• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIER MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP PERENCANAAN KARIER SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIER MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP PERENCANAAN KARIER SISWA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIER MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP PERENCANAAN KARIER SISWA

THE EFFECT OF CAREER INFORMATION SERVICES USING VIDEO ON STUDENT'S CAREER PLANNING

Oleh:

Nining SMPN Satap 7 Oheo Email:nining1598@gmail.com Kata Kunci:

Layanan

Informasi; Video;

Perencanaan Karier

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan informasi karier melalui media video terhadap perencanaan karier pada siswa SMA Negeri 1 Oheo. Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-experiment dan menggunakan one group pre-test and post-test design. Subjek penelitian sebanyak 29 siswa yang terdiri dari 21 siswa berada pada kategori rendah dan 8 siswa berada pada kategori sangat rendah. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket perencanaan karier. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistic deskriptif persentase dan analisis statistic inferensial menggunakan uji t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan layanan informasi karier melalui media video, terjadi peningkatan perencanaan karier siswa sebesar 61 (17,27%). Hasil analisis data menggunakan uji-t menunjukkan nilai THitung = 17,487 > tTabel = 1,685. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan informasi karier melalui media video berpengaruh dalam meningkatkan perencanaan karier siswa SMA Negeri 1 Oheo.

Keywords:

Information Service; Video;

Career Planning

ABSTRACT

The research aims to find out the effect of career information service using video on student's career planning in SMAN 1 Oheo. This research is pre- experimental research with one group pre-test and post-test design. Research subjects as many as 29 students consisting of 21 students are in a low category and 8 students are in the very low category. Data were collected using a career planning questionnaire. Data analysis techniques used descriptive statistical and inferential analysis with t-test. The results showed that after being provided with career information services using video, there was an increase in student's career planning by 61 points (17.27%). The results of data analysis using the t-test showed the value of tValue = 17,487 >

ttable = 1.685. So it can be concluded that career information services using video can improve students career planning SMAN 1 Oheo.

(2)

Pendahuluan

Merencanakan karier merupakan suatu tugas perkembangan yang dilalui oleh setiap orang. Siswa SMA misalnya yang berada pada masa peralihan baik itu menyangkut pertumbuhan fisik maupun psikologis yang berkembang dengan cepat, memiliki tugas-tugas perkembangan yang mengarah pada kesiapannya memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa. Orientasi masa karier merupakan salah satu fenomena perkembangan kognitif yang terjadi pada siswa SMA, di sinilah siswa SMA mulai untuk memikirkan secara sungguh-sungguh mengenai rencana karier yang akan dipilih setelah menamatkan pendidikan jenjang SMA.

Di antara beberapa tugas perkembangan bagi siswa SMA, salah satu tugas perkembangan utamanya adalah membuat suatu pilihan karier, hal ini menjadi sangat krusial pada saat masa SMA karena mereka akan memutuskan studi lanjut apa yang harus diambil jika ingin melanjutkan di perguruan tinggi, dan semakin krusial di perguruan tinggi karena sebagai pesiapan untuk masuk ke dunia karier sebenarnya (Mendatu dalam Khoiriyah, 2013). Farlex (Hartono, 2016: 139) mengartikan karier sebagai the general progression of your working or professional life, karier adalah suatu kemajuan umum tentang pekerjaan anda atau kehidupan professional. Karier seringkali diartikan dengan pekerjaan, perencanaan karier diartikan dengan pemilihan pekerjaan. Sebenarnya karier memiliki arti yang lebih luas dari sekedar memilih pekerjaan, karier berkaitan dengan perkembangan seseorang dan menjadi bagian penting dalam kesuksesan hidup seseorang untuk itu karier perlu direncanakan dengan baik dan optimal dalam mengenal minat dan bakat diri penentuan cita-cita tersebut.

Perencanaan karier yang dilakukan oleh seorang siswa SMA bukanlah semata-mata aktivitas jangka pendek yang dilakukan apabila telah menyelesaikan pendidikannya, namun merupakan proses yang dilakukan sepanjang hidup. Sukses atau tidaknya pencapaian karier sesorang sangat dipengaruhi oleh adanya perencanaan karier yang matang. Seseorang yang mampu merencanakan karier yang baik, tentunya mereka harus mampu memahami dirinya, dengan demikian individu tersebut dapat membuat keputusan karier yang tepat sesuai dengan keadaan dirinya. Perencanaan karier merupakan proses berkelanjutan yang dilakukan individu dengan cara individu melakukan penilaian diri dan penilaian dunia kerja, merencanakan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk pencapaian pilihan karier tersebut dan membuat penalaran yang rasional sebelum mengambil keputusan mengenai karier yang akan diputuskan.

