• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)EFEKTIVITAS PESTISIDA NABATI DARI UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) DENGAN PENAMBAHAN SABUN CAIR UNTUK PENGENDALI HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua Hubner) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa L.) Oleh

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "(1)EFEKTIVITAS PESTISIDA NABATI DARI UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) DENGAN PENAMBAHAN SABUN CAIR UNTUK PENGENDALI HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua Hubner) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa L.) Oleh"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

2Nursam, et al., "Pengaruh Pestisida Buah Cabai (Capsicum annum L.) dan Knoffel (Allium sativum L.) Terhadap Kematian Hama Bawang Merah", e-Journal Ilmu Pertanian, Vol. Uieruspe adalah salah satu jenis hama yang menyerang tanaman semangka (Spodoptera exigua Hubner). 6Nursam, et al., "Pengaruh Pestisida Buah Cabai (Capsicum annum L.) dan Knoffel (Allium sativum L.) Terhadap Kematian Hama Bawang Merah", e-Journal Ilmu Pertanian, Vol.

10Nursam, et al., "Pengaruh Pestisida Buah Cabai (Capsicum annum L.) dan Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.) terhadap Kematian Hama Bawang Merah", e-Journal Ilmu Pertanian, Vol.

Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

  • Rumusan Masalah
  • Batasan Masalah

Tujuan dan Manfaat

  • Tujuan
  • Manfaat

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan ilmu pembuatan pestisida dari bahan alami seperti umbi bawang putih yang ditambahkan pada sabun cair. Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya mengenai keefektifan pestisida nabati untuk mengendalikan hama pada tanaman bawang merah. Sebagai referensi bagi pembaca atau dapat dijadikan sebagai bahan ajar atau praktek bagi tenaga pengajar (guru dan dosen). 4) Petani.

Penggunaan pestisida nabati memberikan keuntungan ganda, selain menghasilkan produk yang aman, lingkungan juga tidak tercemar.

Definisi Operasional

Umbi bawang putih yang digunakan dalam penelitian ini adalah Allium sativum L. Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang telah dikembangkan dan memiliki prospek yang baik serta mengandung nutrisi dan enzim yang berfungsi untuk terapi, promosi dan pemeliharaan kesehatan. tubuh dan memiliki aroma khas yang digunakan untuk membumbui masakan. Sabun adalah zat yang digunakan untuk membersihkan pakaian, perabot, badan, dll. to wash, yang dibuat dari campuran alkali (natrium atau kalium hidroksida) dan trigliserida asam lemak rantai karbon C16 melalui reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi saponifikasi pada suhu 80-100oC.

Hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah semua organisme yang dapat menyebabkan berkurangnya potensi hasil produksi secara langsung akibat kerusakan fisik, gangguan fisiologis dan biokimia atau persaingan unsur hara bagi tanaman yang dibudidayakan.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Kajian Pustaka

  • Pestisida Nabati
  • Bawang Putih
  • Insektisida Sabun
  • Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
  • Mortalitas
  • Lama Perendaman
  • Variasi Konsentrasi
  • Penelitian Terdahulu

Ada pengaruh lama perendaman pestisida nabati umbi bawang putih dengan penambahan sabun cair terhadap kematian larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner). Ada pengaruh variasi konsentrasi pestisida nabati umbi bawang putih dengan penambahan sabun cair terhadap kematian larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner). H0 = Tidak ada pengaruh lama perendaman pestisida nabati umbi bawang putih dengan penambahan sabun cair terhadap kematian larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner).

Ha = Ada pengaruh lama perendaman pestisida nabati umbi bawang putih dengan penambahan sabun cair terhadap kematian ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner). Pengaruh variasi konsentrasi pestisida nabati umbi bawang putih dengan penambahan sabun cair terhadap kematian ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner). H0 = Tidak ada pengaruh variasi konsentrasi pestisida nabati umbi bawang putih dengan penambahan sabun cair terhadap kematian ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner).

Ha = Terdapat pengaruh variasi konsentrasi pestisida nabati umbi bawang putih dengan penambahan sabun cair terhadap kematian larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner). Terakhir dihitung jumlah larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) yang mati sebanyak 45 5) Variasi konsentrasi pestisida nabati. Pengaruh lama perendaman pestisida nabati umbi bawang putih dengan penambahan sabun cair terhadap mortalitas larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner).

Tingkat kematian larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) lebih besar dibandingkan dengan perendaman pestisida tanaman 1 hari. Tingkat kematian larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) lebih tinggi dibandingkan dengan perendaman pestisida tanaman 1 hari dan 3 hari. Lama perendaman umbi bawang putih berpengaruh nyata terhadap kematian ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner).

Variasi konsentrasi pestisida tanaman minggu selama 9 hari dan 37% berpengaruh nyata terhadap kematian ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner).

