• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Tentang PERJANJIAN NOMINAAT

N/A
N/A
Syarifah Baraqbah

Academic year: 2023

Membagikan "Dokumen Tentang PERJANJIAN NOMINAAT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERJANJIAN NOMINAAT

DOSEN PENGAMPU:

Dewi Septiana, S.H., M.H

Disusun Oleh:

Syarifah Shaliha Baraqbah 2212011056

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

2023

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Segala Allah yang memberikan rahmat hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perjajian Nominaat” tepat waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perikatan. Terimakasih Ibu Dewi, selaku dosen mata kuliah Hukum Perikatan. Terimakasih pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena itu penulis akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 10 November 2023

Penulis

(3)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR IS iii

BAB I 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 1

BAB II 2

2.1 Perjanjian Nominaat. 2

2.2 Jenis-jenis Perjanjian Nominaat. 3

BAB III 9

PENUTUP 9

3.1 Kesimpulan 9

DAFTAR PUSTAKA 10

DAFTAR IS

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ketentuan umum dari suatu perjanjian terdapat dalam KUH Perdata pada Buku III Bab II, sedangkan mengenai perjanjian khusus diatur dalam Buku III bab XVIII. Pasal 1313 KUH Perdata yang berbunyi, yaitu: “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”.

Perikatan adalah hubungan antara dua belah pihak di dalam lapangan harta kekayaan, dimana pihak yang satu (kreditur) berhak atas suatu prestasi dan pihak yang lain (debitur) berkewajiban memenuhi prestasi itu. Oleh karena itu, dalam setiap perikatan terhadap “hak” di satu pihak dan

“kewajiban” di pihak yang lain. Di dalam Pasal 1319 KUHPerdata, perjanjian dibedakan menjadi dua macam, yaitu perjanjian bernama (nominaat) dan tidak bernama (innominaat). Dalam makalah kali ini penulis akan membahas perikatan atau “Perjanjian Nominaat”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Perjanjian Nominaat?

2. Bagaimana Jenis-jenis Perjanjian Nominaat?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Perjanjian Nominaat.

2. Untuk mengetahui bagaimana Jenis-jenis Perjanjian Nominaat.

(5)

2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perjanjian Nominaat.

Subekti mengatakan bahwa, “Perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada orang lain atau di mana 2 (dua) orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal”. Menurut R Wirjono Prodjodikoro Perjanjian adalah suatu hubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak dimana satu pihak berjanji untuk melakukan suatu hal atau tidak melakukan suatu hal janji sedangkan pihak lain menuntut pelaksanaannya. Perjanjian (verbintenis) mengandung pengertian suatu hubungan hukum kekayaan/hukum harta benda yang memberikan kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh suatu prestasi dan sekaligus mewajibkan pada pihak lain untuk menunaikan prestasi.

Istilah kontrak nominaat merupakan terjemahan dari nominat contract. Kontrak nominaat sama artinya dengan perjanjian bernama atau benoemd dalam bahasa belanda. Kontrak nominaat merupakan perjanjian yang dikenal dan terdapat dalam pasal 1319 KUH Perdata. Pasal 1319 KUH Perdata berbunyi:

“semua perjanjian, baik yang mempunyai nama khusus, maupun yang tidak dikenal dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan umum yang termuat dalam bab ini dan bab yang lalu”

Kontrak nominaat adalah kontrak yang dikenal dalam KUHPerdata, seperti kontrak jual beli, tukar menukar, sewa menyewa, persekutuan perdata, hibah, penitipan barang, pinjam pakai, pinjam meminjam, pemberian kuasa, penanggungan utang, perdamaian, dan lainnya. Sedangkan kontrak

(6)

3

innominaat adalah kontrak yang timbul, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Kontrak innominaat seperti leasing, beli sewa, franchise, kontrak Rahim, joint venture, kontrak karya, keagenan, production sharing.

Istilah nominee tersebut sering disamakan dengan istilah perwakilan atau pinjam nama, berdasarkan surat pernyataan atau surat kuasa yang dibuat oleh para pihak, orang asing meminjam nama warga negara Indonesia untuk dicantumkan tetap kemudian warga negara Indonesia berdasarkan akta pernyataan yang dibuatnya mengingkari bahwa pemilik sebenarnya adalah warga negara asing selaku pihak yang mengeluarkan uang untuk pembelian tanah tersebut dan penguasaannya dilakukan atau diwakilkan kepada warga negara asing tersebut. Perjanjian nominee atau trustee adalah perjanjian yang menggunakan kuasa yaitu perjanjian yang menggunakan nama warga negara Indonesia dan pihak warga negara Indonesia menyerahkan surat kuasa kepada warga negara asing untuk bebas melakukan perbuatan hukum terhadap tanah yang yang dimilikinya.

