• Tidak ada hasil yang ditemukan

Download

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Download"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL- QUR’AN-HADIST MELALUI METODE DEMONSTRASI

PADA SISWA KELAS X MAN I BOMBANA Halwing

Madrasah Aliyah Negeri 1 Bombana Email: halwing121966 @ yahoo .com

Abstrak

Subjects of Al-Qur'an-Hadith in madrasas, in their implementation still shows various problems. At present it is still limited to the process of delivering "knowledge about Islam." The majority of the learning methods used so far are more emphasized on memorization, as a result students lack understanding of the uses and benefits of what has been learned in the Qur'anic material that causes no the motivation of students to learn material Al-Qur'an- Hadith. See the reality in the field. Thus reducing student learning achievement. This research was carried out, precisely in MAN 1 Bombana.

This research is a Classroom Research. The research phase follows the model of his book Wahid pure and Nur Ali, which is in the form of a cycle that includes: planning, implementation, observation, and reflection. Data collection techniques used are: observation; measuring learning achievement test; and documentation. Based on the results of the research that has been carried out it is concluded that the application of the demonstration method can improve student achievement in the subject of the Qur'an-Hadith class X MAN 1 Bombana. Indicators of increasing student achievement cycle I is in the first cycle the average value of the class of 74.21 increased to 91.31 or about 23.04%. The increase in learning achievement between cycle III and cycle II is in cycle II the average value of the class of 82.75 increased to 91.31 or about 10.34%.

Keywords: Al-Qur'an-Hadits Subjects, Learning Achievement, Methods, Demonstrations.

Pendahuluan

Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut diantaranya adalah guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Pada komunikasi yang dilakukan guru, hal ini berarti guru memberikan stimulus kepada siswa, sehingga menimbulkan respon dari siswa dalam proses pembelajaran. Agar aktivitas belajar siswa dikelas dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus harus dirancang sesuai sedemikian rupa (menarik dan spesifik) sehingga mudah direspon oleh semua siswa, agar siswa akan memperoleh hasil belajar maksimal.

(Darmadi, 2015)

(2)

Output dari lembaga pendidikan yang masih tergolong rendah saat ini salah satunya adalah akibat dari kurangnya motivasi siswa untuk belajar yang dikarenakan kurang efektifnya metode pembelajaran yang digunakan. Adapun salah satu usaha untuk menciptakan kondisi yang efektif dan kondusif adalah dengan adanya kreativitas dari guru dalam memilih dan menentukan suatu metode pembelajaran.

Adapun upaya untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa serta tercapainya kualitas pembelajaran yang lebih baik dari siswa, maka perlu diupayakan pengembangan metode pembelajaran dengan memperhatikan tingkat keaktifan dan kreativitas siswa. Dalam mata pelajaran Al-Qur’an- Hadis, selain menjadikan lebih menarik, perlu juga diperhatikan beberapa aspek seperti bagaimana metode yang digunakan dapat menjadikan siswa lebih aktif, kreatif dan efisien dalam kegiatan pembelajaran lebih baik.

Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta didik, guru (pendidik), tujuan pembelajaran, metode mengajar, dan media. Selain itu, peranan seorang pendidik/pengajar juga tidak kalah penting, yaitu bagaimana seorang pengajar bisa mengembangkan potensi kegiatan pengajarannya dan potensi siswanya, dalam rangka mentransfer ilmu pengetahuan, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.

Dalam proses belajar mengajar, tentulah harus menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan kondisi yang ada, agar tercipta suatu lingkungan belajar (classorcestra) yang efektif dan efisien, yang membuat peserta didik menjadi senang melakukannya.

Adanya hambatan dalam penerapan metode demonstrasi, tidak mempengaruhi guru untuk mempengaruhi solusi dan alternatif sebagai langkah pemecahannya. Pada intinya penerapan yang sesuai dengan pijakan teori yang ada dan dipadu dengan kreativitas guru, maka hasil dari proses pembelajaran dapat dirasakan oleh siswa dalam bentuk pencapaian prestasi belajar.

Dari pernyataan tersebut dapat dimengerti bahwa dalam kegiatan mengajar, untuk mencapai hasil dan tujuan hasil yang diinginkan tanggung jawab hanya dibebankan pada guru bagaimana harus mengatur dan mengelola kelas dan bagaimana memilih metode yang relevan dengan bahan ajar namun tanggung jawab tersebut juga harus dibebankan kepada siswa. Para siswa harus punya keaktifan dan motivasi yang tinggi untuk belajar. Pendidikan sebagai sebuah kegiatan dan proses aktivitas yang disengaja merupakan gejala masyarakat ketika sudah mulai disadari pentingnya upaya untuk membentuk, mengarahkan, dan mengatur manusia sebagaimana dicita-citakan masyarakat (Gunawan, 2012)

Pada dasarnya pendidikan adalah upaya untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup dengan baik dalam masyarakat dapat memberikan konstribusi yang bermakna dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat bangsa dan negaranya.

