• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI TERHADAP PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI TERHADAP PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI TERHADAP PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA

EFFECTIVENESS OF INFORMATION SERVICES ON SELECTION OF FURTHER STUDIES

Oleh:

Suprianto1), Jahada2)

1)2)

Universitas Halu Oleo Email: [email protected] Kata Kunci:

Layanan Informasi, Studi Lanjut.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah layanan informasi efektif terhadap pemilihan studi lanjut siswa SMP Negeri 12 Kendari. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis eksperimen yakni one group Pre-Test – Post-Test design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 270 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 27 siswa ditarik dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner pemilihan studi lanjut. Data diolah dengan menggunakan analisis deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian ini adalah a) kemampuan pemilihan studi lanjut siswa sebelum diberikan layanan informasi berada pada kategori rendah, b) kemampuan pemilihan studi lanjut siswa setelah diberikan layanan informasi berada pada kategori tinggi, dan c) layanan informasi efektif dalam meningkatkan kemampuan pemilihan studi lanjut pada siswa SMP Negeri 12 Kendari.

Keywords:

Information Service, Further Study.

ABSTRACT

The objective of the study was to find out the effectiveness of the service on information to the students of SMPN 12 Kendari on their further study selection. The study employed a quantitative-experimental study with one group Pre-Test-Post-Test design. The population of the study totaling 270 students. The sample of the study was 27 students taken by purposive sampling. Data were obtained through questionnaires dealing with further study. Data were analyzed using descriptive analysis and statistic inferential.

Results of the study showed that a) the ability in selecting the study was categorized low before the counseling, b) the ability in selecting the study of the students was categorized high after the counseling, and c) the service on counseling was effective in increasing the ability to the students in selecting the study for the students of SMP N 12 Kendari.

(2)

Pendahuluan

Pengambilan sebuah keputusan harus disertai dengan kebimbangan, ketidakpastian, dan stress.

Pandangan ini menunjukkan bahwa kemampuan pengambilan keputusan karir atau pemilihan studi lanjut hendaklah dimiliki oleh setiap siswa untuk membantunya dalam melewati tahapan perkembangan karir selanjutnya.

Pemilihan studi lanjut merupakan komponen penting dalam pengembangan karir. Pemilihan studi lanjut penting dilakukan untuk mengidentifikasi tujuan masa depan sekaligus sebagai langkah awal dalam membangun karir individu. Hasil dari pemilihan studi lanjut ialah klien mampu meyakini potensi diri sehingga mampu mengatasi masalah karir lainnya (Gladding, 2012: 403). Untuk itu, aspek pemilihan studi lanjut perlu dimatangkan sejak individu berada pada bangku Sekolah Menengah Pertama untuk menghindari terjadinya pengambilan keputusan karir yang salah.

Berdasarkan penelusuran peneliti melalui wawancara dengan seorang siswa SMP Negeri 12 Kendari, diketahui bahwa siswa tersebut belum mampu menjelaskan akan ke mana nanti setelah lulus dari sekolah. Ada rasa bimbang untuk memilih studi lanjut apakah akan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) ataukah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau ke sekolah lain yang sederajat. Siswa lain mengatakan telah tahu akan ke mana nanti setelah lulus SMP, walaupun hal ini hanya mengikuti perkataan teman-temannya dengan maksud agar setelah lulus nanti tidak terpisah dengan teman kelompoknya. Selain itu, siswa lain berkata masih terpaku pada arahan orang tua mengenai arah kelanjutan sekolah. Hal ini juga berlaku pada siswa lain secara umum.

Fenomena tersebut di atas menggambarkan bahwa siswa SMP Negeri 12 Kendari belum mampu mengambil keputusan untuk pemilihan studi lanjutnya. Hal ini berlawanan dengan salah satu tugas perkembangan siswa SMP, yaitu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat (Winkel & Hastuti, 2006: 710). Ditambahkan pula oleh Prayitno & Amti (2013: 162) bahwa salah satu tugas perkembangan remaja (12-18 tahun) adalah memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan. Pentingnya aspek pemilihan studi lanjut menimbulkan adanya keperluan untuk meninjau kembali bagaimana strategi pelaksanaan bidang pelayanan pengembangan kehidupan karir di sekolah yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan wawancara dengan koordinator BK SMP Negeri 12 Kendari diketahui bahwa pelaksanaan BK karir secara umum diselenggarakan melalui layanan konseling perorangan. Layanan itu dilaksanakan tidak secara terjadwal tergantung kapan saja siswa hadir ke ruangan BK. Di sekolah ini tidak disediakan jam khusus pelayanan BK di kelas. Layanan konseling perorangan diberikan kepada siswa kelas VII, VIII, dan IX. Pelaksanaan konseling karir kepada siswa dalam bentuk kelompok maupun klasikal sama sekali tidak pernah dilakukan. Di samping itu, pentingnya aspek minat, bakat, inteligensi dan potensi-potensi pada diri siswa tidak pernah ditindaklanjuti dalam bentuk layanan apapun. Masalah-masalah mengenai pemilihan studi lanjut dibahas melalui konseling individu dan ini tidak mampu menjangkau semua siswa yang memiliki karakteristik masalah yang sama.

Fenomena di atas menunjukkan strategi guru BK dalam penanganan pemilihan studi lanjut belum berjalan secara optimal. Permasalahan ini harus disikapi dengan pencarian alternatif pemecahan masalah yang dapat membantu pemilihan studi lanjut pada siswa SMP Negeri 12 Kendari.

