• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Ruang Publik di Rumah Susun: Kajian Perilaku Penghuni Rusun Case Study : Rusun Industri Dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektifitas Ruang Publik di Rumah Susun: Kajian Perilaku Penghuni Rusun Case Study : Rusun Industri Dalam"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Efektifitas Ruang Publik di Rumah Susun:

Kajian Perilaku Penghuni Rusun

Case Study : Rusun Industri Dalam

Efektifitas

Efektifitas

Ruang

Ruang

Publik

Publik

di

di

Rumah

Rumah

Susun

Susun

:

:

Kajian

Kajian

Perilaku

Perilaku

Penghuni

Penghuni

Rusun

Rusun

Case Study :

Case Study :

Rusun

Rusun

Industri

Industri

Dalam

Dalam

SOSTEK PERANCANGAN

LINGKUNGAN BINAAN

SOSTEK PERANCANGAN

LINGKUNGAN BINAAN

AR. 5151

Program Magister Arsitektur

Alur Perumahan & Permukiman

Program Magister Arsitektur

Alur Perumahan & Permukiman

Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2005

Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2005

(2)

MATERI PEMBAHASAN

PENDAHULUAN

KERANGKA PEMIKIRAN

KAJIAN TEORITIS

KAJIAN STUDI KASUS: RUMAH SUSUN INDUSTRI DALAM

Latar Belakang

Fenomena Perilaku Penyesuaian Penghuni Rusun Terhadap Lingkungan

Penekanan Aspek Perilaku Penghuni Rusun Pada R.Publik

Teori & Tujuan Tentang Rusun

Teori Relevan Attitude di Rusun

Territorialitas

Teori Relevansi Perilaku Terhadap R.Publik

(3)

Latar Belakang

Pembangunan rumah susun merupakan respon terhadap kebutuhan

rumah bagi masyarakat. Rumah susun menjadi alternatif pilihan untuk

penyediaan hunian karena merupakan pilihan yang ideal bagi

negara-negara berkembang.

Daerah yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang tinggi

memiliki permasalahan pada kurangnya ketersediaan hunian, ketidak

layakan hunian dan keterbatasan lahan. Hal ini membutuhkan suatu

konsep perencanaan dan pembangunan yang tepat agar

permasalahan hunian dapat terselesaikan.

(4)

Latar Belakang

Program Pembangunan Rumah Susun dewasa ini,khususnya bagi

masyarakat golongan menengah kebawah di kota-kota besar,dinilai

ada yang berhasil maupun ada yang kurang berhasil.

Pelaksanaannya melalui program terpadu “Tribina” (Bina Manusia,Bina

Lingkungan dan Bina Usaha) dengan maksud untuk

memadukan

antara Pembangunan Rumah Susun (Fisik/Lingkungan) dengan

Penyediaan Fasilitas tempat usaha(Sosial/Ekonomi),

maka dari itu di

perlukan suatu Kajian Penelitian untuk mendapatkan suatu Penemuan

Konsep baru yang dapat di aplikasikan untuk memperbaiki

kelemahan-kelemahan yang ada.

Penelitian yang lebih mendalam mengenai

Hubungan yang saling

mempengaruhi antara Fisik Rumah Susun dengan Penghuninya yang

tercermin dari pelakunya,karena di dalam Merancang sebuah Rumah

Susun harus peka terhadap Kondisi Sosial Budaya Penghuninya ,dalam

rangka adaptasi dari perilaku kehidupan pola perumahan horizontal

menuju pola perumahan vertikal juga mempengaruhi kondisi sosial

psikologis dan perilaku penghuninya.

(5)

Pendahuluan

Fenomena Perilku Penyesuaian Penghuni

Terhadap Lingkungan

•Penghuni cenderung lebih menyenangi bergerak secara Horizontal.