Pendidikan adalah salah satu factor yang sangat penting untuk menjadikan kita lebih baik, bangsa kita akan maju jika dalam hal pendidikan juga maju, demikian moral bangsa ini, rusaknya moral bangsa ini dikarenakan kurangnya kesadaran hidup bersama, dan dalam hal ini pendidikanlah dituntut

(3)

perannya. Terlebih lagi pada pendidikan agama yang diberi beban untuk menata kehidupan manusia ini agar lebih baik.

Pendidikan adalah sesuatu yang esensial bagi manusia. Melalui pendidikan manusia dapat belajar menghadapi segala problematika yang ada di alam semesta demi mempertahankan kehidupannya. Pendidikan dalam kehidupan manusia mempunyai peranan yang sangat penting. Ia dapat membentuk kepribadian seseorang dan pendidikan dapat diakui sebagai kekuatan yang dapat menentukan prestasi dan produktivitas seseorang dengan bantuan pendidikan, seseorang memahami dan menginterpretasikan lingkungan yang dihadapi, sehingga ia mampu menciptakan karya yang gemilang dalam hidupnya. Oleh karena eksistensi pendidikan itulah, Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang tinggi. Pendidikan Islam merupakan kegiatan dan upaya penyadaran diri terhadap peserta didik yang harus diwariskan oleh generasi pendahulunya.

Sejalan dengan upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang sangat didambakan oleh bangsa dan negara maka keberhasilan pendidikan agama tidak hanya diukur dari aspek penguasaan anak didik tentang materi agama di sekolah, akan tetapi yang sangat penting adalah aspek alamiah anak didik terhadap ajaran agama yang direalisasikan pada perilaku kehidupan sehari- hari.

Agama bukanlah mata pelajaran yang harus dipelajari untuk menumbuhkan pengetahuan atau memperoleh ketangkasan, tetapi agama adalah ruh dan pengaruh, kesuksesan seorang pendidik tidak bias diukur dari banyaknya anak didik yang menghafal Alqur'an atau Hadis namun juga diukur dengan yang tercetak dalam hati anak didik yaitu keimanan yang teguh dan tercermin dalam perbuatan sehari-hari.

Pada saat ini tidaklah asing lagi apabila mendengar para pendidik agama yang menyatakan keluhan-keluhan tentang pengajaran materi Al- Qur'an- Hadis, khususnya disekolah. Salah satu sekolah tersebut adalah MAN 1 Bombana, hal itu disebabkan banyak factor yaitu: tidak semua siswanya itu berasal dari Madrasah Ibtidaiyah, dari segi pemahaman materi yang berbeda antara siswa yang satu dan lainnya, tidak semua siswa lancar dalam membaca dan menulis ayat-ayat Al- Qur'an.

Faktor lain adalah karena dengan latar belakang agama yang minim sekali, karena siswa yang dari sekolah umum memperoleh pelajaran agama sangat terbatas. Hal inilah yang menjadi penghalang pencapaian hasil yang maksimal. Akan berbeda sekali dengan siswa yang dari madrasah pada umumnya yang memiliki latar pendidikan agama, lebih mudah membaca, mudah dalam menulis dan menghafal, sehingga sangat dapat diminimalisir kesulitan-kesulitan untuk mempelajari pelajaranAl-Qur'an-Hadis.

Juga dalam hal ini perlu adanya sebuah pendorong agar terlaksananya tujuan tersebut yaitu dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap disamping itu juga kita memerlukan tenaga pengajar yang profesional dibidangnya

(4)

Kajian Pustaka

Pengertian Al-Qur’an-Hadis

Di dalam GBPP SLTP dan SMU Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kurikulum tahun1994, dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan agama islam ialah “usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional (Muhaimin & Ali, 2002). Eksistensi pendidikan Islam di tengah masyarakat memberikan „warna‟ baru bagi konstruksi tatanan nilai dan social (Halik, 2016)

Dalam hal ini pendidikan agama mengembangkan kemampuan siswa untuk memperteguh iman dan taqwakepada Tuhan Yang MahaEsa serta berakhlak mulia/berbudi pekertil uhur dan menghormati penganut lainnya. dan Mata Pelajaran Al-Qur’an-Hadis termasuk didalam rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mana tujuan dan fungsi mata pelajaran Al- Qur’an-Hadis tidak jauh dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Peran dan efektifitas pendidikan agama di madrasah sebagai landasan pengembangan spiritual untuk kesejahteraan masyarakat.

Pendidikan Al-Qur’an-Hadis di Madrasah Aliyah sebagai bagian yang integral dari pendidikan agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik,tetapi secara subtansial mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai agama sebagai terkandung dalam mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis merupakan unsur mata pelajaran pendidikan agama Islam pada Madrasah Aliyah kepada peserta didik untuk memahami Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi pandangannya sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupan sehari-hari (Agama. R.I, 2004)

Pengertian Metode Demonstrasi

Metode secara etimologi, istilah ini berasal dari bahasa Yunani

Metados”kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu: “Metha” yang berarti melalui atau melewati dan “Hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan (Arifin, 1996). Dalam bahasa Arab metode disebut “Thariqat”. Dalam kamus besar bahasa Indonesia “Metode” adalah cara yang teratur dan berpikir baik untuk mencapai maksud. Sehingga dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar mencapai tujuan pelajaran (Bahasa, 2007)

Metode yang digunakan seharusnya berpengaruh pada keberhasilan dalam proses belajar mengajar.Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien. Pengelolaan kelas perlu menciptakan suasana gembira atau menyenangkan dan terciptanya rasa nyaman di lingkungan sekolah sehingga akan terjalin keakraban antara guru dan siswa,

(5)

sehingga guru dapat dengan mudah mengarahkan siswa, memberi dorongan dan memotivasi semangat belajar siswa (Mahmudah, 2018). Dalam pemilihan dan penggunaan sebuah metode harus mempertimbangkan aspek efektifitas dan relefansinya dengan materi yang disampaikan.