2.2 Jenis-jenis Perjanjian Nominaat.

Kontrak nominaat di atur dalam Buku ke III KUH Perdata, yang dimulai dari Bab 5 sampai dengan Bab 18. Jumlah pasal yang mengatur tentang kontrak nominaat ini sebanyak 394 pasal. Di dalam KUH Perdata ada lima belas jenis kontrak nominaat yaitu:

1. Jual Beli yang diatur dalam Bab V Buku III KUHPer;

Perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian yang dibentuk karena pihak yang satu telah mengikatkan dirinya untuk menyerahkan hak kebendaan dan pihak yang lain bersedia untuk membayar harga yang diperjanjikan (Pasal 1457 KUHPerdata). Obyek dari perjanjian jual beli adalah barang-barang tertentu yang dapat ditentukan wujud dan jumlahnya serta tidak dilarang menurut hukum yang berlaku untuk diperjualbelikan.

(7)

4

Peralihan hak terjadi setelah penyerahan barang oleh si penjual dan pada umumnya penyerahan barang diatur sebagaimana berikut: bila barang yang diserahkan tersebut adalah barang bergerak maka cukup dengan penyerahan kekuasaan atas barang tersebut, penyerahan utang-piutang dilakukan dengan cessie, untuk barang tidak bergerak dilakukan dengan balik nama di muka pejabat yang berwenang, dan khusus untuk jual beli tanah dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh dan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah.

2. Tukar Menukar yang diatur dalam Bab VI Buku III KUHPer;

Perjanjian tukar-menukar, yaitu suatu perjanjian dimana para pihak mengikatkan dirinya untuk saling memberikan suatu barang secara timbal balik (Pasal 1541-1546 KUHPerdata).

3. Sewa Menyewa yang diatur dalam Bab VII Buku III KUHPer;

Pada Pasal 1548-1600 KUHPerdata Perjanjian sewa menyewa, yaitu suatu perjanjian dimana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang selama suatu waktu tertentu dengan pembayaran suatu harga yang disanggupi pembayarannya

4. Perjanjian Kerja yang diatur dalam Bab VIIA Buku III KUHPer;

Perjanjian kerja adalah perjanjian dimana pihak kesatu, buruh, mengikatkan diri untuk bekerja dengan menerima upah kepada pihak lainnya, majikan, yang mengikatkan diri untuk mempekerjakan buruh itu dengan membayar upah. Dalam perumusan pasal 1601a KUHPerdata adalah kurang lengkap karena disini yang mengikatkan diri hanyalah pihak buruh saja, tidak juga pihak lainnya, yaitu majikan (pengusaha). Padahal pada tiap perjanjian yang memiliki dua pihak, yang mengikatkan diri adalah kedua belah pihak yang bersangkutan.

(8)

5

5. Perseroan Perdata yang diatur dalam Bab VIII Buku III KUHPer;

Persekutuan Perdata diartikan sebagai perjanjian antara dua orang atau lebih yang saling mengikatkan dirinya untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan (manfaat) yang terjadi karenanya (pasal 1618 KUHPerdata).

Unsur Persekutuan Perdata:

1. Tujuan untuk membagi keuntungan.

2. PP merupakan perjanjian (kontrak).

3. Prestasi para pihak dengan memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan.

6. Badan Hukum yang diatur dalam Bab IX Buku III KUHPer;

Salim HS berpendapat bahwa badan hukum adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan (arah yang ingin dicapai) tertentu, harta kekayaan, serta hak dan kewajiban. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa unsur-unsur badan hukum, antara lain:

1) mempunyai perkumpulan;

2) mempunyai tujuan tertentu;

3) mempunyai harta kekayaan;

4) mempunyai hak dan kewajiban; dan

5) mempunyai hak untuk menggugat dan digugat.

7. Penghibahan yang diatur dalam Bab X Buku III KUHPer;

Pada Pasal 1666-1693 KUHPerdata dijelaskan bahwa Hibah, yaitu suatu persetujuan dimana yang memberi hibah di masa hidupnya dengan cuma-cuma, dengan tidak dapat

(9)

6

ditarik kembali, menyerahkan sesuatu benda guna keperluan yang menerima hibah yang menerima penyerahan itu.

