PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Eksistensi Musholla
- Pengertian Musholla
- Pemanfaatan Musholla
- Fungsi Musholla
- Musholla Sebagai Pusat Pendidikan Akhlak Non Formal
Mushola merupakan tempat salat, salah satu wujud ibadah sebagai ungkapan rasa lelah yang disebut dengan salat. Di atas telah dijelaskan bahwa fungsi musala selain sebagai tempat beribadah juga berfungsi sebagai tempat refleksi dan tempat pengajaran. Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa musholla tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, namun juga digunakan sebagai tempat kegiatan pendidikan dan meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pusat Pendidikan
- Pengertian Pendidikan
- Jenis-Jenis Pendidikan
- Komponen-komponen Pendidikan
- Fungsi Pendidikan
Pendidikan adalah proses pembentukan keterampilan intelektual dan emosional yang mendasar dalam hubungannya dengan alam dan sesama manusia. Secara umum fungsi pendidikan adalah mengembangkan keterampilan, membentuk watak dan kepribadian, sehingga peserta didik menjadi individu yang bermartabat. Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi pendidikan adalah mengembangkan keterampilan, menanamkan rasa kompetensi dan melestarikan budaya yang ada dalam masyarakat, demi kepuasan pribadi dan kepentingan masyarakat luas.
Akhlak Siswa
- Pengertian Akhlak
- Manfaat Mempelajari Ilmu akhlak
Keberadaan musala sebagai pusat pendidikan akhlak siswa adalah untuk memperlancar proses belajar mengajar khususnya yang berkaitan dengan pendidikan agama. Berikut gambaran sarana dan prasarana yang ada di SMAN 3 Pangkep Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa guru dan siswa, diantaranya adalah Ny. Nurhaeda, S.Pd., M.Pd.
Hal ini sesuai dengan keberadaan musholla sebagai pusat pendidikan akhlak peserta didik berupa sarana pendukung proses pembelajaran, seperti tempat beribadah, melaksanakan latihan-latihan yang berkaitan dengan materi pelajaran, tempat penyelenggaraan tambahan. kegiatan, untuk pelatihan organisasi, diskusi dan sebagainya. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada beberapa guru dan siswa yang tergabung dalam kelompok penelitian, tentang sejauh mana keberadaan musala dapat dijadikan sebagai pusat pendidikan akhlak siswa. Keberadaan musala sebagai pusat pendidikan akhlak di SMAN 3 Pangkep memberikan pengaruh yang besar terhadap semangat kerja, sehingga jumlah siswa yang tidak bisa membaca Al-Quran semakin berkurang, hal ini terlihat dari hasil wawancara. Siswa sering kali memanfaatkan musala sebagai tempat yang sangat penting untuk pendidikan akhlak siswa.
Pentingnya penggunaan mushola menjadi alasan dikembangkannya program di sekolah SMAN 3 Pangkep untuk pemanfaatan mushola dalam proses pembelajaran. Keberadaan musala sebagai pusat pendidikan akhlak siswa di sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan akhlak siswa. Musholla tidak hanya menjadi tempat pembentukan karakter siswa, namun juga sebagai sarana penunjang siswa untuk belajar dan berdiskusi. Keberadaan musala sebagai pusat pendidikan akhlak di SMAN 3 Pangkep memberikan dampak yang besar terhadap moral, sehingga jumlah siswa yang buta huruf Al-Qur’an semakin berkurang dilihat dari cara penggunaan musala tersebut. yang merupakan tempat yang sangat penting bagi pendidikan akhlak siswa.
Informan yang diwawancarai adalah siswa dan guru. Panduan wawancara untuk mengumpulkan data tentang keberadaan musala sebagai pusat pendidikan akhlak bagi siswa SMAN 3 Pangkep.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Prosedur penelitian kualitatif deskriptif yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dan fakta tentang kondisi orang yang diamati yaitu metode langsung dan relevansinya dengan pembelajaran, penelitian kualitatif deskriptif berusaha menggambarkan semua gejala atau kondisi yang ada yaitu situasi sesuai dengan keadaan pada saat itu, penelitian yang dilakukan34.
Lokasi dan Objek Penelitian
Fokus Penelitian
Deskripsi Fokus Penelitian
Sumber Data
Informan adalah orang-orang yang diharapkan mengetahui permasalahan yang sedang diselidiki dan bersedia memberikan informasi yang diperlukan. Sumber data utama yang akan digunakan adalah kepala sekolah, guru dan siswa SMA Negeri 3 Pangkep.