Kurang terlaksananya konseling karir sebagai strategi substansial dalam BK karir membutuhkan sebuah jawaban untuk membantu pemilihan studi lanjut siswa. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah melalui layanan informasi.

Prayitno & Amti (2013: 259-260) mengemukakan bahwa layanan informasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Inti dari layanan ini adalah diberikannya informasi bagi peserta layanan.

Informasi pada dasarnya merupakan data ataupun fakta yang dibutuhkan oleh individu dalam rangka mencapai aktualisasi diri. Melalui adanya layanan informasi maka individu dapat mengembangkan keterampilan dan nilai yang akan ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku sebagai tanggung

(3)

Kendari maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas layanan informasi terhadap pemilihan studi lanjut pada siswa SMP Negeri 12 Kendari.

Studi lanjut

Istilah pemilihan studi lanjut berasal dari kata pemilihan, studi, dan lanjut. Pemilihan berasal dari kata pilih yang berarti menentukan dan mengambil sesuatu yang disenangi (Pusat Bahasa, 2008: 1099).

Kata pilih jika diberikan imbuhan ke- dan -an maka akan membentuk kata pemilihan yang berarti proses untuk menentukan sesuatu. Sedangkan kata studi lanjut diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan kelanjutan studi (Sutikna dalam Listianah & Muhari, 2013: 159).

Pemilihan studi lanjut mengandung makna adanya berbagai tingkat pendidikan yang dapat dipilih. Kelanjutan studi akan mengarahkan siswa untuk memilih studi di lingkungan baru yang tentunya berada pada tingkatan baru. Adanya variasi studi lanjut di sekolah tingkat atas menuntut adanya kegiatan memilih. Memilih tidak berarti sekedar memilih ke mana setelah lulus SMP nanti, tetapi menuntut relevansi latar belakang pendidikan di SMP, potensi, bakat, minat bahkan kemampuan ekonomi keluarga.

Istirahayu dkk (2018: 140) menjelaskan bahwa pemilihan studi lanjut adalah menjatuhkan pilihan keputusan studi lanjut dari berbagai alternatif yang berkaitan dengan studi lanjut atau pendidikan lanjutan yang lebih tinggi. Lebih lanjut dikemukakan bahwa pemilihan studi lanjut adalah suatu proses penempatan dalam pemilihan kelanjutan studi siswa. Hal ini memberikan suatu penegasan bahwa pemilihan studi lanjut merupakan suatu pemilihan dari berbagai pilihan tingkat sekolah yang ada. Pemilihan tersebut merupakan proses yang akan menentukan keberhasilan para siswa setelah lulus dari SMP.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan pemilihan studi lanjut adalah kemampuan siswa untuk menentukan arah karir setelah meluluskan pendidikan pada tingkat satu pendidikan tertentu. Keberhasilan siswa dalam pemilihan studi lanjut akan membantu siswa untuk mengembangkan karirnya di masa depan. Gysbers, Heppner, & Johnston (2014: 12) menjelaskan bahwa pandangan pengembangan kehidupan karir dan perilaku manusia menyediakan cara menganalisis dan memahami perkembangan individu dan perilaku dalam hal karir.

Analisis tersebut untuk memperluas visi karir individu dari fokus kerja saja ke pandangan yang lebih luas yang melibatkan peran kehidupan, pengaturan kehidupan, dan peristiwa kehidupan yang meliputi pekerjaan, semua berinteraksi sepanjang umur. Pengembangan ini memungkinkan individu untuk menghubungkan seluruh aktivitas kehidupannya dengan kelangsungan karirnya, termasuk tentang bagaimana kesuksesan atau kegagalan pemilihan studi lanjutnya.

Gladding (2012: 407) mengemukakan untuk menghindari penyesalan dan kegagalan akibat salah dalam memilih jurusan atau program studi lanjutan, siswa harus mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih studi lanjut. Adapun indikator yang ingin dicapai dalam kematangan pemilihan studi lanjut antara lain:

1. Penilaian diri. Hal ini menyangkut pemantapan penyesuaian pilihan studi berdasarkan pemahaman diri. Hal ini menyangkut kesesuaian antara cita-cita, minat bakat dan potensi. Orang tua bersama guru diharapkan mampu melihat bakat dan potensi anak sejak dini secara tepat. Dengan demikian anak dapat diarahkan memasuki jurusan atau program studi yang benar-benar cocok dengan bakat, minat dan kecerdasannya yang membuatnya nyaman dalam belajar dan mengembangkan diri.

2. Identifikasi alternatif jabatan (posisi). Hal ini berkaitan dengan daya tampung jurusan/peluang diterima. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah daya tampung tempat studi pilihan. Ukur kemampuan untuk melihat sejauh mana peluang menempati suatu jurusan. Adanya seleksi dan kompetensi untuk memasuki jurusan tertentu dipersiapkan sebaik mungkin.

3. Tinjauan informasi jabatan (perbandingan). Hal ini berkaitan dengan prospek masa depan karir dan pekerjaan. Pertimbangkan juga apakah jurusan yang dipilih dapat membantu mendapat pekerjaan dan karir yang diinginkan. Tiga faktor utama dianggap sangat menentukan dalam memilih studi lanjut yaitu:

a. Analisis terhadap diri sendiri (kemampuan, minat dan bakat),

b. Analisis terhadap bidang pekerjaan (kesempatan, tuntutan, prospek masa depan), dan

(4)

c. Perbandingan antara hasil kedua analisis tadi untuk menemukan kecocokan antara data tentang diri sendiri dan data tentang bidang-bidang pekerjaan.

