• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Ruang Publik di Rumah Susun: Kajian Perilaku Penghuni Rusun Case Study : Rusun Industri Dalam

N/A
N/A
Azharr Iskandar

Academic year: 2024

Membagikan "Efektifitas Ruang Publik di Rumah Susun: Kajian Perilaku Penghuni Rusun Case Study : Rusun Industri Dalam"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Efektifitas Ruang Publik di Rumah Susun:

Kajian Perilaku Penghuni Rusun Case Study : Rusun Industri Dalam Efektifitas

Efektifitas Ruang Ruang Publik Publik di di Rumah Rumah Susun: Susun : Kajian

Kajian Perilaku Perilaku Penghuni Penghuni Rusun Rusun Case Study :

Case Study : Rusun Rusun Industri Industri Dalam Dalam

SOSTEK PERANCANGAN LINGKUNGAN BINAAN SOSTEK PERANCANGAN LINGKUNGAN BINAAN AR. 5151

Program Magister Arsitektur Alur Perumahan & Permukiman Program Magister Arsitektur Alur Perumahan & Permukiman

Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2005

Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2005

(2)

MATERI PEMBAHASAN

PENDAHULUAN

KERANGKA PEMIKIRAN KAJIAN TEORITIS

KAJIAN STUDI KASUS: RUMAH SUSUN INDUSTRI DALAM

Latar Belakang Fenomena Perilaku Penyesuaian Penghuni Rusun Terhadap Lingkungan Penekanan Aspek Perilaku Penghuni Rusun Pada R.Publik

Teori & Tujuan Tentang Rusun

Teori Relevan Attitude di Rusun

Territorialitas

Teori Relevansi Perilaku Terhadap R.Publik

(3)

Latar Belakang

Pembangunan rumah susun merupakan respon terhadap kebutuhan rumah bagi masyarakat. Rumah susun menjadi alternatif pilihan untuk penyediaan hunian karena merupakan pilihan yang ideal bagi negara- negara berkembang.

Daerah yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang tinggi memiliki permasalahan pada kurangnya ketersediaan hunian, ketidak layakan hunian dan keterbatasan lahan. Hal ini membutuhkan suatu konsep perencanaan dan pembangunan yang tepat agar permasalahan hunian dapat terselesaikan.

Pe nd ah ul ua n

(4)

Latar Belakang

Program Pembangunan Rumah Susun dewasa ini,khususnya bagi masyarakat golongan menengah kebawah di kota-kota besar,dinilai ada yang berhasil maupun ada yang kurang berhasil.

Pelaksanaannya melalui program terpadu “Tribina” (Bina Manusia,Bina Lingkungan dan Bina Usaha) dengan maksud untuk memadukan antara Pembangunan Rumah Susun (Fisik/Lingkungan) dengan Penyediaan Fasilitas tempat usaha(Sosial/Ekonomi), maka dari itu di perlukan suatu Kajian Penelitian untuk mendapatkan suatu Penemuan Konsep baru yang dapat di aplikasikan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada.

Penelitian yang lebih mendalam mengenai Hubungan yang saling mempengaruhi antara Fisik Rumah Susun dengan Penghuninya yang tercermin dari pelakunya,karena di dalam Merancang sebuah Rumah Susun harus peka terhadap Kondisi Sosial Budaya Penghuninya ,dalam rangka adaptasi dari perilaku kehidupan pola perumahan horizontal menuju pola perumahan vertikal juga mempengaruhi kondisi sosial psikologis dan perilaku penghuninya.

Pe nd ah ul ua n

(5)

Pe nd ah ul ua n

Fenomena Perilku Penyesuaian Penghuni Terhadap Lingkungan

•Penghuni cenderung lebih menyenangi bergerak secara Horizontal.

