• Tidak ada hasil yang ditemukan

E1G020040 BIO 4 yyyyyyyyyyy

N/A
N/A
Kira S

Academic year: 2023

Membagikan "E1G020040 BIO 4 yyyyyyyyyyy"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

“JARINGAN TUMBUHAN DAN HEWAN”

Disusun Oleh:

Nama : Meyza Yoanda Mujevi

NPM : E1G020040

Prodi : Teknologi Industri Pertanian Hari/Tanggal : Kamis / 3 Desember 2020 Dosen : 1. Ir. Hasanuddin, M. Sc

2. Dr. Ir. Damres Uker, M. Sc 3. Tuti Tutuarima, S.TP, M. Si Ko-Ass : 1. Ade Tri Hartawi

2. Pera Atria STP

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2020

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Organisme bersel banyak terdiri atas berbagai macam sel yang berbeda-beda, berjuta- juta sel yang dikumpulkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk, struktur, dan fungsinya.

Sejumlah sel yang mempunyai bentuk, struktur, dan fungsi yang sama disebut jaringan. Pada hewan dan manusia terdapat empat macam jaringan yaitu: jaringan ikat, jaringan saraf, jaringan epitel, dan jaringan lemak. Sedangkan jaringan tumbuhan terdiri atas jaringan meristem dan jaringan dewasa dimana jaringan dewasa terdiri lagi atas: jaringan epidermis, jaringgan parenkim, jaringan penyokong / penunjang, jaringan gabus / periderm dan jaringan transpor.

Jaringan terbentuk dari beberapa sel hasil proses diferensiasi, kemudian mengalami proses spesialisasi. Proses diferensiasi, yaitu proses perbanyakan sel melalui fungsi reproduksi sel, sedangkan proses spesialisasi merupakan proses lanjut dari diferensiasi sebagai proses perubahan bentuk dan fungsi. Sel-sel yang bentuk dan fungsinya sama selanjutnya akan berkelompok menjadi satu kesatuan membentuk jaringan.

Pengamatan terhadap jaringan-jaringan yang menyusun makhluk hidup sangat diperlukan, karena dengan demikian akan membuat perkembangan baru.

1.2 Tujuan

1.2.1 Mahasiswa mengenal jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan.

1.2.2 Mahasiswa mengenal jaringan-jaringan penyusun tubuh hewan khususnya jaringan darah dan jaringan otot.

1.2.3 Memahami ciri-ciri histologis sel-sel penyusun jaringan hewan.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukung pertumbuhan pada tumbuhan. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama (Kimball, 1992).

Jaringan tumbuhan terbentuk karena berlangsungnya pembelahan dari sel-sel, dalam hal ini sel-sel yang terbentuk tetap melakukan hubungan-hubungan dengan erat antara yang satu dengan yang lainnya. Selanjutnya pembentukkan jaringan- jaringan tersebut sangat erat hubungannya pula dengan pembentukkan berbagai alat pada tumbuhan, akar, batang, daun, bunga, buah dan lain sebagainya. Dalam hal ini, tiap jaringan biasanya hanya melakukan satu proses dalam hidupnya. Seperti; jaringan meristem yang mampu membelah terus menerus dan membentuk sel-sel baru (Waluyo,2006).

Jaringan penyusun tubuh tumbuhan digolongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut. Berdasarkan umurnya jaringan digolongkan menjadi jaringan muda yang masih bersifat bisa membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam- macam jaringan. Karena sifatnya ini, jaringan muda disebut jaringan meristem. Selain jaringan meristem pada tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai bentuk yang bermacam-macam sesuai letak dan fungsinya. Berdasarkan fungsinya jaringan tumbuhan dapat digolongkan menjadi jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, dan jaringan penguat (Mustopo, 2015).