4. Tinjauan informasi program perencanaan (merencanakan). Hal ini menyangkut informasi yang akurat dalam menentukan pilihan. Siswa harus mencari informasi yang sejelas-jelasnya sebagai bahan pertimbangan untuk memilih jurusan atau program studi. Informasi dapat diperoleh dari banyak sumber seperti guru, orang tua, teman, bimbingan belajar dan bimbingan karir di sekolah.

Sehingga dapat mempertimbangkan alternatif keputusan yang akan diambil dalam pemilihan jurusan.

5. Membuat pilihan jabatan dengan hati-hati (strategi). Hal ini menyangkut potensi psikologis dalam pemilihan jurusan seperti bakat, potensi minat, biaya dan informasi pendidikan. Bagi orang yang hidup dalam tingkat ekonomi atas, pertimbangan dalam memilih jurusan tidak menjadi masalah.

Biaya yang nantinya harus ditanggung selama studi seperti SPP, biaya hidup, tempat tinggal, dan lain sebagainya akan mudah dicukupi. Jika dana yang ada terbatas, maka pilihlah lokasi yang dekat dengan tempat tinggal atau lokasi luar kota dengan gaya hidup yang rendah, pilih juga sekolah yang biaya pendidikannya tidak terlalu tinggi namun sesuai dengan potensi psikologisnya. Untuk itu pertimbangan mengenai perhitungan matematis berkenaan dengan biaya diperlukan dalam pemilihan studi lanjut.

Kelima indikator tersebut tidak akan berjalan secara optimal apabila terdapat keadaan yang mengganggu pada diri individu. Keadaan-keadaan itu menurut Gladding (2012: 417) seperti kurangnya kesiapan, kurangnya informasi, serta adanya informasi yang tidak konsisten. Olehnya itu, dalam pemilihan studi lanjut maka aspek-aspek informasi studi lanjut sebaiknya benar-benar bersifat valid agar tidak menimbulkan kesalahpahaman pada diri siswa selaku pencari informasi studi lanjut.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa agar pemilihan studi lanjut berjalan optimal maka terdapat lima aspek yang perlu diperhatikan. Aspek-aspek itu antara lain pemahaman diri, informasi yang akurat dalam menentukan pilihan, potensi psikologis dalam pemilihan jurusan, daya tampung jurusan/peluang diterima, dan prospek masa depan karir dan pekerjaan.

Pemilihan studi lanjut di sekolah

Kewenangan untuk membantu siswa dalam melakukan pemilihan studi lanjut berada pada tangan guru BK di sekolah tersebut. Dalam ASCA National Model (Gladding, 2012: 420) dituliskan bahwa para konselor sekolah harus memberikan konseling karir berbasis sekolah dan melibatkan orang lain, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Dalam konteks ini peran program konseling di lingkup sekolah adalah membantu persiapan dunia karir bagi siswa.

Gibson & Mitchell (2011: 481) menjelaskan bahwa untuk menitikberatkan peluang bagi pengembangan karir siswa, salah satunya persiapan studi lanjut maka sejumlah prinsip pedoman tertentu berikut dapat dijadikan tujuan yang tepat program konseling sekolah pada umumnya dan fase bimbingan karir pada khususnya. Lebih lanjut pedoman-pedoman tersebut di antaranya:

1. Semua siswa mestinya disediakan kesempatan yang sama untuk mengembangkan sebuah basis tidak bias di mana mereka bisa membuat keputusan karir mereka,

2. Pengembangan sedini mungkin dan berkesinambungan bagi sikap-sikap positif siswa terhadap pendidikan adalah aspek yang sangat kritis,

3. Sebagai konsekuensi dari poin-poin sebelumnya, siswa mestinya dapat untuk melihat karir sebagai cara hidup dan pendidikan sebagai persiapan bagi kehidupan,

4. Siswa mestinya dibantu untuk mengembangkan pemahaman yang tepat tentang diri mereka dan harus dipersiapkan untuk mengaitkan pemahaman ini bagi pengembangan pribadi-sosialnya dan bagi perencanaan karir pendidikannya,

5. Siswa di semua jenjang harus diberikan pemahaman tentang hubungan antara pendidikan dan karir,

6. Siswa memerlukan pemahaman tentang di mana dan kenapa mereka berada di titik tertentu dari kontinum pendidikan di waktu tertentu,

(5)

7. Siswa di setiap jenjang pendidikan mestinya memiliki pengalaman berorientasi karir yang tepat sesuai tingkat kesiapan mereka sekaligus kebermaknaan dan kerealistikannya,

8. Siswa harus memiliki kesempatan untuk mengetes konsep, keterampilan dan peran untuk mengembangkan nilai yang dapat memiliki aplikasi karir di masa depan,

9. Program bimbingan dan konseling karir yang dipusatkan di kelas, dengan koordinasi dan konsultasi oleh konselor sekolah, partisipasi oleh orang tua, dan kontribusi sumber daya dari komunitas,

10. Program bimbingan dan konseling karir di sekolah diintegrasikan menjadi pemfungsian bimbingan dan konseling dan program-program pendidikan total lembaga,

11. Siswa harus siap mengatasi perubahan dramatis di dunia kerja yang sudah menghilangkan kebanyakan karakteristik tradisional karir di masa lalu, dan

12. Siswa mestinya dibantu mengembangkan kedewasaan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan karir yang efektif dan memasuki dunia kerja.