Keberadaan fasilitas ruang publik pada setiap lantai seperti

tangga,selasar,tempat jemur,teras dan ruang komunal ,cukup berperan dalam mengarahkan penghuni lebih banyak bergerak dan berhubungan sosial

•Fasilitas Ruang Publik pada setiap lantai mendorong penghuni untuk memanfaatkan kepemilikan pribadi (Intervensi dan Territori pada Ruang Publik)

•Fasilitas Ruang publik pada lantai dasar (ruang komunal) kurang optimal ,menjadikan daerah ini lebih sepi dan mendorong penghuni untuk

berperilaku kurang baik.

(6)

Pe nd ah ul ua n

Penekanan Aspek Perilaku Penghuni RUSUN Pada Ruang Publik

•Bagaimana gambaran karakteristik dari pola pemanfaatan fasilitas ruang publik di rumah susun?

•Faktor-faktor apa saja (baik secara fisik/non fisik) yang mempengaruhi terbentuknya pola perilaku pemanfaatan ruang publik?

•Kendala secara psikologis dari penghuni yang berhubungan dengan perilaku penyesuaian hidup di rumah susun.?

•Penyediaan dan pemanfaatan ruang publik yang masih kurang optimal menyebabkan adanya tendensi kepada penghuni untuk berbuat tidak baik

•Ruang Publik seperti apa yang optimal dalam menunjang aktivitas

bersama? Apakah melalui uji beda?

(7)

Ke ra ng ka Pe m ik ir an

(8)

Ka jia n Te or it is

PENGERTIAN

Teori Tentang Rumah Susun

No.16 UU tahun 1985 tentang rumah susun

,

pasal 1 ayat 1

,

Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama

Satuan rumah susun, bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama

1. Satuan rumah susun adalah rumah susun yang tujuan digunakan sebagai tempat hunian.

2. Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama.

3. Benda bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah susun tetapi yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama.

4. Tanah bersama adalah sebidang tanah yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak terpisah

Yang diatasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam persyaratan ijin bangunan.

Jadi rumah susun merupakan suatu pengertian yuridis arti bangunan gedung bertingkat yang senantiasa mengandung sistem kepemilikan perseorangan dan hak bersama, yang penggunaannya bersifat hunian atau bukan hunian. Secara mandiri ataupun terpadu sebagai satu kesatuan sistem pembangunan

(9)

Ka jia n Te or it is

Tujuan Pembangunan Rumah Susun

Tujuan Khusus Pembangunan Rumah Susun :

untuk mengendalikan lajunya pembangunan rumah-rumah biasa yang banyak memakan lahan.

Sasaran Penghuni Rumah Susun:

• Masyarakat yang terkena langsung proyek peremajaan dan pembangunan

• Masyarakat sekitar yang berada dalam lingkup kumuh yang segera akan dibebaskan

• Target jual ditujukan pada masyarakat berpenghasilan menengah kebawah, dengan penghasilan antara Rp. 600.000 sampai Rp. 1.500.000

UU No. 16 tahun 1985 Tentang Rumah Susun, Tujuan Pembangunan Rumah Susun adalah:

̇

Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan menengan kebawah, yang menjamin kepastian hukum dalam pemanfaatannya.

̇

Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah didaerah perkotaan dengan

memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan

permukiman yang lengkap, serasi dan seimbang.

(10)

Ka jia n Te or it is

Tujuan Pembangunan Rumah Susun

Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun

1. Ruang; memenuhi fungsi utamanya sebagai tempat tinggal sehari- hari, tempat usaha atau fungsi ganda.

2. Struktur, komponen dan bahan bangunan; memperhatikan prinsip koordinasi modular dan syarat konstruksi

3. Kelengkapan rumah susun; dilengkapi dengan alat transportasi bangunan, pintu dan tangga darurat kebakaran, alat dan sistem alarm kebakaran, penangkal petir, jaringan air bersih, , saluran pembuangan air hujan, saluran pembuangan air limbah, tempat sampah tempat jemuran, kelengkapan pemeliharaan bangunan, jaringan listrik, generator listrik, gas.

4. Kepadatan dan tata letak bangunan; memperhitungkan (KDB), (KLB),

ketinggian dan kedalaman bangunan serta penggunaan tanah untuk

mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah..