Dikatakan menurut T Raka Roni, bahwa metode adalah teknik dan alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat atau cara didalam pelaksanakan sesuatu strategi belajar mengajar. dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pendidik dan mengarahkan, sedangkan murid berperan sebagai titik pusat dalam pembelajaran, dan agar membuahkan hasil sebagaimana diharapkan, maka baik siswa maupun guru perlu memiliki sikap, kemampuan dan ketrampilan yang mendukung proses belajar mengajar tersebut, untuk mencapai tujuan tertentu. Maka diperlukan metode yang cocok dalam materi yang diajarkan dan dipelajari.

Metode Demonstrasi yaitu metode pengajaran dimana guru atau oranglain sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses. Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya. Metode demonstrasi sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan metode ceramah (Situmorang & Situmorang, 2013)

Demonstrasi merupakan teknik mengajar sudah tua dan telah digunakan sejak lama. Seorang ibu yang mengajarkan cara memasak suatu makanan kepada anak-anaknya adalah dengan mendemonstrasikan dimuka mereka, juga seorang guru olah raga melemparkan sebuah bola untuk memberi contoh kepada siswa-siswanya. Kesemuanya itu dilakukan dengan menggunakan teknik.

Demonstrasi sebagai metode mengajar dimaksudkan bahwa seorang pengajar atau pemimpin, memperlihatkan sesuatu proses pada seluruh kelompok anak didik misalnya proses tentang cara bekerjanya sebuah computer (Surachmad, 2006)

Demontrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. Demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangate fektif, sebab membantu anak didik untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan metode demonstrasi ini dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam khususnya terkait dengan materi ketrampilan, seperti praktek membaca Al-Qur’an, shalat, mengkafani jenazah, tayammum dan pelaksanaan haji.

Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama sesorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya. Oleh karena itu wajarlah pencapaian Prestasi

(6)

itu harus dengan jalan keuletan kerja.Semakin tinggi kesiapan dalam belajar maka akan semakin tinggi pula optimisme siswa dalam mencapai prestasi belajar. (Rizki, 2013)

Menurut Poerwadarminta dalam Syaiful Bahri Djamarah bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intin ya sama, yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Agar dapat difahami, bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. Disiplin dan motivasi belajar secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar (Sugeng, 2016)

Belajar adalah sesuatu proses rangkaian kegiatan respon yang terjadi dalam sesuatu rangkaian belajar mengajar yang berakhir pada terjadinya perubahan tingkah laku, baik jasmaniah maupun rohaniah akibat dari pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dan ilmu pengetahuan. Proses belajar menjadi satu sistem dalam pembelajaran (Pane & Dasopang, 2017)

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar terjadilah perubahan dalam diri individu. Dengan demikian, belajar dikatakan berhasil bila telah terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya, bila tidak terjadi perubahan dalam diri individu, maka belajar dikatakan tidak berhasil. Jadi bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam bentuk nilai atau skor yang merupakan penilaian pengetahuan dan pengalaman terhadap ilmu yang dipelajari. Hasil belajar tiap anak tentulah tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya, ada yang tinggi, sedang dan ada yang rendah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang pada garis besarnya dapat datang dari dalam dan dari luar yang sedang belajar.

Prestasi belajar yang sedang adalah banyak ditemui, dalam suatu kelas.

Maksudnya dari sekian banyak siswa, prestasi belajar yang sedang menduduki posisi yang lebih banyak dibandingkan dengan yang berprestasi tinggi maupun kurang. Bisa banyak faktor yang mendukung seseorang untuk belajar dengan baik tetapi hasil yang dicapai biasa-biasa saja, maka bisa dikatakan itulah hasil kemampuan dan kecakapan yang dimiliki seseorang. Prestasi belajar yang rendah,yang dicapai oleh seseorang sehingga tampak punya kekurangan dibanding dengan teman-temannya yang lain. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor yang tidak menunjang karena kemalasan, keretakan rumah tangga orang tua, kondisi fisik yang lemah, tidak adanya kesempatan dan waktu belajar dengan baik dan lain sebagainya.

Teori Belajar

Teori-teori belajar yang dikembangkan selama abad ke-duapuluh dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, dan teori belajar humanistik. Ahli-ahli yang banyak

(7)

mencurahkan perhatiannya pada teori-teori belajar perilaku ialah Ivan Pavlov, Thorndike, John B. Waston, E.R. Guthriedan Skiner. Teori belajar lain yang banyak dianut oleh guru adalah teori belajar kognitif yaitu teori Gestalt Field. Peletak dasar dari teori gestalt ini adalah Mex Wertheimer (1880- 1943). Menurut para ahli psikologi Gestalt, manusia itu bukanlah hanya sekedar makhluk reaksi yang hanya berbuat atau bereaksi jika ada perangsang yang mempengaruhinya. Manusia adalah individu yang merupakan kebulatan jasmani-rohani. Belajar menurut psikologi Gestalt bukan hanya sekedar proses asosiasi antara stimulus-respon yang semakin lama semakin kuat karena adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan.