Sumber daya layanan informasi

Penyelenggaraan layanan informasi akan berjalan optimal jika ditunjang oleh beberapa komponen.

Menurut Prayitno (2012: 52) bahwa komponen-komponen layanan informasi adalah konselor, peserta, dan materi layanan yang menjadi isi layanan. Berikut uraian singkat mengenai komponen-komponen tersebut.

1. Konselor

Konselor adalah tenaga ahli pelayanan konseling. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor dinyatakan bahwa konselor adalah tenaga pendidik profesional yang telah menyelesaikan pendidikan akademik strata satu (S-1) program studi bimbingan dan konseling dan program pendidikan profesi konselor dari perguruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi. Konselor memberikan pelayanan konseling kepada individu yang membutuhkan bantuan. Konselor menguasai sepenuhnya informasi yang menjadi isi layanan, mengenal dengan baik peserta layanan dan kebutuhannya akan informasi, dan menggunakan cara- cara yang efektif untuk melaksanakan layanan. Hal-hal tersebut akan membantu dan menunjang keefektifan pelaksanaan layanan informasi yang akan dilakukan. Di samping itu maka konselor selaku penyelenggara layanan hendaknya memahami kaidah-kaidah umum pelaksanaan pembelajaran dan strategi pembelajaran.

2. Peserta

Komponen peserta yang dimaksud sebagai salah satu komponen dalam penyelenggaraan layanan informasi adalah klien/konseli. Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 2 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan klien/konseli adalah penerima layanan BK pada satuan pendidikan. Pada dasarnya konselor menyelenggarakan layanan informasi terhadap seorang atau sejumlah individu yang memerlukan sejumlah informasi yang menjadi isi layanan. Individu atau klien atau konseli adalah subjek yang menerima layanan, sedangkan konselor adalah pelaksana layanan. Individu penerima layanan informasi dapat merupakan peserta didik (siswa di sekolah), klien yang secara khusus memerlukan bantuan konselor, atau siapapun yang memerlukan informasi tertentu demi pemenuhan tuntutan perkembangan dan/atau kehidupannya.

3. Materi layanan

Salah satu komponen penting dalam layanan penguasaan konten adalah materi layanan. Materi layanan merupakan isi informasi yang akan disampaikan kepada peserta, yaitu satu unit materi yang menjadi pokok bahasan atau materi latihan yang dikembangkan oleh konselor dan diikuti atau dijalani oleh individu peserta layanan (Prayitno, 2012: 93). Materi layanan diberikan dengan tujuan umum agar seseorang atau individu dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang segala sesuatu yang dapat menunjang hidupnya dan menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya informasi yang dimaksud mengacu kepada seluruh bidang pelayanan konseling, yaitu bidang pengembangan pribadi, sosial, kegiatan belajar,

(6)

perencanaan karir, kehidupan berkeluarga dan beragama. Prayitno (2012: 55) menjelaskan bahwa berbagai informasi tersebut dapat digolongkan ke dalam:

a. Informasi perkembangan diri,

b. Informasi hubungan antar-pribadi, sosial, nilai dan moral, c. Informasi pendidikan, kegiatan belajar, dan keilmuan-teknologi, d. Informasi pekerjaan/karir dan ekonomi,

e. Informasi sosial-budaya, politik, dan kewarganegaraan, f. Informasi kehidupan berkeluarga,

g. Informasi kehidupan beragama, dan h. Informasi karakter-cerdas.

Materi layanan informasi

Berkenaan dengan semua bidang pelayanan yang dimaksudkan di atas dapat diambil dan dikembangkan berbagai hal yang kemudian dikemas menjadi topik atau pokok bahasan, bahan latihan, dan/atau isi kegiatan yang diikuti oleh peserta layanan informasi. Gunawan & Subroto (2001:

92-93) menjelaskan bahwa maka materi-materi berkenaan karir yang dapat disampaikan dalam layanan informasi di antaranya:

1. Tenaga kerja: bentuknya, komposisi, faktor geografis, jenis kelamin, ras, pembagian umur, kelompok industri besar,

2. Struktur dunia kerja dan kelompok pekerjaan yang besar,

3. Kecenderungan kerja, termasuk di dalamnya penyediaan tenaga kerja, perubahan penduduk, tuntutan masyarakat akan mutu pekerjaan, perkembangan teknologi,

4. Undang-undang perburuhan,

5. Sumber informasi untuk mempelajari pekerjaan, 6. Klasifikasi dan informasi pekerjaan,

7. Pekerjaan yang utama dan penting,

8. Tugas-tugas dalam pekerjaan tertentu dan sifat pekerjaan,

9. Kualifikasi yang diperlukan untuk dunia kerja dalam berbagai lapangan kerja, 10. Persiapan yang diperlukan untuk berbagai lapangan kerja,

11. Metode untuk memasuki lapangan pekerjaan dan mengembangkannya, 12. Imbalan dari berbagai lapangan pekerjaan,

13. Kondisi lapangan pekerjaan dalam berbagai lapangan pekerjaan, 14. Kriteria untuk menilai bahan informasi pekerjaan,

15. Tipe tempat pekerjaan (typical places of employment), dan 16. Arti pekerjaan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa materi-materi dalam layanan informasi sifatnya bervariasi. Materi-materi tersebut merupakan materi-materi yang muncul dari pengembangan bidang-bidang BK seperti bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir. Berkaitan dengan pemilihan studi lanjut maka materi layanan informasi yang dapat diberikan akan terorientasi pada hal-hal yang senantiasa berkaitan dengan karir secara umum dan pemilihan studi lanjut secara khusus.