(11)

Ka jia n Te or it is

Tujuan Pembangunan Rumah Susun

5. Satuan rumah susun

Mempunyai ukuran yang standar minimum 18 m2 dengan lebar muka minimal 3 m - Dapat terdiri dari satu ruang utama (ruang tidur)dan ruang lain (ruang

penunjang)didalam dan/atau diluar ruang utama.

- Dilengkapi dengan sistem penghawaan dan pencahayaan buatan yang cukup, sistem evakuasi penghuni yang menjamin kelancaran dan kemudahan, sistem penyediaan daya listrik yang cukup dan menerus, serta sistem pemompaan air secara otomatis.

- Batas pemilikan satuan rumah susun dapat berupa ruang tertutup dan/atau sebagian terbuka dan/atau ruang terbuka.

6. Benda bersama

Benda bersama dapat berupa prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan.

7. Bagian Bersama

Bagian bersama dapat berupa ruang untuk umum, struktur dan kelengkapan rumah susun, prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan yang menyatu dengan bangunan rumah susun.

8. Prasarana lingkungan

Prasarana lingkungan berupa jalan setapak, jalan kendaraan sebagai penghubung antar bangunan rumah susun atau keluar lingkungan rumah susun, tempat parkir dan/atau tempat penyimpanan barang, utilitas umum yang terdiri dari jaringan air limbah, jaringan sampah, jaringan pemadam kebakaran, jaringan listrik, jaringan gas, jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya.

9. Fasilitas lingkungan

Lingkungan rumah susun harus dilengkapi fasilitas perniagaan dan perbelanjaan, lapangan terbuka, pendidikan, kesehatan, peribadatan, fasilitas pemerintah dan pelayanan umum serta pemakaman dan pertamanan.

(12)

Ka jia n Te or it is

Teori Relevan Attitude di Rumah Susun

TEORI PERILAKU DAN LINGKUNGAN

C. Heimsath memberikan pengertian perilaku :

Perilaku manusia didalam lingkungan merupakan proses interaksi antara manusia dan lingkungan yang melibatkan motivasi dan kebutuhan-kebutuhan individual maupun sosial.

Rapoport dan O H.Summers memberikan pengertian perilaku sebagai :

Kemungkinan sikap yang diambil dalam menganalisis pengaruh lingkungan fisik pada perilaku adalah:

Environment Determinism, yaitu pandangan yang beranggapan lingkungan fisik menentukan perilaku. Pada pandangan ini manusia dituntut mempunyai kemampuan adaptasi yang besar.

• Possibilism, yaitu pandangan bahwa lingkungan fisik memungkinkan dan

membatasi manusia melakukan kegiatan yang terutama didasarkan pada kriteria

• Cognition(Pengenalan):merupakan sesuatu yang diperoleh dari kegiatan – kegiatan persepsi , imajinasi, berpikir, nalar (reasoning),pengambilan keputusan yang di pengaruhi oleh lingkungan fisik, lingkungan social, kebudayaan,stratifikasi, pengalaman dan pendidikan individu.

• Perception merupakan hasil pengalaman (stimulus) lingkungan yang langsung dikaitkan dengan suatu arti/makna.

• Motivation(alasan),yaitu sesuatu yang erat kaitannya dengan kondisi fisik psikologis individu yang bersifat energetic, keterangsangan, keterarahan.

• Attitude, yaitu sikap atau pendirian hasil kognisi individu yang mempengaruhi motivasi dan tindakan perilakunya terhadap lingkungan.

(13)

Ka jia n Te or it is

Teori Relevan Attitude di Rumah Susun

Altman meliputi tiga kom p onen uta ma:

A.Gejala perilaku lingkungan

· Anthopo metri.

· Proxemics

· Personal Space

· Teritoriality

· Privacy

· Crowding

· Persepsi dan Kognisi

B. Kelom pok Pe makai

Kelompok pe makai yang beranekaraga m akan menim bulkan

pola-pola kebutuhan yang berbeda pula yang juga di pengaruhi oleh kualitas lingkungan.

