Model pembelajaran biasa (ceramah) adalah model atau metode yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam kegiatan belajar mengajar secara umum atau biasa. Pemilihan model pembelajaran project based learning adalah menyederhanakan materi yang sudah dijelaskan dengan memberikan praktek langsung bukan? PjBL (Project Based Learning) merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran, siswa mengeksplorasi penilaian, interpretasi, sintesis dan informasi untuk menciptakan berbagai bentuk hasil siswa (Nauli Izati & Sugiyarti., 2018).
Model pembelajaran berbasis proyek mendorong siswa untuk lebih aktif, mandiri dan kreatif dalam memecahkan masalah (Safitri, Zubaidah & Kuswantoro., 2017). Model pembelajaran berbasis proyek menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif serta memiliki rasa ingin tahu yang besar (Wikanta, 2017). Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Terhadap Kemampuan Literasi Matematis Siswa Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Di Kelas VII SMP Negeri 1 Sipispis TA 2022/2023".
Berdasarkan kendala masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana efektivitas model pembelajaran Project-Based Learning terhadap kemampuan literasi matematika siswa pada materi Sistem persamaan linear dua variabel untuk kelas VIII SMP Negeri 1 Sipispis? Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Project Based Learning terhadap kemampuan literasi matematika siswa pada materi Sistem persamaan linear dua variabel untuk kelas VIII SMP Negeri 1 Sipispis.
Batasan Istilah
LANDASAN TEORI
Kajian Teori 1. Efektivitas
- Model Pembelajaran Project Based Learning
- Model Pembelajaran Biasa
- Kemampuan Literasi Matematis Siswa
- Materi Pelajaran Sistem Persamaan Linear Dua Variabel a. Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SLPDV)
- Contoh soal eliminasi
- Contoh soal gabungan ( Substitusi dan Eliminasi)
Kosasih (2016:96) menyatakan bahwa “Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai tujuannya”. Lebih lanjut model pembelajaran ini juga dikemukakan oleh Nasution & Rizal 2016 (dalam Dewi dkk, 2017) yang menyatakan bahwa Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan pada konsep dan prinsip utama (sentral) suatu disiplin ilmu, yang mengikutsertakan siswa dalam kegiatan yang memecahkan masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri untuk mengkonstruksi pembelajarannya sendiri, dan menghasilkan produk karya siswa yang bernilai dan realistis. Oleh karena itu menurut (Fitria, 2018), perlu adanya perubahan kebiasaan guru yang hanya mengandalkan pengalaman dan merasa kurang mampu menjadikan model pembelajaran sebagai alasan yang harus dibenahi kedepannya.
Menurut Rusman, manfaat model pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut: (1) Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, mendorong kemampuannya dalam melakukan pekerjaan penting, dan harus dihargai. 3) Menjadikan siswa lebih aktif dan sukses. Umumnya model pembelajaran yang paling berperan aktif dalam proses pembelajaran adalah guru, sedangkan siswa hanya tinggal mendengarkan dan mengikuti apa yang disampaikan guru. Menurut (Kuswidi 2017), literasi matematika adalah kemampuan seseorang dalam merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan bernalar secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk mendeskripsikan, menjelaskan, atau memprediksi fenomena/peristiwa.
Menurut (Anwar, 2018), literasi matematika adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menggunakan matematika. Seseorang yang memiliki kemampuan matematika yang baik hendaknya peka terhadap konsep matematika yang relevan dengan permasalahan yang dihadapinya (Andes et al., 2017). Memiliki keterampilan matematika yang baik dapat membantu seseorang menggunakan dan menerapkan matematika dalam konteks yang berbeda (OECD, 2019).