Tujuan dan waktu layanan informasi

Segala bentuk layanan BK diselenggarakan dengan mengemban tujuannya masing-masing. Layanan informasi secara umum memiliki dua tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan khusus (Prayitno, 2012:

50-51). Berikut merupakan uraian singkat mengenai tujuan yang dimaksud.

1. Tujuan umum

Tujuan umum layanan informasi adalah dikuasainya informasi tertentu oleh peserta layanan.

Informasi tersebut selanjutnya digunakan oleh peserta untuk keperluan hidupnya sehari-hari (dalam rangka kehidupan efektif sehari-hari) dan perkembangan dirinya. Prayitno (2012: 259-260) menjelaskan bahwa layanan informasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-

(7)

individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.

2. Tujuan khusus

Prayitno (2012: 51) mengemukakan bahwa tujuan khusus layanan informasi terkait dengan fungsi- fungsi konseling. Fungsi pemahaman paling dominan dan paling langsung diemban oleh layanan informasi. Peserta layanan memahami informasi dengan berbagai seluk-beluknya sebagai isi layanan. Penguasaan informasi tersebut dapat digunakan untuk pemecahan masalah (apabila peserta yang bersangkutan mengalaminya), untuk mencegah timbulnya masalah, untuk mengembangkan dan memelihara potensi yang ada, dan untuk memungkinkan peserta yang bersangkutan membuka diri dalam mengaktualisasikan hak-haknya.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 12 Kendari yang beralamat di Jalan D. I. Panjaitan Nomor 59 Kelurahan Lepo-lepo Kecamatan Baruga Kota Kendari. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis eksperimen. Rancangan eksperimen yang digunakan adalah pre-eksperimen (pre-experiment design) dengan tipe the one group Pre-Test-Post-Test design.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 12 Kendari yang berjumlah 270 siswa. Pertimbangan untuk menggunakan siswa kelas IX dalam penelitian ini adalah karena siswa kelas IX dalam tahap persiapan untuk pemilihan studi lanjut. Sampel di dalam penelitian ini ditarik dengan teknik simple random sampling. Hal ini memungkinkan setiap anggota sampel memiliki peluang yang sama besar untuk dijadikan sebagai sampel penelitian. Besaran sampel dalam penelitian ini diestimasi melalui pendapat Arikunto (2002: 112) yang menjelaskan jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung beberapa pertimbangan tertentu.

Dalam penelitian ini penulis mengambil 10% dari setiap rombongan belajar sehingga total sampel berjumlah 27 siswa.

Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner pemilihan studi lanjut, yang di mana kuesioner tersebut terlebih dahulu diuji coba untuk memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas dalam penelitian ilmiah. Data di dalam penelitian ini diolah menggunakan analisis deskriptif dan statistika inferensial.

Adapun analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum atau deskripsi mengenai pemilihan studi lanjut siswa sebelum dan sesuah diberikan perlakuan (treatment) berupa layanan informasi. Adapun statistika inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan paired sample t-test dengan bantuan SPSS 20.

Hasil penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

Bagian ini menyajikan gambaran umum pemilihan studi lanjut siswa SMP Negeri 12 Kendari sebelum diberikan layanan informasi. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel deskriptif melalui bantuan SPSS 20. Berikut merupakan tabel distribusi frekuensi pemilihan studi lanjut siswa SMP Negeri 12 Kendari sebelum diberikan layanan informasi.

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Pemilihan Studi Lanjut Siswa Sebelum Diberikan Layanan Informasi (Pre-Test)

Interval Kategori Frekuensi %

> 164 Sangat Tinggi 0 0

138 – 164 Tinggi 0 0

111 – 137 Sedang 7 25,93

83 – 110 Rendah 19 70,37

< 83 Sangat Rendah 1 3,70

Jumlah 27 100

(8)

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 27 sampel, tidak terdapat siswa (0%) yang tingkat pemilihan studi lanjutnya dalam kategori sangat tinggi dan tinggi, terdapat 7 (25,93%) siswa yang tingkat pemilihan studi lanjutnya dalam kategori sedang, 19 (70,37%) siswa yang tingkat pemilihan studi lanjutnya dalam kategori rendah, serta 1 (3,70%) siswa yang tingkat pemilihan studi lanjutnya dalam kategori sangat rendah. Ini dapat dipahami bahwa secara distribusi frekuensi tingkat pemilihan studi lanjut siswa berada pada kategori rendah. Untuk mengetahui gambaran umum tingkat pemilihan studi lanjut siswa digunakan bantuan program SPSS. Tolak ukur yang digunakan untuk memberikan norma kategorisasi pemilihan studi lanjut siswa merupakan nilai rata-rata pemilihan studi lanjut siswa. Berikut merupakan output SPSS untuk mengetahui tingkat pemilihan studi lanjutsiswa.

