1. Program HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Program HIV merupakan suatu program dari Program Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) yang mana penanggungjawabnya adalah Dewi…. Dan Ela…….. Berdasarkan anggarannya program HIV dibagi menjadi 2 yaitu
a. Program dari NGO
NGO adalah singkatan dari Non-Governmental Organization. Di Indonesia istilah ini lebih dikenal dengan kata LSM atau Lembaga Swadaya Masyarakat. NGO merupakan sebuah organisasi non-profit (nirlaba) yang dibentuk dengan berorientasi pada kepentingan masyarakat dan lingkungan. Dalam pelaksanaannya, NGO memerintahkan anggotanya untuk menyebar ke wilayah yang beresiko tinggi dalam menyumbang kasus HIV di Indonesia khususnya dan Kabupaten Indramayu menjadi salah satunya. Adapun programnya yaitu:
1) Penemuan populasi kunci dan penderita baru HIV/AIDS.
Populasi kunci merupakan populasi yang beresiko tinggi menderita atau menyebarkan HIV/AIDS diantaranya yaitu dari Wanita Pekerja Seks (WPS), Laki-laki Suka Laki-laki (LSL), dan Wanita Pria (Waria). Dalam pelaksanaan penemuan populasi kunci yaitu dengan cara melakukan mobile klinik yang dimana bekerjasama dengan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) untuk mengumpulkan populasi kunci dan mengeksekusi populasi kunci tersebut. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan LSM akan tetapi melibatkan Puskesmas juga dalam pelaksanaanya. Mekanismenya yaitu pihak LSM dan dinas menentukan titik koorfinat tempat kumpulnya populasi kunci dan mengirimkan koordinat tersebut kepada puskesmas untuk kemudian pihak puskesmas yang bertugas dibagian tersebut untuk hadir dan mengeksekusi para populasi kunci dengan cara pengetesan HIV.
Apabila ditemukan kasus positif maka akan diberikan konseling dan akan dirujuk ke Rumah Sakit yang khusus menyediakan perawatan bagi penderita HIV.
b. Ruang Lingkup
Dalam pelaksanaan program HIV/AIDS dibantu oleh beberapa pihak diantaranya yaitu pihak LSM, rekan populasi kunci, Kemenkes, Puskesmas dan Rumah Sakit yang memiliki perawatan HIV/AIDS. Di Indramayu sendiri terdapat 3 Rumah Sakit yang memiliki perawatan HIV/AIDS yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indramayu, Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M.A Sentot patrol.
Di Indramayu terdapat 49 Puskesmas dan 100 persen sudah ada terkait pelayanan Tes HIV
c. Pelaporan Kasus HIV
Dalam pelaporan kasus/penemuan baru HIV terdapat 3 jenis pelaporan yaitu:
1) Test HIV Konseling Atas Kemauan Sendiri (KTS)
Mekanisme dalam laporan KTS yaitu pasien yang sudah tahu dan merasakan gejala HIV datang ke Puskesmas dan langsung di Tes HIV oleh pihak puskesmas. Terkait hasil Tes HIv positif atau negatif, pihak puskesmas tetap memberikan konseling pada pasien
tersebut. Akan tetapi bagi pasien yang positif HIV selain diberikan koseling diarahkan juga untuk melakukan perawatan rujukan ke Rumah Sakit.
2) Tes TIPK (Tes HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan dan Konseling)
TIPK adalah Tes HIV dan Konseling yang dilakukan kepada seseorang untuk kepentingan kesehatan dan pengobatan beradasrkan inisiatif dari pemberi pelayanan kesehatan. TIPK dilakukan dengan langkah-langkah meliputi:
a). Pemberian informasi tentang HIV/AIDS sebelum tes b) Pengambilan darah untuk tes
c) Penyampaian hasil tes d) Konseling
Tes HIV pada TIPK tidak dilakukan dalam hal pasien menolak secara tertulis. Dalam penyelenggaraanya, TIPK diselenggarakan pada:
a) Pelayanan Infeksi Menular Seksual (IMS) b) Pelayanan kesehatan bagi populasi kunci
c) Fasilitas pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan pemeriksaan ibu hamil, persalinan dan nifas
d) Pelayanan Tubercullosis
3) Tes Infeksi Menular Seksual (IMS)
IMS adalah infeksi yang dapat ditularkan dengan melakukan berbagai macam seks, seperti seks vaginal, oral dan anal. Beberapa IMS disebabkan oleh bakteri dan lainnya disebabkan oleh virus. Beberapa IMS yang umum meliputi klamidia, gonore, herpes, benjolan pada alat kelamin (HPV) dan HIV
Pemeriksaan IMS, atau screening, adalah rangkaian pemeriksaan yang bisa dokter lakukan untuk mengetahui apakah seseorang mengalami IMS. Jenis infeksi menular seksual dideteksi dengan beberapa cara. Beberapa infeksi dapat dideteksi dengan tes darah. Yang lain bisa membutuhkan sampel urin, atau swab yang diambil dari tempat dimana infeksi itu terjadi, seperti vagina, serviks, uretra, anus dan tenggorokan.