Keberadaan fasilitas ruang publik pada setiap lantai seperti

tangga,selasar,tempat jemur,teras dan ruang komunal ,cukup berperan

dalam mengarahkan penghuni lebih banyak bergerak dan berhubungan

sosial

•Fasilitas Ruang Publik pada setiap lantai mendorong penghuni untuk

memanfaatkan kepemilikan pribadi (Intervensi dan Territori pada Ruang

Publik)

•Fasilitas Ruang publik pada lantai dasar (ruang komunal) kurang optimal

,menjadikan daerah ini lebih sepi dan mendorong penghuni untuk

(6)

Pendahuluan

Penekanan Aspek Perilaku Penghuni RUSUN

Pada Ruang Publik

•Bagaimana gambaran karakteristik dari pola pemanfaatan fasilitas

ruang publik di rumah susun?

•Faktor-faktor apa saja (baik secara fisik/non fisik) yang mempengaruhi

terbentuknya pola perilaku pemanfaatan ruang publik?

•Kendala secara psikologis dari penghuni yang berhubungan dengan

perilaku penyesuaian hidup di rumah susun.?

•Penyediaan dan pemanfaatan ruang publik yang masih kurang optimal

menyebabkan adanya tendensi kepada penghuni untuk berbuat tidak

baik

•Ruang Publik seperti apa yang optimal dalam menunjang aktivitas

bersama? Apakah melalui uji beda?

(7)

Kerangka

(8)

Kajian

Teoritis

PENGERTIAN

Teori Tentang Rumah Susun

No.16 UU tahun 1985 tentang rumah

susun

,

pasal 1 ayat 1

,

Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama

Satuan rumah susun, bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama

1. Satuan rumah susun adalah rumah susun yang tujuan digunakan sebagai tempat hunian.

2. Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama.

3. Benda bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah susun tetapi yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama.

4. Tanah bersama adalah sebidang tanah yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak terpisah

Yang diatasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam persyaratan ijin bangunan.

Jadi rumah susun merupakan suatu pengertian yuridis arti bangunan gedung bertingkat yang senantiasa mengandung sistem kepemilikan perseorangan dan hak bersama, yang penggunaannya bersifat hunian atau bukan

hunian. Secara mandiri ataupun terpadu

(9)

Kajian

Teoritis

Tujuan Pembangunan Rumah Susun

Tujuan Khusus Pembangunan Rumah Susun

:

untuk mengendalikan lajunya pembangunan rumah-rumah biasa yang banyak

memakan lahan.

Sasaran Penghuni Rumah Susun:

• Masyarakat yang terkena langsung proyek peremajaan dan pembangunan

• Masyarakat sekitar yang berada dalam lingkup kumuh yang segera akan

dibebaskan

• Target jual ditujukan pada masyarakat berpenghasilan menengah kebawah,

dengan penghasilan antara Rp. 600.000 sampai Rp. 1.500.000

UU No. 16 tahun 1985 Tentang Rumah Susun, Tujuan Pembangunan Rumah

Susun adalah:

ƒ

Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama bagi

golongan masyarakat yang berpenghasilan menengan kebawah, yang

menjamin kepastian hukum dalam pemanfaatannya.

ƒ

Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah didaerah perkotaan dengan

memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan

permukiman yang lengkap, serasi dan seimbang.

(10)

Kajian

Teoritis

Tujuan Pembangunan Rumah Susun

Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun

1. Ruang;

memenuhi fungsi utamanya sebagai tempat tinggal

sehari-hari, tempat usaha atau fungsi ganda.

2. Struktur, komponen dan bahan bangunan;

memperhatikan prinsip

koordinasi modular dan syarat konstruksi

3. Kelengkapan rumah susun;

dilengkapi dengan alat transportasi

bangunan, pintu dan tangga darurat kebakaran, alat dan sistem

alarm kebakaran, penangkal petir, jaringan air bersih, , saluran

pembuangan air hujan, saluran pembuangan air limbah, tempat

sampah tempat jemuran, kelengkapan pemeliharaan bangunan,

jaringan listrik, generator listrik, gas.

