Teologi dalam Islam
Teologi adalah pembahasan yang berkaitan dengan ajaran-ajaran dasar agama.
Teologi Islam berarti pembahasan atau pembicaraan tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan ajaran-ajaran dasar dalam Islam.
Dalam istilah keilmuan Islam, ajaran yang menyangkut dasar-dasar agama biasa disebut dengan istilah ‘Ilm Usul al-Din atau ‘Ilm Aqa’id atau ‘Ilm al-Kalam.
Menurut Harun Nasution (1978:1), munculnya pemikiran teologi dipicu oleh adanya persoalan politik yang terjadi pada masa Ali Ibn Abi Thalib, yaitu Perang Siffin.
Perang Siffin
Perang Siffin adalah perang antara Ali dan Muawiyah. Di akhir perang, terjadi suatu peristiwa yang disebut ‘tahkim’ atau ‘arbitrase’, yaitu usaha perdamaian antara kedua belah pihak.
Masing-masing pihak mengutus orang untuk berdamai. Abu Musa al-Asy’ari dari pihak Ali dan Amr ibn al-Ash dari pihak Muawiyah. Mereka menyetujui untuk menjatuhkan kedua khalifah itu.
Tetapi dalam prakteknya, hanya Abu Musa yang menjatuhkan keduanya, sedangkan Amr ibn Al-Ash hanya menjatuhkan Ali dan mengukuhkan justru Muawiyah.
Akibat peristiwa tersebut, muncul satu kelompok umat Islam dari golongan Ali yang tidak puas dengan keputusan itu. Mereka kemudian disebut sebagai kaum Khawarij.
Khawarij
Khawarij berasal dari kata kharaja atau kharija yang berarti keluar. Penyebutan Khawarij berpangkal pada ayat 100 surat Al-Nisa yang berbunyi: “ke luar dari rumah lari kepada Allah dan rasul-Nya”.
Kaum Khawarij memiliki beberapa penyebutan nama:
Kaum‘Syurah’, berasal dari kata ‘Yasyri’ (menjual). Sebagaimana dikatakan dalam al-Baqarah (2):207:
“Ada manusia yang menjual dirinya untuk memperoleh keridhaan Allah”.
Kaum ‘Haruriah’, dari kata Harura, nama desa yang terletak di kota Kufah, tempat mereka menetap setelah melepaskan dari kelompok Ali.
Karakteristik Kaum Khawarij
Umumnya terdiri dari orang Arab Badui.
Hidup di padang pasir yang tandus.
Cara hidup dan pemikirannya sederhana.
Perubahan agama tidak membawa serta perubahan dalam sifat badawiah mereka.
Mereka pada umumnya suka kekerasan dan tidak gentar mati untuk mempertahankan prinsip yang dipeganginya.
Memahami ajaran al-Qur’an dan Hadis dengan sederhana dan tekstual.