Belajar terjadi jika ada pengertian (insight). Insight ini muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu masalah, tiba- tiba muncul adanya kejelasan, terlihat adanya hubungan antara unsur-unsur yang satu dengan yang lain kemudian dipahami sangkut pautnya dan dimengerti maknanya. Belajar adalah suatu proses rentetan penemuan dengan bantuan pengalaman-pengalaman yang sudah ada. Manusia belajar memahami dunia sekitarnya dengan jalan mengatur, menyusun kembali pengalaman- pengalamannya yang banyak dan berserakan menjadi suatu struktur dan kebudayaan yang berarti dan dipahami olehnya.

Aspek-aspek Prestasi Belajar

Dalam belajar selalu melibatkan aspek fisik dan mental. Oleh karena itukeduanya harus dikembangkan bersama-sama secara terpadu. Dariaktivitas belajar inilah yang akan menghasilkan suatu perubahan dengan hasil belajar atau prestasi belajar. Hasil tersebut akan nampak dalam suatu prestasi yang diberikan oleh siswa misalnya hal menerima, menanggapi dan menganalisa bahan-bahan pelajaranyg disajikan oleh guru. Prestasi belajar tersebut berbeda-beda sifat dan bentuknya tergantung dalam bidang apa siswa akan menunjukkan prestasi. Terutama pada mata pelajaran Qur'an hadisitu siswa memiliki aspek-aspek prestasi yang dalam hal ini meliputi pada tiga bidang yaitu pengetahuan, sikap atau nilai dan bidang ketrampilan.

Metodologi.

Pnelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Bombana yang dijadikan objek penelitian untuk menerapkan model pembelajaran Inovatif melalui metode demonstrasi.

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 1 Bombana. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian disesuaika ndengan jam pelajaran Al-Qur’an Hadis pada kelas yang digunakan sebagai objek penelitian.

Penelitian proses pembelajaran di kelas yang terdiri dari 4(empat) tahap, yaitu; (1) perencanaan/planning, (2) pelaksanaan tindakan/action, (3) pengamatan/observation, (4) refleksi/reflection. Dari siklus ini diharapkan

(8)

dapat diperoleh data yang dikumpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian.

Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan pengukuran test hasil belajar. Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis untuk memastikan bahwa dengan mengaplikasikan pembelajaran metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Data yang bersifat kualitatif yang telah direduksi selanjutnya disajikan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk paparan data yang memungkinkan untuk ditarik kesimpulan. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa angka atau data kuantitatif, yang didapatkan dari hasil evaluasi dianalisis dengan menghitung presentase peningkatan

Hasil

1. Paparan Data Sebelum Tindakan a. Observasi

Sebelum melakukan penelitian bentuk observasinya dilakukan pada saat mengajar di kelas tersebut.

b. PreTest

Sebelum tindakan dilaksanakan,terlebih dahulu peneliti mengadakan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, kesiapan dalam belajar,dan mengetahui seberapa besar minat siswa terhadap mata pelajaran Al-Qur’an- Hadis.

c. Hasil PreTest

Pada pelaksanaan pre test, siswa terlihat kurang antusias terhadap pelajaran, mereka terlihat kurang dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Hal itu diketahui dari kurangnya rasa ingin tahu mereka terhadap materi yang akan diberikan. Kebanyakan dari mereka kelihatannya jenuh terhadap pelajaran. Karena motivasi siswa terhadap pelajaran kurang, maka prestasi belajar mereka juga kurang maksimal. Dari hasil evaluasi pada saat pretest, didapatkan rata-rata kelas sebesar 69,68.

2. Siklus Pertama

Hasil pengamatan pada siklus I, kegiatan siswa cukup baik dengan antusias dan merespon positif mengikuti kegiatan belajar mengajar. Mulai adanya peningkatan motivasi belajar dibandingkan pada saat pre test. Hal ini terlihat dari aktivitas bertanya siswa yang pada saat pre test mereka masih malu-malu dan takut salah, pada siklus I ini mereka sudah mulai berani bertanya meskipun bobot pertanyaannya mereka masih belum mencapai seperti yang diharapkan.

Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa terhadap materi pelajaran Al-Qur’an Hadis dan melakukan diskusi, guru melakukan feedback terhadap hasil yang dicapai siswa dan memberikan tugas untuk mencari sendiri dalam surat al-kafirun dan al-bayinnah hukum bacaan mim sukun dengan dibatasi waktu sekitar 15 menit, sehingga siswa termotivasi untuk berlomba menyelesaikan tugas yang cepat dan tepat.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dengan tugas seperti ini siswa cukup termotivasi untuk mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Seluruh

(9)

siswa cukup antusias dan tertarik untuk berlomba menyelesaikan tugas.

