• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 15 MEDAN PADA MATERI LINGKARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 15 MEDAN PADA MATERI LINGKARAN"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

Jadi, dapat diketahui keefektifan model pembelajaran penemuan ini terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan memperkaya informasi tentang model pembelajaran penemuan serta kemampuan berpikir kritis matematis siswa SMA pada materi sirkular. Bagi siswa, sebagai pengalaman belajar dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model Discovery Learning guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Kualitas pembelajaran dalam penelitian ini diukur dari hasil belajar yang terlihat dari pengaruh model Discovery Learning terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Model Discovery Learning

Kesesuaian tingkat pembelajaran dalam penelitian ini diukur melalui lembar observasi aktivitas belajar siswa dan lembar observasi guru dalam pengelolaan pembelajaran dan kepatuhan langkah pembelajaran dalam RPP. Waktu dalam penelitian ini diukur dari berapa lama waktu yang diberikan siswa untuk mempelajari materi yang disampaikan.

Pengertian Model Discovery Learning

Waktu dalam penelitian ini diukur dengan berapa lama waktu yang diperoleh siswa untuk mempelajari materi yang disampaikan. 2019), pembelajaran penemuan merupakan model pembelajaran kognitif yang menuntut guru mampu menciptakan situasi pembelajaran yang kreatif agar siswa belajar secara aktif menemukan pengetahuannya sendiri. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pembelajaran penemuan merupakan suatu model pembelajaran yang tidak menyajikan materi dalam bentuk akhir, melainkan siswa memperoleh pengetahuan baru dengan sendirinya, guru hanya berperan sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk memperoleh pengetahuan baru. Model pembelajaran Discovery berbeda dengan model pembelajaran konvensional, terlihat dari karakteristik model pembelajarannya.

Sebagaimana dikemukakan oleh Bicknel dkk (Scitistia, 2014) terdapat tiga ciri utama pembelajaran penemuan, yaitu: 1) Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; 2) Berpusat pada siswa; 3) Kegiatannya untuk memperoleh pengetahuan baru dan.

Tujuan Model Discovery Learning

Kelebihan dan Kekurangan Model Discovery Learning

Langkah – Langkah Pelaksanaan Model Discovery Learning

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis A. Berpikir

Setiap manusia dituntut untuk mampu berpikir, baik dalam tingkat yang sederhana maupun dalam tingkat yang lebih kompleks. Sebab keberhasilan hidup seseorang bergantung pada kemampuan berpikirnya, terutama dalam usahanya menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap manusia yang menggunakan pikirannya akan mengawali kegiatan yang disebut berpikir, baik berpikir maupun mengambil keputusan.

Menurut Ariyana, dkk (2018:6) ada beberapa level yang umumnya digunakan dalam proses pembelajaran untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa.

Berpikir Kritis

Adinda (Azizah, dkk: 2018) mengatakan bahwa orang yang mampu berpikir kritis adalah orang yang mampu menyimpulkan apa yang diketahuinya, tahu bagaimana menggunakan informasi untuk memecahkan masalah dan mampu mencari sumber informasi yang relevan untuk mendukung. penyelesaian masalah. Menurut Rasiman dan Kartinah (Irdayanti: 2018), berpikir kritis dapat dilihat sebagai kemampuan berpikir siswa dalam membandingkan dua informasi atau lebih, misalnya informasi yang diterima dari luar, dengan informasi yang dimilikinya. Menurut Siswono (2018:7), berpikir kritis adalah suatu proses penggunaan keterampilan berpikir secara efektif untuk membantu seseorang dalam mengambil sesuatu, mengevaluasi dan menerapkan keputusan sesuai dengan apa yang dilakukan.

Apalagi menurut Rosyada (Khasanah) kemampuan berpikir kritis (critical thinking) adalah mengumpulkan berbagai informasi kemudian mengambil suatu kesimpulan evaluatif dari berbagai informasi tersebut.Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai pengertian berpikir kritis, maka dapat disimpulkan dirumuskan bahwa berpikir kritis adalah proses mental refleksif untuk mencari informasi dan berbagai sumber, kemudian menganalisis atau mengevaluasi informasi tersebut dengan latar belakang pengetahuan yang telah dimiliki siswa untuk menarik kesimpulan. Memahami suatu masalah yang ditangani dengan menuliskan secara benar apa yang diketahui dan apa yang diketahui. diperlukan.masalah.