8. Penitipan Barang yang diatur dalam Bab XI Buku III KUHPer;

Pasal 1694 KUHPerdata:

"Penitipan barang terjadi bila orang menerima barang orang lain dengan janji untuk menyimpannya dan kemudian mengembalikannya dalam keadaan yang sama."

Penitipan murni dianggap cuma-cuma bila tidak diperjanjikan sebelumnya dan hanya untuk barang bergerak. Jadi bila si pemberi titipan dan si penerima titipan tidak ada pembicaraan dan kesepakatan perihal "biaya" maka penitipan tersebut adalah cuma-cuma atau tanpa biaya, Penitipan Sekuestrasi:

1) Penitipan barang yang berada dalam persengketaan kepada orang lain.

2) Orang lain yang dititipkan tersebut mengikatkan diri untuk mengembalikan barang itu dengan semua hasilnya kepada yang berhak.

3) Barang dikembalikan kepada yang berhak setelah perselisihan diputus oleh Pengadilan.

4) Penitipan ini terjadi karena perjanjian atau karena perintah Hakim.

9. Pinjam Pakai yang diatur dalam Bab XII Buku III KUHPer;

Perjanjian pinjam pakai, yaitu suatu persetujuan dimana pihak yang satu memberikan suatu barang kepada pihak lainnya untuk dipakai dengan cuma- cuma dengan syarat bahwa yang menerima barang tersebut harus mengembalikan setelah memakainya atau setelah waktu tertentu (Pasal 1740- 1753 KUHPerdata).

(10)

7

10. Pinjam Pakai Habis yang diatur dalam Bab XIII Buku III KUHPer;

Menurut pasal 1754 KUHPerdata pinjam meminjam adalah perjanjian dimana pihak pertama memberi kepada pihak kedua sebagai pinjaman sejumlah barang yang bisa habis dipakai dengan syarat bahwa pihak kedua harus mengembalikan barang-barang yang sama jumlahnya. Menurut Pasal 1754 KUHPerdata tidak mampu untuk mengembalikanya maka ia diwajibkan menggantikan harga barang yang dipinjamkannya ditempat pada waktu sesuai dengan perjanjian pinjam meminjam.

11. Bunga Tetap atau Bunga Abadi yang diatur dalam Bab XIV Buku III KUHPer;

Perjanjian bunga abadi ialah suatu persetujuan bahwa pihak yang memberikan pinjaman uang akan menerima pembayaran bunga atas sejumlah uang pokok yang tidak akan dimintanya kembali. Bunga ini pada hakikatnya dapat diangsur. Hanya kedua belah pihak dapat mengadakan persetujuan bahwa pengangsuran itu tidak boleh dilakukan sebelum lewat waktu tertentu, yang tidak boleh ditetapkan lebih lama dari sepuluh tahun, atau tidak boleh dilakukan sebelum diberitahukan kepada kreditur dengan suatu tenggang waktu, yang sebelumnya telah ditetapkan oleh mereka, tetapi tidak boleh lebih lama dari satu tahun.

12. Persetujuan Untung-Untungan yang diatur dalam Bab XV Buku III KUHPer;

Suatu persetujuan untung-untungan ialah suatu perbuatan yang hasilnya, yaitu mengenai untung-ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak, tergantung pada suatu kejadian yang belum pasti.

13. Pemberian Kuasa yang diatur dalam Bab XIV Buku III KUHPer;

(11)

8

Pada Pasal 1792-1819 KUHPerdata Pemberian kuasa adalah suatu persetujuan dimana seorang memberikan kekuasaan kepada orang lain, yang menerimanya, untuk dan atas namanya menyelenggarakan suatu urusan (Pasal 1792-1819 KUHPerdata).

14. Penanggung Utang yang diatur dalam Bab XVII Buku III KUHPer;

Yang dimaksud dengan penanggungan adalah suatu perjanjian dimana seorang pihak ketiga-guna kepentingan si berutang-mengikatkan diri untuk memenuhi perutangan si berutang manakala si berutang ini melakukan wanprestasi. Bentuk Perjanjian Penanggungan menurut ketentuan Undang-Undang, adalah bebas tidak terikat oleh suatu bentuk tertentu, bisa lisan atau tertulis yang dituangkan dalam suatu akta. Namun untuk kepentingan pembuktian maka pada prakteknya umumnya dibuat dalam bentuk tertulis, seperti dengan akta notaris atau formulir baku dari bank.