Meristem menurut asalnya terbagi menjadi meristem primer (titik tumbuh primer) dan meristem sekunder (titik tumbuh sekunder) jaringan meristem biasanya tersusun oleh sel-sel yang masih embrional, yaitu sel-sel yang masih aktif membelah. Pada ujung akar dan ujung batang yang telah dewasa terdapat jaringan yang tetap bersifat meristematik dan disebut titik tumbuh apikal atau titik vegetatif. Titik tumbuh apikal ini yang menyebabkan tumbuhan mampu mengadakan pertumbuhan memanjang sedangkan meristem sekunder merupakan jaringan yang sel-selnya tidak mengalami deferensiasi dan berfungsi sebagai jaringan dewasa, kemudian dapat melakukan aktivitas meristematis lagi, misalnya kambium dan felogen (kambium gabus). Pada tumbuhan sekunder. Kambium dapat membentuk floem sekunder, xilem sekunder dan kadang-kadang membentuk jari-jari empulur (parenkim sekunder).

Kambium terdapat pada semua tumbuhan dikotil dan sebagian monokotil serta Gymnospermae (Tim Penyusun, 2019).

(4)

Menurut Cindy (2012), Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti melaukan totipotensi, jaringan ini hanya membelah tetapi tidak melakukan deferensiasi membentuk jaringan lain. Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu epidermis yang berfungsi sebagai jaringan pelindung, parenkim sebagai jaringan dasar, sklerenkim dan kolenkim, sebagai jaringan penguat, dan floem serta xilem, sebagai jaringan pengangkut.

Jaringan epidermis merupakan jaringan yang letaknya paling luar. Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel hidup berbentuk pipih selapis yang berderet rapat tanpa ruang antar sel.

Tidak mengandung khlorofil kecuali pada epidermis tumbuhan Bryophita dan Pterydophyta serta sekitar epidermis pada sel penutup stomata. Bentuk sel jaringan epidermis seperti balok.

Jaringan epidermis mengalami modifikasi membentuk aneka ragam sel yang sesuai dengan fungsinya misalnya stomata, trachoma, dan bulu-bulu akar. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Jaringan ini memiliki fungsi sebagai pelindung jaringan lain yang ada didalamnya (Mahfuzah, dkk., 2015).

Jaringan parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh tanaman pada jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose yang tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim. Nama lainnya adalah jaringan dasar.

Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim (Mahfuzah, dkk., 2015).

Jaringan sklerenkim tersusun atas sel sel dengan dinding sekunder yang tebal. Fungsi jaringan sklerenkim adalah sebagai penyokong atau penguat dan biasanya juga sebagai pelindung. Sel sklerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu serabut sklerenkim dan sklereid.

(Waluyo, 2006).

Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas xilem dan floem. Xylem merupakan jaringan campuran yang tersusun atas beberapa tipe sel diantaranya yaitu pembuluh xilem dan trakeid xilem. Fungsi jaringan xylem adalah untuk mengalirkan air dan mineral dari akar ke daun.

Floem merupakan jaringan yang kompleks. Floem berfungsi membawa makanan berupa zat organik dari suatu bagian yang lain pada tumbuhan. Floem tersusun atas bulu tapis

(5)

berupa elemen pipa yang mempunyai lapisan yang rata ujungnya dan sel pengiring (Waluyo, 2006).

Seperti halnya tumbuhan, hewan tersusun atas sel-sel. Sel-sel tersebut bersatu membentuk jaringan-jaringan yang terdapat pada organ. Pada hewan bersel banyak, kumpulan sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang samaakan membentuk jaringan, jaringan-jaringan yang berbeda akan bergabung membentuk organ tubuh, organ- organ tubuh akan bergabung membentuksistem organ tubuh, sistem organ tubuh akhirnya akan bergabung membentuk organisme (hewan). Pada hewan tingkat tinggi (mamalia) dibedakan empat tipe jaringan dasar, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan saraf, dan jaringan otot (Diastuti, 2009).

Keempat jaringan tersebut dimiliki oleh semua hewan kecuali hewan paling sederhana seperti Porifera. Jaringan-jaringan tersebut akan membentukorgan yang memiliki fungsi tertentu dalam sistem organ. Berbagai sistemorgan tersebut akan membentuk individu utuh yang mampu melakukan berbagai aktivitas (Ferdinand & Ariebowo, 2009).

Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang terikat satu sama lain. Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh (epitelium), membatasi antarorgan (mesotelium), atau membatasi organdengan rongga dalam tubuh (endotelium). Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel dibagi menjadi tiga, yaitu epitel pipih, epitel batang, dan epitel kubus (Diastuti, 2009).

Sesuai dengan namanya, jaringan ikat berfungsi sebagai pengikat, penyokong, serta penghubung satu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Jaringan ikat tidak terdapat pada permukaan luar tubuh. Jaringan ikat mengandung banyak pembuluh darah, kecuali pada tulang rawan. Berbeda dengan sel epitel, populasi sel-sel jaringan ikat lebih jarang dan menyebar di dalam matriks. Pada umumnya, matriks terdiri atas jaringan- jaringan serabut yang melekat dalam bahan dasar berupa cairan, gel, atausolid. (Ferdinand &

Ariebowo, 2009)

Jaringan saraf membentuk sistem saraf. Sistem saraf berfungsi menjamin kepekaan hewan terhadap pengaruh lingkungannya. Dengandemikian, sistem saraf mampu menanggapi pengaruh yang terjadi darilingkungannya. Di samping itu, sistem saraf mampu mengendalikan gerakan otot, sekresi kelenjar, dan berperan besar pada tingkah lakunaluri. Jaringan saraf ini terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron (Bakhtiar, 2011)

Struktur jaringan otot merupakan jaringan yang berguna untuk melakukan gerakan baik oleh badan secara keseluruhan maupun oleh berbagai organ tubuh satu terhadap yang lainnya. Secara fungsional ada otot yang bekerja secara sadar atau dapat kita kendalikan

(6)

gerakannya (otot volunter) dan ada juga yang tidak bekerja secara sadar atau tidak dapat kita kendalikan (otot involunter) (Waluyo,2010).

Secara umum otot di dalam tubuh hewan maupun manusia dibagi menjadi tiga yaitu, otot lurik yang tersusun atas sel-sel yang berbentuk silindris yang sangat panjang, tetapi tidak mengalami percabangan. Otot polos yang sel-selnya berbentuk seperti gelendong dengan panjang yang bervariasi antara 20-500 milimikron, bergantung pada organ mana otot polos ini berada. Dan otot jantung yang merupakan jenis otot dari penggabungan otot lurik dan otot polos.

(7)

BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Pipet tetes 2. Erlenmeyer 3. Gelas objek

4. Penutup gelas 5. Gelas piala 6. Mikroskop

3.1.2 Bahan

1. Metilen biru 2. Kristal CuSO4 3. Aquades 4. Kentang 5. Gliserin

6. Larutan gula 10% dan 50%

7. Daun dan batang tumbuhan dikotil 8. Daun dan batang tumbuhan

monokotil

9. Sediaan segar sel darah katak 10. Sedian awetan sel-sel otot mamalia

3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 Jaringan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil 3.2.1.1 Penampang melintang batang

1. Dengan perbesaran lemah, gambar 1 sektor dari penampang itu dan sebutkan bagian-bagiannya.

2. Perhatikan struktur jaringan epidermis, hipodermis (berupa sklerenkim). Berkas pengangkut dengan selubung skelerenkim yang terbesar diantara parenkim jaringan dasar.

3. Amati juga dengan perbesaran kuat.

4. Gambar dan beri keterangan.

3.2.1.2 Penampang melintang daun

1. Amatilah dan gambar dengan perbesaran kuat. Berikan katerangan bagian-bagian yang terlihat

2. Perhatikanlah epidermis dengan sel kipas dan stroma, mesofil terdiri atas jaringan bunga karang, epidermis bawah dengan stroma, berkas pengangkut terdiri atas xilem dan floem

3.2.2 Jaringan Hewan

3.2.2.1 Pengamatan sel darah katak

(8)

1. Taruhlah setetes darah katak pada gelas objek.

2. Tambahkan beberapa tetes larutan NaCl 0,6 % tutuplah dengan gelas penutup 3. Amatilah di bawah mikroskop.

4. Amatilah semua bentuk dan struktur sel-sel darah yang saudara sediakan lalu gambar dan sebutkan bagian-bagiannya dengan jelas.

3.2.2.2 Pengamatan sel

1. Taruhlah setetes darah katak pada gelas objek.

2. Tambahkan beberapa tetes larutan NaCl 0,8 % tutuplah dengan gelas penutup 3. Amatilah di bawah mikroskop.

4. Amatilah semua bentuk dan struktur sel-sel darah yang saudara sediakan lalu gambar dan sebutkan bagian-bagiannya dengan jelas.

3.2.3 Jaringan Otot

1. Amatilah sediaan awetan otot polos dari muskulus ekstrenus doudonum, sediaan awetan otot lurik dari lidah mamalia dan otot jantung.

2. Perhatikan letak nukleus, bagian-bagian gelap dan terang. Juga sarkolemanya gambar dan sebutkan bagian-bagian.

(9)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Penampang melintang batang monokotil

4.1.2 Penampang melintang daun monokotil

(10)

4.1.3 Penampang melintang batang dikotil

4.1.4 Penampang melintang daun dikotil

(11)

4.1.5 Penampang sel darah katak

4.1.6 Penampang sel darah manusia

4.1.7 Jaringan otot lurik dan otot polos

Otot Polos Otot lurik

(12)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengamatan penampang melintang batang monokotil

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan gambar penampang melintang batang monokotil. Batang tumbuhan monokotil tidak memiliki berbagai lapisan yang terbagi jelas seperti halnya batang dikotil. Pada batang monokotil, hanya terdapat lapisan epidermis dan jaringan dasar. Pembuluh di dalam batang monokotil tersebar di dalam jaringan dasar yang ada di dalam batang. Batang tumbuhan monokotil juga tidak memiliki lapisan kambium, sehingga umumnya tidak mengalami perbesaran diameter batang seperti halnya batang tumbuhan dikotil.

Adapun bagian dari berkas pembuluh monokotil terdiri dari perikambium, jaringan pengangkut, dan empelur. Tumbuhan monokotil memiliki pertumbuhan primer yaitu hanya bertambah panjang, sehingga mekanismenya pertumbuhan sekunder tidak ada. Dimana pembesaran batang ini dilakukan dengan bantuan dari empelur.

4.2.2 Pengamatan penampang melintang daun monokotil

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, terdapat 3 jaringan yang ditemukan yaitu : jaringan parenkim, jaringan mesofil dan jaringan pengangkut.

Jaringan epidermis pada daun monokotil merupakan jaringan terluar dari daun.

Pada lapisan epidermis, tidak terdapat ruang antar sel. Terdapat jaringan epidermis atas (adaksial) dan jaringan epidermis bawah (abaksial). Pada daun monokotil, lapisan epidermis terdiri dari satu lapisan sel yang mengalami penebalan oleh zat kutin. Sel yang terdapat pada jaringan epidermis daun monokotil biasanya berbentuk memanjang. Lapisan epidermis pada daun berfungsi untuk : mencegah kerusakan fisik, melindungi dari penguapan air akibat perubahan suhu, mencegah hilangnya zat-zat makanan.