Indikator peningkatan motivasi belajar siswa tercermin dalam semangat, antusias dan rasa ingin tahu siswa dalam KBM.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat sedikit peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 69,68 meningkat menjadi 74,21 atau sekitar 6,50%.

Refleksi Siklus I

Penggunaan penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada siklus I berjalan dengan cukup baik. Hal ini terlihat pada antusias siswa dalam mengikuti pelajaran dan kreatifitas siswa dalam kegiatan memperhatikan peragaan guru serta pelaksanaan dari tiap-tiap penerapan menganalisis hukum bacaan mim sukun melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Maka peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus I ini penerapan pendidikan dengan metode demonstrasi, mampu menunjukkan peningkatan prestasi belajar, namun hasil yang dapat diperoleh sangat minim sekali.

3. Siklus Kedua

Hasil pengamatan Tindakan Siklus II, pada akhir pembelajaran, peneliti mencoba mengadakan praktek membaca hukum bacaan mim sukun, mayoritas mereka dapat melaksanakan dengan baik. Mereka terlihat sangat antusias dan gembira melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh peneliti.

Pada saat salah satu siswa mempraktekkan hukum bacaan didepan, yang lainnya memperhatikan dengan cermat dan serius. Indikator peningkatan motivasi belajar siswa tercermin dalam bertambahnya semangat, antusias dan rasa ingin tahu siswa dalam KBM.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari rata-rata kelas yang semula nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 69, 68 meningkat menjadi 82,75 atau sekitar 18,75%. Sedangkan peningkatan prestasi belajar siswa antara siklusI dengan siklus II adalah pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 74,21 meningkat menjadi 82,75 atau sekitar 11,50%.

Refleksi Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini tetap sama dengan siklus I, yaitu bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran al-qur’an hadis. Pada siklus II ini, siswa sudah mulai mengerti dengan model pembelajaran yang diterapkan peneliti. Bahkan mayoritas dari mereka sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang peneliti terapkan dikelas X ini.

Dari hasil pengamatan penelitidi kelas X MAN 1 Bombana ternyata tindakan yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan harapan dan mendekati hasil yang optimal walaupun ada sedikit hambatan.

Penggunaan penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang cukup tinggi pada siklus II berjalan dengan baik.

Hal ini terlihat pada antusias siswa dalam mengikuti pelajaran dan kreatifitas siswa dalam kegiatan diskusi.

4. Siklus Ketiga

(10)

Pada siklus III ini, hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan prestasi belajar yang cukup menggembirakan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, siswa sudah terbiasa bertanya dan mengemukakan pendapat apabila peneliti memberikan permasalahan.

Memasuki kegiatan inti, ketika guru membentuk kelompok, masing- masing kelompok diberi materi yang sudah didemonstrasikan guru untuk dipelajari dan dikuasai. Ketika peneliti memberi tugas/pembagian materi pada masing-masing kelompok, siswa menerima tugas dengan senang hati dan atas anjuran peneliti mereka berusaha untuk saling membantu memahami materi yang dibebankan pada masing-masing kelompok.

Peneliti menangkap komunikasi dan kerjasama yang sudah sangat baik bahkan dapat dikatakan begitu dinamis dan sempurna pada diskusi antar sesama anggota kelompok, karena masing-masing siswa merasa tidak ada beban rasa malu dan takut salah dalam mengajukan pendapat.

Indikator peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari meningkatnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari nilai rata- rata kelas yang semula nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 69,68 meningkat menjadi 91,31 atau sekitar 31,04%.

Sedangkan peningkatan prestasi belajar antara siklus III dengan siklus I adalah pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 74,21 meningkat menjadi 91,31 atau sekitar 23,04%. Peningkatan prestasi belajar antara siklus III dengan siklus II adalah pada siklus II nilai rata-rata kelas sebesar 82,75 meningkat menjadi 91,31 atausekitar 10,34%.

Refleksi Siklus III

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III ini tetap sama dengan siklus II, yaitu bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran al-qur’an hadis. Pada siklus III ini, siswa sudah mengerti dengan model pembelajaran yang diterapkan peneliti. Bahkan mayoritas dari mereka sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang peneliti terapkan dikelas X ini.

Dari hasil pengamatan peneliti dikelas X MAN 1 Bombana ternyata tindakan yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan harapan dan mendekati hasil yang optimal.Penggunaan penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang cukup tinggi pada siklus III berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada antusias siswa dalam mengikuti pelajaran dan kreatifitas siswa dalam memperhatikan yang didemonstrasikan guru didepan.

Prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran al-qur’an hadis yang pada siklus I dan II hanya dimiliki sebagian siswa, sekarang sudah hampir 85%

dimiliki siswa kelas X MAN 1 Bombana. Kegiatan diskusi kelompok yang sudah dapat membawa siswa untuk aktif berbicara mengemukakan pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan. Sebagian siswa sudah dapat mengandalkan kemampuan menyikapi atau memecahkan persoalan, untuk mensinkronkan materi dengan kehidupan nyata.

(11)

Pembahasan

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan metode demonstrasi sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah siswa kelas X MAN 1 Bombana. Pada pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan peneliti selama 4 kali pertemuan, menggunakan metode yang sama yaitu penerapan metode Demonstrasi. Dalam rangka peningkatan prestasi pembelajaran Al- Qur’an Hadis.