Sehubungan dengan pendapat di atas maka indikator kemampuan literasi matematika menurut (Nurkamilah dkk) adalah sebagai berikut: a) penciptaan situasi matematika, b) penggunaan konsep, fakta, prosedur dan penalaran matematika, c) interpretasi dan evaluasi hasil matematika dalam konteks nyata. . Berdasarkan uraian pendapat para ahli terhadap indikator literasi matematika, peneliti menyimpulkan bahwa indikator literasi matematika dalam penelitian ini adalah: (1) pengenalan fakta secara matematis, (2) perumusan masalah matematis, (3) penggunaan konsep matematika untuk memecahkan masalah, (4) pelaksanaan perhitungan berdasarkan prosedur tertentu dan (5) penalaran. Pengertian sistem persamaan linear dua variabel (SLPDV). As'ari, 2017) menyatakan bahwa persamaan linier dua variabel adalah persamaan yang hanya mempunyai dua variabel dan masing-masing variabel berpangkat satu.
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dapat dilakukan dengan menggunakan metode eliminasi, substitusi, eliminasi-substitusi, dan grafik. Penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel merupakan pasangan bilangan yang memenuhi kedua persamaan tersebut. Penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dapat dilakukan dengan menggunakan metode substitusi, eliminasi, eliminasi-substitusi, dan grafik. Model matematika adalah salah satu persamaan dari suatu sistem persamaan dari sistem persamaan linear dua variabel yang mewakili suatu pernyataan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian terkait di atas menegaskan bahwa model pembelajaran project based learning mempengaruhi sikap aktif dan aktif siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang disampaikan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD, karena t hitung < t tabel sehingga hipotesis awal ditolak.
Kerangka berfikir
Oleh karena itu, literasi matematika siswa tidak dapat dipisahkan, karena dalam menyelesaikan masalah matematika siswa juga harus memiliki literasi matematika agar mampu memahami, merumuskan dan menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi karena siswa belum mampu mengenali soal dan mengubah soal cerita ke dalam bentuk matematis, bahkan siswa kesulitan memahami permasalahan pada soal tersebut.
Hipotesis penelitian
Jenis dan Desain Penelitian
- Populasi
- Sampel
Menurut (Sugiyono, 2017:80) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah umum yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling yaitu setiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Dari sekian banyak kelas yang ada dalam populasi, dipilih 2 kelas yang dinilai mempunyai kemampuan kognitif yang sama.
Jadi sampel dalam penelitian ini ada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Variabel Penelitian
- Variabel Bebas (X)
- Variabel Terikat (Y)
Teknik Pengumpulan Data
- Observasi
Buatlah model matematika dari soal yang diberikan dengan benar dan berikan penjelasan yang benar dan lengkap. Menentukan penggunaan rumus matematika dari soal yang diajukan dengan benar, namun terdapat kesalahan dalam penjelasannya. Menentukan penggunaan rumus matematika yang benar atas soal yang diajukan dan memberikan penjelasan yang benar dan lengkap.
Instrumen Penelitian
- Uji Validitas Tes
- Uji Reliabilitas Tes
- Tingkat Kesukaran soal
- Daya Pembeda Soal
- Kualitas Tingkat Pembelajaran
- Menghitung rata-rata
- Menghitung standar deviasi
- Uji Persyaratan Analisis Data
Klik Analisis → Korelasi → Bivariat, akan muncul kota Korelasi Bivariat, masukkan "skor respons dan skor total" di Koefisien Korelasi, klik orangnya, dan di Uji Signifikansi, klik "dua sisi" → untuk melengkapi statistik, klik opsi , kotak statistik klik akan muncul. Sebelum menghitung reliabilitas tes, cari dulu varians setiap soal dan varians total masing-masing menggunakan rumus alpha variance. Untuk menginterpretasikan harga reliabilitas permasalahan, harga tersebut dibandingkan dengan harga kritis Product Moment dengan α = 5%.
Klik Analyze → Scale Reliability Analysis, akan muncul kotak Reliability Analysis, masukkan “all respon score” pada item, pada model pilih Alpha, klik Static, Descriptive untuk Scale Continue klik, klik Ok. (Situmorang, 2020:39). Sebaliknya soal yang terlalu sulit akan membuat siswa patah semangat dan kurang semangat untuk mencoba lagi karena di luar kemampuannya. Untuk instrumen tes skor kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa diukur tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal.