4. Kepadatan dan tata letak bangunan;

memperhitungkan (KDB), (KLB),

ketinggian dan kedalaman bangunan serta penggunaan tanah untuk

mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah..

(11)

Kajian

Teoritis

Tujuan Pembangunan Rumah Susun

5. Satuan rumah susun

Mempunyai ukuran yang standar minimum 18 m2 dengan lebar muka minimal 3 m - Dapat terdiri dari satu ruang utama (ruang tidur)dan ruang lain (ruang

penunjang)didalam dan/atau diluar ruang utama.

- Dilengkapi dengan sistem penghawaan dan pencahayaan buatan yang cukup, sistem evakuasi penghuni yang menjamin kelancaran dan kemudahan, sistem penyediaan daya listrik yang cukup dan menerus, serta sistem pemompaan air secara otomatis.

- Batas pemilikan satuan rumah susun dapat berupa ruang tertutup dan/atau sebagian terbuka dan/atau ruang terbuka.

6. Benda bersama

Benda bersama dapat berupa prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan.

7. Bagian Bersama

Bagian bersama dapat berupa ruang untuk umum, struktur dan kelengkapan rumah susun, prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan yang menyatu dengan bangunan rumah susun.

8. Prasarana lingkungan

Prasarana lingkungan berupa jalan setapak, jalan kendaraan sebagai penghubung antar bangunan rumah susun atau keluar lingkungan rumah susun, tempat parkir dan/atau tempat penyimpanan barang, utilitas umum yang terdiri dari jaringan air limbah, jaringan sampah, jaringan pemadam kebakaran, jaringan listrik, jaringan gas, jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya.

9. Fasilitas lingkungan

Lingkungan rumah susun harus dilengkapi fasilitas perniagaan dan perbelanjaan, lapangan terbuka, pendidikan, kesehatan, peribadatan, fasilitas pemerintah dan pelayanan umum serta pemakaman dan pertamanan.

(12)

Kajian

Teoritis

Teori Relevan Attitude di Rumah Susun

TEORI PERILAKU DAN LINGKUNGAN

C. Heimsath memberikan pengertian perilaku :

Perilaku manusia didalam lingkungan merupakan proses interaksi antara manusia dan lingkungan yang melibatkan motivasi dan kebutuhan-kebutuhan individual maupun sosial.

Rapoport dan O H.Summers memberikan pengertian perilaku sebagai :

Kemungkinan sikap yang diambil dalam menganalisis pengaruh lingkungan fisik pada perilaku adalah:

Environment Determinism, yaitu pandangan yang beranggapan lingkungan fisik menentukan perilaku. Pada pandangan ini manusia dituntut mempunyai kemampuan adaptasi yang besar.

• Possibilism, yaitu pandangan bahwa lingkungan fisik memungkinkan dan

membatasi manusia melakukan kegiatan yang terutama didasarkan pada kriteria • Cognition(Pengenalan):merupakan sesuatu yang diperoleh dari kegiatan –

kegiatan persepsi , imajinasi, berpikir, nalar (reasoning),pengambilan keputusan yang di pengaruhi oleh lingkungan fisik, lingkungan social, kebudayaan,stratifikasi, pengalaman dan pendidikan individu.

• Perception merupakan hasil pengalaman (stimulus) lingkungan yang langsung dikaitkan dengan suatu arti/makna.

• Motivation(alasan),yaitu sesuatu yang erat kaitannya dengan kondisi fisik psikologis individu yang bersifat energetic, keterangsangan, keterarahan.

• Attitude, yaitu sikap atau pendirian hasil kognisi individu yang mempengaruhi motivasi dan tindakan perilakunya terhadap lingkungan.

(13)

Kajian

Teoritis

Teori Relevan Attitude di Rumah Susun

Altman meliputi tiga kom p onen

uta ma:

A.Gejala perilaku lingkungan

· Anthopo metri.