1. Pada Siklus I yang berpedoman terhadap Teori Gestalt Field Mex Wertheimer menjelaskan bahwa:

Belajar menurut psikologi Gestalt bukan hanya sekedar prosesa sosiasi antara stimulus-respon yang semakin lama semakin kuat karena adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Belajar terjadi jika ada pengertian ini muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu masalah, tiba-tiba muncul adanya kejelasan, terlihat adanya hubungan antara unsur-unsur yang satu dengan yang lain kemudian dipahami sangkut pautnya dan dimengerti maknanya.

Sebagaimana pada penelitian siklus I, materi diberikan selama satu kali pertemuan, dengan perincian pada pertemuan pertama diberikan materi tentang menerapkan membaca al-qur’an surah pendek pilihan yang meliputi tentang hukum bacaan mim sukun dalam surah al-Bayyinah dan al-Kafirun.

Pada siklus I peneliti berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi. Dengan metode demonstrasi ini, langkah pertama yang dilakukan adalah guru mendemonstrasikan pelajaran siswa memperhatikan dengan seksama. Langkah kedua membentuk kelompok belajar menjadi delapan kelompok,yang masing-masing terdiri dari empat orang anggota kelompok.

Pada pertemuan pertama, siswa terlihat kurang dapat mengikuti KBM dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari kurangnya rasa ingin tahu mereka terhadap materi yang akan diberikan serta minimnya pertanyaan yang diajukan. Mereka terlihat kebingungan dengan apa yang akan mereka pertanyakan. Akan tetapi antusias mereka terhadap tugas yang diberikan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari semangat dan kegembiraan mereka selama mengikuti pembelajaran. Tetapi lama kelamaan siswa tampak mulai menunjukkan rasa ingin tahu yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari munculnya pertanyaan-pertanyaan dari siswa ketika guru membuka pertanyaan. Di awal pembelajaran siswa pun tampak bersemangat dalam mengerjakan tugas dan berusaha mengerjakannya dalam waktu yang ditentukan, meskipun hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Model pembelajaran sudah mulai tampak bisa diterima oleh siswa meskipun masih ada beberapa siswa yang pasif dan lamban menerimanya, namun suasana kelas sudah mulai tampak hidup dan bergairah.

Selain itu ,peneliti berusaha menjaga agar siswa tetap antusias dalam KBM. Pada kesempatan ini siswa diberikan materi tentang hukum mim sukun.

Dalam pembelajaran ini, peneliti berusaha memotivasi siswa agar memahami materi sesuai yang di inginkan guru dan siswa. Secara umum hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti KBM cukup

(12)

berhasil. Hal ini dapat ditunjukkan dari mulai aktifnya siswa ketika mengikuti pelajaran dibandingkan pada saat pre test. Peneliti melihat adanya penerimaan yang positif dari siswa kelas X MAN I Bombana terhadap penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Al-Qur’an Hadis. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat peningkatan prestasi yang semula nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 69,68 meningkat menjadi 74,21 atau sekitar 6,50%.

Pada siklus I masih terlihat bahwa siswa masih kurang aktif dan malu untuk mengungkapkan pendapatnya. akan tetapi hal tersebut tidak mengurangi siswa untuk semangat belajar. sehingga pada siklus I peneliti mendapatkan hasil nilai yang baik. Maka pada siklus I antara teori dan penelitian terdapat kesesuaian peningkatan prestasi belajar meskipun sedikit.

2. Pada Siklus II yang berpedoman terhadap Teori Gestalt Field Mex Werthei mermenjelaskan bahwa:

Belajar menurut psikologi Gestalt bukan hanya sekedar proses asosiasi antara stimulus-respon yang semakin lama semakin kuat karena adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Belajar terjadi jika ada pengertian ini muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu masalah, tiba-tiba muncul adanya kejelasan, terlihat adanya hubungan antara unsur-unsur yang satu dengan yang lain kemudian dipahami sangkut pautnya dan dimengerti maknanya.

Ternyata, pada siklus II ini melalui pembelajaran metode demonstrasi siswa semakin menunjukkan rasa ingin tahu yang cukup besar. Mereka terlihat semakin antusias dalam mengikuti KBM. Merekapun sudah mulai terbiasa mengajukan pertanyaan kepada guru jika ada materi yang belum jelas.

Selama kegiatan berlangsung, mereka tampak riang dan gembira. Hal ini dapat dilihat dari roman muka mereka yang tampak bersemangat selama mengikuti KBM. Meningkatkan prestasi belajar terhadap mata pelajaran al- qur’an hadis melalui metode demonstrasi diharapkan dapat menciptakan kondisi persaingan positif antar siswa. Karena pada umumnya situasi persaingan akan mendorong siswa untuk berlomba mencapai tujuan dalam belajar. Siswa akan terdorong untuk belajar dengan cepat.

Secara umum, hasil penelitian siklus II menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa kelas X MAN I Bombana terhadap mata pelajaran Al- Qur’an Hadis. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai pre test sebesar 69,68 pada siklus II ini meningkat menjadi 82,75 atau sekitar 18,75%.