Tabel 2

Gambaran Umum Sebelum Diberikan Layanan Informasi (Pre-Test) Descritive Statistics

N Min Max Mean Std Deviasi Pre-Test

Valid N (Listwise)

27 27

66 135 107.19 14.933

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 27 sampel nilai minimum pemilihan studi lanjut siswa sebesar 66 (kategori sangat rendah), nilai maksimum sebesar 135 (kategori sedang), nilai rata- rata (mean) sebesar 107,19 dan standar deviasi sebesar 14,933. Nilai mean pemilihan studi lanjut siswa jika diterjemahkan ke dalam norma kategorisasi menunjukkan bahwa tingkat pemilihan studi lanjut siswa berada pada kategori yang rendah. Olehnya itu dapat disimpulkan bahwa tingkat pemilihan studi lanjut siswa SMP Negeri 12 Kendari sebelum diberikan layanan informasi berada pada kategori yang rendah.

Setelah pelaksanaan layanan informasi diberikan Post-Test untuk mengetahui ada tidaknya perubahan kemampuan pemilihan studi lanjut pada siswa. Berikut merupakan tabel distribusi frekuensi kemampuan pemilihan studi lanjut pada siswa setelah diberikan layanan informasi.

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Pemilihan Studi Lanjut Siswa Setelah Diberikan Layanan Informasi (Post-Test)

Descriptive Statistics

N Min Max Mean Std. Deviasi Post-Test 27 108 168 138.15 18.499

Valid N

(Listwise) 27

Melalui tabel di atas diperoleh informasi bahwa setelah diberikan layanan informasi maka dari 27 sampel penelitian yang ada, tidak terdapat siswa (0%) yang memiliki tingkat pemilihan studi lanjut yang sangat rendah, terdapat 3 (11,11%) siswa yang memiliki tingkat pemilihan studi lanjut pada kategori rendah dan sangat tinggi, terdapat 8 (29,63%) siswa yang memiliki tingkat pemilihan studi lanjut pada kategori yang sedang dan terdapat 13 (48,15%) siswa yang memiliki tingkat pemilihan studi lanjut pada kategori yang tinggi.

Hal tersebut dapat dipahami bahwa secara distribusi frekuensi tingkat pemilihan studi lanjut siswa setelah diberikan layanan informasi berada pada kategori yang tinggi. Untuk mengetahui gambaran umum tingkat kemampuan pemilihan studi lanjut siswa digunakan bantuan program SPSS.

Berikut merupakan output SPSS untuk mengetahui tingkat kemampuan pemilihan studi lanjut siswa.

(9)

Tabel 4

Gambaran Umum Pemilihan Studi Lanjut Siswa Setelah Diberikan Layanan Informasi (Post-Test)

Interval Kategori Frekuensi %

> 164 Sangat Tinggi 3 11,11

138 – 164 Tinggi 13 48,15

111 – 137 Sedang 8 29,63

83 – 110 Rendah 3 11,11

< 83 Sangat Rendah 0 0

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dari 27 sampel nilai minimum pemilihan studi lanjut siswa sebesar 108 (kategori rendah), nilai maksimum sebesar 168 (kategori sangat tinggi), nilai rata-rata (mean) sebesar 138,15 dan standar deviasi sebesar 18,499. Nilai mean pemilihan studi lanjut siswa jika diterjemahkan ke dalam norma kategorisasi menunjukkan bahwa tingkat pemilihan studi lanjut siswa berada pada kategori yang tinggi. Olehnya itu dapat disimpulkan bahwa tingkat pemilihan studi lanjut siswa SMP Negeri 12 Kendari setelah diberikan layanan informasi berada pada kategori yang tinggi.

Berdasarkan data frekuensi dan data gambaran umum dapat diperoleh informasi adanya perbedaan secara umum antara hasil Pre-Test dan hasil Post-Test kemampuan pemilihan studi lanjut siswa setelah dilakukan layanan informasi. Pada Pre-Test diperoleh mean 107,19 sedangkan data hasil Post-Test diperoleh mean 138,15 yang menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata kemampuan pemilihan studi lanjut siswa. Selain itu diperoleh informasi bahwa tingkat kemampuan pemilihan studi lanjut siswa saat Pre-Test dikategorikan rendah sedangkan setelah diberikan perlakuan maka tingkat kemampuan pemilihan studi lanjut siswa dikategorikan tinggi.

Selanjutnya untuk mengetahui hasil penelitian yang sesungguhnya, maka data hasil Pre-Test dan data hasil Post-Test akan dianalisis lebih lanjut dengan menguji hipotesis menggunakan uji t.

Dasar pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis mengacu pada tingkat probabilitas yaitu:

Jika sig. > 0,05, maka H0 diterima, dan Jika sig. < 0,05, maka H0 ditolak. Adapun hasil analisis uji paired sample t-test pada Pre-Test dan Post-Test terhadap kemampuan pemilihan studi lanjut siswa SMP Negeri 12 Kendari dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 5

Hasil Analisis Hipotesis Kemampuan Pemilihan Studi Lanjut Siswa

Berdasarkan hasil analisis paired sample t test dengan menggunakan SPSS 20 for windows diketahui bahwa nilai sig.=0,000 < 0,05, hal ini berarti bahwa hipotesis nihil (H0) yang berbunyi

“layanan informasi tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan pemilihan studi lanjut siswa SMP Negeri 12 Kendari” dinyatakan ditolak. Sehingga hipotesis kerja (H1) yang berbunyi “layanan informasi efektif dalam meningkatkan kemampuan pemilihan studi lanjut siswa SMP Negeri 12 Kendari” dinyatakan diterima. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan maka dapat

(10)

disimpulkan bahwa layanan informasi efektif dalam meningkatkan kemampuan pemilihan studi lanjut siswa SMP Negeri 12 Kendari.

Pembahasan

Hasil pra penelitian yang telah dilakukan pada studi menunjukkan bahwa siswa tersebut belum mampu menjelaskan akan ke mana nanti setelah lulus sekolah, ada rasa bimbang untuk memilih studi lanjut apakah akan ke Sekolah Menegah Atas (SMA) ataukah Sekolah Menegah Kejuruaan (SMK) atau ke sekolah lain sederajat. Siswa lain mengatakan telah tahu akan ke mana nanti stelah lulus SMP, walaupun hal ini hanya mengikuti perkataan teman-temannya agar setelah lulus nanti tidak terpisah dgn kelompoknya. Selain itu, siswa lain berkata masih terpaku pada arahan orang tua menggenai arah kelanjutan sekolah. Fenomena tersebut mengambarkan bahwa siswa SMP 12 Kendari belum mampu mengambil keputusan untuk pemilihan studi lanjutnya.

Berdasarkan wawancara dengan kordinator BK SMP Negeri 12 Kendari diketahui bahwa pelaksanaan BK karir secara umum diselengarakan melalui layanan konseling perorangan. Layanan itu dilaksanakan tidak secara terjadwal tergantung kapan saja siswa hadir ke ruang BK. Di sekolah ini tidak disediakan jam khusus pelayanan BK di kelas. Fenomena di atas menunjukkan strategi guru bimbingan dan konseling dalam penanganan pemilihan studi lanjut belum berjalan secara optimal.

Permasalahan ini harus disikapi dengan pencarian alternatif pemecahan masalah yang dapat membantu pemilihan studi lanjut pada siswa SMP Negeri 12 Kendari. Kurang terlaksananya konseling karir sebagai strategi substansial dalam BK karir membutuhkan sebuah jawaban untuk membantu pemilihan studi lanjut siswa. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah melalui layanan informasi.

Studi lanjut sebagai salah satu aspek perkembangan karir pada siswa merupakan salah satu aspek yang pasti akan dilalui oleh siswa. Hanya saja dalam perkembangannya sering muncul hambatan dalam pemilihan studi lanjut. Gunawan & Subroto (2001: 199) menjelaskan ada berbagai macam alasan yang sering ditemukan sehingga memengaruhi siswa dalam memilih studi lanjut secara tepat, di antaranya: a) kecenderungan orang tua memasukkan anaknya ke sekolah almamater mereka, b) pengaruh sahabat, guru atau pembimbing yang pernah belajar di sekolah tersebut, c) perguruan tinggi yang terdekat dengan rumah orang tua siswa dengan jurusan apa saja, asalkan siswa dapat melanjutkan studinya seperti teman-temannya yang lain, dan d) mengisi waktu senggang: mereka lebih senang pergi kuliah. Alasan-alasan tersebut belum menjamin anak dapat masuk ke sekolah yang sesuai dengan bakat dan minat anak.

Fenomena yang telah diuraikan sebelumnya sesuai dengan hasil studi awal pada siswa SMP Negeri 12 Kendari. Untuk itu, dibutuhkan upaya untuk mengentaskan permasalahan ini. Upaya yang dimaksudkan adalah melalui layanan informasi secara klasikal. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat peningkatan pada kemampuan pemilihan studi lanjut pada siswa SMP Negeri 12 Kendari. Pada kegiatan Pre-Test kemampuan pemilihan studi lanjut siswa berada pada kategori rendah. Kemudian sampel diberikan materi layanan mengenai cara memahami kelebihan dan kelemahan diri, tips mencari informasi studi lanjut, cara menentukan keselarasan antara minat dan pilihan studi lanjut, tips melihat peluang diterima dalam studi lanjut, serta tips memilih pekerjaan yang menguntungkan di masa depan. Setelah diberikan layanan informasi maka kemampuan pemilihan studi lanjut siswa berada pada kategori tinggi. Melalui uji statistika pula diketahui bahwa layanan informasi efektif dalam meningkatkan kemampuan pemilihan studi lanjut siswa SMP Negeri 12 Kendari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan informasi dapat diberikan dalam rangka meningkatkan kompetensi karir siswa. Layanan informasi berarti memberikan seperangkat wawasan, pengetahuan, dan nilai kepada individu dalam hal ini siswa. baik itu wawasan, keterampilan, maupun nilai pada akhirnya akan memunculkan keterampilan, sikap, dan perilaku kepada sasaran layanan dalam hal ini siswa. Seperangkat keterampilan, sikap, dan perilaku tersebut nantinya akan digunakan oleh siswa dalam pemenuhan kebutuhannya, salah satunya aspek pemilihan studi lanjut. Prayitno &

Amti (2013: 260) menjelaskan bahwa informasi akan membekali individu dengan berbagai

(11)

berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial-budaya. Layanan informasi akan berusaha merangsang individu untuk dapat secara kritis mempelajari berbagai informasi berkaitan dengan hajat hidupnya, salah satunya pemilihan studi lanjut.

Melalui materi layanan yang diberikan maka memungkinkan siswa untuk dapat menentukan arah hidupnya. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup seperti studi lanjut menurut Prayitno

& Amti (2013: 260) adalah apabila ia mengetahui informasi yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi-informasi yang ada itu. Dengan kata lain, berdasarkan atas informasi yang diberikan itu siswa diharapkan dapat membuat rencana-rencana dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung jawab atas rencana-rencana dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung jawab atas rencana dan keputusannya itu.