· Proxemics

· Personal Space

· Teritoriality

· Privacy

· Crowding

· Persepsi dan Kognisi

B. Kelom pok Pe makai

Kelompok pe makai yang

beranekaraga m akan menim bulkan

pola-pola kebutuhan yang berbeda

pula yang juga di pengaruhi oleh

kualitas lingkungan.

C. Tatanan (Setting)

Setting m e miliki ciri-ciri batasan yang

jelas,dala m waktu

tertentu serta

struktur dimana elemen social dan

fisik bergabung dengan konteks social

(sosialisasi kultur).

Pengukuhan pe mbulatan subyektif Selek si Interpreta si Perse psi Informa si Orientasi, nilai budaya, pengalaman

Affordances of the environment

Perseption Motivation needs Skemata Emotional respons Spatial Behaviour Cognition and affect

(14)

Kajian

Teoritis

Teritorialitas Attitude di Rumah Susun

TERITORIALITAS

Menurut Victor Hugo, (Sommmer, Robert, Personal Space : The Behavioral Basisof

Design, Pretince Hall Inc, New Jersey, 1969)

“ Every man a property owner, no one master”

, Yang dapat diartikan bahwa

setiap orang memiliki daerah pribadi.

Menurut Edwart T. Hall dalam buku The Hidden Dimension, 1966

“…. Behaviour by

which an organisn characteristically lays claim to an area and defend it against

member of its species.”

, teritorialitas adalah perilaku pengakuan suatu daerah

oleh individu yang akan dilindungi dari gangguan dari individu lain

Gary T. Moore, Environment Behaviour Studies dalam buku Introduction to

Architecture(1979) menyatakan 5 yang berkenaan dengan objek-objek,

tempat-tempat, wilayah geografis yang ukuran luasnya tidak tertentu dan karateristik

teritori sebagai berikut:

1. Teritori mempunyai bentuk misalnya benda, mainan, kursi, kamar, rumah

sampai Negara.

2. Teritori menyangkut masalah kepemilikan/ kendali terhadap penggunaan suatu

tempat/ objek.

3. Pemilik teritori akan memberikan identitas dirinya dengan menggunakan

simbol-simbol ataupun benda-benda sebagai tanda.

4. Teritori dapat dikuasai, dimiliki atau dikendalikan oleh seorang individu ataupun

kelompok-kelompok.

5. Teritori berhubungan dengan kepuasan terhadap kebutuhan/ dorongan atas

status.

(15)

Kajian

Teoritis

Teritorialitas Attitude di Rumah Susun

Teritori umum terbagi dalam 3 tipe:

a. Yang dapat disewa. Kendalinya terjadi pada waktu

penggunaannya, jika waktunya sudah habis, maka

pemakaiannya harus berhenti.

b. Secara bergantian, dalam hal ini menyangkut aturan

pakainya, yaitu merupakan akses terhadap tujuan misalnya

bergantian menggunakan lapangan olah raga dan

sebagainya.

c. Ruang terpakai, menyangkut daerah sekeliling, yang secara

sementara dianggap di bawah kendalinya (seperti pada

rumah susun)

(16)

Perilaku Terhadap Teori Relevansi

Ruang Publik

Kajian

Teoriotis

”Rancangan desain dan struktur bangunan dapat menciptakan

perubahan besar secara psikologis” (

Myers, 1983

).

PEMANFAATAN HUNIAN

”Rumah Susun sebagai rumah, dapat diartikan suatu bangunan dimana

manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya. Disamping itu rumah

juga merupakan tempat dimana berlangsung proses sosialisasi pada saat

seorang individu diperkenalkan pada norma dan adat kebiasaan yang

berlaku di dalam suatu masyarakat”.

(Sarlito W, dalam Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, 1984 : 145).

”Tingkatan kebutuhan manusia akan rumah dari tingkat terbawah ke atas,

yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, kebutuhan sosial, harga diri atau

kehormatan, dan aktualisasi diri merupakan jenis kebutuhan yang perlu

disediakan oleh suatu rumah.”

