DRAFT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF NAMA : TIYAS INDARTI
NIM : 201200192
JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS : PAI F
JUDUL : PENGARUH AKTIVITAS REMAJA PADA ORGANISASI REMAJA MASJID TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN (Studi Korelasi pada Remaja Masjid di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo)
BA B
SUBBAB ISI
JUDUL Pengaruh Aktivitas Remaja pada Organisasi Remaja Masjid terhadap Perilaku Keagamaan (Studi Korelasi pada Remaja Masjid di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo)
BA B I
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
MASALAH
Masa remaja dapat diartikan sebagai masa-masa yang digunakan seseorang untuk mencari jati dirinya. Karena pada masa remaja ini terdapat masa transisi dari masa kehidupan anak-anak ke masa kehidupan dewasa. Dilihat dari fisiknya, masa remaja itu dapat dikatakan seperti orang dewasa bukan lagi anak-anak. Namun jika mereka dianggap sebagai orang dewasa, ternyata masih ada beberapa yang belum bisa memperlihatkan sikap kedewasaannya.
Nilai-nilai keagamaan khususnya perilaku keagamaan pada remaja mempunyai hubungan dengan lingkungan, pertemanan, bahkan masyarakat. Terdapat beberapa pengaruh yang akan diberikan oleh lingkungan, pertemanan, serta masyarakat atas perilaku remaja. Pengalaman- pengalaman keagamaan yang diikuti dapat berkontribusi dengan perilaku remaja. Pengalaman-pengalaman keagamaan dapat diperoleh dari kegiatan organisasi yang diikuti oleh remaja-remaja tersebut. Salah satu kegiatan organisasi yang dapat memperbaiki perilaku remaja yang kurang baik ke perilaku yang lebih baik yakni organisasi remaja masjid, yang biasanya disebut dengan Remas (remaja
masjid).
Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang sangat cepat yang sering dialami kebanyakan orang.
Masa remaja ini disebut sebagai masa perubahan yakni terdapat peralihan-peralihan yang sangat terlihat pada remaja yang terkait. Peralihan tersebut dapat terjadi dalam segi jasmani, rohani, ataupun dalam segi fisik, sosial, emosional serta personal. Oleh karena itu, pada waktunya hal tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan- perubahan yang begitu pesat pada perilaku remaja terhadap tantangan yang dialaminya.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan perilaku seseorang, salah satunya yaitu keadaan lingkungan sekitarnya. Jika lingkungan sekitarnya dapat memberikan pengaruh yang baik, maka perilaku seseorang akan terbentuk dengan kepribadian yang baik, begitupun sebaliknya jika lingkungan sekitarnya memberikan pengaruh yang kurang baik akan terbentuk kepribadian yang kurang baik pula pada perilaku seseorang tersebut.
Lingkungan yang ada di desa lebih mengarah ke kondisi yang religius, kondisi tersebut berkaitan dengan kegiatan yang bersifat agamis khususnya pada remaja yaitu kegiatan yang ada pada organisasi remaja masjid. Seperti yang dijelaskan oleh Choirul Aini dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh pemahaman agama terhadap perilaku keagamaan remaja di Kendalsari, Petarukan, Pemalang bahwa selain dari pemahaman umum, pemahaman agama juga dapat membentuk perilaku keagamaan pada remaja. Perilaku dan akhlak baik yang dimiliki remaja di kehidupan sehari-hari yakni di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun di masyarakat dapat dipengaruhi oleh pemahaman agama pada remaja tersebut. Sehingga pemahaman agama dapat dikatakan sangat penting untuk berkontribusi dalam pembentukan perilaku yang baik pada remaja.1
Masjid merupakan pusat dilaksanakannya ibadah serta tempat belajar mengajar bagi orang-orang muslim.2 Adanya masjid di salah satu wilayah dapat dijadikan pertanda bahwa di wilayah tersebut terdapat orang muslim. Adapun organisasi remaja masjid ini merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dengan adanya masjid, karena organisasi remaja masjid tersebut merupakan salah satu organisasi yang ada di masjid. Dengan adanya organisasi tersebut dapat berkontribusi dalam hal mengembangkan masjid. Sehingga masjid dapat dijadikan sebagai pusat tempat kegiatan keagamaan oleh umat muslim khususnya bagi remaja.
Perilaku keagamaan dapat terpengaruhi dengan adanya mental serta spiritual pada masyarakat yang rusak, khususnya pada remaja yang perlu diperhatikan. Kerusakan tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya masalah pada penyalahgunaan narkoba, zina yang berakhir dengan kehamilan lalu menikah di usia dini. Selain itu juga sikap yang mudah putus asa, sering bermalasan, dan perilaku remaja mengenai keagamaan masih ada yang rendah, kemudian menyebabkan mundurnya bangsa dalam muka bumi ini.
Berdasarkan keadaan yang telah penulis jelaskan diatas, maka dapat dikatakan bahwa masjid mempunyai peran penting dalam mengembangkan perdakwahan yang khususnya ditujukan pada remaja. Remaja masjid dapat dikatakan sebagai pemilik kepentingan dari salah satu organisasi yang ada di masjid, karena dalam beberapa kegiatan yang dilaksanakan di masjid akan memerlukan peran dari remaja masjid. Remaja masjid dapat mengkontribusikan dirinya untuk mengikuti kegiatan-
1 Choirul Aini, ‘Pengaruh Pemahaman Agama Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja Di Kendalsari, Petarukan, Pemalang’ (Skripsi Sarjana, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2021), 35.
2 Aditya Firdaus dan Rinda Fauzian, Pendidikan Akhlak Karimah Berbasis Kultur Kepesantrenan (Bandung: Alfabeta, 2018), 30.
kegiatan di masjid sebagai tahapan untuk mengenali kepribadian.
Dari hasil observasi yang dilakukan penulis terhadap anggota remaja masjid Al-Karomain Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo, terdapat beberapa remaja yang perilaku keagamaannya masih rendah, hal itu dapat dilihat dari kesehariannya yang pada saat salat berjamaah masih suka bercanda dan menggangu temannya yang sedang salat. Selain itu, pada bulan Ramadhan saat pelaksanaan salat tarawih ada beberapa remaja yang hanya duduk saja tidak mengikuti salat.
Organisasi remaja masjid ini menjadi kegiatan yang dipilih untuk membina para remaja, karena dengan kegiatan yang ada pada organisasi tersebut para remaja dapat berkreasi dan berkarya dengan kreatifitasnya dengan mengedepankan nilai-nilai keagamaan. Dengan adanya kegiatan remaja masjid juga dapat menumbuhkan nilai-nilai agama supaya para remaja senantiasa dapat mempunyai perilaku yang menjunjung tinggi keagamaan dimanapun berada.
Berdasarkan latar belakang serta fenomena tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian kausal dengan mengambil judul “PENGARUH KEGIATAN ORGANISASI REMAJA MASJID TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA DI DESA PANJENG KECAMATAN JENANGAN KABUPATEN PONOROGO”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang ada pada remaja masjid di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo sebagai berikut:
1. Pentingnya organisasi remaja masjid bagi penumbuhan nilai keagamaan remaja di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
2. Terdapat sifat malas pada remaja di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo untuk mempelajari agama.
3. Pentingnya menguatkan kesadaran remaja di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo pada perilaku keagamaan.
4. Semakin menurunnya perilaku keagamaan pada remaja di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
5. Pemahaman remaja di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo terkait agama masih kurang.
6. Perilaku remaja di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo jauh dari agama karena banyaknya penyimpangan perilaku pada remaja.
C. PEMBATASAN MASALAH
Pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain yaitu:
1. Mengetahui kegiatan organisasi remaja masjid di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
2. Mengetahui perilaku keagamaan remaja di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
3. Mengetahui pengaruh kegiatan organisasi remaja masjid terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas terdapat permasalahan yang akan penulis paparkan dalam rumusan masalah, yaitu:
1. Apakah ada pengaruh aktivitas di organisasi remaja masjid dengan perilaku keagamaan remaja di Desa
Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo?
E. TUJUAN PENELITIAN
Peneliti ingin mencapai beberapa tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui aktivitas remaja di organisasi remaja masjid di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
2. Untuk memperoleh informasi terkait perilaku keagamaan remaja yang ada di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
3. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas di organisasi remaja masjid dengan perilaku keagamaan remaja di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
F. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian yang telah dilaksanakan ini diharapkan dapat mempunyai kemanfaatan, baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teori akan meningkatkan serta meluaskan perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan keagamaan serta remaja masjid.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh remaja masjid, masyarakat, dan peneliti sendiri. Bagi remaja masjid hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk meningkatkan dan meluaskan pengetahuan keagamaan, meningkatkan jiwa keagamaan yang lebih baik pada diri remaja masjid, menambah semangat para remaja untuk ikut serta dalam kegiatan organisasi remaja masjid, dan meningkatkan kepeduliannya terhadap aktifitas-aktifitas
yang terselenggara di masjid.
Bagi masyarakat hasil penelitian ini digunakan supaya masyarakat dapat memberikan wadah yang luas untuk remaja supaya bisa berkarya dan berkontribusi penuh supaya remaja mendapatkan petunjuk yang benar serta dapat memanfaatkan waktu dengan hal yang baik-baik.
Sedangkan bagi peneliti, hasil penelitian yang diperoleh akan digunakan peneliti untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan juga meningkatkan pemahaman keilmuannya terhadap pengaruh kegiatan organisasi remaja masjid terhadap perilaku keagamaan remaja. Selain itu juga dapat dijadikan masukan untuk pengembangan ilmu yang dijadikan sebagai penelitian lebih lanjut terhadap objek yang sama ataupun aspek yang belum dibahas di penelitian ini.
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Supaya proposal ini menghasilkan pembahasan penelitian yang runtut dan mudah dimengerti, maka peneliti mengemukakan sistem pembahasan sebagai berikut:
Bab I, yakni pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II, yakni kajian teori yang berisi mengenai kajian teori, kajian penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian.
Bab III, yakni metode penelitian yang membahas mengenai rancangan penelitian yang meliputi pendekatan penelitian dan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data.
Dibagian akhir proposal terdapat daftar pustaka serta jadwal penelitian.
BA B II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN TEORI 1. Konsep Remaja Masjid
Menurut Siswanto, remaja masjid yaitu suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja muslim yang menggunakan masjid sebagai pusat aktivitas.
Remaja masjid merupakan perkumpulan remaja-remaja yang berkegiatan di masjid dengan tujuan memberikan kontribusinya di masjid ataupun di masyarakat. Remaja masjid mempunyai visi untuk mengajarkan manusia dengan ajaran-ajaran Allah, sehingga remaja dapat berubah menjadi manusia yang berakhlakul karimah.
Sedangkan misinya yaitu menyampaikan pelajaran- pelajaran yang baik dan menjadi rahmat bagi semesta alam.3
Adapun dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan, organisasi remaja masjid ini membentuk susunan kepanitiaan yang meliputi penasehat, ketua dan wakil ketua kegiatan, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi yaitu seksi kegiatan, seksi humas, seksi perlengkapan, seksi dekorasi dan dokumentasi, serta seksi konsumsi.
Setiap seksi-seksi tersebut terdapat satu penanggung jawab yang akan memimpin dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Dengan adanya organisasi ini mempunyai tujuan agar terwujudnya remaja yang dapat membantu menegakkan nilai kebenaran serta dapat menghadapi segala hal yang akan terjadi di masa mendatang. Organisasi ini dibentuk supaya dapat mengadakan aktivitas-aktivitas yang positif, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan keagamaan maupun yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan supaya
3 Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), 48.
dapat membentuk generasi yang mempunyai akhlak mulia serta berjiwa sosial yang tinggi. Remaja yang berpartisipasi dalam aktivitas di masjid maupun di sosial kemasyarakatan secara tidak langsung ikut membantu berbagai hal yang berkaitan dengan masjid. Dengan partisipasinya para remaja tersebut dapat menguatkan jiwa keagamaan melalui aktivitas-aktivitas remaja masjid tersebut.
Remaja masjid mempunyai peran penting dalam kehidupan umat muslim yang ada di sekitar masjid tersebut. Organisasi remaja masjid mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu:
a. Sebagai pemrakarsa kegiatan religi
Remaja masjid berperan mengkoordinasi kegiatan rohani masyarakat.
b. Memajukan kualitas iman masyarakat
Mengadakan kegiatan rohani yang dapat meningkatkan kualitas iman masyarakat sekitar c. Sebagai sarana dakwah dan syiar islam kepada
masyarakat
Mengajak masyarakat untuk selalu beriman dan bertakwa pada Allah SWT.
2. Perilaku Keagamaan Remaja
Perilaku menurut Hasan Langgulung adalah aktivitas yang dibuat oleh seseorang yang dapat disaksikan dalam kenyataan sehari-hari.4 Sedangkan menurut Bimo Walgito, perilaku adalah aktivitas yang ada pada individu atau organisasi yang tidak timbul dengan sendirinya, melainkan akibat dari stimulus yang diterima oleh organisasi yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun internal. Namun demikian sebagian terbesar dari perilaku organisme itu sebagai respon terhadap stimulus eksternal.5 Dengan demikian
4 Hasan Langgulung, Teori-Teori Kesehatan Mental (Jakarta: Al-Husna, 1996), 21.
perilaku merupakan ekspresi dan manifestasi dari gejala-gejala hidup yang bersumber dari kemampuan- kemampuan psikis yang berpusat adanya kebutuhan, sehingga segala perilaku manusia diarahkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai mahkluk individu, mahkluk sosial, dan mahkluk berketuhanan.
Jadi perilaku mengandung sebuah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap) bukan saja badan atau ucapan.
Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku merupakan indikasi seseorang dalam melakukan sesuatu perbuatan atau tindakan. Perilaku juga bisa terbentuk dari pengalaman seseorang dalamberinteraksi dengan lingkungan sekitar. Dengan adanya hubungan antara satu orang dengan orang yang lain akan menimbulkan berbagai macamperilaku sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Agama berarti kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Lebih dari itu, agama adalah suatu jenis sosial yang dibuat oleh penganut- penganutnya yang berporos pada kekuatan non-empiris yang dipercayainya dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat luas umumnya.
Jika disimpulkan pengertian di atas maka perilaku keagamaan adalah rangkaian perbuatan atau tindakan yang didasari oleh nilai-nilai agama ataupun dalam proses melaksanakan aturan-aturan yang sudah ditentukan oleh agama dan meninggalkan segala yang dilarang oleh agama. Jelasnya, perilaku keagamaan itu tidak akan timbul tanpa adanya hal-hal yang
5 Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), 15.
menariknya. Dan pada umumnya penyebab prilaku keagamaan manusia itu merupakan campuran antara berbagai faktor baik faktor lingkungan biologis, psikologis rohaniah unsur fungsional, unsur asli, fitrah ataupun karena petunjuk dari Tuhan. Dalam menjalankan aktivitas agama seperti beribadah, remaja sangat dipengaruhi oleh teman-temannya. Remaja sering kali menarik diri dari masyarakat, acuh tak acuh terhadap aktivitas agama, bahkan kadang-kadang tampak tindakannya menentang nilai-nilai yang dianut masyarakat. Hal ini disebabkan karena mereka tidak mendapatkan kedudukan yang jelas dalam masyarakat.
Kadang-kadang mereka dipandang seperti anak-anak, pendapat dan keinginan mereka kurang didengar. Dalam aktivitas agama sering kali dipandang belum matang,.
Tetapi dilain pihak mayasrakat memandang mereka telah dewasa, mereka diharapkan menampilkan tingkah laku yang matang seperti orang dewasa karena tubuhnya telah cukup matang seperti orang dewasa.6 3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Keagamaan
Pembentukan perilaku manusia tidak akan terjadi dengan sendirinya akan tetapi selalu berlangsung dengan interaksi manusia berkenaan dengan obyek tertentu. Sebagaimana yang dikatakan jalaludin, bahwa perilaku keagamaan anak atau seseorang terbentuk secara garis besarnya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. Faktor internal, yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa (anak).7 Yang terdapat dalam diri pribadi anak meliputi:8
1) Pengalaman Pribadi, maksudnya pengalaman tersebut adalah semua pengalaman yang dilalui,
6 Dewi Purnama Sari, Psikologi Perkembangan Remaja (Rejang Lebong: Lp2 STAIN Curup, 2011), 127.
7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), 132.
8 Zakiah Darajat, Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Moral, Bulan Bintang (Jakarta: Bulan Bintang, 2008), 120.
baik pengalaman yang didapat melaui pendengaran, penglihatan, maupun perlakuan yang diterima sejak lahir, dan sebagainya.
2) Pengaruh emosi, emosi adalah suatru keadaan yang mempengaruhi dan menyertai penyesuaian di dalam diri secara umum, keadaan yang merupakan penggerak mental dan fisik bagi individu dan dari tingkah laku luar. Emosi merupakan warna afektif yang menyertai sikap keadaan atau perilaku individu.
3) Minat. Minat adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar. Seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu obyek yang dilakukannya, maka ia akan berhasil dalam aktifitasnya karena yang dilakukan dengan perasaan senang dan tanpa paksaan. Adapun minat pada agama antara lain tampak dalam keaktifan mengikuti berbagai kegiatan keagamaan, membahas masalah agama dan mengikuti pelajaran agama di sekolah.
b. Faktor Eksternal 1) Lingkungan keluarga
keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak, oleh karena itu orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam menumbuh kembangkan fitrah beragama anak.
Orang tua hendaknya memelihara hubungan yang harmonis antar anggota keluarga. hubungan yang harmonis, penuh pengertian dan kasih sayang akan membuahkan perilaku yang baik.
2) Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai program yang sistematik dalam
melaksanakan bimbingan, pengajaran dan latihan kepada anak agar mereka berkembang sesuai dengan potensinya. Dalam kaitannya dengan upaya mengembangkan fitrah beragama siswa, maka sekolah terutama guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan
wawasanb pemahaman, pembiasaan
mengamalkan ibadah atau akhlak yang mulia dan sikap apresiatif terhadap ajaran agama.
3) Lingkungan masyarakat
Dalam masyarakat, individu akan melakukan interaksi sosial dengan teman sebayanya atau anggota masyarakat lainnya. Apabila teman sepergaulan itu menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama (berakhlak baik) maka anak remaja pun cenderung akan berakhlak baik.
Namun apabila temannya menampilkan perilaku yang kurang baik, maka anak cenderung akan terpengaruh untuk mengikuti atau mencontoh perilaku tersebut. Hal ini akan terjadi apabila anak kurang mendapatkan bimbingan agama dalam keluarganya.9
B. KAJIAN
PENELITIAN YANG RELEVAN
Dalam upaya melengkapi beberapa rujukan yang penulis pakai, maka pada bagian ini penulis sekaligus melibatkan beberapa penelitian yang dianggap ada relevansinya dengan penelitian penulis. Ada beberapa hasil penelitian yang akan dikemukakan disini yang berkaitan dengan penelitian penulis.
Dinda Putri Arini dengan judul Pengaruh Organisasi Remaja Islam Masjid (Risma) Al-Mukhlisin Terhadap Perilaku Sosial Keagamaan Pada Masyarakat Kelurahan Panorama Kota Bengkulu. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh kegiatan remaja Islam masjid (risma) terhadap
9 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), 139.
perilaku sosial keagamaan yaitu seperti remaja di masjid Al- Mukhlisin ini sudah mempunyai kesadaran untuk melaksanakan sholat, puasa, zakat, membaca Al-Qur'an, mengikuti pengajian rutin, mengikuti yasinan rutin, mengikuti kegiatan-kegiatan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) dan mengikuti program-program kegiatan risma yang ada di masjid Al-Mukhlisin tersebut. Kegiatan remaja Islam masjid ini merupakan bagian yang tidak terpisah dari keberadaan masjid.10 Letak perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian peneliti yaitu, penelitian ini meneliti mengenai pengaruh organisasi remaja masjid terhadap perilaku beragama pada masyarakat Kelurahan Panorama Kota Bengkulu, sedangkan peneliti meneliti mengenai pengaruh aktivitas remaja yang dilaksanakan oleh organisasi remaja masjid terhadap perilaku keagamaan di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo. Persamaannya yaitu remaja masjid dan perilaku agama.
Penelitian Mirawati dengan judul Pengaruh Kegiatan Organisasi Remaja Masjid Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja Di Desa Tanjung Dalam Kecamatan Curup Selatan.
Penelitian ini mengemukakan bahwa kegiatan organisasi remaja masjid mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Tanjung Dalam kecamatan Curup Selatan.11 Letak perbedaan pada penelitian ini yaitu penelitian ini membatasi masalah yang akan diteliti pada pengaruh kegiatan organisasi remaja masjid terhadap perilaku keagamaan remaja, sedangkan peneliti juga meneliti mengenai aktivitas yang ada di organisasi remaja masjid Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo. Persamaannya yakni sama-sama meneliti
10 Dinda Putri Arini, Pengaruh Organisasi Remaja Islam Masjid (Risma) Al-Mukhlisin Terhadap Perilaku Sosial Keagamaan Pada Masyarakat Kelurahan Panorama Kota Bengkulu (Bengkulu: Fakultas Tarbiyah dan Tadris UIN Fatmawati Sukarno, 2022), 53-72.
11 Mirawati, Pengaruh Kegiatan Organisasi Remaja Masjid Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja Di Desa Tanjung Dalam Kecamatan Curup Selatan (Bengkulu: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Curup, 2018), 59.
pengaruh kegiatan yang ada di organisasi remaja masjid terhadap perilaku keagamaan remaja.
Kemudian, penelitian Lilis Marwiyanti dengan judul Efektivitas Kegiatan Remaja Islam Masjid dalam Meningkatkan Akhlak Remaja Desa Tambah Dadi Purbolinggo Lampung Timur. Masalah yang ada pada penelitian ini yaitu kurangnya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam mengefektifkan kegiatan remaja Islam masjid, dan hasilnya yaitu kegiatan remaja Islam masjid sangat efektif dalam meningkatkan akhlak remaja.12 Letak perbedaan pada penelitian ini yaitu penelitian ini meneliti tentang efektivitas kegiatan remaja Islam masjid dalam meningkatkan akhlak remaja Desa Tambah Dadi Purbolinggo Lampung Timur, sedangkan peneliti meneliti mengenai pengaruh aktivitas remaja yang dilaksanakan oleh organisasi remaja masjid terhadap perilaku keagamaan di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo. Persamaannya adalah sama-sama meneliti kegiatan remaja masjid.
C. KERANGKA PIKIR Berdasarkan beberapa teori yang sudah tertuliskan di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini adalah jika aktivitas remaja pada organisasi remaja masjid berjalan bersama dengan perilaku keagamaan dengan maksimal, maka terdapat pengaruh yang berarti antara aktivitas remaja pada organisasi remaja masjid terhadap perilaku keagamaan. Remaja yang mengikuti aktivitas-aktivitas dalam organisasi remaja masjid akan mempunyai perilaku beragama yang cukup baik.
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Adapun hipotesis yang digunakan yaitu hipotesis deskriptif dengan rumus t-test dan hipotesis asosiatif dengan rumus korelasi product moment. Hipotesis
12 Lilis Marwiyanti, Efektivitas Kegiatan Remaja Islam Masjid Dalam Meningkatkan Akhlak Remaja Desa Tambah Dadi Purbolinggo Lampung Timur (Lampung: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro, 2019), 57-60.
dalam hal ini berfungsi sebagai petunjuk jalan yang memungkinkan kita untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya.13 Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu:
Aktivitas di organisasi remaja masjid berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
BA B III
METODE PENELITIAN A. RANCANGAN
PENELITIAN PENEDEKATAN PENELITIAN JENIS PENELITIAN
Sebuah metode penelitian selalu digunakan dalam penelitian. Metode penelitian ini digunakan supaya dapat mendapatkan hasil penelitian yang objektif, tepat serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah.
Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam mengumpulkan data serta dalam menganalisis data yang dibutuhkan, hal ini digunakan untuk menjawab persoalan yang dihadapi dan merupakan perencanaan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang diteliti.14
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Dengan penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka dalam proses penelitian ini lebih banyak menggunakan angka. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan deskriptif, dengan menggunakan pendekatan deskriptif maka dapat digunakan untuk memperoleh informasi yang dikumpulkan berdasarkan gejala-gejala yang terjadi pada data penelitian yang dilakukan.
Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif ini diharapkan dapat memperoleh hubungan antara variabel- variabel yang diteliti yakni korelasi antara pengaruh keaktifan dalam mengikuti aktivitas yang ada dalam organisasi remaja masjid dengan perilaku keagamaan remaja di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
13 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016), 64.
14 Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 39.
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Tempat merupakan lokasi pelaksanaan penelitian, penelitian yang akan saya lakukan yaitu bertempat di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
Sedangkan waktu merupakan lama dalam melaksanakan penelitian tersebut. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan.
C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi dalam penelitian merupakan seluruh remaja masjid yang berusia 14 sampai 18 tahun di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo yang keseluruhannya berjumlah 45 orang. Teknik sampling yang digunakan yaitu teknik sampling jenuh, yakni dengan menggunakan semua anggota remaja masjid tersebut sebagai partisipan dalam penelitian. Peneliti mengambil semua responden karena jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100.
D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PEENLITIAN
1. Aktivitas organisasi remaja masjid
Aktivitas remaja masjid merupakan sebuah kegiatan yang di dalamnya menyertakan para remaja yang mempunyai kaitannya dengan masjid serta lingkungan disekitar masjid untuk membentuk karakter religius pada remaja dan mempunyai perilaku sosial yang baik di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan keluarga. Aktivitas yang dilaksanakan dalam organisasi remaja masjid yaitu arisan dan tahlilan rutin setiap dua minggu sekali (malam minggu), peringatan hari besar Islam, dan setiap bulan Ramadhan melaksanakan beberapa kegiatan di antaranya yaitu lomba-lomba Islami yang biasa disebut semarak Ramadhan, tadarusan, buka puasa bersama, dan takbir keliling menjelang lebaran.
2. Perilaku keagamaan remaja
Perilaku keagamaan remaja merupakan segala perbuatan atau tindakan yang berlandaskan nilai-nilai agama ataupun melaksanakan aturan-aturan yang telah
ditentukan oleh agama dan meninggalkan segala yang dilarang oleh agama. Tanpa adanya sesuatu yang mempengaruhi, perilaku keagamaan ini tidak akan muncul dengan sendirinya. Pada umumnya perilaku keagamaan ini muncul karena adanya berbagai faktor dari lingkungan biologis, psikologis rohaniah, fitrah ataupun karena mendapat petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa.
E. TEKNIK DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Peneliti memerlukan beberapa teknik untuk memperoleh data-data dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain yaitu:
1. Observasi atau pengamatan
Observasi adalah sebuah proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai peroses biologis dan psikologis, dua diantara yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.15
Dengan observasi dapat digunakan untuk mengetahui perilaku keagamaan remaja, serta peneliti supaya dapat melihat langsung situasi dan kondisi yang ada di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo yakni melihat bagaimana pengaruh aktivitas organisasi remaja masjid terhadap perilaku keagamaan remaja yang ada di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
2. Kuisioner atau angket
Kuisioner atau angket ini berisi pertanyaan- pertanyaan yang disusun secara sistematis. Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket tertutup, yakni angket yang disiapkan sedemikian rupa kemudian responden tinggal memberikan tanda pada tempat yang telah disediakan atau responden tinggal memilih jawaban
15 Sugiyono, 175.
yang telah disediakan. Pertanyaan tiap variabel terdiri dari alternatif jawaban yang diberi skor 5 (sangat setuju), 4 (setuju), 3 (kurang setuju), 2 (tidak setuju), 1 (sangat tidak setuju). Kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:
Variabel Indikator
Jumlah Butir
Soal
Nomor Butir
Aktivitas Remaja pada
Organisasi Remaja Masjid (X)
1. Pertemuan rutin 3 1, 2, 3
2. Tahlilan 3 4, 5, 6
3. Tadarusan 3 7, 8, 9
4. Peringatan Hari
Besar Islam 2 10, 11
5. Semarak
Ramadhan 1 12
6. Safari Ramadhan 1 13
7. Buka puasa
bersama 1 14
8. Pembagian
bingkisan lebaran 1 15
Perilaku Keagamaan
(Y)
1. Habluminallah
7
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22 2. Habluminannas
7
23, 24, 25, 26, 27, 28,
29
3. Habluminal alam 1 30
3. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan melalui tatap muka serta tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan narasumber dan sumber data.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu metode untuk mendapatkan data-data tentang hal-hal tertentu, khususnya peninggalan tertulis dan arsip-arsip yang
berkaitan dengan remaja masjid di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo. Dengan dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data- data mengenai gambaran umum tentang remaja masjid di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo secara lebih rinci.
Sedangkan instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu instrumen aktivitas organisasi remaja masjid yang meliputi arisan dan tahlilan rutin setiap dua minggu sekali (malam minggu), peringatan hari besar Islam, lomba-lomba Islami, tadarusan, buka puasa bersama, dan takbir keliling menjelang lebaran, serta instrumen perilaku keagamaan remaja yang meliputi Habluminallah, Habluminannas, dan Habluminal alam.
F.VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Validitas
Validitas merupakan tingkat ketetapan tes tersebut dalam mengukur materi dan perilaku yang harus di ukur.
Pada penelitian ini menggunakan cara expert judgement, dengan menggunakan validasi isi dan validasi konstrak a) Validasi Isi
Validasi isi sendiri menunjukan kemampuan instrumen penelitian dalam mengungkap atau mewakili semua isi yang akan hendak diukur. Penguji validasi isi instrumen dengan cara expert judgement bertujuan untuk menelaah kisi-kisi terutama kesesuaian dengan tujuan penelitian dan butir-butir pertanyaan yang sudah dibuat. Sebuah instrumen yang valid atau yang sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya dengan intrumen yang kurang valid, maka memiliki validitas yang rendah. Uji validitas isi dilakukan dengan cara meminta pendapat para ahli.
Dalam pengujian instrumen expert judgement atau
oleh dari beberapa pakar ahli.
b) Validasi Konstrak
Validasi kontrak sendiri dimaksudkan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen perhatian orang tua dan motivasi belajar tehadap hasil belajar mampu mengungkap suatu data yang akan diuji.
Setelah peneliti meminta pertimbangan dari ahli pakar expert judgement, kemudian peneliti mengujikan instrumen penelitian tersebut. Penguji menggunakan teknik uji yaitu teknik korelasi product moment (pearson), Dengan bantuan menggunakan SPSS 21. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur isntrumen penelitian yaitu:
Ʃx¿2 Ʃ y¿2 NƩ y2−¿
¿ NƩx2−¿ ¿
¿
√¿
r xy=N Ʃx y−(Ʃx)(Ʃ y)
¿
Keterangan:
r x y = Angka indeks korelasi product moment Ʃx = Jumlah seluruh nilai x
Ʃ y = Jumlah seluruh nilai y
Ʃx y = Jumlah perkalian antara nilai x dan nilai y
N = Number of cases
Jika hasil perhitungan lebih besar dengan rt
(rhit>rt), maka instrumen dianggap valid. Sebaliknya,
jika rhit lebih kecil dari rt (rhit<rt), maka instrumen dianggap tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk penelitian.
2. Reliabilitas
Koefisien reliabilitas instrumen bertujuan untuk melihat konsistensi jawaban butir-butir pertanyaan yang diberikan kepada remaja pada umur 14-18 tahun, dan dianalisis dengan menggunakan “Spearman Brown”.
G. TEKNIK ANALISIS DATA
Setelah memperoleh data-data, kemudian data tersebut dianalisis guna memperoleh kesimpulan atas penelitian yang telah dilaksanakan. Karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, maka untuk mengelola data yang ada diperlukan rumus statistik. Setelah data-data tersebut terkumpul, langkah selanjutnya data dihitung dan dianalisis serta di klarifikasi sesuai dengan variabel penelitian. Adapun langkah-langkahnya yaitu:
1. Menghitung statistik dasar a. Mean (rata-rata)
M=(ƩX)/N
b. Simpangan baku (standar deviasi) SD= 1
N
√
N .ƩX2 – (ƩX) 2 c. Modus (Mo)Mo= L+
[ (
faf+afb) ]
. Id. Median (Me)
Me= L+
[ (12n−fkbfi ) ]
. I
Keterangan:
ƩX = Jumlah skor
N = Jumlah subjek penelitian ƩX2 = Jumlah kuadrat skor
L = Lowr Limit (batas bawah nyata dari skor yang
mengandung median)
fa = Frekuensi yang terletak diatas interval yang mengandung modus
fb = Frekuensi yang terletak dibawah interval yang mengandung modus
fkb = Frekuensi kumulatif yang terletak dibawah skor yang mengandung median
fi = Frekuensi asli (frekuensi dari skor yang mengandung median)
I = Interval class (kelas interval) 2. Uji homogenitas dan normalitas 3. Uji t-test
4. Analisis korelasi
Analisis korelasi ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh aktivitas organisasi remaja masjid terhadap perilaku keagamaan remaja. Rumus yang digunakan yaitu rumus korelasi product moment:
rxy= nƩxy−(Ʃx)(Ʃ y)
√ {
nƩx2−(Ʃx)²} {
nƩ y²−(Ʃ y)²}
Keterangan:
rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment N = Jumlah Responden
Ʃx = Jumlah seluruh skor x (mengikuti aktivitas organisasi remaja masjid)
Ʃy = Jumlah seluruh skor y (perilaku keagamaan remaja) Ʃxy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dengan skor y X2 = Kuadrat dari x
Y2 = Kuadrat dari y
Setelah mendapatkan angka korelasi, kemudian ditentukan taraf signifikannya dan mencari rtabel dengan df=n-2, langkah selanjutnya ditentukan kriteria pengujian dan membandingkan thitung dengan rtabel. Jika angka indeks korelasi yang diperoleh dalam thitung sama dengan atau lebih besar dari rtabel, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara variabel X dengan variabel Y.
BAGIAN AKHIR (PROPOSAL) DAFTAR PUSTAKA
Aini, Choirul. (2021). ‘Pengaruh Pemahaman Agama Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja Di Kendalsari, Petarukan, Pemalang’. Skripsi Sarjana, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Arini. Dinda Putri. (2022). Pengaruh Organisasi Remaja Islam Masjid (Risma) Al- Mukhlisin Terhadap Perilaku Sosial Keagamaan Pada Masyarakat Kelurahan Panorama Kota Bengkulu. Bengkulu: Fakultas Tarbiyah dan Tadris UIN Fatmawati Sukarno.
Darajat, Zakiah. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Moral, Bulan Bintang (Jakarta:
Bulan Bintang), 2008.
Firdaus, Aditya dan Rinda Fauzian. Pendidikan Akhlak Karimah Berbasis Kultur Kepesantrenan (Bandung: Alfabeta), 2018.
Furchan, Arief. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 2004.
Langgulung, Hasan. Teori-Teori Kesehatan Mental (Jakarta: Al-Husna), 1996.
Marwiyanti, Lilis. (2019). Efektivitas Kegiatan Remaja Islam Masjid Dalam Meningkatkan Akhlak Remaja Desa Tambah Dadi Purbolinggo Lampung Timur. Lampung: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro.
Mirawati. (2018). Pengaruh Kegiatan Organisasi Remaja Masjid Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja Di Desa Tanjung Dalam Kecamatan Curup Selatan. Bengkulu:
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Curup.
Sari, Dewi Purnama. Psikologi Perkembangan Remaja (Rejang Lebong: Lp2 STAIN Curup), 2011.
Siswanto. Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar), 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta), 2016.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2000.
Walgito, Bimo. Psikologi Sosial (Yogyakarta: Andi Offset), 1994.
Yusuf LN, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), 2008.
JADWAL PENELITIAN
NO Tahapan Penelitian Rancangan Kegiatan Penelitian Alokasi Waktu
1 Tahap Pra Penelitian
a. Menyusun rancangan proposal penelitian
b. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian
2 Minggu
2
Penyusunan dan Validasi instrumen penelitian
a. Penyusunan instrumen b. Uji coba instrumen c. Analisis data uji coba d. Revisi instrumen
2 Minggu 3 Tahap Koleksi Data a. Pelaksanaan eksperimen 6 Minggu
b. Pengumpulan data 4 Tahap Analisis Data a. Analisis deskriptif
b. Analisis statistik 3 Minggu
5 Seminar a. Seminar hasil penelitian 1 Minggu
6 Tahap Akhir
a. ATK
b. Penulisan laporan hasil penelitian c. Penjilidan dan penggandaan d. Penyerahan hasil laporan
penelitian
2 Minggu