C. Tatanan (Setting)

Setting m e miliki ciri-ciri batasan yang jelas,dala m waktu tertentu serta struktur dimana elemen social dan fisik bergabung dengan konteks social (sosialisasi kultur).

Pengukuhan pe mbulatan

subyektif Selek

si

Interpreta si

Perse psi Informa

si

Orientasi, nilai budaya, pengalaman

Affordances of the environment

Perseption

Motivation needs Skemata Emotional respons

Spatial Behaviour Cognition and

affect

(14)

Ka jia n Te or it is

Teritorialitas Attitude di Rumah Susun

TERITORIALITAS

Menurut Victor Hugo, (Sommmer, Robert, Personal Space : The Behavioral Basisof Design, Pretince Hall Inc, New Jersey, 1969)

“ Every man a property owner, no one master” , Yang dapat diartikan bahwa setiap orang memiliki daerah pribadi.

Menurut Edwart T. Hall dalam buku The Hidden Dimension, 1966 “…. Behaviour by which an organisn characteristically lays claim to an area and defend it against member of its species.” , teritorialitas adalah perilaku pengakuan suatu daerah oleh individu yang akan dilindungi dari gangguan dari individu lain

Gary T. Moore, Environment Behaviour Studies dalam buku Introduction to

Architecture(1979) menyatakan 5 yang berkenaan dengan objek-objek, tempat- tempat, wilayah geografis yang ukuran luasnya tidak tertentu dan karateristik teritori sebagai berikut:

1. Teritori mempunyai bentuk misalnya benda, mainan, kursi, kamar, rumah sampai Negara.

2. Teritori menyangkut masalah kepemilikan/ kendali terhadap penggunaan suatu tempat/ objek.

3. Pemilik teritori akan memberikan identitas dirinya dengan menggunakan simbol-simbol ataupun benda-benda sebagai tanda.

4. Teritori dapat dikuasai, dimiliki atau dikendalikan oleh seorang individu ataupun kelompok-kelompok.

5. Teritori berhubungan dengan kepuasan terhadap kebutuhan/ dorongan atas

status.

(15)

Ka jia n Te or it is

Teritorialitas Attitude di Rumah Susun

Teritori umum terbagi dalam 3 tipe:

a. Yang dapat disewa. Kendalinya terjadi pada waktu penggunaannya, jika waktunya sudah habis, maka pemakaiannya harus berhenti.

b. Secara bergantian, dalam hal ini menyangkut aturan pakainya, yaitu merupakan akses terhadap tujuan misalnya bergantian menggunakan lapangan olah raga dan sebagainya.

c. Ruang terpakai, menyangkut daerah sekeliling, yang secara

sementara dianggap di bawah kendalinya (seperti pada

rumah susun)

(16)

Perilaku Terhadap Teori Relevansi Ruang Publik

Ka jia n Te or io ti s

”Rancangan desain dan struktur bangunan dapat menciptakan perubahan besar secara psikologis” ( Myers, 1983 ).

PEMANFAATAN HUNIAN

”Rumah Susun sebagai rumah, dapat diartikan suatu bangunan dimana manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya. Disamping itu rumah juga merupakan tempat dimana berlangsung proses sosialisasi pada saat seorang individu diperkenalkan pada norma dan adat kebiasaan yang berlaku di dalam suatu masyarakat”.

(Sarlito W, dalam Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, 1984 : 145).

”Tingkatan kebutuhan manusia akan rumah dari tingkat terbawah ke atas, yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, kebutuhan sosial, harga diri atau kehormatan, dan aktualisasi diri merupakan jenis kebutuhan yang perlu disediakan oleh suatu rumah.”