(17)

Pemanfaatan (Efektifitas) Ruang Publik

Kajian

Teoritis

Ruang publik dapat digunakan sebagai sarana

penambah penghasilan serta aktivitas sosial rumah

lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan sosial tersebut, btk

rancangan ruang publik dapat berfungsi untuk kegiatan

ekonomi penghuninya.

Herlianto, (1986 : 86)

Ruang publik dapat membangkitkan hasrat penghuni

menjadi satu komunitas, sehingga dapat dikondisikan

sifat pemakaian, pemeliharaan dan pengawasan

secara bersama.

Newman, (1990)

Ruang publik merupakan kebutuhan ruang yang

berfungsi sebagai ruang sosial, yaitu sebagai salah satu

kebutuhan pokok pemukim untuk mengembangkan

kehidupan bermasyarakat.

Weilman & Leighton

(1979)

(18)

Kajian

Teoritis

” Fasilitas lingkungan sebagai pengikat antar kelompok akan

lebih efisien fungsinya,jika berada di batas antar kelompok

,artinya ruang publik dapat berfungsi sebagai pengikat antar

kelompok unit hunian,yang pada akhirnya berfungsi juga

sebagai interaksi sosial

.”(Christopher Alexander,1977)

” Ruang

publik

dilingkungan perumahan menjadi sarana

penghuni rumah untuk lebih banyak beraktivitas di luar

rumah,karena sebagian dari mereka tinggal dirumah-rumah

sempit kota dan pada masyarakat golongan menengah

kebawah ruang publik juga dijadikan sarana menambah

penghasilan

.”(Herlianto,1986)

Jadi pada dasarnya perilaku pemanfaatan ruang bersama di rumah susun

harus dapat membentuk penghuninya menjadi satu komunitas yang

dinamis.Seperti di katakan Newman(1990) untuk membentuk satu

komunitas perlu rancangan ruang publik yang memberi keleluasaan

penghuni unuk saling berkomunikasi.

(19)

EFEKTIFITAS RUANG PUBLIK DI

RUSUN:

KAJIAN PERILAKU PENGHUNI RUSUN

CASE STUDY:

RUMAH SUSUN INDUSTRI DALAM

,BANDUNG

(20)

Kajian

Studi

Kasus

(21)

Kajians

Studi

Kasus

Lokasi dan Historis

Sejarah Penataan Rumah Susun Industri Dalam

Tahun 1980; Sertifikasi tanah di RT 07, 08 dan

09 Walikota Bandung, mengusulkan

pembangunan rumah susun sebagai langkah

peremajaan dan penertiban permukiman

Industri Dalam

Tahun 1986; Dilakukan proses persiapan

pembangunan rumah susun oleh

Puslitbangkim dan Bappeda.

Dana pembangunan Rumah Susun berasal

dari bantuan OECF sebesar 4,2 Milyar.

Rencana pembangunan yang diajukan

kepada warga adalah pembangunan

Rusunawa secara kemitraan, Komplek

Maisonette tumpuk dan rumah toko (ruko)

untuk fungsi komersial.

1986 Dibangun 3 blok bangunan Rumah

Susun, yang masing-masing bangunan terdiri

dari 4 lantai.

(22)

Kajian

Stuidi

Kasus

Lokasi dan Historis

LOKASI

Rumah Susun Industri Dalam berada pada wilayah Kelurahan Arjuna,

Kecamatan Cicendo Kota Bandung, Jawa Barat. Komplek Industri Dalam

merupakan wilayah Kampung Kota dengan luas wilayah 2,4 Hektar.

Dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut:

Utara : Yayasan Bina Bhakti

Selatan

: Jl. Industri

Timur : Sungai Citepus

Barat : Pabrik profil kayu digang

Industri dalam

Industri Dalam merupakan area komersial yang didukung prasarana dan

sarana yang cukup lengkap. Disekitar kawasan Industri Dalam terletak

pasar induk dan terminal ciroyom, Pasar loak Jatayu, pasar Baru

pertokoan, Pasar Gang Soleh dan Stasiun Kereta Api.

Pencapaian kelokasi dapat dilakukan dari timur melalui Jalan pasir Kaliki,

Jalan Gedong Delapan dan Jalan Industri. Sedangkan daari arah barat

melalui Jalan Arjuna dan Jalan Industri. Selain itu pencapaian lainnya

dapat melaui Jalan Kebonkawung, jalan Gardujati, Jalan Kesatrian daan

Jalan Industri dalam

(23)

Strategi

Peruntukan

Lahan

Kawasan

(24)

Kajian

Studi

Kasus

Mapping Sirkulasi Makro Kawasan

PETA SIRKULASI MODA TRANSPORTASI

(25)

Kajian

Studi

Kasus

Mapping Intensitas Dalam Unit

PETA SEBARAN KELOMPOK AKTIVITAS PER UNIT

(26)

Kajian

Studi

Kasus

Mapping Sirkulasi Dalam Lantai Dasar

PETA SIRKULASI DAN RUANG KOMUNAL

(27)

Kajian

Studi

Kasus

Mapping Sirkulasi Dalam Unit

PETA SIRKULASI DAN RUANG KOMUNAL

(28)

Kajian

Studi

Kasus

Mapping Sirkulasi Dalam Unit

PETA SIRKULASI DAN RUANG KOMUNAL

GAMBAR DESIGN

RUSUN INDAL

GAMBAR DESIGN

RUSUN INDAL

GAMBAR DESIGN

RUSUN INDAL

(29)

Kajian

Studi

Kasus

Mapping Sirkulasi Dalam Unit

DESIGN TAMPAK DAN POTONGAN BANGUNAN

(30)

Rekayasa

Teknologi

REKAYASA DESIGN

Rekayasa Teknologi dalam Design diusulkan :

Berupa Tatanan Modular dari Perancangan

Desain Terkait sebagai kebutuhan penghuni

Desain disesuaikan dengan pola perilakupenghuni

Merancang Rusun hrs peka terhadap kondisi sosial budaya

Desain sesuai dengan gambaran karakteristik penghuni

(31)

Rekayasa

Teknologi

(32)

Rekayasa

Teknologi

(33)

Rekayasa

Teknologi

Penataan Secara Modulan

Rekayasa teknologi melalui

penataan ruang hunian

persatuan unit ,dilihat dari

aspek sosial behaviour adalah

sebagai rangka pemisah antara

hunian sehingga dapat sedikit

menjawab permasalahan

mengenai intervensi yang di

sebabkan karena

penyalahgunaan teritorialitas

dari penghuninya,sehingga

dengan pembagian satuan unit

yang jelas,diharapkan penghuni

dapat meminimasi perilaku

penyimpangan daerah

teritorialitas.

(34)

Rrekayasa

Teknologi

(35)

Rrekayasa

Teknologi

Penataan Secara Modular

Penataan secara modular

dengan pembagian

daerah teritorialitas yang

jelas dpt meminimasi

intervensi lahan

Teknologi yang

diwujudkan dlm bahan

bangunan

menyebabkan kesan

bahwa rusun tak

(36)

Rekayasa

Teknologi

(37)

Rekayasa

Teknologi

(38)

Terima kasih

Indyastari Wikan Ratih

252.04.015

Gambar

GAMBAR DESIGN RUSUN INDAL GAMBAR DESIGNRUSUN INDAL GAMBAR DESIGN RUSUN INDAL

Referensi

Dokumen terkait

“ Rumah susun adalah bangunan bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah

Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam

Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian- bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah

Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah

16 Th 1985, rumah susun adalah bangunan bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian- bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah

Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah

Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian - bagian distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal

Rumah susun (rusun) Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah