EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING MATERI PEREDARAN DARAH TERHADAP HINGHER ORDER THINGKING SKILL SISWA
KELAS XI MIPA SMA KESATRIAN SEMARANG
Oleh:
Amanda Irmayanti (21320001) Sinta Arimah (21320008) Anisa Rahma (21320023) Maisabita Farah A.H (21320027)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG 2024
BAB II KAJIAN TEORI Model Pembelajaran Mind Mapping
Dalam dunia pendidikan, salah satu tantangan utama adalah mencari metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa (Mirrota, 2024). Model pembelajaran yang tepat dapat memberikan dampak signifikan terhadap proses belajar mengajar, serta hasil belajar siswa (Anwar, Fadillah and Syam, 2021). Salah satu model pembelajaran yang menarik digunakan adalah model pembelajaran Mind Mapping.
Mind Mapping adalah teknik visual yang melibatkan representasi grafis dari informasi, di mana ide-ide diorganisir dalam bentuk peta yang bercabang dari konsep utama (Salim, 2018).
Metode ini pertama kali dipopulerkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an (Hasanah, Salsabila and Istikhanah, 2018). Asal-usul gagasan dasar Mind Mapping sebenarnya telah ada sejak zaman kuno. Filosof Yunani kuno, seperti Porphyry of Tyre, menggunakan diagram untuk menggambarkan struktur logika dan hubungan antar konsep. Namun, penggunaan sistematis dan populer teknik ini baru berkembang jauh kemudian. Mind Mapping secara resmi dipopulerkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an. Buzan, seorang penulis dan psikolog asal Inggris, memperkenalkan konsep ini melalui berbagai bukunya, termasuk "Use Your Head" dan "The Mind Map Book". Buzan menyadari bahwa cara tradisional mencatat informasi secara linear kurang efektif dibandingkan dengan metode yang memanfaatkan cara kerja alami otak manusia yang lebih visual dan asosiatif.
Mind mapping didefinisikan sebagai teknik pemetaan pikiran yang menghubungkan berbagai ide dari suatu masalah tertentu, seperti cabang-cabang sel saraf, untuk membangun hubungan antara konsep dan pemahaman. Hasilnya dituangkan ke kertas menggunakan visualisasi yang menarik dan mudah dipahami (Aprinawati, 2018). Hal tersebut, dapat dilihat dari penggunaan gambar, kata kunci, warna, dan simbol yang membuat informasi pada Mind Mapping lebih menarik dan mudah diingat. Teknik ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat, memperjelas pemikiran dan dapat digunakan dalam berbagai konteks seperti pendidikan, bisnis, serta manajemen proyek 18.110. Hadirnya Mind Mapping bertujuan untuk memaksimalkan potensi otak dalam mengelola dan mengingat informasi melalui penggunaan
gambar, kata kunci, warna, simbol dan hubungan antar konsep yang jelas (Rahayu, 2021).
Keunggulan model ini terletak pada kemampuannya untuk menyederhanakan informasi kompleks, memfasilitasi pemahaman yang lebih baik, dan merangsang kreativitas siswa.
Materi Peredaran Darah
Materi pada pembelajaran biologi sudah dikenal sebagai mata pelajaran yang mememerlukan ingatan yang kuat dalam menghapal materi, termasuk pada materi peredaran darah (Sudarisman, 2015). Materi peredaran darah melibatkan banyak komponen dan konsep.
Komponen-komponen tersebut termasuk jantung, organ yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh, dan pembuluh darah, yang terdiri dari arteri, vena, dan kapiler. Selain itu, ada juga berbagai jenis sel darah yang berfungsi dalam sistem peredaran darah. Setiap komponen memiliki fungsi spesifik dan saling berinteraksi dalam sistem yang kompleks. Mind Mapping membantu menyederhanakan informasi yang kompleks dengan mengorganisasikannya dalam struktur yang logis dan sistematis. Ini memungkinkan siswa untuk melihat gambaran besar serta detail-detail penting dalam satu peta konsep, memudahkan pemahaman dan pengingatan materi. Mind Mapping dipilih dikarenakan cocok digunakan dalam materi peredaran darah. Materi peredaran darah berkaitan dengan sifat materi yang kompleks dan dan kebutuhan siswa untuk memahami hubungan antar komponen dalam sistem tersebut. Dengan menggunakan Mind Mapping, siswa dapat mengidentifikasi dan memahami hubungan antar komponen dengan lebih baik. Selain itu, Mind Mapping juga dapat membantu memfasilitasi peninjauan dan pengulangan materi, yang penting dalam memperkuat pemahaman dan retensi.