Tanggung jawab atas rencana dan keputusan itu bergantung pada fitrah siswa itu sendiri, yakni manusia itu unik. Keunikan itu akan membawakan pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing siswa. Pertemuan antara keunikan siswa dan variasi kondisi yang ada di lingkungan dan masyarakat yang lebih luas, diharapkan dapat menciptakan berbagai kondisi baru baik bagi siswa yang bersangkutan maupun bagi masyarakat secara umum.

Implikasi yang dapat dipetik berdasarkan hasil penelitian ini adalah bahwa guru BK selaku pelaksana kegiatan layanan BK diharapkan mampu melaksanakan layanan informasi dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Selain itu, perlu pula dipertimbangkan penggunaan layanan informasi dalam menyelesaikan permasalahan bidang lain yang dialami oleh siswa seperti bidang pribadi, sosial, dan belajar. Rata-rata kemampuan pemilihan studi lanjut siswa sebelum diberikan layanan informasi sebesar 107,19 atau berada pada kategori rendah, rata-rata pemilihan studi lanjut setelah diberikan layanan informasi sebesar 138,15 atau berada pada kategori tinggi, dan layanan informasi efektif dalam meningkatkan kemampuan studi lanjut pada siswa SMP Negeri 12 Kendari.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan pemilihan studi lanjut siswa sebelum diberikan layanan informasi sebesar 107,19 atau berada pada kategori rendah, rata-rata kemampuan pemilihan studi lanjut siswa setelah diberikan layanan informasi sebesar 138,15 atau berada pada kategori tinggi, dan layanan informasi efektif dalam meningkatkan kemampuan pemilihan studi lanjut pada siswa SMP Negeri 12 Kendari.

Saran

1. Bagi kepala sekolah, diharapkan mampu memberikan kebijakan-kebijakan pengembangan sekolah yang mampu mendukung penyelenggaraan BK secara optimal, utamanya alokasi waktu penyelenggaraan tatap muka secara klasikal.

2. Bagi guru BK, diharapkan mampu menerapkan layanan informasi dalam pengentasan masalah siswa secara klasikal. Selain itu diharapkan guru BK meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam hal memahami strategi pembejalaran yang merupakan komponen penunjang terselenggaranya layanan informasi. Guru BK juga perlu menyajikan informasi-informasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

3. Bagi siswa, diharapkan mampu memaksimalkan keberadaan pelayanan BK di sekolah secara lebih optimal lagi.

4. Bagi peneliti lanjutan yang ingin atau memiliki minat dalam mengembangkan penelitian ini kiranya dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai layanan informasi terhadap permasalahan lain.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi V). Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

(12)

Gibson, R. L. & Mitchell, M. H. (2011). Bimbingan dan konseling (Edisi ketujuh). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Gladding, S. T. (2012). Konseling: profesi yang menyeluruh (Edisi keenam). Jakarta: PT. Indeks.

Gunawan, Y.& Subroto, C. D. (2001). Pengantar bimbingan dan konseling buku panduan mahasiswa.

Jakarta: Prenhallindo.

Gysbers, N. C., Heppner, M. J., & Johnston, J. A. (2014). Career Counseling: Holism, Diversity, and Strengths. Alexandria: American Counseling Association.

Istirahayu, I., Mayasari, D., Fitriyadi, S., & Damayanti, Z. (2018). Bimbingan Karir Terhadap Pemilihan Studi Lanjut Siswa Kelas XII. Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan, 2 (2), 139 – 144.

Listianah, & Muhari. (2013). Penerapan Layanan Informasi dengan Menggunakan Media Movie Maker untuk Meningkatkan Pemahaman Memilih Studi Lanjut Pada Siswa Kelas XII di SMA Negeri 3 Lamongan. Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling Unesa, 1(1), 158–165.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Prayitno & Amti, E. (2013). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Prayitno. (2012). Seri Panduan Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling: Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.

Pusat Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Winkel, W. S. & Hastuti, S. (2006). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:

Media Abadi.

Referensi

Dokumen terkait

Rangkuman Hasil Analisis Data.. signifikan antara layanan informasi karir dengan pengambilan keputusan studi lanjut. Makin baik layanan informasi karir, maka makin baik

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa Layanan Informasi karier terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan perencanaan karir siswa di SMA Negeri 13

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan maka disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan belajar yang diberikan guru terhadap ABK di sekolah MI

Pelaksanaan layanan informasi sangat berpengaruh terhadap kemampuan merencanakan studi lanjut pada siswa, dimana layanan informasi membantu siswa yang mengalami masalah merencanakan

Selanjutnya, temuan penelitian secara khusus yaitu: 1 Tingkat aspirasi karier siswa sebelum diberikan perlakuan layanan informasi berada pada kategori sedang dan 2 Terdapat perbedaan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan perencanaan karir siswa melalui layanan informasi pada siswa kelas

Saran Beberapa saran yang dapat diajukan yaitu: 1 untuk siswa, layanan informasi karier melalui media video dapat meningkatkan kemampuan perencanaan karier siswa, agar siswa dapat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor pretest sebelum diberikan perlakuan layanan bimbingan kelompok pada kestabilan emosi warga binaan remaja Lapas Klas II A