Gambar 2.1  Umbi Bawang Putih  3.  Insektisida Sabun
Gambar 2.1 Umbi Bawang Putih 3. Insektisida Sabun

Kajian Berpikir

Hipotesis Penelitian

Pengaruh lama perendaman pestisida nabati umbi bawang putih dengan penambahan sabun cair terhadap kematian hama tanaman.

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Desain Penelitian
  • Instrumen/Alat Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data Atau Prosedur Penelitian
  • Teknik Analisis Data

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan lama perendaman pestisida nabati bawang putih dan sabun cair terhadap jumlah kematian larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) yang ditunjukkan dengan data ANOVA. Artinya ada pengaruh yang signifikan lama perendaman terhadap mortalitas larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner). Tabel 4.9 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata variasi konsentrasi pestisida nabati bawang putih dan sabun cair terhadap kematian larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) yang ditunjukkan dengan data ANOVA.

Artinya ada pengaruh yang signifikan variasi konsentrasi terhadap mortalitas larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner). Proses pengumpulan larva ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner) diambil dari daun bawang yang sudah menunjukkan gejala tidak sehat akibat serangan larva ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner) secara acak. Langkah selanjutnya adalah menimbang terlebih dahulu larva ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner) yang akan diuji untuk mengetahui berat ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner) yang akan digunakan.

Persentase mortalitas larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) lebih tinggi dibandingkan saat pestisida tanaman direndam selama 1 hari, 3 hari dan 5 hari. Persentase kematian larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) lebih tinggi dibandingkan dengan aplikasi pestisida nabati 1 hari, 3 hari, 5 hari dan 7 hari. Sebelum aplikasi pestisida tanaman, larva ulat daun bawang (Spodoptera exigua Hubner) aktif bergerak.

Semakin lama umbi bawang putih direndam, semakin tinggi pula angka kematian larva ulat bawang. Semakin tinggi konsentrasi pestisida tanaman maka semakin tinggi pula jumlah kematian larva ulat bawang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Karena semakin lama umbi bawang putih direndam maka hasil uji mortalitas lama perendaman larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) dapat dilihat pada Tabel 4.1. Berdasarkan hasil perendaman umbi bawang putih pada Tabel 4.1 terlihat bahwa jumlah kematian maksimum diperoleh pada perendaman 9 hari dengan rata-rata kematian 10. Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa uji mortalitas ulat bawang merah berdasarkan berbagai konsentrasi pestisida nabati dengan lama perendaman maksimal 9 hari diperoleh pada konsentrasi 37% dengan rata-rata tingkat kematian 96% selama 24 jam.

Sebelum melakukan analisis ANOVA, terlebih dahulu dilakukan analisis persyaratan ANOVA yaitu uji normalitas (Tabel 4.3) dan uji homogenitas (Tabel 4.4). Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh data pada ulangan I, II dan III dengan waktu perendaman 1 hari, 3 hari, 5 hari, 7 hari dan 9 hari diberi nilai signifikansi 0,200 artinya data berdistribusi normal. Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh data pada ulangan I, II, dan III dengan waktu perendaman 1 hari, 3 hari.

Oleh karena itu, uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf karakteristik 5% perlu dilanjutkan untuk mengetahui waktu perendaman yang lebih lama. Dari hasil pengujian terlihat perbedaan rata-rata pasangan lama perendaman yaitu 1 hari dengan 7 hari, 1 hari dengan 9 hari, 3 hari dengan 9 hari, 7 hari dengan 1 hari, 9 hari dengan 1 hari, dan 9 hari dengan 1 hari, dan 9 hari dengan 1 hari. hari dengan 3 hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata waktu perendaman yang berbeda adalah 1 hari, 3 hari, 7 hari dan 9 hari.

Sebelum melakukan analisis ANOVA, dilakukan analisis prasyarat ANOVA yaitu uji normalitas (Tabel 4.7) dan uji homogenitas (Tabel 4.8). Dari hasil pengujian terlihat bahwa rata-rata beberapa perbedaan pada beberapa variasi konsentrasi adalah 0% dengan 9%, 0% dengan 16%, 0% dengan 23%, 0%.

Tabel 4.3  Uji Normalitas
Tabel 4.3 Uji Normalitas

Pembahasan

Setelah larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) terkumpul, dilakukan uji mortalitas menggunakan pestisida nabati perendaman 1 hari. Bobot yang digunakan untuk perendaman 1 hari adalah larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) yang beratnya 0,011 g atau kurang lebih sama beratnya. Larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) diamati dan jumlah kematian diukur selama 24 jam.

Larva ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner) yang akan diuji ditimbang terlebih dahulu, berat yang digunakan untuk perendaman 5 hari adalah larva ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner) dengan berat 0,010 g atau kurang lebih. Larva ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner) yang akan diuji ditimbang terlebih dahulu, untuk perendaman selama 7 hari digunakan berat larva ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner) yang beratnya 0,010 g atau kurang lebih sebesar ini. berat. Larva ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner) yang akan diuji ditimbang terlebih dahulu Berat yang kami gunakan untuk perendaman 9 hari adalah larva ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner) dengan berat 0,010 g atau mendekati berat .