Instrumen Penelitian
Metode pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi dan komunikasi langsung dengan sumber informasi tentang kondisi penelitian di SMA Negeri 3 Pangkep. Yaitu peneliti mengumpulkan data dengan cara bertanya dan menjawab atau dengan berbicara kepada informan untuk memperoleh data yang diperlukan, baik dengan bantuan daftar pertanyaan maupun dengan percakapan bebas terkait masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan benda atau benda yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda, dan sebagainya.
Melalui teknik dokumentasi ini, peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan di tempat atau lokasi peneliti.
Teknik Pengumpulan Data
Observasi yaitu observasi dan penggunaan komunikasi langsung dengan sumber informasi tentang objek penelitian, kondisi sekolah dan proses pembelajaran.
Teknik Analisis Data
Suardi Daming, S.Pd Bahariah, S.Pd Hj.Asinomg, S. E. Jalil Ramli, S.Pd., M.Si Hj.Suhartati, S.Pd Dr. H. Siensia.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Objektif Lokasi Penelitian
- Sejarah berdirinya SMAN 3 Pangkep
- Visi Misi
- Keadaan Guru
- Keadaan Siswa
- Sarana dan Prasarana
- Ekstra kurikuler
Akhlak Siswa SMAN 3 Pangkep
Musholla Dijadikan Sebagai Pusat Pendidikan Akhlak Siswa
Hal ini sejalan dengan didirikannya musala sebagai wujud pengajaran agama bagi siswa berupa benda-benda penunjang proses pembelajaran sebagai tempat beribadah, melaksanakan amalan yang berkaitan dengan mata pelajaran, tempat melakukan kegiatan tambahan. kegiatan, melatih pengorganisasian, diskusi dan sebagainya. Melihat tujuan di atas menunjukkan bahwa musala adalah untuk memperlancar proses belajar mengajar khususnya yang berkaitan dengan pendidikan agama di sekolah. Yang dapat dijadikan sebagai pusat pendidikan akhlak siswa adalah musholla, karena mushola tidak hanya digunakan sebagai tempat berdoa saja, namun juga digunakan sebagai tempat siswa belajar agama, berdiskusi dan bertukar pikiran tentang sekolah. pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan akhlak karena pelajaran agama, di kelas itu terbatas.‟‟49.
Adapun yang berkaitan dengan kegiatan kurikuler seperti menyediakan waktu bagi siswa untuk menunaikan salat zuhur dan salat magrib di musala berjamaah, menyempurnakan proses pembelajaran berdasarkan penerapan materi berupa praktik di musala pada tujuan. untuk meningkatkan pemahaman siswa 50. Menjadikan mushola sebagai pusat pendidikan dengan mengoptimalkan pembelajaran dan pelaksanaan kajian agama Islam di musala, tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai tempat proses pengajaran siswa, membentuk karakter dari para siswa, saya sebagai guru sering memanfaatkan musala sebagai tempat belajar para siswa di musala sekolah ini, digunakan oleh para siswa untuk berdiskusi dan bertukar pikiran antar siswa''51. Mengoptimalkan mushola sebagai tempat santri memperoleh pemahaman agama dan kajian Islam tidak hanya sebagai tempat beribadah, namun juga sebagai tempat belajar santri seperti berdiskusi, bertukar pikiran bahkan mengajak santri melakukan kajian masalah akhlak hingga ke siswa. di aula."Sekolah ini termasuk siswa OSIS yang sering menggunakan musala sebagai tempat berdiskusi" 52.
Fungsi mushola di sekolah adalah tempat dilaksanakannya berbagai jenis kegiatan, seperti sebagai tempat berkumpulnya masyarakat dan melaksanakan shalat berjamaah dengan tujuan untuk meningkatkan kekompakan siswa dan silaturahmi antar siswa di sekolah. sebagai wadah pembentukan karakter siswa Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa musala tidak. Keberadaan mushola di sekolah ini sangat bermanfaat bagi siswa dan saya pribadi, mushola tidak hanya sebagai tempat beribadah namun juga sebagai tempat belajar dan berdiskusi tentang berbagai sifat dan akhlak siswa.” 53. Berdasarkan hasil yang diperoleh. Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi musala sangat berperan penting dalam pengembangan karakter, mental dan kepribadian santri dengan didirikannya musholla yaitu sebagai tempat bimbingan keagamaan bagi santri di sekolah. berupa fasilitas pendukung proses pembelajaran, seperti tempat ibadah, pelaksanaan praktik yang berkaitan dengan materi.