Jaringan pengangkut disebut juga sebagai tulang daun atau vena. Tulang daun menyebar ke segala arah dan terletak pada helai daun di wilayah jaringan spons, sedangkan ibu tulang daun atau costa terletak sepanjang jaringan spons. Tulang daun berfungsi sebagai media transportasi zat hasil proses fotosintesis dan zat yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Pada daun monokotil, tulang daun dapat memiliki tulang daun yang sejajar dan ketebalan yang sama atau berbeda. Ketebalan yang berbeda tersusun secara selang-seling dan tulang daun yang terletak di tengah adalah tulang daun yang paling tebal.

Tulang daun tersusun dari selaput sklerenkim dan berkas pengangkut. Selaput sklerenkim yang berfungsi menutupi sebagian (atau seluruh) berkas pembuluh dan

(13)

sebagai penguat daun. Selaput sklerenkim biasanya hanya terdapat pada ibu tulang daun. Selaput sklerenkim yang terdapat pada tulang daun atau vena biasanya terdiri dari sel-sel parenkim. erkas pengangkut atau berkas vaskuler yaitu floem dan xilem.

Floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis daun ke seluruh tubuh tumbuhan.

Sedangkan xilem berfungsi mengangkut air dan mineral dari akar ke daun ke arah jaringan lapisan atas daun.

4.2.3 Penampang melintang batang dikotil

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa batang tumbuhan dikotil terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut dari yang paling luar ke dalam yaitu ; epidermis, korteks, pembuluh floem, kambium pembuluh, pembuluh xylem, dan empulur.

Pada batang tumbuhan dikotil, lapisan pembuluh membentuk sebuah cincin yang mengitari seluruh bagian batang, dengan pembuluh floem di luar lapisan kambium pembuluh, dan pembuluh xylem di dalamnya. Fungsi dari kambium pembuluh adalah untuk menghasilkan jaringan pembuluh baru, yang disebut sebagai pembuluh sekunder. Membesarnya diameter batang, yang disebut juga sebagai pertumbuhan sekunder, terjadi akibat bertambahnya lapisan jaringan pembuluh oleh kambium pembuluh. Pada batang tumbuhan dikotil berkayu, lapisan epidermis akan terkelupas dan digantikan oleh lapisan bernama periderm. Lapisan periderm terdiri dari jaringan gabus dan kambium gabus. Seiring dengan membesarnya batang, lapisan terluar periderm akan kemudian terkelupas. Namun lapisan periderm ini akan terus diperbarui oleh kambium gabus.

Batang dikotil memiliki selapis sel endodermis yang merupakan ujung dari bagian korteks yang paling dalam, yang tersusun oleh amilum. Berkas pengangkut pada tumbuhan dikotil bersifat kolateral terbuka, dimana diantara xylem dan floem terdapat sebuah kambium yang melingkar, yang mana jaringan kambium merupakan jaringan yang selalu aktif membelah.

4.2.4 Penampang melintang daun dikotil

Secara umum daun dikotil mempunyai suatu jaringan kutikula yang berfungsi sebagai meminimalisir dari proses terjadinya penguapan pada air lewat permukaan daun. Jaringan kutikula ialah hasil proses penebalan yang terjadi pad azat kutin yang terletak di bagian atas dan bawah permukaan daun.

Berdasarkan hasil percobaan diatas, dapat terlihat struktur daun pada tumbuhan dikotil yang memiliki bagian-bagian yang tentunya memiliki fungsi masing-masing.

(14)

Jaringan Epidermis pada daun dikotil ini umumnya terdiri dari satu lapis sel dan letaknya terdapat pada lapisan bawah maupun lapisan atas daun. Jaringan epidermis pada daun dikotil ini pada dasarnya memiliki 2 fungsi utama yaitu, melindungi lapisan sel daun dari kekeringan dan menjaga struktur bentuk daun agar tidak rusak.

Kutikula pada daun bertipe dikotil umumnya terletak pada permukaan atas dan bawah daun, sama seperti jaringan epidermis. Selain itu, kutikula juga mengalami penebalan dari zat kutin, sama seperti epidermis Namun pada epidermis, kutikula ini lebih bekerja sebagai pelapis permukaan atas dan bawah dari daun. Fungsi utama dari kutikula ini adalah sebagai mencegah proses penguapan air yang terjadi pada permukaan daun.