Higher Order Thingking Skills (HOTS)
Penerapan soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada era sekarang sangat penting karena memiliki beberapa manfaat yang signifikan (Beddu, 2019). Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan suatu kemampuan berpikir yang tingkatannya lebih tinggi dan kompleks, yang memberikan peluang kepada seseorang untuk berpikir secara lebih luas, mendalam, dan kritis tentang suatu isu atau masalah (Tiwery, B. 2021). Kemampuan ini tidak hanya melibatkan pemahaman atau pengetahuan dasar, melainkan juga kemampuan untuk menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi. Soal HOTS dirancang dengan tujuan untuk mengukur dan mengevaluasi kemampuan berpikir tingkat tinggi tersebut (Fanani, 2018). Ini melibatkan
berbagai aspek, seperti kemampuan untuk mentransfer konsep dari satu situasi ke situasi lain, memproses dan menerapkan informasi dalam berbagai konteks, mencari dan menemukan hubungan antara berbagai informasi, menggunakan informasi yang diperoleh untuk menyelesaikan masalah yang lebih kompleks, dan juga kemampuan untuk menelaah serta mengevaluasi ide dan informasi secara kritis dan objektif.
Higher Order Thinking Skills (HOTS), atau keterampilan berpikir tingkat tinggi, mencakup kemampuan analisis, evaluasi, dan kreasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan keterampilan berpikir dasar seperti mengingat dan memahami. Melihat hal tersebut, model Mind Map dirasa sangat efektif dalam mendukung pengembangan HOTS pada pembelajaran materi sistem peredaran darah karena Mind Mapping membantu siswa menguraikan informasi yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Dengan memvisualisasikan hubungan antar konsep, siswa dapat menganalisis komponen-komponen yang berbeda dari suatu topik dan melihat bagaimana mereka saling berhubungan.
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMA Kesatrian Semarang. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan dari bulan Juni-Juli pada tahun 2024.
B. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah seluruh siswa kelas XI MIPA SMA Kesatrian Semarang. Sampel yang akan diambil untuk penelitian adalah siswa kelas XI MIPA 2 semester ganjil tahun ajaran 2023/2024 dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa.
C. Desain Eksperimen
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk perlakuan (treatement) dengan di kelas dengan jenis eksperimen pre eksperimental desain. Rancangan penelitian ini dibuat dalam bentuk One Group Pre-test Design supaya hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat.
D. Teknik Sampling
Teknik sampling penelitian yang digunakan dalam penelitian efektivitas model pembelajaran mind mapping terhadap Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa kelas XI MIPA SMA Kesatrian Semarang adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel yang didasarkan pada pertimbangan peneliti mengenai sampel-sampel mana yang paling sesuai, bermanfaat, dan dianggap dapat mewakili suatu populasi.
E. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas : Model Pembelajaran Mind Mapping b. Variabel Terikat : Kemampuan High Order Thinking Skills c. Variabel Kontrol : Materi Peredaran Darah
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan model mind mapping. Hal ini membantu dalam mengetahui bagaimana siswa berpartisipasi dan berinteraksi dalam proses pembelajaran.
2. Tes
Digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis teks deskripsi menggunakan model mind mapping. Hasil tes menunjukkan bahwa model mind mapping lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan kemampuan menulis tes deskripsi.
3. Dokumentasi
Digunakan untuk merekam data yang terkait dengan proses pembelajaran dan aktivitas siswa. Dokumentasi membantu dalam memantau kemajuan siswa dan mengetahui bagaimana model mind mapping mempengaruhi proses pembelajaran.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen peelitian yang digunakan berupa tes dan angket yang mengukur keterampilan High Orger Thinking Skills (HOTS) serta efektivitas model pembelajaran.
Tes keterampilan High Order Thinking Skills (HOTS)
1. Soal pilihan ganda: Menguji kemampuan analisis, evaluasi, dan kreasi.
Analisis : Siswa mampu mengidentifikasi dan membedakan komponen sistem peredaran darah.
Evalusai : Siswa mampu menilai efektifitas sistem peredaran darah dalam kondisi tertentu.
Kreasi : Siswa mampu merancang solusi terhadap gangguan dalam sistem peredaran darah.
2. Soal uraian: Menguji kemampuan menyelesaikan masalah yang kompleks dan mengintegrasikan berbagai konsep.
Angket
1. Persepsi Siswa terhadap Pembelajaran Mind Mapping: Mengukur bagaimana siswa merasakan manfaat dari mind mapping dalam belajar materi peredaran darah.
2. Motivasi Belajar: Mengukur perubahan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan mind mapping.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian pada penelitian ini terdiri dari:
1. Tahap persiapan
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
a. melakukan pra-riset ke sekolah.
b. menyusun instrumen penelitian, meliputi RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa), Bahan Ajar mind mapping, soal pretest dan soal posttest dan soal HOTS.
c. menvalidasi instrumen penelitian.
d. melakukan uji coba soal tes yang telah divalidasi di kelas XI SMA Kesatrian Semarang.
e. menganalisis hasil uji coba soal tes HOTS.
f. mengukur reliabilitas terhadap data hasil uji coba instrumen soal test.
g. menentukan jadwal penelitian yang disesuaikan dengan jadwal belajar biologi di sekolah.
2. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
a. memberikan pretest yang sama pada kelas XI MIPA.
b. menganalisis data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan uji prasyarat yaitu uji normalitas, hasilnya berdistribusi normal.
c. menganalisis data hasil pretest berdasarkan uji Homogenitas dan didapat bahwa kedua data homogen. Kemudian dilanjutkan dengan Uji t, kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama.
d. memberikan perlakuan dengan menerapkan strategi pembelajaran mind mapping pada kelas eksperimen dan menerapkan strategi pembelajaran konvensional (ekspositori) pada kelas control.
e. memberikan tes akhir (posttest) kepada kedua kelas yang telah selesai mendapatkan materi sistem peredaran darah.
I. Analisis dan Interpretasi Data
Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Data dianalisis menggunakan Independent Sample T Test untuk membandingkan skor siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran mind mapping. Interpretasi data dengan melakukan Uji Normalitas untuk menentukan apakah sebuah dataset berdistribusi normal atau tidak. Uji Homogenitas untuk menentukan apakah dua atau lebih kelompok data memiliki varians yang sama atau homogen. Homogenitas varians adalah asumsi penting dalam banyak uji statistik parametrik, seperti ANOVA dan uji t, karena mempengaruhi validitas hasil uji tersebut, serta Uji Hipotesis untuk menentukan apakah ada cukup bukti dalam data sampel untuk mendukung atau menolak suatu hipotesis mengenai populasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Y., Fadillah, A. and Syam, M. (2021) ‘Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 11 Samarinda’, Jurnal Pendidikan, 30(3), p. 399. doi:10.32585/jp.v30i3.1753.
Aprinawati, I. (2018) ‘Penggunaan Model Peta Pikiran (Mind Mapping) Untuk Meningkatkan Pemahaman Membaca Wacana Siswa Sekolah Dasar’, Jurnal Basicedu, 2(1), pp. 140–
147. doi:10.31004/basicedu.v2i1.35.
Beddu, S. (2019) ‘Implementasi Pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik’, Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran, 1(3), pp. 71–84.
Fanani, M.Z. (2018) ‘Strategi Pengembangan Soal Hots Pada Kurikulum 2013’, Edudeena, 2(1), pp. 57–76. doi:10.30762/ed.v2i1.582.
Hasanah, S.A., Salsabila, A. and Istikhanah, D.A. (2018) ‘Peningkatan Keterampilan Hots Siswa Mi Salafiyah Syafi’Iyah Kelas 3 Melalui Mind Mapping Dalam Pembelajaran Problem Based Learning’, Jurnal.Unej.Ac.Id, pp. 65–73.
Mirrota, D.D. (2024) ‘Tantangan dan Solusi Pembelajaran Agama Islam di Sekolah Inklusi’, Urwatul Wutsqo: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman, 13(1), pp. 89–101.
doi:10.54437/urwatulwutsqo.v13i1.1423.
Rahayu, A.P. (2021) ‘Penggunaan Mind Mapping dari perspektif Tony Buzan dalam Proses Pembelajaran’, Jurnal Sains dan Seni ITS, 11(1), pp. 51–66. Available at:
http://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf%0Ahttp://fiskal.kemenkeu.go.id/ejournal
%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.powtec.
2016.12.055%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.ijfatigue.2019.02.006%0Ahttps://doi.org/10.1.
Salim, A. (2018) ‘Pengaruh Media Pembelajaran Aplikasi Freemind Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup di SMP Pramula Palembang’,
Analytical Biochemistry, 11(1), pp. 1–5. Available at:
http://link.springer.com/10.1007/978-3-319-59379-1%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/B978-
0-12-420070-8.00002-
7%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.ab.2015.03.024%0Ahttps://doi.org/10.1080/07352689.2 018.1441103%0Ahttp://www.chile.bmw-motorrad.cl/sync/showroom/lam/es/.
Sudarisman, S. (2015) ‘Memahami Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran Biologi dalam Upaya Menjawab Tantangan Abad 21 serta Optimalisasi Implementasi Kurikulum 2013’, Jurnal Florea, 2(1), pp. 29–35. doi:10.1093/benz/9780199773787.article.b00177665.
Tiwery, B. (2021). Kekuatan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Dalam Penerapan Pembelajaran HOTS: Higher Order Thinking Skills. Media Nusa Creative (MNC Publishing).