Namun kenyataan yang ada saat ini, masih ada siswa yang belum mampu membuat perencanaan karier dengan baik sesuai dengan keadaan dirinya agar siap terjun ke dunia kerja atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Beberapa siswa merencanakan kariernya dengan tidak realistis, siswa membuat rencana karier hanya didasarkan atas kemauan dan keinginannya tanpa mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki. Bahkan ada di antara siswa yang menyerahkan pilihan kariernya pada orang tua, teman atau bahkan orang lain. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang memilih jurusan di perguruan tinggi bukan atas keinginan diri sendiri atau hanya sekedar ikut-ikutan teman, sehingga siswa tidak optimal dalam menjalani perkuliahannya.

Keadaan tersebut juga terjadi di SMA Negeri 1 Oheo, berdasarkan studi awal yang peneliti lakukan melalui wawancara dengan guru diperoleh informasi bahwa sering ada siswa mengajak diskusi guru dan membicarakan mengenai, perencanaan kariernya. Di antara permasalahan yang dikemukakan siswa yaitu siswa masih belum mengetahui akan melanjutkan pendidikan ke mana setelah lulus SMA, bingung memilih jurusan yang akan dimasuki di Perguruan Tinggi, atau jika siswa ingin bekerja maka ia binggung mau bekerja di mana setelah lulus SMA. Untuk lebih mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang perencanaan kariernya, selanjutnya peneliti memberikan angket skrining perencanaan karier siswa kepada 77 siswa kelas XI. Hasil analisis angket skrining tersebut diperoleh data sebanyak 8 siswa dengan perencanaan karier sangat rendah, 21 siswa dengan perencanaan karier rendah, 39 siswa dengan perencanaan karier tinggi dan 9 siswa dengan perencanaan karier sangat tinggi.

Berdasarkan hasil angket skrining yang peneliti berikan kepada 77 siswa diperoleh data sebagai berikut: sebanyak 8 siswa dengan perencanaan karier sangat rendah, 21 siswa dengan perencanaan karier rendah, 39 siswa dengan perencanaan karier tinggi dan 9 siswa dengan perencanaan karier

(3)

sangat tinggi. Data tersebut mengindikasikan masih adanya siswa yang memiliki perencanaan karier pada kategori rendah dan sangat rendah, hal ini diakibatkan oleh banyak faktor seperti kurangnya informasi yang didapatkan tentang kondisi dan keadaan diri yang berupa pemahaman terhadap bakat, minat, cita-cita dan kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya. Masalah-masalah ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan merencanakan kariernya dengan baik dan tepat. Hal ini sejalan dengan pendapat, Supriatna (Juwitaningrum, 2013) yang menjelaskan masalah karier yang dirasakan oleh siswa, terdiri dari: 1) siswa kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat; 2) siswa tidak memiliki informasi tentang dunia kerja yang cukup; 3) siswa masih binggung untuk memilih pekerjaan; 4) siswa masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat; 5) siswa merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah; 6) siswa belum memiliki pilihan perguruan tinggi atau lanjutan pendidikan tertentu;

dan 7) siswa belum memiliki gambaran tentang karakteristik, persyaratan, kemampuan, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan, serta prospek pekerjaan untuk masa depan kariernya.

Siswa yang tidak dapat merencanakan karier dengan baik akan kesulitan membuat pilihan karier seperti siswa tidak bisa melihat bakat dan minat yang ada pada dirinya dalam pengambilan keputusan dengan disertai kebimbangan, dan ketidakpastian. Tidak jarang siswa membuat rencana atas kemauan dan keinginan tidak disertai dengan bakat dan kemampuan yang ada dalam dirinya, sehingga siswa salah dalam memilih karier bahkan ada siswa yang tidak membuat rencana sama sekali. Akibat dari kurangnya pemahaman karier akan berpengaruh terhadap perencanaan karier dan pemilihan karier yang tidak tepat. Paling pertama yang dirasakan siswa adalah siswa akan kebingungan dalam menentukan pilihan pendidikan lanjut ke perguruan tinggi, begitupun dengan memutuskan untuk bekerja setelah lulus SMA, ia akan kebingungan memilih pekerjaan yang sesuai bagi dirinya.

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi perencanaan karier siswa. Hal ini dijelaskan oleh Winkel dan Hastuti (2004: 647-655) yang mengemukakan bahwa terdapat dua faktor yang memengaruhi perencanaan karier siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari: nilai-nilai kehidupan, taraf intelegensi, bakat khusus, minat, sifat, pengetahuan, dan keadaan jasmani. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari: lingkungan masyarakat, keadaan sosial- ekonomi, status sosial ekonomi, pengaruh dari seluruh keluarga besar dan keluarga inti, pendidikan sekolah, pergaulan dengan teman-teman sebaya dan tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan dan pada setiap program studi atau latihan.

Menurut Winkel dan Hastuti (2004: 316-317) ada tiga alasan pokok bahwa pelaksanaan layanan informasi ini merupakan suatu usaha vital dalam keseluruhan program bimbingan dan konseling yang terencana dan terorganisasi karena: 1) siswa membutuhkan informasi yang relevan sebagai masukan dalam mengambil ketentuan dan keputusan mengenai pendidikan lanjutan sebagai persiapan untuk memangku suatu jabatan di masyarakat, 2) Pengetahuan yang tepat dan benar membantu siswa untuk berfikir lebih rasional tentang perencanaan masa depan dan tuntutan penyesuaian diri, informasi yang relevan dapat membebaskan siswa dari keterikatan pada pola berfikir yang kaku, dan sekaligus memperluas cakrawala pandangannya, dan 3) informasi yang sesuai dengan daya tangkapnya menyadarkan siswa akan hal-hal yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang akan berubah dengan bertambahnya umur dan pengalaman.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik benang merah bahwa rendahnya perencanaan karier siswa menjadi salah satu masalah yang terjadi di SMA Negeri 1 Oheo. Hasil studi awal diperoleh informasi bahwa guru di SMA Negeri 1 Oheo telah melakukan berbagai upaya, salah satu upaya yang paling sering dilakukan yaitu pemberian informasi karier yang diberikan guru saat apel maupun saat tatap muka di kelas. Untuk menyikapi masalah ini perlu dilakukan tindakan guna menyelesaikan masalah perencanaan karier siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk memberikan suatu informasi karier bagi siswa melalui pemberian layanan informasi karier melalui media video.

Tohirin (2007) mengemukakan bahwa pelaksanaan layanan informasi dapat dilakukan dengan berbagai media seperti melalui media alat peraga, media tulis, media gambar, poster dan media elektronik, termasuk dalam hal ini media video. Layanan informasi melalui media video ialah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi (informasi pendidikan, jabatan, karier) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan

(4)

pengambilan keputusan demi kepentingan individu klien dengan menampilkan beberapa video yang sesuai dengan topik agar gagasan, ide ataupun pesan dapat lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa (Abidin dan Budiyono, 2010: 40).

Layanan informasi melalui media video ini diasumsikan peneliti dapat membantu meningkatkan perencanaan karier siswa karena melalui layanan informasi ini banyak hal yang diperoleh siswa sebagaimana penjelasan Purwoko (2008: 52) yang berpendapat bahwa tujuan yang ingin dicapai dengan penyajian informasi adalah sebagai berikut: 1) para siswa dapat mengorientasikan dirinya kepada informasi yang diperolehnya terutama untuk kehidupannya, baik semasa masih sekolah maupun setelah menamatkan sekolah, 2) para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlukan, 3) para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana memperoleh informasi, 4) para siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang ada dalam lingkungannya sesuai dengan minat dan kemampuanya.

Siswa dalam melakukan perencanaan karier hendaknya mencakup kehidupan dalam studi dan dalam pekerjaan sehingga dengan memberikan informasi melalui media video sesuai dengan kebutuhannya, siswa diharapkan dapat membuat perencanaan dalam karier yang sesuai dengan keadaan dirinya seperti bakat, minat dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung jawab atas rencana dan keputusan yang dibuatnya itu. Tujuan penelitiannya yaitu untuk mengetahui apakah layanan informasi karier melalui media video dan pengaruhnya terhadap perencanaan karier siswa SMA Negeri 1 Oheo.