(Maslow dan Kurt Goldstein, 1986)

(17)

Pemanfaatan (Efektifitas) Ruang Publik

Ka jia n Te or it is

Ruang publik dapat digunakan sebagai sarana penambah penghasilan serta aktivitas sosial rumah lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan sosial tersebut, btk rancangan ruang publik dapat berfungsi untuk kegiatan ekonomi penghuninya.

Herlianto, (1986 : 86)

Ruang publik dapat membangkitkan hasrat penghuni menjadi satu komunitas, sehingga dapat dikondisikan sifat pemakaian, pemeliharaan dan pengawasan secara bersama.

Newman, (1990)

Ruang publik merupakan kebutuhan ruang yang berfungsi sebagai ruang sosial, yaitu sebagai salah satu kebutuhan pokok pemukim untuk mengembangkan kehidupan bermasyarakat.

Weilman & Leighton (1979)

(18)

Ka jia n Te or it is

” Fasilitas lingkungan sebagai pengikat antar kelompok akan lebih efisien fungsinya,jika berada di batas antar kelompok ,artinya ruang publik dapat berfungsi sebagai pengikat antar kelompok unit hunian,yang pada akhirnya berfungsi juga

sebagai interaksi sosial .”(Christopher Alexander,1977)

” Ruang publik dilingkungan perumahan menjadi sarana penghuni rumah untuk lebih banyak beraktivitas di luar

rumah,karena sebagian dari mereka tinggal dirumah-rumah sempit kota dan pada masyarakat golongan menengah kebawah ruang publik juga dijadikan sarana menambah penghasilan .”(Herlianto,1986)

Jadi pada dasarnya perilaku pemanfaatan ruang bersama di rumah susun harus dapat membentuk penghuninya menjadi satu komunitas yang

dinamis.Seperti di katakan Newman(1990) untuk membentuk satu komunitas perlu rancangan ruang publik yang memberi keleluasaan penghuni unuk saling berkomunikasi.

Pemanfaatan (Efektifitas) Ruang Publik

(19)

EFEKTIFITAS RUANG PUBLIK DI RUSUN:

KAJIAN PERILAKU PENGHUNI RUSUN

CASE STUDY:

RUMAH SUSUN INDUSTRI DALAM

,BANDUNG

(20)

Ka jia n St ud iK asu s

Image Rumah Susun Industri Dalam

(21)

Ka jia ns St ud i Ka su s

Lokasi dan Historis

Sejarah Penataan Rumah Susun Industri Dalam Tahun 1980; Sertifikasi tanah di RT 07, 08 dan 09 Walikota Bandung, mengusulkan

pembangunan rumah susun sebagai langkah peremajaan dan penertiban permukiman Industri Dalam

Tahun 1986; Dilakukan proses persiapan pembangunan rumah susun oleh

Puslitbangkim dan Bappeda.

Dana pembangunan Rumah Susun berasal dari bantuan OECF sebesar 4,2 Milyar.

Rencana pembangunan yang diajukan kepada warga adalah pembangunan Rusunawa secara kemitraan, Komplek Maisonette tumpuk dan rumah toko (ruko) untuk fungsi komersial.

1986 Dibangun 3 blok bangunan Rumah

Susun, yang masing-masing bangunan terdiri

dari 4 lantai.

(22)

Ka jia n St ui di Ka su s

Lokasi dan Historis

LOKASI

Rumah Susun Industri Dalam berada pada wilayah Kelurahan Arjuna,

Kecamatan Cicendo Kota Bandung, Jawa Barat. Komplek Industri Dalam merupakan wilayah Kampung Kota dengan luas wilayah 2,4 Hektar.

Dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut:

Utara : Yayasan Bina Bhakti Selatan : Jl. Industri Timur : Sungai Citepus

Barat : Pabrik profil kayu digang Industri dalam

Industri Dalam merupakan area komersial yang didukung prasarana dan sarana yang cukup lengkap. Disekitar kawasan Industri Dalam terletak pasar induk dan terminal ciroyom, Pasar loak Jatayu, pasar Baru

pertokoan, Pasar Gang Soleh dan Stasiun Kereta Api.

