HUKUM JAMINAN
Pentingnya Lembaga Jaminan
Dalam rangka pembangunan ekonomi nasional, pemerintah memberdayakan berbagai lembaga perbankan untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi masyarakat.
Lembaga pembiayaan memberikan kemudahan melalui fasilitas pembiayaan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit. Salah satu
persyaratan penting untuk memperoleh fasilitas kredit adalah adanya jaminan atau agunan.
HUKUM JAMINAN
Lembaga perbankan atau lembaga pembiayaan mensyaratkan adanya jaminan bagi pemberian kredit demi keamanan dana dan kepastian hukumnya.
Dalam kegiatan bisnis, jaminan mempunyai peranan yang sangat penting, oleh karena itu, keberadaan ketentuan hukum yang mengatur mengenai lembaga pembiayaan maupun jaminan itu sangatlah diperlukan.
Hukum Jaminan adalah :
ketentuan hukum yang mengatur hubungan antara pemberi jaminan (debitur) dan penerima jaminan (kreditur) sebagai akibat pembebanan suatu utang tertentu (kredit) dengan suatu jaminan.
PENGERTIAN
Ruang lingkup hukum jaminan meliputi
Jaminan umum
Jaminan khusus terdiri dari 1. Jaminan kebendaan:
a. Jaminan benda bergerak : Gadai dan Fiducia
b. Jaminan benda tidak bergerak: Hak Tanggungan dan Hipotik
2. Jaminan perorangan.
RUANG LINGKUP HUKUM JAMINAN
1. Jaminan Perorangan (Personal Guarantee)
Jaminan perorangan adalah suatu perjanjian antara seorang berpiutang atau kreditur dengan seorang ketiga yang menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban si berhutang atau debitur.
Dasar hukumnya Pasal 1820 KUHPerdata berbunyi: “Penanggungan ialah suatu persetujuan di mana pihak ketiga demi kepentingan kreditur, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan debitur, bila debitur itu tidak memenuhi perikatannya.”
JENIS JAMINAN
2. Jaminan Kebendaan
Jaminan kebendaan ialah jaminan yang objeknya berupa baik benda bergerak maupun tidak bergerak yang khusus diperuntukan untuk menjamin utang debitur kepada kreditur apabila dikemudian hari debitur tidak dapat membayar utangnya kepada kreditur.
Sebagaimana disebutkan di atas, benda debitur yang dijaminkan bisa berupa benda bergerak maupun tidak bergerak.
JENIS JAMINAN
1. Untuk benda bergerak :
dapat dijaminkan dengan gadai dan fidusia.
2. Untuk benda tidak bergerak :
a. Benda tidak bergerak berupa tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah dibebankan dengan hak tanggungan (Undang- undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta benda, benda yang berkaitan dengan tanah)
b. Benda tidak bergerak bukan tanah
seperti kapal laut dengan bobot 20 m3 atau lebih dan pesawat terbang serta helikopter dibebankan dengan hak hipotik.
Ada berapa jenis lembaga jaminan yang diakui oleh hukum di Indonesia :
1. Gadai :
Lembaga jaminan yang disebut Gadai diatur oleh ketentuan pasal 1150 sampai dengan pasal 1160 KUH Perdata
Gadai merupakan lembaga jaminan yang digunakan untuk mengikat jaminan utang yang berupa barang-barang bergerak , seperti perhiasan, surat berharga, mesin yang tidak
melekat dengan tanah
LEMBAGA JAMINAN
Pengikatan jaminan melalui Gadai memberikan jaminan kebendaan kepada krediturnya sebagai pemegang Gadai, artinya kreditur mempunyai hak menagih pelunasan piutangnya atas benda yang diikat dengan Gadai tersebut.
Pengikatan jaminan melalui Gadai memberikan hak didahulukan atau hak preferen kepada kreditur sebagai
pemegang Gadai,
2. Hipotik
Lembaga Hipotik pada saat ini hanya
digunakan untuk mengikat jaminan utang yang berupa kapal laut berukuran bobot 20 m3 atau lebih sesuai dengan
ketentuan pasal 314 KUH Dagang dan UU No 21 tahun 1992 tentang Pelayaran,
dengan mengacu antara lain kepada
ketentuan Hipotik yang tercantum dalam KUHPerdata.
LEMBAGA JAMINAN
3. Hak Tanggungan
Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan
satu kesatuan dengan tanah itu, untuk
pelunasan hutang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain.
LEMBAGA JAMINAN
4. Fidusia (UU No. 42 Tahun 1999)
Fidusia merupakan pengembangan dari lembaga Gadai, yang menjadi objek
jaminannya yaitu barang bergerak baik yang berwujud / tidak berwujud dan
benda tidak bergerak khususnya
bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan.
Fidusia adalah pengalihan hak
kepemilikan suatu benda atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan bahwa
benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.
LEMBAGA JAMINAN
Pembebanan perjanjian lembaga hak jaminan yang
diwajibkan dilakukan dengan akta autentik adalah
a. Akta Hipotek kapal untuk pembebanan
perjanjian jaminan hipotek atas kapal yang dibuat oleh pejabat pendaftar dan
pencatat balik nama kapal.
b. Surat kuasa membebankan hipotek (SKMH) yang dibuat oleh atau dihadapan notaris.
c. Akta pemberian hak tanggungan (APHT) yang dibuat
oleh pejabat pembuat akta tanah.
d. Surat kuasa membebankan hak
tanggungan (SKMHT) yang dibuat oleh notaris atau pejabat pembuat akta tanah.
e. Akta jaminan Fidusia (AJF) yang dibuat oleh notaris.
1. Berikan penjelasan tentang Hukum Jaminan!
2. Mengapa lembaga jaminan dianggap
penting dalam kegiatan bisnis? Jelaskan!
3. Jelaskan singkat tentang ruang lingkup hukum jaminan!
4. Ada berapa jenis jaminan yang saudara ketahui?Jelaskan!
5. Jelaskan perbedaan antara Lembaga jaminan Gadai dan lembaga jaminan
hipotik disertai dengan contohnya masing- masing!
LATIHAN SOAL