15. Perdamaian yang diatur dalam ketentuan Pasal 1851 KUHPer;

Perjanjian perdamaian disebut juga dengan istilah dading. Perjanjian perdamaian diatur dalam Pasal 1851-1864 KUHPerdata. Perdamaian adalah suatu persetujuan antara kedua belah pihak yang isinya untuk menyerahkan, menjanjikan atau menahan suatu barang. Pada Pasal 1320 KUHPerdata mengatur berlakunya persetujuan :

a. Adanya kata sepakat secara sukarela (toestemming).

b. Kedua belah pihak cukup membuat persetujuan (bekwaamheid).

c. Dibuat persetujuan mengenai pokok yang tertentu (bepaalde onderwerp).

d. Dengan dasar alasan yang diperbolehkan (geoorloofde oorzaah).

(12)

9 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Kontrak nominaat adalah kontrak yang dikenal dalam KUHPerdata, seperti kontrak jual beli, tukar menukar, sewa menyewa, persekutuan perdata, hibah, penitipan barang, pinjam pakai, pinjam meminjam, pemberian kuasa, penanggungan utang, perdamaian, dan lainnya.

. Di dalam KUH Perdata ada lima belas jenis kontrak nominaat yaitu:

1. Jual Beli yang diatur dalam Bab V Buku III KUHPer;

2. Tukar Menukar yang diatur dalam Bab VI Buku III KUHPer;

3. Sewa Menyewa yang diatur dalam Bab VII Buku III KUHPer;

4. Perjanjian Kerja yang diatur dalam Bab VIIA Buku III KUHPer;

5. Perseroan Perdata yang diatur dalam Bab VIII Buku III KUHPer;

6. Badan Hukum yang diatur dalam Bab IX Buku III KUHPer;

7. Penghibahan yang diatur dalam Bab X Buku III KUHPer;

8. Penitipan Barang yang diatur dalam Bab XI Buku III KUHPer;

9. Pinjam Pakai yang diatur dalam Bab XII Buku III KUHPer;

10. Pinjam Pakai Habis yang diatur dalam Bab XIII Buku III KUHPer;

11. Bunga Tetap atau Bunga Abadi yang diatur dalam Bab XIV Buku III KUHPer;

12. Persetujuan Untung-Untungan yang diatur dalam Bab XV Buku III KUHPer;

13. Pemberian Kuasa yang diatur dalam Bab XIV Buku III KUHPer;

14. Penanggung Utang yang diatur dalam Bab XVII Buku III KUHPer;

15. Perdamaian yang diatur dalam ketentuan Pasal 1851 KUHPer;

(13)

10

DAFTAR PUSTAKA

R. Subekti, Aneka Perjanjian. Bandung: Pt. Citra Aditya Bakti. 1995.

Mahmud Marzuki Peter. Batas-Batas Kebebasan Berkontrak, Artikel dalam Jurnal Yuridika, Volume 18, No. 3, Mei 2003.

Cuk Prayitno. Karakterisktis Suatu Badan Hukum. Artikel dalam Tinjauan Yuridika Universitas Indeonesia. 2010.

Andina Damayanti Saputri. Perjanjian Nominee dalam Kepemilikan Tanah bagi Warga Negara Asing yang Berkedudukan di Indonesia. Artikel dalam Jurnal Repertorium. Volume 11, No. 2, Desember 2015.

Enel Reza Hafidzhan. Pelaksanaan Perjanjian Dalam Pekerjaan Pengadaan Bibit Lada Di Kabupaten Belitung Antara Cv Prima Duastara Dengan Dinas Pertanian, Perkebunan Dan Peternakan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Artikel dalam Diponegoro Law Journal. Volume 6, No. 1, Juli 2017.

R Juli Moertiono. Perjanjian Kerjasama Dalam Bidang Pengkaryaan Dan Jasa Tenaga Kerja Antara Pt. Sinar Jaya Pura Abadi Dan Pt. Asianfast Marine Industries. Artikel dalam Jurnal Hukum Kaidah. Volume 18, No. 3, Juni 2018.

Dinda Eva Aprilia. Legal Review Of Orally Awarded Nominee Agreements. Artikel dalam Jurnal Lee Suprema. Volume 3, No. 2, September 2021.

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 1548 KUH Perdata merumuskan bahwa “sewa menyewa adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari

Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatai Kopi Arabika di Desa Potokullin Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang.. Dibimbing oleh Syafiuddin dan