1.1. Latar Belakang
Keterampilan menulis mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan siswa. Ia dapat menunjang kesuksesan hidup seseorang. Dengan ketrampilan menulis, seseorang dapat melibatkan diri dalam persaingan global yang sekarang terjadi. Di era yang serba canggih ini, semua informasi disajikan secara cepat dalam media yang beragam, termasuk media cetak. Kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang penting. Kemampuan berkomunikasi dengan baik, benar, efektif, dan efisien adalah tuntutan mutlak. Oleh karena itu, ketrampilan berbahasa (berbicara, menyimak, membaca, dan menulis) menjadi hal mutlak pula yang harus dikuasai agar kita juga menjadi bagian kemajuan zaman.
Tujuan utama pendidikan dan pembelajaran di sekolah adalah mengembangkan segenap potensi yang dimiliki peserta didik secara maksimal. Oleh karena itu, berbagai kegiatan yang dilaksanakan siswa di sekolah adalah untuk memajukan perkembangan peningkatan kemampuan siswa. Keberhasilan meningkatkan hasil belajar siswa dapat dijadikan suatu indikator guru dan sekolah dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), namun keberhasilan belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang ada di luar individu adalah tersedianya bahan ajar yang memberikan kemudahan bagi individu
untuk mempelajarinya, sehingga hasil belajar menjadi lebih baik. Selain itu juga gaya belajar yang merupakan karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotor, sebagai indikator yang bertindak relatif stabil untuk pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar.
Belajar menulis puisi merupakan salah satu cara siswa mengungkapkan gagasan yang ada dalam benak, yang kemudian dituangkan pada kata-kata dalam bentuk puisi. Selain itu, pembelajaran apresiasi puisi juga untuk meningkatkan daya nalar siswa guna berekspresi dalam berkarya. Bagi siswa kesenangan dan kepuasaan itu diperoleh karena bunyi- bunyi permainan bahasa yang indah dari pada intensitas makna yang terkandung dalam puisi itu sendiri. Puisi hadir kepada siswa terutama disuarakan dan atau dibacakan. Itu terjadi jika siswa belum mampu membaca, sedang jika sudah mampu, puisi juga hadir lewat tulisan yang dibacanya sendiri. Hal tersebut tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada standar kompetensi yang berbunyi:
”Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas”. Sedangkan dalam kompetensi dasar adalah “menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat”.
Kendala yang sering dijumpai dalam pembelajaran puisi adalah kurangnya menggunakan media pembelajaran yang tepat sasaran. Saat pembelajaran sering hanya menyalin saja dari buku teks yang sudah ada
sehingga kebiasaan menulis puisi kurang diminati siswa. Pada umumnya pembelajaran puisi hanya hafalan dan sudah ada di buku, guru kurang melatih siswa untuk membiasakan menulis puisi. Maka dari itu peneliti sangat tertarik dengan bagaimana siswa membiasakan menulis puisi dengan media yang tepat dan memudahkan siswa dalam mengekspresikan dalam bentuk tulisan berupa puisi. Peneliti merasakan adanya kesulitan siswa dalam menuangkan kata-kata, memilih tema serta bahasa yang digunakan saat menulis puisi.
Fakta-fakta lain yang peneliti temukan selama pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) metode pembelajaran kurang bervariasi sehingga siswa jenuh dan membosankan dalam belajar menulis puisi, (2) guru seringkali hanya memberikan tugas tanpa memberikan contoh menulis puisi yang baik, (3) keterbatasan guru untuk mencapai target sehingga guru tidak menjadikan waktu yang cukup untuk melatih kemampuan menulis puisi.
Beriringan dengan temuan-temuan baru dalam psikologi pendidikan, pendekatan dan strategi pembelajaran menulis puisi di sekolah juga turut berubah. Mengajar tidak lagi dipandang sebagai penyampaian sejumlah informasi kepada peserta didik, tetapi harus mampu mendorong dan membimbing siswa untuk aktif mengkonstruksi sendiri pemahamannya.
Selama proses pengkonstruksian konsep dan keterampilan menulis puisi, kreativitas guru juga sangat penting bukan saja yang mengarah pada penemuan konsep, tetapi juga kemampuan guru menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, peningkatan kualitas pembelajaran merupakan aspek penting yang harus mendapat perhatian dari guru dan lembaga-lembaga terkait, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pengembangan profesionalisme guru dan kegiatan belajar siswa di sekolah.
Berdasarkan kenyataan di atas peneliti bermaksud mengadakan penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran puisi pada siswa Sekolah Dasar kelas V di Kecamatan Banyumas. Penelitian ini menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Siswa pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran PAKEM dalam upaya meningkatan kemampuan menulis puisi, sedangkan siswa pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan demikian penelitian eksperimen dianggap tepat sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka beberapa masalah yang diidentifikasikan yaitu:
1. Bagaimanakah membelajarkan menulis puisi dengan menggunakan pembelajaran PAKEM ?
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis puisi melalui pembelajaran PAKEM ?
1.3. Batasan Masalah
Untuk mengefektifkan hasil penelitian ini, maka peneliti membatasi pada upaya meningkatan efektivitas pembelajaran menulis puisi melalui pembelajaran PAKEM pada siswa kelas V SDN se-Kecamatan Banyumas.
Kemudian mengingat keterbatasan sumberdaya yang dimiliki peneliti, maka SDN yang diteliti dibatasi pada enam sekolah, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.1. Rincian SD yang Diteliti
No. Kategori Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol 1. Perkotaan SDN 1 Sudagaran SDN 2 Sudagaran
2. Dekat kota SDN 2 Karangrau SDN Kalisube 3. Pedesaan SDN 2 Dawuhan SDN 5 Karangrau
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Adakah perbedaan efektivitas antara pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pembelajaran PAKEM dengan pembelajaran menulis puisi tanpa menggunakan pembelajaran PAKEM pada siswa Sekolah Dasar kelas V di Kecamatan Banyumas ?
1.5. Tujuan Penelitian
Secara operasional, tujuan penulis membuat penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Efektivitas pembelajaran PAKEM dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V Sekolah Dasar di Kecamatan Banyumas.
2. Penerapan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pembelajaran PAKEM.
1.6. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi pengembangan khususnya penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar tentang Pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran puisi.
2. Secara praktis a. Bagi guru
Penelitian ini dapat memacu kalangan guru untuk terus meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan kurikulum dalam pembelajaran menulis pada pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia akan bermakna bagi siswa.
b. Bagi kepala Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam mengambil kebijakan sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui perbaikan model yang dianggap relevan dengan siswa dan karakteristik pelajaran.
c. Bagi pemerintah
Penelitian ini dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang dijabarkan melalui tujuan institusional, kurikuler, standar kompetensi, dan kompetensi dasar melalui tiap mata pelajaran khususnya Bahasa Indonesia dapat dicapai oleh siswa dengan memuaskan, baik pencapaian melalui ulangan hingga kelulusan.