendekatan ini menyarankan visi spiritual terpadu hukum Syariah, yang didasarkan pada Al-Qur'an dan Sunnah, untuk memberikan kerangka filosofis alternatif bagi hubungan manusia dengan alam dan orang lain. Memang, prinsip moral dan etika yang diturunkan dari wahyu ilahi adalah abadi, abadi dan mutlak (Ahmad, 2002). Dapat disimpulkan bahwa prinsip ini dapat dilaksanakan sebagai tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.

CSR berfokus pada kepatuhan terhadap hukum Syariah untuk menampilkan yang konsisten dengan kesatuan, keseimbangan, kehendak bebas dan tanggung

(6)

6 jawab, dan untuk mengatur kegiatan ini didanai dari dana Zakat dan Qardh.

Berdasarkan narasi CSR dan kinerja keuangan di bagian sebelumnya bahwa semua organisasi termasuk IFI harus mengungkapkan CSR mereka kepada publik dengan standar untuk memenuhi tujuan kinerja keuangan, pada saat yang sama, untuk IFI, itu harus sesuai dengan nilai-nilai Islam. Untuk menghasilkan CSR, IAS harus hadir untuk mengatur pelaporan CSR Islam. Kita tahu bahwa IAS juga mengacu pada Islami dan bersumber dari prinsip Al-Qur’an.

Napier (2009) mengungkapkan bahwa akuntansi Islam dapat dipahami dalam arti agama. Konsep akuntabilitas apa yang dinyatakan atau tersirat dalam sumber- sumber otoritatif doktrin Islam? Al-Qur'an (diyakini oleh umat Islam sebagai kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW)? Sementara itu, Walsh (2007) menyatakan bahwa akuntansi (pembiayaan) Islam didasarkan pada sistem etika bersumber dari prinsip-prinsip Al-Qur’an. Prinsip-prinsip etika ini diterapkan pada industri keuangan melalui hukum Syariah.

Artikel ini menggunakan laporan tahunan sembilan bank syariah sebagai satu dari tiga jenis LKI di Indonesia. Nama-nama sembilan Bank syariah adalah: Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Victoria Syariah, Bank Syariah BCA dan Bank BJB Syariah. Selain itu, dua bank syariah seperti Bank Syariah Bukopin dan Maybank Syariah dikecualikan dalam analisis, karena mereka memiliki tidak menyelesaikan laporan tahunan sebagaimana ditunjuk IAS.

Data dikumpulkan selama lima tahun dari bank syariah tahunan laporan dari 2010 hingga 2014. Dari laporan tahunan, data adalah diklasifikasikan dan dihitung dari praktik CSR perusahaan dengan laporan zakat dan qardh. Instrumen laporan tersebut adalah distribusi Zakat (Dist_Zakat) dan nilai Qardh (VQardh) sebagai sumber pendanaan untuk melakukan praktik CSR terkait dengan kepuasan pemangku kepentingan perusahaan, dan untuk kinerja keuangan menggunakan laba per tahun untuk setiap bank syariah.

Untuk memahami hubungan antara praktik CSR dan kinerja keuangan menggunakan IAS sebagai variabel kontrol, definisi dari variabel adalah sebagai berikut: Praktik CSR merupakan komitmen organisasi untuk menjalankan bisnisnya secara ekonomi, sosial dan lingkungan berkelanjutan sambil

(7)

7 menyeimbangkan kepentingan berbagai pemangku kepentingan, dan diukur dengan bukti kuantifikasi moneter. Kinerja keuangan adalah kelayakan keuangan, atau sejauh mana dimana suatu perusahaan mencapai tujuan ekonominya, dan diukur dengan laba bersih, ROA dan ROE, Gender adalah konsep seperangkat karakteristik yang terkait dengan jenis kelamin seseorang dan diarahkan pada peran atau identitas sosial dalam masyarakat.

Berdasarkan teori tersebut, beberapa penelitian mengkaji dan menyelidiki hubungan antara CSR dan kinerja keuangan dalam konteks apapun. Namun, beberapa penelitian ini telah menunjukkan hasil yang positif hubungan antara CSR dan kinerja keuangan, sedangkan yang lain belum. Salah satu penelitian yang menyelidiki hubungan ini dari laporan tahunan yang terdaftar di bursa saham Thailand selama periode 2009-2011. Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa ada hubungan positif yang kuat antara CSR dan kinerja keuangan di perusahaan yang terdaftar di Thailand. Tsoutsoura (2004) meneliti hubungan antara CSR dan kinerja keuangan di lebih dari setengah Fortune 1000 perusahaan yang mengeluarkan laporan CSR di Amerika Serikat. Ini menunjukkan bahwa CSR berhubungan positif dengan kinerja keuangan yang lebih baik dan hubungan ini signifikan secara statistik, mendukung, oleh karena itu, pandangan bahwa kinerja perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dapat terkait dengan serangkaian manfaat bottom-line.

Kehadiran LKI di masyarakat yang mayoritas beragama Islam, seperti Indonesia, akan memberikan manfaat yang sangat besar: tersedianya LKI berbasis Syariah di satu sisi; dan implementasi nilai Islam oleh umat Islam dalam kehidupan bermasyarakat sisi lain, termasuk pelaksanaan CSR. CSR merupakan bentuk tanggung jawab seluruh kegiatan perusahaan secara holistik kepada para pemangku kepentingan: manusia, alam dan Tuhan. Dengan prinsip ini, masyarakat dapat merasakan manfaat dari praktik CSR dari IFI. Praktik CSR dapat membantu mengatasi tuntutan pemangku kepentingan secara sistematis dan mengamankan dukungan pemangku kepentingan dan akhirnya, itu akan meningkatkan kualitas kinerja keuangan.

Berdasarkan hasil analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara praktik CSR dan kinerja keuangan adalah kuat (R = 0,737; R square = 0,543).

(8)

8 Ini berarti bahwa ada hubungan antara praktik CSR dan kinerja keuangan LKI di Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan adanya hubungan positif antara CSR dengan kinerja keuangan perusahaan. Selain itu, hasil pengujian analisis korelasi parsial korelasi antara praktik CSR dan kinerja keuangan dengan jenis kelamin sebagai variabel kontrol masih kuat yang berada di atas 50%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun variabel lain yang juga mempengaruhi kinerja keuangan seperti gender dikendalikan, sebenarnya, korelasi antara praktik CSR dan kinerja keuangan adalah tetap kuat.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa korelasi antara praktik CSR dan kinerja keuangan adalah kuat. Meskipun ini menemukan hubungan yang signifikan antara CSR praktik dan kinerja keuangan terutama untuk IFI di Indonesia yang sejalan dengan mayoritas penelitian sebelumnya, penelitian ini masih memiliki keterbatasan, seperti yang kita ketahui bahwa penelitian hanya fokus pada pendanaan Zakat dan Qardh untuk CSR praktik dan keuntungan untuk kinerja keuangan.

Jurnal Rujukan

Judul : Evidence of CSR Practices of Islamic Financial Institutions in Indonesia

Penulis : Firman Menne

Publisher : Advances in Islamic Finance, Marketing, and Management, Emerald Group Publishing Limited, 2016

DOI : https://doi.org/10.1108/978-1-78635-899-820161018

Buku Rujukan

Lukman Hakim, Sejarah Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, 2013, Jakarta: Ghalia Indonesia

M. Taufik, Hidayat, Sejarah Bank Syariah di Indonesia: Dari Perkembangan Hingga Implementasi, 2018, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Rifki Ismal, Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah di Indonesia, 2016, Bandung:

Intrans Publishing

Referensi

Dokumen terkait

Nomenklatur yang lebih tepat bukanlah Bank Syariah akan tetapi Lembaga Keuangan Syariah; (3) Perhatian para praktisi ekonomi konvensional atau syariah, hingga saat ini,

Penulisan hukum (skripsi) ini membahas tentang dasar pertimbangan pemisahan wewenang pengawasan terhadap lembaga keuangan perbankan antara Bank Indonesia dengan

Statistik Lembaga Keuangan Khusus Indonesia merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai Lembaga Keuangan Khusus Indonesia, yaitu Lembaga Pembiayaan Ekspor

Optimisme Ekonomi Indonesia, Vol.. Tantangan suprastruktur, sudah banyak dipahami bahwa permasalahan utama pengembangan lembaga keuangan syariah adalah kurangnya sumber

Dalam implementasi akuntansi syariah, lembaga keuangan mikro syariah harus memastikan bahwa transaksi keuangan yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan melibatkan

Kata kunci: Prinsip-prinsip syariah, Pengawasan Islam, Dewan Pengawas Syariah Pendahuluan Pengawasan terhadap Lembaga Keuangan Syari’ah LKS agar tetap patuh pada prinsip- prinsip

Makalah ini membahas tentang pengaruh ESG terhadap performa keuangan

Kemudian perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia juga cukup menjanjikan, sebagai contoh telah banyak bank-bank yang dulunya hanya menerapkan konsep konvensional sekarang