Teknik analisis dalam penelitian ini adalah: 1) teknik analisis inferensial yaitu melihat kualitas pembelajaran, dimana kualitas pembelajaran dilihat berdasarkan perbedaan antara model pembelajaran PjBL dengan model pembelajaran reguler pada bidang matematika siswa. literasi. Dimana kesesuaian tingkat pembelajaran dilihat dari hasil observasi 3 orang pengamat mengenai kesesuaian kegiatan mengajar guru dengan model pembelajaran yang digunakan dan waktu dilihat dari hasil observasi 3 orang pengamat seberapa baik waktu pembelajaran. digunakan guru dalam mengajar dimana model pembelajaran dibandingkan dengan waktu ideal yang ditetapkan dalam kurikulum atau silabus yang ada. Untuk melihat kualitas tingkat pembelajaran pada penelitian ini, perbedaan model pembelajaran PjBL dengan model pembelajaran reguler ditinjau dari kemampuan matematika siswa.
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran reguler terhadap kemampuan matematika siswa, dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Syarat penggunaan hipotesis adalah data yang digunakan harus normal dan homogen agar dapat dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Standar deviasi adalah nilai statistik yang digunakan untuk menentukan seberapa terdistribusinya data dalam suatu sampel, dan seberapa dekat titik data individual dengan nilai rata-rata atau mean sampel.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, dilakukan analisis data untuk uji yang diperlukan yaitu uji normalitas dan homogenitas. Tujuan dari pengujian persyaratan analisis adalah untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan untuk analisis data.
Uji Normalitas
Mengambil nilai absolut terbesar antara tanda absolut hasil selisih, maka disebut harga terbesar. Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga yang diperoleh pada daftar kritis uji Liliefors dengan tingkat kriteria pengujian untuk menerima data yang berdistribusi normal jika dalam kasus lain hipotesis ditolak.
Uji Homogenitas
- Menghitung Gain Ternormalisasi
- Pengujian Hipotesis
- Kesesuaian Tingkat Pembelajaran
- Waktu
0,05 berarti data mempunyai varians yang tidak homogen, sedangkan nilai signifikansi ≥ 0,05 berarti data mempunyai varians yang homogen (Situmorang, 2020:46). Data yang diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir dianalisis untuk mengetahui peningkatan kemampuan matematika siswa. Skor diperoleh dari nilai tes siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan cara membandingkan skor yang diperoleh dari nilai tes siswa sebelum dan sesudah mendapat perlakuan pembelajaran reguler.
Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) kurang efektif terhadap kemampuan matematika siswa pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel untuk Kelas VIII SMP Negeri 1 SIPISPIS. Model Project Based Learning (PjBL) lebih efektif terhadap kemampuan matematika siswa pada Materi Sistem Persamaan Linier Satu Variabel untuk Kelas VIII SMP Negeri 1 SIPISPIS. Kriteria pengambilan keputusan uji t yaitu nilai signifikansi yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel awal dan variabel akhir, menunjukkan adanya pengaruh yang berarti atas perbedaan perlakuan yang diberikan pada masing-masing variabel (Situmorang, 2020 : 47 ).
Kesesuaian tingkat pembelajaran adalah sejauh mana guru dapat menjamin tingkat kesiapan siswa dalam mempelajari materi baru. Data hasil observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran menurut model PjBL dianalisis dengan mencari rata-rata penilaian kemampuan guru mengelola pembelajaran yang terdiri dari 5 kriteria; kurang baik (skor 1), kurang baik (skor 2), cukup baik (skor 3), baik (skor 4), sangat baik (skor 5). Pembagian waktu dalam penelitian ini terlihat dari lembar observasi untuk mengamati waktu antara waktu normal dan waktu pencapaian di lapangan.
Data hasil observasi kemampuan guru mengatur waktu pembelajaran dengan menggunakan model PjBL dianalisis dengan mencari rerata skor distribusi waktu belajar yang terdiri dari 5 kriteria; kurang baik (skor 1), kurang baik (skor 2), cukup baik (skor 3), baik (skor 4), sangat baik (skor 5).
Penetapan Efektivitas Pembelajaran