Sama seperti jaringan epidermis dan kutikula, stomata pada daun dikotil umumnya terletak pada lapisan bawah maupun lapisan atas dari sebuah daun. Fungsi umum stomata pada daun dikotil yaitu, sebagai jalan masuk dan keluarnya udara pada daun, karena stomata merupakan elemen penting dalam proses respirasi tumbuhan dan sel penjaga pada stomata yang berfungsi untuk mengontrol proses terbuka dan tertutupnya stomata.

Jaringan mesofil pada daun dikotil terletak diantara lapisan epidermis atas dan bawah dan memiliki fungsi utama sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis. Pada jaringan mesofil daun dikotil ini memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut.

Jaringan mesofil daun dikotil berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan spons.

Jaringan palisade pada daun dikotil tersusun sangat rapat dan biasanya berbentuk silinder.

Jaringan palisade pada daun dikotil juga mengandung klorofil.

Jaringan spons pada daun dikotil berbentuk tidak teratur dan susunan antar selnya sangat longgar. Jaringan spons juga memiliki bentuk yang bercabang-cabang dan berisi kloroplas.

4.2.5 Penampang sel darah katak

Katak termasuk ke dalam hewan vertebrata atau hewan yang memiliki tulang belakang. Kebanyakan vertebrata memiliki sel darah merah yang berinti dan jumlahnya lebih sedikit dan juga bentuknya sel lebih besar dibandingkan hewan invertebrata. Berdarkan gambar hasil pengamatan sel katak memiliki nukleus serta bentuk selnya oval dan pipih. Eritrosit yang dimiliki katak termasuk entrosit yang terbesar dibandingkan hewan vetebrata lainnya. Dengan adanya inti pada eritrosit katak maka dapat memperkecil ruang bagi hemoglobin karena oksigen yag dibutuhkan

(15)

oleh katak tidak hanya diikat oleh sel darah merah di paru-paru, melainkan dari oksigen yang berdifusi melewati kulit mereka.

4.2.6 Penampang sel darah manusia

Darah tersusun dari kombinasi antara plasma darah dan sel-sel darah, yang semuanya beredar di seluruh tubuh. Sel-sel darah ini kemudian dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Eritrosit atau sel darah merah berbentuk bulat dilengkapi dengan cekungan (bikonkaf) di bagian tengahnya. Sel darah merah berwarna merah pekat dengan jumlah sel yang cukup banyak di dalam darah. Warnanya yang merah pekat salah satunya disebabkan oleh keberadaan hemoglobin, protein yang bertugas mengikat oksigen dalam darah. Selain memberikan warna merah yang khas, hemoglobin juga bertugas dalam membantu eritrosit membawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh, serta mengangkut kembali karbon dioksida dari seluruh tubuh ke paru- paru untuk dikeluarkan. Persentase volume darah keseluruhan yang terdiri dari sel-sel darah merah disebut hematokrit.

Dibandingkan dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki jumlah yang jauh lebih sedikit dalam seluruh komposisi. Meski begitu, komponen darah ini dapat melawan infeksi virus, bakteri, jamur yang memicu perkembangan penyakit. Hal ini karena sel darah putih memproduksi antibodi yang akan membantu memerangi zat asing tersebut.

4.2.7 Jaringan otot polos dan otot lurik

Otot adalah jaringan yang terdapat di dalam tubuh manusia yang merupakan alat gerak aktif yang dapat menggerakkan tulang sehingga menyebabkan suatu individu atau organisme bisa bergerak. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut. Otot bekerja dengan berkontraksi dan berelaksasi.