Perencanaan karier

Hartono (2016: 128) mengemukakan perencanaan karier (career planning) adalah suatu proses untuk menyusun dan melaksanakannya dalam upaya meraih suatu karier yang diinginkan. Kegiatan tersebut pada umumnya berisi berbagai kegiatan akademik yang sesuai dengan suatu karier tertentu. Untuk dapat membuat perencanaan karier diperlukan berbagai informasi karier yang sahih, andal (dapat dipercaya), baru, rinci, dan cermat oleh setiap individu.

Parsons (Winkel dan Hastuti, 2004: 408) bahwa proses perencanaan karier mencakup tiga aspek utama yaitu pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan pekerjaan, serta penggunaan penalaran yang benar antara diri sendiri dan dunia kerja, sehingga perencanaan karier merupakan suatu cara untuk membantu siswa dalam memilih suatu bidang karier yang sesuai dengan potensi mereka agar tidak ada pertentangan antara karier yang dipilih dengan potensi yang ada pada diri siswa, sehingga dapat berhasil di bidang pekerjaan. Gibson dan Mitchell (2011: 480) menyatakan bahwa perencanaan karier merupakan salah satu komponen yang penting dalam mempersiapkaan diri untuk memilih pendidikan lanjutan atau pekerjaan yang diinginkan.

Perencanaan karier terdiri dari persiapan diri dan menyusun daftar pilihan karier dengan lebih baik, yang dapat dilakukan dengan cara memperbanyak informasi tentang persyaratan dunia kerja yang dapat dibutuhkan, menambah keterampilan, dan lain sebagainya

Tujuan penyusunan perencanaan karier

Menurut Reinhart (Winkel dan Hastuti, 2004: 670) tujuan penyusunan perencanaan karier yaitu: 1) mengenal berbagai jenis pilihan jabatan yang terbuka bagi diri siswa dan sekaligus bermakna serta memuaskan, dan menghayati semua nilai yang diamali oleh masyarakat yang beriorentasi karier, 2) mampu untuk mengambil keputusan-keputusan rasional sehubungan dengan tujuan-tujuan yang ingin diperjuangkan dalam kegiatan dan 3) melaksanakan kemampuan secara nyata dalam bentuk mengintegrasikan semua nilai yang terkandung dalam bekerja (vocational values) serta semua sikap dituntut dalam bekerja (vocational attitude) dalam keseluruhan dalam hidupnya.

Teknik dan upaya meningkatkan perencanaan karier

Menurut Gibson dan Mitchell (2011: 487-489) teknik dan upaya meningkatkan perencanaan karier meliputi: 1) kesadaran diri, 2) kesadaran pendidikan, 3) kesadaran karier, 4) eksplorasi karier, dan 5) perencanaan dan pengambilan keputusan karier. Sedangkan indikator perencanaan karier menurut Parson (Winkel & Hastuti, 2004: 408) yaitu: 1) pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, 2) percaya

(5)

diri, 3) pengetahuan dan pemahaman pendidikan lanjut dan dunia kerja, 4) penalaran yang realistis dan 5) mampu mengambil keputusan karier.

Layanan informasi yaitu kegiatan memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dengan demikian layanan informasi itu pertama-tama merupakan perwujudan pemahaman dalam bimbingan dan konseling (Prayitno dan Amti, 2004: 259-260). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan informasi karier merupakan layanan bimbingan dan konseling untuk membekali peserta didik dalam memahami karier sebagai bahan pertimbangan, pengetahuan tentang dirinya dan pengambilan keputusan untuk kepentingan hidup dan perkembangannya sehingga tidak mengalami hambatan dalam merencanakan karier.

Layanan informasi karier dengan media video yaitu layanan informal yang bertujuan menyajikan informasi karier yang dibutuhkan oleh siswa dengan melalui media video. Penggunaan media video dalam layanan informasi karier video bertujuan untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat mengenai karier yang dikemukakan itu sampai pada penerima yang dituju. Setidaknya ada tiga tujuan dari layanan informasi karier di sekolah yaitu:

1) agar siswa mengetahui menguasai informasi karier selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya dalam karier, 2) agar siswa memahami berbagai pengetahuan dengan segala seluk beluk kehidupannya, dan 3) mengembangkan kemandirian siswa termasuk dalam menentukan dan memutuskan karier.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Oheo selama 3 bulan dimulai dari bulan Juli sampai September 2020. Perlakuan/treatment dalam penelitian ini dilaksanakan selama 5 kali pertemuan dengan frekuensi pertemuan dua kali seminggu, lamanya satu pertemuan 45 menit.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan pra eksperimen. Penelitian pra-eksperimen adalah penelitian eksperimen yang dilakukan dengan tanpa melakukan pengendalian terhadap variabel-variabel yang berpengaruh. Dalam penelitian ini yang diutamakan adalah perlakuan saja, tanpa ada kelompok kontrol (Latipun, 2015: 68). Bentuk desain yang digunakan adalah one group pre-test and post-test design. Desain penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 1 Desain penelitian

Keterangan:

O1 : Pengukuran pertama, perencanaan karier siswa sebelum diberi treatment.

X : Perlakuan/treatment (pemberian layanan informasi karier melalui media video) O2 : Pengukuran kedua, perencanaan karier siswa sesudah diberi treatment.

Berdasarkan angket skrining terhadap siswa SMA Negeri 1 Oheo kelas XI jumlahnya 26, siswa kelas XI jumlah 26, dan siswa kelas XI yang berjumlah 25. Sehingga jumlah seluruh responden yang diberikan angket skrining berjumlah 77 siswa. Dari hasil analisis angket skrining tersebut diperoleh data sebanyak 9 siswa berada pada kategori sangat tinggi, 39 siswa berada pada kategori tinggi, 21 siswa berada pada kategori rendah dan 8 siswa berada pada kategori sangat rendah. Selanjutnya peneliti menetapkan sebanyak 29 siswa yang memiliki perencanaan karier rendah dan sangat rendah untuk dijadikan subyek penelitian.

Data dikumpulkan dengan menggunakan angket perencanaan karier yang terlebih dahulu dilakukan uji coba, untuk memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ilmiah yaitu validitas dan reliabilitas. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari analisis deskriptif dan analisis inferensial. Sugiyono (2016: 207) menjelaskan analisis deskriptif persentase adalah statistik yang

O

1

X O

2

(6)

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis inferensial adalah analisis data kuantitatif yang dilakukan sesudah semua data terkumpul. Analisis inferensial yang digunakan adalah uji t-test, untuk mengetahui perbedaan signifikan pre-test dan pos-test. T-test dilakukan dengan bantuan program komputer Statistical Packages for Social Science (SPSS).

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

Deskrispi perencanaan karier siswa sebelum diberikan treatment

Hasil analisis data pre-test (tes awal) dari angket perencanaan karier siswa sebelum diberikan layanan informasi dengan media video dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1

Data Perencanaan Karier Siswa Sebelum Diberikan Treatment Kategori Interval F %

Sangat Tinggi >81,25% - 100% 0 0,00%

Tinggi >62,50% - 81,24% 0 0,00%

Rendah >43,75% - 62,49% 20 68,97%

Sangat Rendah 25% - 43,74% 9 31,03%

Jumlah 29 100%

Berdasarkan tabel 1 tampak bahwa perencanaan karier siswa sebelum diberikan perlakuan (treatment) berupa pemberian layanan informasi dengan media video, sebanyak 9 siswa (31,03%) kategori sangat rendah dan 20 siswa (68,97%) kategori rendah dan tidak terdapat siswa yang berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Sedangkan skor rata-rata perencanaan karier siswa sebesar 171 atau 48,16 %.

Deskripsi perencanaan karier siswa setelah diberikan treatment

Hasil analisis data post-test (tes akhir) dari angket perencanaan karier siswa setelah diberikan layanan informasi dengan media video dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2

Data Perencanaan Karier Siswa Setelah Diberikan treatment Kategori Interval F %

Sangat Tinggi >81,25% - 100% 0 0,00%

Tinggi >62,50% - 81,24% 20 68,97%

Rendah >43,75% - 62,49% 9 31,03%

Sangat Rendah 25% - 43,74% 0 0,00%

Jumlah 29 100%

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa skor perencanaan karier siswa setelah diberikan perlakuan (treatment) berupa layanan informasi karier dengan media video, tidak terdapat siswa pada kategori sangat rendah, sebanyak 9 siswa (31,03%) kategori rendah, sebanyak 20 siswa (68,97%) kategori tinggi dan tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat tinggi. Sedangkan skor rata-rata perencanaan karier siswa sebesar 232 atau 65,43%.