Mengidentifikasi dengan benar hubungan antara pernyataan, pertanyaan dan konsep yang terkandung dalam suatu masalah yang disajikan dalam bentuk model matematika dan memberikan penjelasan yang akurat. Keterampilan berpikir kritis dapat mendorong siswa untuk memunculkan ide atau pemikiran baru mengenai permasalahan dunia. Siswa akan dilatih bagaimana memilih pendapat yang berbeda agar dapat membedakan pendapat yang relevan dan tidak relevan, yang mana.

Oleh karena itu, berpikir kritis dianggap sebagai keterampilan yang harus dikembangkan dalam diri siswa untuk meningkatkan kualitas yang dimilikinya.

Tabel 2. 2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis  No.  Indikator Umum  Indikator
Tabel 2. 2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis No. Indikator Umum Indikator

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Lingkaran

Yang dimaksud titik tertentu adalah pusat lingkaran, sedangkan jarak yang sama adalah jari-jari lingkaran. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh lingkaran dengan titik pusat P, . bisa disebut lingkaran P. Gambar 2. 1 Lingkaran P A. Unsur-unsur lingkaran. Gunakanlah benang untuk mengukur keliling dan diameter lingkaran setiap benda dan catatlah pada tabel berikut.

Gambar 2. 1 Lingkaran P  A. Unsur – Unsur Lingkaran
Gambar 2. 1 Lingkaran P A. Unsur – Unsur Lingkaran

Luas Lingkaran

Panjang AE adalah tinggi jajar genjang berjari-jari r, sedangkan AB = CD, dimana AB + CD sama dengan keliling lingkaran, jadi AB = K.

Gambar 2. 4 Potongan kertas berbentuk juring
Gambar 2. 4 Potongan kertas berbentuk juring

Panjang Busur dan Luas Juring Pada lingkaran di bawah berlaku

Sudut Pusat dan Sudut Keliling

Penelitian yang Relevan

Tujuan dari uji tuntas adalah untuk menentukan tempat topik penelitian yang akan dilakukan diantara penelitian-penelitian yang telah dilakukan dan untuk memastikan bahwa judul penelitian yang akan diteliti berbeda atau belum pernah diteliti sebelumnya. Efektivitas model Discovery Learning terhadap kemampuan berpikir kritis dan kemandirian belajar siswa SMA pada pembelajaran trigonometri''. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berdasarkan model pembelajaran penemuan lebih efektif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

Pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning juga lebih efektif dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dengan pendekatan saintifik terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa mendapat respon positif yaitu lebih besar dari nilai KKM yang telah ditetapkan dan ketuntasan hasil belajar berpikir kreatif matematis klasikal tercapai. Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa peningkatan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran penemuan lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Namun proporsi siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal 70 tidak lebih dari 60% dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran penemuan. Oleh karena itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran penemuan tidak efektif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP.

Kerangka Berpikir

Pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang dirancang agar siswa secara aktif memahami konsep, hukum, dan prinsip yang ditemukan secara mandiri. Sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan penggunaan model Discovery Learning dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Hipotesis

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis dan Desain Penelitian

O1 = Melaksanakan pre-test pra-perlakuan di kelas eksperimen dan kontrol O2 = Melaksanakan tes pasca-perlakuan pasca-perlakuan di kelas eksperimen dan kontrol X = Melaksanakan perlakuan dengan model Discovery Learning Y = Melaksanakan perlakuan dengan pembelajaran konvensional model.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel Penelitian A. Populasi

Sampel

  • Variabel Penelitian A. Variabel Bebas (X)

Variabel Terikat (Y)

  • Teknik Pengumpulan Data

Pemberian Tes

Observasi

  • Instrumen Penelitian

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi keterlaksanaan pembelajaran sesuai dengan model Discovery Learning. 2016) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data secara sistematis dan obyektif guna memecahkan suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dengan menggunakan instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematis karena peneliti ingin mengetahui kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan instrumen non tes berupa lembar observasi.

Instrumen Tes

  • Uji Validitas
  • Uji Reliabilitas
  • Daya Pembeda
  • Tingkat Kesukaran

Tujuan tes adalah untuk mengetahui sejauh mana perubahan tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam pembelajaran matematika antara sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery. 3 Membuat model matematika dari soal yang diberikan dengan benar dan memberikan penjelasan yang benar dan lengkap. 1 Menggunakan strategi yang benar untuk menyelesaikan masalah tetapi tidak sepenuhnya atau menggunakan strategi yang salah namun lengkap untuk menyelesaikan masalah.

2 Gunakan strategi yang benar dalam menyelesaikan soal, selesaikan, namun melakukan kesalahan dalam perhitungan atau penjelasan. 3 Gunakan strategi yang benar dalam menyelesaikan tugas, lengkap dan benar saat melakukan perhitungan atau penjelasan. Kemudian hasil tes dianalisis menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, kekhususan dan kesukaran.

Cara menentukan apakah soal tes dinyatakan valid adalah dengan menghitung koefisien korelasi perkalian setiap item soal dan membandingkan nilai hasil hitung dengan nilai pada tabel. Teknik yang digunakan untuk menentukan koefisien reliabilitas bentuk deskriptif adalah dengan menggunakan rumus Alpha-Cronbach (Suherman yaitu. Daya diskriminatif suatu pertanyaan menunjukkan sejauh mana kemampuan pertanyaan tersebut dalam membedakan responden yang menjawab benar dan responden yang menjawab benar. siapa yang menjawab salah.

Daya pembeda instrumen dirancang untuk membedakan siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Untuk mengetahui daya pembeda setiap item pertanyaan, Anda dapat menghitungnya dengan menggunakan rumus berikut.

Tabel 3. 2 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Tabel 3. 2 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Instrumen Non Tes

  • Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan serangkaian pemeriksaan, pengelompokan, sistematisasi, interpretasi, dan verifikasi data sehingga suatu fenomena mempunyai nilai sosial, akademis, dan ilmiah. Dimana kesesuaian tingkat pembelajaran dilihat dari hasil observasi tiga orang pengamat mengenai kesesuaian kegiatan mengajar guru dengan model pembelajaran yang digunakan dan waktu yang digunakan guru dalam mengajar menggunakan model pembelajaran tersebut dibandingkan dengan waktu ideal yang tertera pada gambar. kurikulum atau silabus yang ada. Sedangkan analisis inferensial digunakan untuk melihat kualitas pembelajaran, dimana kualitas pembelajaran dilihat dari perbedaan model pembelajaran Discovery Learning dengan model pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Setelah melakukan uji prasyarat, selanjutnya dapat dilakukan uji t (beda rata-rata) sebagai acuan pengujian hipotesis.

Kualitas Tingkat Pembelajaran

  • Menghitung Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku
  • Menghitung Standar Deviasi
  • Uji Prasyarat
  • Uji Hipotesis a. Uji - t

Untuk mengetahui perbedaan penggunaan model Discovery Learning dan model pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa, dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Syarat penggunaan hipotesis adalah data yang digunakan harus normal dan homogen, sehingga dapat dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Deviasi standar adalah nilai statistik yang digunakan untuk menentukan seberapa tersebarnya data dalam suatu sampel, serta seberapa dekat titik data individu dengan nilai mean atau rata-rata sampel.

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik dan cocok untuk model penelitian tersebut adalah data yang berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji prasyarat, data berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji beda rata-rata pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tujuannya untuk mengetahui apakah model Discovery Learning efektif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Pengujian dilakukan dengan uji-t dua sampel independen (t-test of Independent Samples) yang bertujuan untuk menghitung selisih rata-rata dua kelompok dengan dua subjek berbeda yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. H0 : = : Model Discovery Learning tidak efektif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas IX SMP Negeri 15 Medan pada materi sirkular.

Ha : : Model pembelajaran Discovery efektif terhadap berpikir kritis matematis siswa kelas IX SMP Negeri 15 Medan pada materi lingkaran. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebelum dan sesudah menggunakan model Discovery Learning secara detail pada kelas eksperimen dan.

Kesesuaian Tingkat Pembelajaran

SMI = skor maksimal pretest dan posttest ideal dengan kriteria indeks N-Gain seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. 8 Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Guru Dalam Mengelola  Pembelajaran
Tabel 3. 8 Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran

Alokasi Waktu

  • Penetapan Efektivitas Pembelajaran

Gambar

Tabel 2. 1 Tingkat Berpikir  dalam Proses Pembelajaran
Tabel 2. 2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis  No.  Indikator Umum  Indikator
Gambar 2. 1 Lingkaran P  A. Unsur – Unsur Lingkaran
Gambar 2. 2 Unsur-Unsur Lingkaran  B. Keliling Lingkaran
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.. 1) Mengetahui kemampuan komunikasi matematis peserta didik

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efektivitas model problem solving dalam meningkatkan kemampuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Efek dari penerapan model pembelajaran

Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui efektivitas model Guided Discovery Learning ditinjau dari pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMP

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah implementasi model

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan model discovery learning ditinjau dari kemampuan berpikir reflektif dan self confidence siswa.

Tujuan penelitian; sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Mengetahui pembelajaran

Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media