Otot polos yaitu jaringan otot yang dibangun oleh sel otot dengan bentuk menyerupai gelondong dan ujung-ujungnya yang runcing. Disebut otot polos karena tidak mempunyai garis-garis atau polos. Itu dikarenakan otot polos mempunyai serabut-serabut fibril. Otot polos bekerja secara tidak sadar dan terdapat di akses pencernaan, paru-paru, pembuluh darah, dan beberapa organ badan lainnya.

Otot lurik merupakan otot yang terletak pada rangka manusia. Otot ini termasuk dalam otot volunteer yang artinya harus digerakan secara sadar, sehingga otot ini juga disebut dengan otot sadar. Otot rangka terdiri atas sel-sel otot, jaringan penghubung, sel saraf dan pembuluh darah. Otot lurik memiliki bentuk seperti serabut-

(16)

serabut halus memanjang (miofibril) dan mengandung banyak mitokondria dan inti sel di bagian tepi. Pada otot lurik, tampak garis terang yang dibatasi oleh garis gelap.

Setiap satu pola terang dan gelap yang terbentuk disebut dengan sarkomer. Otot rangka terbagi menjadi dua jenis berdasarkan pigmen mioglobinnya. Mioglobin adalah senyawa protein yang berfungsi untuk mengikat molekul oksigen. Oksigen yang diikat ini berperan dalam respirasi sel otot rangka.

(17)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

5.1.1 Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai bentuk, asal, fungsi, dan struktur yang sama. Tumbuhan disusun oleh berbagai macam jaringan, diantaranya yaitu; jaringan meristem yang sel-selnya aktif membelah diri, jaringan penyokong yang berfungsi sebagai penguat/penyokong tumbuhan, jaringan dasar atau jaringan parenkim yang mengisi ruang antarjaringan, jaringan pengangkut/pembuluh adalah jaringan yang berfungsi untuk proses pengangkutan zat-zat yang ada di dalam tumbuhan, dan jaringan epidermis yang fungsinya untuk melindungi permukaan tumbuhan.

5.1.2 Jaringan otot berasal dari lapisan mesoderm. Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang memanjang atau berbentuk serabut yang dapat berkontraksi karena adanya molekul miofibril. Pada vertebrata, secara tipikal mempunyai tiga jenis otot, yaitu otot skelet (rangka), otot jantung (cardiac), dan otot polos. Jaringan darah adalah jaringan ikat khusus yang istimewa karena sifat dan kondisi fisik dari darah berbeda dengan jaringan ikat lainnya. Jaringan ini berupa cairan dengan komponen utamanya adalah sel darah dan plasma darah.

5.1.3 Ciri-ciri histologis sel-sel penyusun jaringan hewan adalah susunan seratnya longgar.

Tersusun dari matriks besar, fibroblas/fibrosit, sel plasma, makrofag, leukosit, serabut kolagen, dan serabut elastis. Terdapat di sekitar organ, menopang sel saraf dan pembuluh darah yang mengangkut sari makanan.

5.2 Saran

5.2.1 Sangat diperlukan komunikasi yang lancar antara pratikan dan koas sehingga tidak terjadinya diskomunikasi yang menyebabkan kerugian pada beberapa pihak.

5.2.2 Alangkah baiknya jika kedepannya koas memberi lebih banyak sumber yang berhubungan dengan praktikum yang sedang dijalankan.

(18)

JAWABAN PERTANYAAN A. Pertanyaan

1. Perbedaan apakah yang dapat anda lihat antara kedua sel tersebut? Buatlah gambar dari masing-masing sel darah merah!

2. Jelaskan perbedaan struktur otot lurik dan otot jantung!

B. Jawaban

1. Perbedaan dari sel darah manusia dan sel darah katak :

Sel darah merah bertanggung jawab untuk satu tugas darah yang paling penting - membawa oksigen dan karbon dioksida. Berdasarkan gambar hasil pengamatan, struktur sel darah manusia sangat berbeda dengan sel darah pada katak. Sel darah pada manusia berbentuk bulat pipih pada kedua sisinya tanpa adanya inti sel, sedangkan sel darah pada katak bentuknya oval dengan inti sel yang besar dibagian tengah. Eritrosit pada manusia berbentuk kepingan bikonkaf yang diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, bentuk ini (setelah nuklei dan organelnya dihilangkan) akan mengoptimisasi sel dalam proses pertukaran oksigen dengan jaringan tubuh disekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga dapat dengan mudah untuk memasuki pembuluh kapiler yang sangat kecil. Eritrosit pada katak memiliki bentuk oval dan memiliki ukuran yang lebih besar daripada eritrosit manusia. Eritrosit dewasa berbentuk lonjong atau bulat panjang, pipih dan memiliki inti. Eritrosit yang dimiliki katak termasuk eritrosit yang terbesar dibandingkan hewan vetebrata lainnya. Dengan adanya inti pada eritrosit katak maka dapat memperkecil ruang bagi hemoglobin karena oksigen yag dibutuhkan oleh katak tidak hanya diikat oleh sel darah merah di paru-paru, melainkan dari oksigen yang berdifusi melewati kulit mereka.

Sel darah manusia Sel darah katak

(19)

2. Perbedaan struktur otot lurik dan otot jantung

 Bentuk sel otot polos adalah gelendong dengan ujung-ujungnya yang meruncing.

Sedangkan otot lurik berbentuk silindris memanjang.

 Jumlah inti sel pada setiap sel otot polos adalah satu. Sedangkan jumlah inti sel pada otot lurik banyak.

 Gerakan otot polos berirama, sedangkan otot lurik tidak berirama karena bekerja sesuai kehendak kita atau kehendak gerak refleks.

 Letak inti sel pada otot polos berada di tengah, sedangkan pada otot lurik di tepi sel sehingga dapat terlihat jelas dari luar.

 Otot polos bekerja secara tidak sadar atau tidak dapat dikendalikan oleh pikiran kita, sedangkan otot lurik bekerja secara sadar sehingga kita dapat mengendalikan gerakannya.

 Reaksi otot polos lambat, sedangkan reaksi otot lurik cepat.

 Saat otot polos bergerak, tidak akan merasa lelah meskipun bergerak terus menerus tanpa henti. Sedangkan saat otot lurik bergerak akan cepat merasa lelah karena darah yang mengalir terhambat saat terjadi gerakan.

 Letak otot polos berada di sistem organ, sedangkan otot lurik melekat pada rangka.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Suaha. 2011. Biologi. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Jakarta

Cindy. 2012. Biologi-Dasar. http://justcindy2/wardpress.com. Diakses pada 3 Desember 2020 Diastuti, Renni. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Ferdinand, Fictor P. & Ariebowo, Moekti. 2009. Praktis Belajar Biologi 2. Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Kimball John. W. 1992. Biologi. Erlangga. Jakarta

Mahfuzah, Aulia, dkk. 2015. Laporan Pengamatan Jaringan Hewan dan Tumbuhan dengan Mikroskop Cahaya.https://auliamahfuzah.wordpress.com/2015/06/19/laporan-

pengelolaan-lab-laporan-pengamatan-jaringan-hewan-dan-tumbuhan-dengan- mikroskop-cahaya/. Diakses pada 3 Desember 2020

Mustopo, Ali. 2015. Laporan Praktikum Biologi Dasar Mengenal Jaringan Tumbuhan Melalui Preparat Awetan. http://berkahslalu12.blogspot.com/2016/02/praktikum- biologi-3-jaringan-tumbuhan.html. Diakses pada 3 November 2020

Tim Penyusun. 2019. Penuntun Praktikum Biologi. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

Bengkulu

Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Universitas Jember. Jember Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Universitas Jember. Jember

(21)
(22)
(23)

Referensi

Dokumen terkait

List of all optional arguments forpst-plot 84 Continued from previous page Key Type Default yDecimals ordinary xlogBase ordinary ylogBase ordinary xylogBase ordinary trigLabelBase