Program ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu yang berkaitan dengan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
Eksistensi Musholla Sebagai Pusat Pendidikan Akhlak Siswa
Mengingat beberapa hal di atas dan pentingnya penggunaan mushola, maka dikembangkanlah program di sekolah SMAN 3 Pangkep untuk pemanfaatan mushola dalam proses pembelajaran. Perilaku siswa SMAN 3 Pangkep sudah baik, namun tidak dapat dipungkiri ada beberapa siswa yang sulit diatur karena kemungkinan faktor lingkungan yaitu kasar, tidak bisa membedakan teman dan guru, perilaku disiplin juga baik, namun tidak semua siswa disiplin. Mengembangkan moral siswa dengan memberikan nasehat yang baik. Apabila siswa melakukan kesalahan, guru menegur atau memberikan hukuman yang setimpal, dan bila siswa memberikan hal yang baik, guru memberikan pujian dan penghargaan.
Pembentukan moral siswa melalui interaksi dimana interaksi tersebut merupakan timbal balik antara guru dan siswa yang berlangsung di sekolah dan proses interaksi tersebut terlihat dalam proses pembelajaran pengembangan moral yang berlangsung dimana guru melaksanakan tugasnya yaitu pendidikan, bimbingan, bimbingan dalam arah yang baik. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan musala sebagai pusat pendidikan akhlak siswa, maka guru PAI biasanya tidak berada di dalam kelas saat mengajar, namun menggunakan mushala dalam kegiatan pembelajaran, apalagi jika ada materi yang memerlukan musala sebagai amalan sholat. digunakan. , musholla tidak hanya sekedar sebagai tempat beribadah saja, namun juga digunakan sebagai sarana sebagai tempat belajar bagi para santri.” musala dan tetap melaksanakan kegiatan di musala yang memberikan kajian kepada santri.”
Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar secara individu dan kelompok Peneliti mewawancarai Ibu Hernawati S.Pd tentang penanaman nilai moral pada siswa yang mengatakan demikian. Dari hasil wawancara diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa keberadaan musala sebagai pusat pendidikan akhlak di SMAN 3 Pangkep sangat penting bagi pembentukan akhlak siswa dalam proses pendidikan di sekolah tersebut. musala, siswa dapat sholat berjamaah, mengamalkan dan mendiskusikan topik-topik yang berkaitan dengan keimanan dan akhlak siswa. Kepala sekolah dan guru berupaya mengembangkan akhlak peserta didik sesuai dengan pedoman pendidikan akhlak di sekolah.
Mengenai akhlak santri, ketika musala didirikan mulai terjadi perubahan ciri-ciri santri yang tadinya tidak rajin solat, sering mengganggu teman-temannya, selama mushola itu ada dan dimanfaatkan dengan baik maka mereka mempunyai akhlak dan perilaku yang baik terhadap guru, siswa dan lingkungan sekolah. Sekolah hendaknya lebih meningkatkan fasilitas musala dalam penyelenggaraan pendidikan atau pengembangan akhlak siswa dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan akhlak siswa. Kajian terhadap realitas peran dan fungsi mushola sekolah dalam pendidikan atau pengembangan moral siswa di sekolah merupakan salah satu bidang kajian pendidikan umum yang harus lebih dikembangkan melalui kajian yang lebih luas dan mendalam, oleh karena itu diperlukan kajian lebih lanjut. yang dapat memperkaya dan memperluas cakupannya, maka realitas fungsi musala sekolah secara lebih komprehensif khususnya dalam bidang pendidikan atau pengembangan akhlak siswa agar dapat dimanfaatkan dengan baik.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis memberikan beberapa saran agar dapat menjadi masukan yang baik bagi guru dan siswa. Diharapkan pihak sekolah lebih memperhatikan cara belajar siswa mengenai keberadaan musala agar proses pendidikan atau pembinaan akhlak dapat terlaksana dengan baik, sehingga tercipta siswa yang berguna bagi masyarakat tanah air. dan Negara. Selama mengajarkan nilai-nilai agama Islam di musala, seringkali siswa durhaka atau durhaka.