Berdasarkan hasil yang diperoleh, terlihat bahwa jumlah kematian maksimum yang diperoleh dari 9 hari perendaman pestisida nabati yaitu rata-rata jumlah kematian larva ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner) adalah 10 larva ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner). dengan tingkat kematian 100%, sedangkan jumlah kematian minimum diperoleh dari pestisida nabati dalam perendaman selama 1 hari yaitu rata-rata kematian larva bawang merah yang diperoleh adalah 8,3 dengan tingkat kematian 83%, karena allicin yang diperoleh sangat banyak dalam perendaman selama 9 hari, terutama bau yang dikeluarkan oleh metabolit sekunder.allisin yang sangat menyengat sehingga larva bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) tidak dapat mentolerirnya, dan lama kelamaan larva bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) akan mati. Selain itu, peneliti melakukan uji mortalitas pada larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) dengan rentang konsentrasi yang telah ditentukan. Larva ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner) diambil dari lahan pertanian di Desa Jia, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, berat larva ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,010g – 0,013g.

Konsentrasi yang diuji kemudian 23%, dengan bobot larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) yang digunakan adalah 0,010 g. Konsentrasi yang diuji adalah 33%, dengan bobot larva ulat bawang merah (Spodoptera exigua Hubner) yang digunakan adalah 0,013 g.

PENUTUP

Kesimpulan

Hal ini dibuktikan dengan lama perendaman 9 hari dan jumlah kematian yang didapat meningkat dari 83% - 100% kematian. Hal ini dibuktikan dengan variasi konsentrasi sebesar 37% yaitu rata-rata jumlah kematian yang diperoleh adalah 9,6 dengan persentase kematian sebesar 96%.

Saran

Debi Kristiananda, Juvita Lisu Allo, Veronica Arien Widyarahma, Lusiana, dan Jeanne Magistra, “Aktivitas bawang putih (Allium sativum L.) sebagai antibakteri”. Nursam, Mohammad Yunus dan Burhanuddin Nasir, “Pengaruh Pestisida Buah Cabai (Capsicum annum L.) dan Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Kematian Hama Bawang Merah”. Pretty Nova, Elvi Yenie, dan Shinta Elystia, "Penggunaan Pestisida Botani dengan Ekstraksi Daun Pandan Wangi dan Umbi Bawang Putih".

Jumlah kematian akibat kekambuhan I = 9 ekor Jumlah kematian akibat kekambuhan II = 8 ekor Jumlah kematian akibat kekambuhan III = 8 ekor Diisi: persentase kematian. Banyaknya kematian akibat ulangan I = 9 ekor Banyaknya kematian akibat ulangan II = 8 Banyaknya kematian akibat ulangan III = 9 ekor Ditanyakan: persentase kematian. Jumlah kematian akibat kekambuhan I = 8. Jumlah kematian akibat kekambuhan II = 9. Banyaknya kematian akibat kekambuhan III = 10. Ditanya: persentase kematian.

Jumlah kematian akibat kekambuhan I = 10. Banyaknya kematian akibat kekambuhan II = 10. Banyaknya kematian akibat kekambuhan III = 10. Ditanya : persentase kematian. Jumlah kematian akibat kekambuhan I = 6. Jumlah kematian akibat kekambuhan II = 4. Jumlah kematian akibat kekambuhan III = 4. Ditanyakan: persentase kematian. Jumlah kematian karena kekambuhan I = 7 orang Jumlah kematian karena kekambuhan II = 6 orang Jumlah kematian karena kekambuhan III = 5 orang Ditanya : persentase kematian.

Jumlah kematian karena kekambuhan I = 7 orang Jumlah kematian karena kekambuhan II = 8 orang Jumlah kematian karena kekambuhan III = 7 orang Ditanya : persentase kematian. Jumlah kematian akibat kekambuhan I = 10. Jumlah kematian akibat kekambuhan II = 8. Jumlah kematian akibat kekambuhan III = 8. Ditanya: persentase kematian. Jumlah kematian akibat kekambuhan I = 9 ekor Jumlah kematian akibat kekambuhan II = 8 ekor Jumlah kematian akibat kekambuhan III = 10 ekor Ditanyakan : persentase kematian.

Jumlah kematian ulangan I = 9 ekor Jumlah kematian ulangan II = 10 Jumlah kematian ulangan III = 10 ekor Ditanya : persentase kematian.

Gambar

Gambar 2.1  Umbi Bawang Putih  3.  Insektisida Sabun
Gambar 2.3  Bagan Kerangka Berpikir Variasi konsentrasi 0%, 9%,
Tabel 4.3  Uji Normalitas

Referensi

Dokumen terkait

Kata arisan sendiri apabila merujuk kamus umum bahasa Indonesia memiliki arti aktivitas melakukan pengumpulan uang atau barang dengan nilai sama oleh orang- orang