Pencapaian kelokasi dapat dilakukan dari timur melalui Jalan pasir Kaliki,

Jalan Gedong Delapan dan Jalan Industri. Sedangkan daari arah barat

melalui Jalan Arjuna dan Jalan Industri. Selain itu pencapaian lainnya

dapat melaui Jalan Kebonkawung, jalan Gardujati, Jalan Kesatrian daan

Jalan Industri dalam

(23)

St ra te gi Pe ru nt uk an La ha n Ka w asa n Konstilasi

(24)

Ka jia n St ud iK asu s

Mapping Sirkulasi Makro Kawasan

PETA SIRKULASI MODA TRANSPORTASI

(25)

Ka jia n St ud iK asu s

Mapping Intensitas Dalam Unit

PETA SEBARAN KELOMPOK AKTIVITAS PER UNIT

(26)

Ka jia n St ud iK asu s

Mapping Sirkulasi Dalam Lantai Dasar

PETA SIRKULASI DAN RUANG KOMUNAL

(27)

Ka jia n St ud iK asu s

Mapping Sirkulasi Dalam Unit

PETA SIRKULASI DAN RUANG KOMUNAL

(28)

Ka jia n St ud iK asu s

Mapping Sirkulasi Dalam Unit

PETA SIRKULASI DAN RUANG KOMUNAL

GAMBAR DESIGN RUSUN INDAL

GAMBAR DESIGN RUSUN INDAL

GAMBAR DESIGN

RUSUN INDAL

(29)

Ka jia n St ud iK asu s

Mapping Sirkulasi Dalam Unit

DESIGN TAMPAK DAN POTONGAN BANGUNAN

(30)

Re ka ya sa Te kn ol og i

REKAYASA DESIGN

Rekayasa Teknologi dalam Design diusulkan :

Berupa Tatanan Modular dari Perancangan

Desain Terkait sebagai kebutuhan penghuni

Desain disesuaikan dengan pola perilakupenghuni

Merancang Rusun hrs peka terhadap kondisi sosial budaya

Desain sesuai dengan gambaran karakteristik penghuni

(31)

Re ka ya sa Te kn ol og i

Mapping Sirkulasi Dalam Unit

(32)

Re ka ya sa Te kn ol og i

Penataan Secara Modular Bagi Hunian Per-Satuan Unit

(33)

Re ka ya sa Te kn ol og i

Penataan Secara Modulan

Rekayasa teknologi melalui penataan ruang hunian persatuan unit ,dilihat dari aspek sosial behaviour adalah sebagai rangka pemisah antara hunian sehingga dapat sedikit menjawab permasalahan mengenai intervensi yang di sebabkan karena penyalahgunaan teritorialitas dari penghuninya,sehingga dengan pembagian satuan unit yang jelas,diharapkan penghuni

dapat meminimasi perilaku

penyimpangan daerah

teritorialitas.

(34)

Rr ek ay asa Te kn ol og i

Penataan Secara Modulan

(35)

Rr ek ay asa Te kn ol og i

Penataan Secara Modular

Penataan secara modular dengan pembagian

daerah teritorialitas yang jelas dpt meminimasi

intervensi lahan

Teknologi yang

diwujudkan dlm bahan bangunan

menyebabkan kesan bahwa rusun tak

selamanya kumuh

(36)

Re ka ya sa Te kn ol og i

Penataan Secara Modular

(37)

Re ka ya sa Te kn ol og i

Penataan Secara Modulan

(38)

Terima kasih

Indyastari Wikan Ratih

252.04.015

Gambar

GAMBAR DESIGN RUSUN INDAL

Referensi

Dokumen terkait

Rumah susun sederhana adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang dipergunakan sebagai tempat hunian dengan luas maksimum 21m² (dua

Rumah susun menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2011 Tentang Rumah Susun pasal 1 ayat 1 adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun merumuskan bahwa rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun merumuskan bahwa rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun, definisi dari rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan

Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun yaitu “ Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun merumuskan bahwa rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu

Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam