Efektifitas Ruang Publik di Rumah Susun:
Kajian Perilaku Penghuni Rusun
Case Study : Rusun Industri Dalam
Efektifitas
Efektifitas
Ruang
Ruang
Publik
Publik
di
di
Rumah
Rumah
Susun
Susun
:
:
Kajian
Kajian
Perilaku
Perilaku
Penghuni
Penghuni
Rusun
Rusun
Case Study :
Case Study :
Rusun
Rusun
Industri
Industri
Dalam
Dalam
SOSTEK PERANCANGAN
LINGKUNGAN BINAAN
SOSTEK PERANCANGAN
LINGKUNGAN BINAAN
AR. 5151
Program Magister Arsitektur
Alur Perumahan & Permukiman
Program Magister Arsitektur
Alur Perumahan & Permukiman
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2005
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2005
MATERI PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
KERANGKA PEMIKIRAN
KAJIAN TEORITIS
KAJIAN STUDI KASUS: RUMAH SUSUN INDUSTRI DALAM
Latar Belakang
Fenomena Perilaku Penyesuaian Penghuni Rusun Terhadap Lingkungan
Penekanan Aspek Perilaku Penghuni Rusun Pada R.Publik
Teori & Tujuan Tentang Rusun
Teori Relevan Attitude di Rusun
Territorialitas
Teori Relevansi Perilaku Terhadap R.Publik
Latar Belakang
Pembangunan rumah susun merupakan respon terhadap kebutuhan
rumah bagi masyarakat. Rumah susun menjadi alternatif pilihan untuk
penyediaan hunian karena merupakan pilihan yang ideal bagi
negara-negara berkembang.
Daerah yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang tinggi
memiliki permasalahan pada kurangnya ketersediaan hunian, ketidak
layakan hunian dan keterbatasan lahan. Hal ini membutuhkan suatu
konsep perencanaan dan pembangunan yang tepat agar
permasalahan hunian dapat terselesaikan.
Latar Belakang
Program Pembangunan Rumah Susun dewasa ini,khususnya bagi
masyarakat golongan menengah kebawah di kota-kota besar,dinilai
ada yang berhasil maupun ada yang kurang berhasil.
Pelaksanaannya melalui program terpadu “Tribina” (Bina Manusia,Bina
Lingkungan dan Bina Usaha) dengan maksud untuk
memadukan
antara Pembangunan Rumah Susun (Fisik/Lingkungan) dengan
Penyediaan Fasilitas tempat usaha(Sosial/Ekonomi),
maka dari itu di
perlukan suatu Kajian Penelitian untuk mendapatkan suatu Penemuan
Konsep baru yang dapat di aplikasikan untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang ada.
Penelitian yang lebih mendalam mengenai
Hubungan yang saling
mempengaruhi antara Fisik Rumah Susun dengan Penghuninya yang
tercermin dari pelakunya,karena di dalam Merancang sebuah Rumah
Susun harus peka terhadap Kondisi Sosial Budaya Penghuninya ,dalam
rangka adaptasi dari perilaku kehidupan pola perumahan horizontal
menuju pola perumahan vertikal juga mempengaruhi kondisi sosial
psikologis dan perilaku penghuninya.
Pendahuluan
Fenomena Perilku Penyesuaian Penghuni
Terhadap Lingkungan
•Penghuni cenderung lebih menyenangi bergerak secara Horizontal.
Keberadaan fasilitas ruang publik pada setiap lantai seperti
tangga,selasar,tempat jemur,teras dan ruang komunal ,cukup berperan
dalam mengarahkan penghuni lebih banyak bergerak dan berhubungan
sosial
•Fasilitas Ruang Publik pada setiap lantai mendorong penghuni untuk
memanfaatkan kepemilikan pribadi (Intervensi dan Territori pada Ruang
Publik)
•Fasilitas Ruang publik pada lantai dasar (ruang komunal) kurang optimal
,menjadikan daerah ini lebih sepi dan mendorong penghuni untuk
Pendahuluan
Penekanan Aspek Perilaku Penghuni RUSUN
Pada Ruang Publik
•Bagaimana gambaran karakteristik dari pola pemanfaatan fasilitas
ruang publik di rumah susun?
•Faktor-faktor apa saja (baik secara fisik/non fisik) yang mempengaruhi
terbentuknya pola perilaku pemanfaatan ruang publik?
•Kendala secara psikologis dari penghuni yang berhubungan dengan
perilaku penyesuaian hidup di rumah susun.?
•Penyediaan dan pemanfaatan ruang publik yang masih kurang optimal
menyebabkan adanya tendensi kepada penghuni untuk berbuat tidak
baik
•Ruang Publik seperti apa yang optimal dalam menunjang aktivitas
bersama? Apakah melalui uji beda?
Kerangka
Kajian
Teoritis
PENGERTIAN
Teori Tentang Rumah Susun
No.16 UU tahun 1985 tentang rumah
susun
,
pasal 1 ayat 1
,
Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama
Satuan rumah susun, bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama
1. Satuan rumah susun adalah rumah susun yang tujuan digunakan sebagai tempat hunian.
2. Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama.
3. Benda bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah susun tetapi yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama.
4. Tanah bersama adalah sebidang tanah yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak terpisah
Yang diatasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam persyaratan ijin bangunan.
Jadi rumah susun merupakan suatu pengertian yuridis arti bangunan gedung bertingkat yang senantiasa mengandung sistem kepemilikan perseorangan dan hak bersama, yang penggunaannya bersifat hunian atau bukan
hunian. Secara mandiri ataupun terpadu
Kajian
Teoritis
Tujuan Pembangunan Rumah Susun
Tujuan Khusus Pembangunan Rumah Susun
:
untuk mengendalikan lajunya pembangunan rumah-rumah biasa yang banyak
memakan lahan.
Sasaran Penghuni Rumah Susun:
• Masyarakat yang terkena langsung proyek peremajaan dan pembangunan
• Masyarakat sekitar yang berada dalam lingkup kumuh yang segera akan
dibebaskan
• Target jual ditujukan pada masyarakat berpenghasilan menengah kebawah,
dengan penghasilan antara Rp. 600.000 sampai Rp. 1.500.000
UU No. 16 tahun 1985 Tentang Rumah Susun, Tujuan Pembangunan Rumah
Susun adalah:
Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama bagi
golongan masyarakat yang berpenghasilan menengan kebawah, yang
menjamin kepastian hukum dalam pemanfaatannya.
Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah didaerah perkotaan dengan
memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan
permukiman yang lengkap, serasi dan seimbang.
Kajian
Teoritis
Tujuan Pembangunan Rumah Susun
Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun
1. Ruang;
memenuhi fungsi utamanya sebagai tempat tinggal
sehari-hari, tempat usaha atau fungsi ganda.
2. Struktur, komponen dan bahan bangunan;
memperhatikan prinsip
koordinasi modular dan syarat konstruksi
3. Kelengkapan rumah susun;
dilengkapi dengan alat transportasi
bangunan, pintu dan tangga darurat kebakaran, alat dan sistem
alarm kebakaran, penangkal petir, jaringan air bersih, , saluran
pembuangan air hujan, saluran pembuangan air limbah, tempat
sampah tempat jemuran, kelengkapan pemeliharaan bangunan,
jaringan listrik, generator listrik, gas.
4. Kepadatan dan tata letak bangunan;
memperhitungkan (KDB), (KLB),
ketinggian dan kedalaman bangunan serta penggunaan tanah untuk
mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah..
Kajian
Teoritis
Tujuan Pembangunan Rumah Susun
5. Satuan rumah susun
Mempunyai ukuran yang standar minimum 18 m2 dengan lebar muka minimal 3 m - Dapat terdiri dari satu ruang utama (ruang tidur)dan ruang lain (ruang
penunjang)didalam dan/atau diluar ruang utama.
- Dilengkapi dengan sistem penghawaan dan pencahayaan buatan yang cukup, sistem evakuasi penghuni yang menjamin kelancaran dan kemudahan, sistem penyediaan daya listrik yang cukup dan menerus, serta sistem pemompaan air secara otomatis.
- Batas pemilikan satuan rumah susun dapat berupa ruang tertutup dan/atau sebagian terbuka dan/atau ruang terbuka.
6. Benda bersama
Benda bersama dapat berupa prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan.
7. Bagian Bersama
Bagian bersama dapat berupa ruang untuk umum, struktur dan kelengkapan rumah susun, prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan yang menyatu dengan bangunan rumah susun.
8. Prasarana lingkungan
Prasarana lingkungan berupa jalan setapak, jalan kendaraan sebagai penghubung antar bangunan rumah susun atau keluar lingkungan rumah susun, tempat parkir dan/atau tempat penyimpanan barang, utilitas umum yang terdiri dari jaringan air limbah, jaringan sampah, jaringan pemadam kebakaran, jaringan listrik, jaringan gas, jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya.
9. Fasilitas lingkungan
Lingkungan rumah susun harus dilengkapi fasilitas perniagaan dan perbelanjaan, lapangan terbuka, pendidikan, kesehatan, peribadatan, fasilitas pemerintah dan pelayanan umum serta pemakaman dan pertamanan.
Kajian
Teoritis
Teori Relevan Attitude di Rumah Susun
TEORI PERILAKU DAN LINGKUNGAN
C. Heimsath memberikan pengertian perilaku :
Perilaku manusia didalam lingkungan merupakan proses interaksi antara manusia dan lingkungan yang melibatkan motivasi dan kebutuhan-kebutuhan individual maupun sosial.
Rapoport dan O H.Summers memberikan pengertian perilaku sebagai :
Kemungkinan sikap yang diambil dalam menganalisis pengaruh lingkungan fisik pada perilaku adalah:
Environment Determinism, yaitu pandangan yang beranggapan lingkungan fisik menentukan perilaku. Pada pandangan ini manusia dituntut mempunyai kemampuan adaptasi yang besar.
• Possibilism, yaitu pandangan bahwa lingkungan fisik memungkinkan dan
membatasi manusia melakukan kegiatan yang terutama didasarkan pada kriteria • Cognition(Pengenalan):merupakan sesuatu yang diperoleh dari kegiatan –
kegiatan persepsi , imajinasi, berpikir, nalar (reasoning),pengambilan keputusan yang di pengaruhi oleh lingkungan fisik, lingkungan social, kebudayaan,stratifikasi, pengalaman dan pendidikan individu.
• Perception merupakan hasil pengalaman (stimulus) lingkungan yang langsung dikaitkan dengan suatu arti/makna.
• Motivation(alasan),yaitu sesuatu yang erat kaitannya dengan kondisi fisik psikologis individu yang bersifat energetic, keterangsangan, keterarahan.
• Attitude, yaitu sikap atau pendirian hasil kognisi individu yang mempengaruhi motivasi dan tindakan perilakunya terhadap lingkungan.
Kajian
Teoritis
Teori Relevan Attitude di Rumah Susun
Altman meliputi tiga kom p onen
uta ma:
A.Gejala perilaku lingkungan
· Anthopo metri.
· Proxemics
· Personal Space
· Teritoriality
· Privacy
· Crowding
· Persepsi dan Kognisi
B. Kelom pok Pe makai
Kelompok pe makai yang
beranekaraga m akan menim bulkan
pola-pola kebutuhan yang berbeda
pula yang juga di pengaruhi oleh
kualitas lingkungan.
C. Tatanan (Setting)
Setting m e miliki ciri-ciri batasan yang
jelas,dala m waktu
tertentu serta
struktur dimana elemen social dan
fisik bergabung dengan konteks social
(sosialisasi kultur).
Pengukuhan pe mbulatan subyektif Selek si Interpreta si Perse psi Informa si Orientasi, nilai budaya, pengalamanAffordances of the environment
Perseption Motivation needs Skemata Emotional respons Spatial Behaviour Cognition and affect