(7)

Analisis statistik inferensial t-test

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pemberian layanan informasi karier dengan media video berpengaruh terhadap perencanaan karier siswa SMA Negeri 1 Oheo Kabupaten Konawe Utara. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh layanan informasi karier terhadap perencanaan karier siswa SMA Negeri 1 Oheo Kabupaten Konawe Utara digunakan rumus t-test. Hasil uji t menunjukkan bahwa perencanaan karier siswa dengan menggunakan taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh t-test paired samples test thitung = 17,487 > ttabel = 1,685, dan juga berdasarkan propabilitas Sig. (2-tailed) bahwa probablilitas (0,000 < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa layanan informasi karier melalui media video berpengaruh terhadap perencanaan karier siswa SMA Negeri 1 Oheo.

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan informasi karier melalui media video terhadap perencanaan karier pada siswa SMA Negeri 1 Oheo Kabupaten Konawe Utara. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh skor rerata perencanaan karier siswa sebelum diberikan treatment berupa layanan informasi karier melalui media video sebesar 171 atau 48,16 % atau berada pada kategori rendah. Setelah diberikan treatment berupa layanan informasi karier, maka meningkat menjadi 232 atau 65,43%. Data tersebut menunjukkan adanya kenaikan kemampuan perencanaan karier siswa sebesar 61 atau 17,27 %. Berdasarkan hasil t-test (paired samples test) diperoleh thitung = 17,487 > ttabel

= 1,685, dan juga berdasarkan propabilitas Sig. (2-tailed) bahwa probablilitas (0,000 < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa layanan informasi karier melalui media video berpengaruh terhadap perencanaan karier siswa SMA Negeri 1 Oheo.

Proses perencanaan karier siswa mencakup tiga aspek utama yaitu pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan pekerjaan, serta penggunaan penalaran yang benar antara diri sendiri dan dunia kerja, sehingga perencanaan karier merupakan suatu cara untuk membantu siswa dalam memilih suatu bidang karier yang ses uai dengan potensi mereka agar tidak ada pertentangan antara karier yang dipilih dengan potensi yang ada pada diri siswa, sehingga dapat berhasil di bidang pekerjaan (Parsons dalam Winkel dan Hastuti, 2004:

408). Upaya-upaya yang dilakukan dalam bimbingan dan konseling yang dapat digunakan untuk meningkatkan perencanaan karier siswa diantaranya melalui layanan informasi karier. Dengan layanan informasi karier dapat diupayakan peningkatan pemahaman dan pengetahuan tentang diri, percaya diri dalam membuat keputusan, memiliki pemahaman tentang pendidikan lanjut dan dunia kerja, memiliki penalaran yang realistis dalam menghubungkan potensi diri dan pilihan karier dan mempu membuat keputusan karier. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Prayitno (2004: 267) bahwa informasi karier pada tingkat SMA memungkinkan siswa untuk memperdalam dan memperluas pemahaman tentang studi dan dunia kerja, mengembangkan rencana sementara yang akan menjadi pegangan setamat SMA, memiliki pengetahuan dalam memilih jurusan yang akan diinginkan dan memiliki pengetahuan tentang pekerjaan tertentu apabila siswa memang menghendaki untuk memegang jabatan itu setamat dari SMA.

Siswa dapat diberikan layanan untuk membantu siswa menentukan pilihan karier yaitu dengan pemberian layanan informasi karier, informasi yang mereka perlukan adalah mengenai pilihan pendidikan, pilihan profesional, dan pilihan karier. Jadi, melalui layanan informasi karier memungkinkan siswa memperoleh informasi dan pengetahuan mengenai pendidikan dan dunia kerja serta mengembangkan rencana sementara yang akan menjadi pegangan setamat SMA, dalam hal ini yang dimaksud dengan mengembangkan perencanaan karier siswa (Gonzalez, 2008:

764). Dalam teori perkembangan karier yang dikemukakan oleh Super (Winkel dan Hastuti 2004:

344), dijelaskan tentang gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pegangan bagi seorang tenaga pendidik bila merancang program pendidikan karier, yang membawa orang muda dalam hal ini siswa ke pemahaman diri dan pengolahan informasi tentang dunia karja dan pendidikan lanjutan, selaras dengan tahapan perkembangan karier tertentu. Dengan kata lain, program layanan karier yang dilakukan di Sekolah mengangkat para siswa ke tahap pemahaman diri dan pengolahan informasi yang lebih tinggi dan lebih matang dalam membuat perencanaan karier.