d. Laporan HIV AIDS
Dalam pelaporan kasus HIV yaitu dengan menggunakan aplikasi Sistem
Informasi HIV/AIDS (SIHA). Puskesmas atau Rumah Sakit melaporkan kasus penemuan HIV baru dan mengentry data tersebut melalui aplikasi SIHA yang kemudian akan dikirimkan langsung ke Kabupaten secara online yang nantinya akan bisa terbaca langsung oleh Provinsi dan Pusat.
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap Triwulan, Semester dan Tahunan meliputi:
1) Validasi data dari SIHA untuk menghindari adanya kasus double
2) Menganalisis terkait capaiannya apakah capaian sudah masuk target atau belum dan apabila belum mencapai target akan dievalusi dan didiskusikan terkait program atau langkah selanjutnya
3) Masih banyak ditemukannya pasien HIV yang melakukan Tes HIV di daerah yang berbeda sehingga akan menghambat dalam pemetaaN
b. Program HIV dan IMS dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Adapun program yang dilakukan yaitu:
1) Pemeriksaan Ibu Hamil
Pemeriksaan ibu hamil di puskesmas wajib disertai skrining dan tes HIV 2) Pelatihan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP)
Pengobatan dan perawatan yang ada terdiri dari sejumlah unsur yang berbeda, yang meliputi konseling dan tes mandiri (VCT), dukungan bagi pencegahan penularan HIV, konseling tindak lanjut, saran-saran mengenai makanan dan gizi, pengobatan IMS, pengelolaan efek nutrisi, pencegahan dan perawatan infeksi oportunistik (IOS), dan pemberian obat-obatan antiretroviral. Pelatihan PDP biasanya berupa workshop
3) Tes Reagen Sifilis
4) Bahan Habis Pakai (BHP)
Dalam pelaporannya yaitu menggunakan aplikasi SIHA(Sistem Informasi HIV/AIS) jadi untuk petugas yang ada dilayanan tes HIV itu melakukan input data kalo sudah di input data di kirim melalui online karena laporan untuk HIV itu sudah online. Pelaporan HIV per tanggal 25
Evaluasi terkait programnya yaitu Tiap petugas pengimputan data setiap bulannya nah itu yang melakukan evaluasi ibu dewi dan anda yang membantu ada data oviser. Kalo buat evaluasi programnya itu biasanya 1 tahun 2 kali itu ada pertemuan menggundang semua layanan HIV untuk paparan evaluasi kemudian ada bimtek. Terus melakukan bimbingan ke puskesmas.
Sudah melatih di 12 puskesmas untuk di kembangkan di layanan PDP ( perawatan dukungan dan pengobatan) , Untuk alunya sendiri pemeriksaan HIV biasanya bisa dari rujukan, jadi bekerjasama dengan LSM petugas penjangkau lapangan itu bisaanya akan merujuk populasi kunci untuk di tes HIV ke puskesmas atau bisa dengan menggunakan mobail klinik ( di luar Gedung ), terus dilokalisasi ( hospot) jadi semua petugas lapangan itu mengumpulkan populasi kunci nanti kalo sudah ada targetnya baru berkoordinasi dengan puskesmas untuk tes HIV di lapangan untuk didalem Gedung sendiri populasi kunci di rujuk oleh petugas ke puskesmas atau bisa dari layanan TB, kemudian semua ibu hamil itu harus di tes HIV jadi alurnya bisa dari TB bisa dari kia bisa dari rujukan langsung oleh petugas penjangkau lapangan. nanti kalo sudah di tes HIV hasilnya positive menggunskan 3 reagen itu baru dirujukke layanan PDP untuk
pengonatan itu nanti rujuk balik dari layanan PDP itu disertakan rujukannya dipuskesmas. HIV itu bukan Cuma pemeriksaan, pemeriksaannya sudah di 44 puskesmas dan 3 rumah sakit untuk tes HIV