3. Pada Siklus III yang berpedoman terhadap Teori Gestalt Field Mex Wertheimer menjelaskan bahwa:

Belajar menurut psikologi Gestalt bukan hanya sekedar proses asosiasi antara stimulus-respon yang semakin lama semakin kuat karena adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Belajar terjadi jika ada pengertian ini muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu masalah, tiba-tiba muncul adanya kejelasan, terlihat adanya hubungan antara

(13)

unsur-unsur yang satu dengan yang lain kemudian dipahami sangkut pautnya dan dimengerti maknanya.

Sebagaimana pada penelitian siklus III dilaksanakan satu kali pertemuan. Dengan menggunakan metode demonstrasi seperti pada siklus sebelumnya. Mereka terlihat tidak merasa jenuh dengan teknik tersebut, bahkan mereka merasa lebih dapat mengembangkan pemikiran dan gagasannya. Pada pertemuan ini materi yang diberikan adalah materi tentang menerapkan menbaca surah pendek pilihan. Seperti halnya pada siklus sebelumnya, sebelum siswa diberikan tugas kelompok, guru melakukan pembahasan materi tentang rencana pembelajaran dan mendiskusikan tentang topik pelajaran yang dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa sehari-hari serta menulis tujuan yang ingin dicapai sebagai hasil belajar sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya.

Pada siklus III ini, peneliti melihat adanya peningkatan prestasi belajar yang begitu menggembirakan. Hal ini tampak pada antusias siswa yang begitu besar selama pembelajaran. Mereka cukup bersemangat dalam mengerjakan tugas dalam waktu yang ditentukan, serta gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran, dan juga dapat dilihat dari hasil yang mereka dapatkan dari tugas-tugas yang diberikan. Tidak tampak rasa letih dari roman muka mereka, bahkan ketika peneliti memberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, dengan serentak para siswa berebut bertanya kepada guru.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata pre test sebesar 69,68 pada siklus III ini meningkat menjadi 91,31 atau sekitar 31,04%. Maka secara keseluruhan, peningkatan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran al-qur’an hadis melalui pembelajaran metode demonstrasi adalah sebagai berikut, peningkatan prestasi belajar antara siklus III dengan siklus II adalah pada siklus II nilai rata-rata kelas sebesar 82,75 meningkat menjadi 91,31 atau sekitar 10,34%.

Dengan data-data hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka terbukti bahwa aplikasi pembelajaran metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X MAN I Bombana terhadap mata pelajaran al-qur’an hadis.

Adapun pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan trianggulasi dengan sumber, yaitu yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.

Dalam penerapan metode demonstrasi sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam KBM mata pelajaran Al-Qur’an Hadis dikelas X MAN I Bombana, tidak terlepas dari dampak yang menyertai penerapan metode tersebut. Adapun dampak yang di timbulkan dari penerapan metode demonstrasi tersebut ada yang positif dan ada yang negatif. Maka pada siklus III antara teori dan penelitian terdapat kesesuaian peningkatan prestasi meskipun belum maksimal tetapi sudah menemukan keberhasilan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis.

(14)

4. Dampak positif dari penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis dikelas X MAN I Bombana yaitu:

1) Tidak terlihat siswa yang mengantuk, karena mereka termotivasi dengan adanya peragaan-peragaan; 2).Siswa lebih cepat mengerti dan memahami materi pokok bahasan yang disampaikan dalam KBM; 3). Mendorong siswa untuk lebih giat belajar atau membaca sehingga wawasan siswa menjadi luas; 4). Kondisi kelas menjadi lebih hidup karena antar guru dengan siswa sama- sama aktif dalam KBM; 5). Memberikan rangsangan kepada siswa untuk dapat melatih dan mengembangkan daya fikir siswa termasuk daya ingatannya; 6). Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran; 7). Membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan; 8). Dapat memfokuskan pengertian siswa terhadap materi pelajaran dalam waktu yang relatif singkat; 9). Dapat memusatkan perhatian siswa dan menambah pengalaman siswa; 10). Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pembelajaran menjadi lebih jelas dan konkrit; 11). Dapat menjawab semua masalah yang timbul dari tiap siswa, karena mereka ikut berperan langsung

5. Dampak yang negatif saat penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis dikelas X MAN I Bombana yaitu:

1). Sering terjadinya penyimpangan-penyimpangan pembicaraan dari materi pokok yang dibahas; 2). Adanya perbedaan pendapat antar siswa sehingga peneliti lebih ekstra mengarahkan pemikiran siswa; 3). Kadangkala siswa kurang bisa dikondisikan dan akhirnya membuat gaduh dikelas; 4). Adanya siswa yang masih merasa minder untuk mempraktekkan hasil diskusinya didepan kelas; 5). Seringnya terjadi kemoloran tugas, dikarenakan siswa lebih suka dengan permainan

Dalam penerapan metode tersebut (demonstrasi), mendapat hasil yang cukup memuaskan meskipun terdapat kekurangan dan sedikit hambatan.

Namun dapat dijadikan instropeksi untuk kedepan bagaimana belajar mengajar yang lebih baik serta siswa dapat memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Sistem penilaian dari hasil pembelajaran pada kelas X MAN I Bombana diambil dari Uji kompetensi yang meliputi tugas mengerjakan LKS, dan Uji praktek, serta dari aktifitas yang meliputi kemampuan dalam bertanya dan antusias dalam pembelajaran.