(8)

Layanan informasi karier menggunakan media video dianggap lebih baik dalam membantu meningkatkan perencanaan karier siswa. Penggunaan media video menurut Azhar (2011: 49) menyatakan bahwa media video merupakan gambar-gambar dalam frame, di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layer terlihat gambar hidup. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa video merupakan salah satu jenis media audio-visual yang dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara memberikan daya tarik tersendiri. Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan memengaruhi sikap.

Tujuan penggunaan media video yaitu: 1) tujuan kognitif yaitu mengembangkan kemampuan kognitif siswa menunjukkan contoh cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya menyangkut interaksi manusiawi, 2) tujuan afektif, dengan menggunakan efek dan teknik, video dapat menjadi media yang sangat baik dalam memengaruhi sikap dan emosi, 3) tujuan psikomotorik, video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh keterampilan yang menyangkut gerak dan melalui video siswa langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka sehingga mampu mencoba keterampilan yang menyangkut gerakan tadi (Anderson dalam Fitria, 2014).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wandari (2013) dengan judul

“Hubungan Persepsi Layanan Informasi Karier dengan Kematangan Karier Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Yayasan LPIM Walisongo Gempol”. Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.491 dan nilai signifikansi 0.000 (sig < .005). Hasil tersebut membuktikan bahwa terdapat korelasi di antara variabel X dan variabel Y, dan korelasi antara kedua variabel menunjukkan korelasi yang positif. Artinya semakin tinggi persepsi layanan informasi karier siswa maka semakin tinggi kematangan karier siswa. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Atmaja (2014) dengan judul “Upaya Meningkatkan Perencanaan Karier Siswa Melalui Bimbingan Karier dengan Penggunaan Media Modul pada siswa XII IPA 2 Wonokromo (penelitian tindakan kelas)”.

Hasil penelitian menunjukan perencanaan karier siswa kelas XII IPA 2 dapat ditingkatkan melalui bimbingan karier dengan penggunaan media modul yang dilihat dari adanya perbedaan yang signifikan dari rerata sebelum dilakukan bimbingan karier sebesar 105,25 dan setelah dilakukan bimbingan karier rerata sebesar 122,50. Sehingga dapat disimpulkan ada peningkatan perencanaan karier melalui bimbingan karier dengan penggunaan media modul pada siswa kelas XII IPA 2 MAN Wonokromo Bantul tahun ajaran 2013/2014.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa layanan informasi karier melalui media video dapat secara efektif meningkatkan perencanaan karier siswa. Indikator yang mengalami skor kenaikan tertinggi yaitu pada indikator pengetahuan dan pemahaman diri sendiri. Hal ini sesuai dengan dengan penjelasan Super (Gonzalez, 2008: 754) bahwa pemahaman terhadap diri sendiri sangat penting dan besar pengaruhnya bagi individu dalam melakukan apapun termasuk dalam membuat keputusan yang penting bagi hidupnya seperti dalam membuat keputusan karier. Dengan memahami diri sendiri maka individu menyadari wawasan dan persiapan karier, memahami dan mampu membuat pertimbangan alternatif pilihan karier dan merencanakan karier dimasa depan yang sesuai dengan potensi dirinya. Sedangkan indikator yang memiliki kenaikan terendah adalah pengetahuan dan pemahaman pendidikan lanjut dan dunia kerja, hal ini disebabkan karena materi tentang pemahaman pendidikan lanjut dan dunia kerja sangat luas dan perlu disampaikan secara bertahap dan komprehensif sehingga siswa betul-betul memahami informasi tentang dunia kerja dan pendidikan lanjut dengan baik.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor awal (pre-test) perencanaan karier siswa sebesar 171 (48,16%) atau berada pada kategori rendah dan setelah diberikan layanan informasi karier melalui media video skor perencanaan karier siswa mengalami peningkatan sebesar 232 (65,43%) atau kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian layanan informasi melalui media video

(9)

berpengaruh dalam meningkatkan perencanaan karier siswa sebesar 61 (17,27 %). Sedangkan hasil analisis inferensial menunjukkan nilai t-test paired samples test thitung = 17,487 > ttabel = 1,685, dan juga berdasarkan propabilitas Sig. (2-tailed) bahwa probablilitas (0,000 < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa layanan informasi karier melalui media video berpengaruh terhadap perencanaan karier siswa SMA Negeri 1 Oheo Kabupaten Konawe Utara.

Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan yaitu: 1) untuk siswa, layanan informasi karier melalui media video dapat meningkatkan kemampuan perencanaan karier siswa, agar siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh selama pemberian layanan informasi karier dalam kehidupan sehari-harinya, dan 2) bagi guru bimbingan dan konseling, layanan informasi karier melalui media video terbukti dapat meningkatkan perencanaan karier siswa, sehingga diharapkan guru bimbingan dan konseling dapat menggunakannya, terutama layanan dengan media video yang cukup menarik bagi siswa, bagi sekolah, pemberian layanan informasi melalui media video yang dilakukan peneliti yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan perencanaan karier siswa, agar pihak sekolah dapat memberikan kesempatan lebih luas kepada guru bimbingan dan konseling dalam melakukan tatap muka kepada siswa sehingga dapat menyampaikan informasi-informasi penting kepada siswa.

Daftar Pustaka

Abidin, Z dan Budiyono A. (2010). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Grafindo Litera Media.

Atmaja, Twi Tandar. (2014). Upaya Meningkatkan Perencanaan Karir Siswa Melalui Bimbingan Karir dengan Penggunaan Media Modul pada siswa XII IPA 2 Wonokromo (penelitian tindakan kelas). Skripsi: Universitas Ahmad Dahlan.

Azhar, Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Fitria, Ayu. (2014). Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. Jurnal Cakrawala Dini, 5(2), 57-62.

Gibson, Robert l., dan Mitchell, Marrienne H. (2011). Bimbingan dan Konseling: Edisi Revisi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gonzalez, Manuel Alvarez. (2008). Career Maturity: A Priority for Secondary Education. Electronic Journal of Research in Educational Psychology, 6(16), 749-772.

Hartono. (2016). Bimbingan Karier. Jakarta: Kencana.

Juwitaningrum, Ita. (2013). Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa SMK Negeri 11 Bandung. Jurnal Bimbingan dan Konseling. 2(2), 132-147.

Khoiriyah, Yeni Muslihatul. (2013). Meningkatkan Pemahaman Karir Siswa dengan Pemberian Layanan Informasi Karir di Kelas Xi Is-4 SMA Negeri 13 Surabaya (Suatu Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling). Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling, 1(1), 201-216.

Latipun. (2015). Psikologi Konseling: Edisi Ketiga. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang:

Press.

Prayitno dan Amti, Erma. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Prayitno. (2004). Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Padang: Universitas

(10)

Negeri Padang.

Purwoko, Budi. (2008). Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling. Surabaya: Unesa University Press.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta,: Raja Grafindo Persada.

Wandari, Lya Eka Nia. (2013). Hubungan Persepsi Layanan Informasi Karier dengan Kematangan Karier pada Siswa Sekolah Menengah Atas Yayasan Lpim Walisongo Gempol. Character:

Jurnal Penelitian Psikologi, 2(2), 1-7.

Winkel, W.S dan Hastuti, M. M Sri. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.Yogyakarta: Media Abadi.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kemampuan perencanaan karier melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 3

Layanan informasi karier merupakan layanan yang diberikan kepada siswa untuk membantu siswa mendapat pengetahuan serta pemahaman tentang dirinya sendiri dan mengenai

Pelaksanaan layanan bimbingan karier yang di lakukan oleh guru BK sebaiknya dilakukan dengan semenarik mungkin oleh guru BK, agar siswa yang mengikuti layanan

Kemampuan perencanaan karier peserta kelas X IPA persentase efektivitasnya masuk dalam katagori cukup efektif yakni sebesar 58,98 persen. Sementara kemampuan

Dari pengertian pemberian, layanan informasi dan informasi karier yang disebutkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan informasi karier

Jadi dapat disimpulkan ada pengaruh yang positif dan signifikan dalam pemberian layanan informasi karier dengan menggunakan media flashcard pada siswa kelas XI

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yang berbunyi “penerapan layanan informasi karier dengan menggunakan media flashcard

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, maka dapat dipaparkan beberapa faktor budaya rejang yang dapat mempengaruhi perencanaan karier siswa, yaitu 1 kebiasaan orangtua dalam