Dari fenomena ini peneliti berinisiatif untuk lebih menekankan siswa terhadap metode demonstrasi, hal ini diharapkan supaya siswa dapat memahami pelajaran lebih detail dan dapat diterapkan sehari-hari yang dapat berguna bagi dirinya sendiri, dengan demikian siswa juga akan lebih mudah untuk memahami materi pelajaran yang lain.

Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi memang tidak dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. Akan tetapi ketika materi itu dapat disampaikan dengan metode demonstrasi hendaknya guru mempersiapkannya dengan matang, karena dengan persiapan yang matang akan memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan yang diinginkan. Sebagaimana yang telah peneliti uraikan di atas, bahwa dengan menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal itu adalah juga tidak terlepas dari bagaimana seorang guru tersebut dalam melaksanakannya.

(15)

Kesimpulan

Dari paparan data di depan dapat diketahui bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- qur’an-hadis kelas X MAN I Bombana. Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan nilai hasil prestasi yang diperoleh. Selanjutnya dapat diambil ringkasan penjelasan didepan, sebagai berikut:

1. Perencanaan metode demonstrasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa X MAN I Bombana pada mata pelajaran Al-Qur’an- Hadis: perlu adanya pendekatan, metode ataupun teknik pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dan lebih membuat siswa menghargai pengetahuan yang di dapat serta bisa dirangsang dengan beberapa metode pembelajaran yang menarik dan efisien seperti metode demonstrasi.

2. Pelaksanaan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa X MAN I Bombana pada mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis:

sangat memudahkan siswa dalam memahami mata pelajaran. Apalagi materi pelajaran tersebut mayoritas membutuhkan contoh secara konkrit mengenai cara membaca hukum bacaan mim sukun, dan metode demonstrasi adalah merupakan solusi terbaik atas permasalahan ini.

Penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran Al-Qur’an Hadis adalah salah satu pendekatan dan teknik pembelajaran yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi Al-Qur’an Hadis.

3. Penilaian metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa X MAN I Bombana pada mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis: meliputi Peningkatan prestasi belajar antara siklus III dengan siklus I adalah pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 74,21 meningkat menjadi 91,31 atau sekitar 23,04%. Peningkatan prestasi belajar antara siklus III dengan siklus II adalah pada siklus II nilai rata-rata kelas sebesar 82,75 meningkat menjadi 91,31 atau sekitar 10,34%.

Saran

Selaku penulis sekaligus pengamat dalam hal ini ada beberapa saran yang sifatnya konstruktif yang bisa kami berikan demi kemajuan dan perkembangan serta meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu:

1. Agar guru memperhatikan tujuan dari materi pelajaran al-qur’an hadis, sehingga dapat menentukan skenario yang harus dijalankan di depan kelas untuk menyesuaikan metode pelajaran dan memperhitungkan waktu sebelum menerapkan metode tersebut

2. Perlu adanya motivasi seorang guru terhadap siswa terkait dengan Al- Qur’an-Hadis, sehingga siswa tidak merasa takut atau merasa kesulitan dalam pembelajaran Al-Qur’an-Hadis.

3. Agar guru mempersiapkan pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang kreatif, agar siswa tidak merasa monoton dalam belajar Al-Qur’an Hadis yang sangat melelahkan dan membosankan.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Agama, R. I. D. (2004). Kurikulum Madrasah Tsanawiyah dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran al-Qur’an Hadits. Jakarta.

Arifin, H. M. (1996). Ilmu pendidikan Islam: suatu tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan interdisipliner. Bumi Aksara.

Bahasa, T. P. P. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka. Ed.

Darmadi, D. (2015). Hubungan Komunikasi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di SMU Negeri 5 Samarinda.

Jurnal Komunikasi Unmul 2015, 3(3), 211–225.

Gunawan, H. (2012). Pendidikan karakter. Bandung: Alfabeta, 2.

Halik, A. (2016). Paradigma Pendidikan Islam dalam Transformasi Sistem Kepercayaan Tradisional. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Islam, 14(2).

Mahmudah, M. (2018). Pengelolaan Kelas: Upaya Mengukur Keberhasilan Proses Pembelajaran. Jurnal Kependidikan, 6(1), 53–70.

Muhaimin, M. A., & Ali, N. (2002). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung, Rosda Karya.

Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan pembelajaran. Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 333–352.

Rizki, U. Y. (2013). Hubungan Kesiapan Belajar dengan Optimisme Mengerjakan Ujian. Educational Psychology Journal, 2(1).

Situmorang, H., & Situmorang, M. (2013). Efektivitas Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Pada Pengajaran Sistem Koloid. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, 19(1), 28–36.

Sugeng, H. (2016). Pengaruh Kedisiplinan Siswa Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Swasta Depok. Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan, 3(3), 261–274.

Surachmad, W. (2006). Pengantar Interaksi Mengajar Belajar Dasar Dan Teknik Metodologi. Bandung. PT Remaja Rosda Karya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain dapat meningkatkan prestasi lari jarak pendek pada