METODOLOGI PENELITIAN
OPTIMALISASI SISTEM MONITORING ABSENSI KARYAWAN BERBASIS WEB DENGAN ALGORITMA HAVERSINE & TEKNOLOGI GLOBAL POSITIONING
SYSTEM (GPS)
Disusun oleh :
NAMA : ELFA ZHANUNG GUTAMA NIM : A11.2020.12769
TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN AJARAN 2022/2023
Abstrak
Instansi yang berkembang merupakan instasi yang memiliki tata Kelola yang baik yaitu, dengan penerapan presensi dan manajemen jam kerja yang terstruktur. Perkembangan instansi juga didukung oleh perkembangan teknologi dimana teknologi informasi saat ini berkembang pesat dan cepat seiring berkembangnya zaman. Salah satunya website, dengan website kita dapat mengakses suatu informasi yang dapat mempermudahkan perkerjaan.
Namun demikian, instansi pada umumnya mempunyai banyak karyawan yang bertugas dilapangan dan sering keluar masuk kantor untuk menjalankan tugasnya dengan rentang waktu yang tidak dapat ditentukan. Lebih sering terjadi ketika karyawan lapangan keluar kantor lebih dari satu kali dalam satu hari dan lupa melakukan absensi, yang dapat berimbas pada sanksi pemotongan gaji. Banyaknya instansi yang masih menerapkan presensi dan manajemen jam karyawan secara manual, serta dalam pelaksanaannya pihak manajemen masih kesulitan dalam memantau dan merekapitulasi data presensi dan jam kerja karyawan. Sehingga membutuhkan suatu sistem yang tepat dan berguna agar dapat membantu pihak manajemen.
Oleh karena itu, dengan adanya sistem monitoring absensi berbasis web ini, diharapkan dapat mencatat kehadiran karyawan dengan memanfaatkan teknologi GPS sebagai status masuk kantor dan mencatat status keluar kantor saat meninggalkan kantor. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, penerapan digitalisasi sistem presensi menggunakan fungsi Global Posisitiong System (GPS) ini dapat membantu karyawan untuk melakukan absensi dari tempat ia berada.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Absensi karyawan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam manajemen sumber daya manusia di perusahaan (Luthfi, 2021). Absensi karyawan yang tidak terpantau dengan baik dapat berdampak negatif pada kinerja perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan sistem monitoring absensi karyawan yang efektif dan efisien untuk memastikan kehadiran karyawan dalam bekerja.
Dalam era digital yang semakin maju, sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dengan teknologi GPS semakin populer digunakan. Teknologi GPS memungkinkan lokasi karyawan yang sedang bekerja dapat dipantau dengan akurasi tinggi, sehingga memudahkan pengawasan dan pemantauan absensi karyawan (Sari et al., 2020).
Namun demikian, ketidakakuratan posisi yang dihasilkan oleh GPS dan kecenderungan GPS untuk mengalami gangguan sinyal merupakan tantangan utama dalam penggunaan sistem monitoring absensi karyawan berbasis GPS. Selain itu, jurnal tersebut juga menekankan pentingnya menjaga keamanan data karyawan dalam penggunaan sistem tersebut. Agar sistem monitoring absensi karyawan berbasis GPS dapat menjadi solusi yang efektif, perusahaan perlu memastikan sistem yang digunakan memiliki teknologi terbaru dan terbaik serta karyawan dilatih untuk menggunakan sistem tersebut dengan benar. (O. E.
Olusoji, 2020).
Untuk mengatasi tantangan tersebut, algoritma Haversine dapat digunakan untuk menghitung jarak antara posisi karyawan dan lokasi kerja dengan akurasi yang tinggi (Olusoji, 2020). Selain itu, optimalisasi sistem monitoring absensi karyawan berbasis web juga dapat dilakukan dengan mengimplementasikan teknologi keamanan data yang memadai. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem monitoring absensi karyawan, sehingga tujuan manajemen sumber daya manusia dalam memantau absensi karyawan dapat tercapai dengan baik.
Oleh karena itu, hal tersebut akan dibahas lebih lanjut mengenai optimalisasi sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dengan algoritma Haversine dan teknologi GPS.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya sistem monitoring absensi karyawan yang efektif dan efisien, serta solusi teknologi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut (Olusoji, 2020).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana cara mengoptimalkan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dengan algoritma Haversine dan teknologi GPS agar lebih efektif dan efisien?
1.2.2 Bagaimana cara mengatasi tantangan dalam sistem monitoring absensi karyawan berbasis GPS, seperti ketidakakuratan posisi yang dihasilkan oleh GPS,
kecenderungan GPS untuk mengalami gangguan sinyal, dan keamanan data karyawan yang harus dijaga dengan baik?
1.2.3 Bagaimana cara menggunakan algoritma Haversine untuk menghitung jarak antara posisi karyawan dan lokasi kerja dengan akurasi yang tinggi pada sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dengan teknologi GPS?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengoptimalkan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dengan algoritma Haversine dan teknologi GPS agar lebih efektif dan efisien, sehingga tujuan manajemen sumber daya manusia dalam memantau absensi karyawan dapat tercapai dengan baik.
1.3.2 Mengatasi tantangan dalam sistem monitoring absensi karyawan berbasis GPS seperti ketidakakuratan posisi yang dihasilkan oleh GPS, kecenderungan GPS untuk mengalami gangguan sinyal, dan keamanan data karyawan yang harus dijaga dengan baik.
1.3.3 Menggunakan algoritma Haversine untuk menghitung jarak antara posisi karyawan dan lokasi kerja dengan akurasi yang tinggi pada sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dengan teknologi GPS.
1.4 Manfaat
Pengembangan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dengan algoritma Haversine dan teknologi GPS memberikan manfaat yang signifikan bagi perusahaan dan karyawan. Dengan sistem ini, manajemen dapat memantau absensi karyawan secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Selain itu, karyawan dapat memperoleh manfaat dari keakuratan monitoring absensi, sehingga dapat meminimalkan sengketa terkait absensi dan mendapatkan gaji yang sesuai dengan jam kerja yang telah dilakukan.
Selain manfaat bagi perusahaan dan karyawan, pengembangan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dengan algoritma Haversine dan teknologi GPS juga memberikan manfaat dalam hal pengetahuan. Pengembangan sistem ini dapat meningkatkan pemahaman mengenai teknologi GPS dan algoritma Haversine, serta penerapannya dalam manajemen sumber daya manusia. Oleh karena itu, pengembangan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dengan algoritma Haversine dan teknologi GPS dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan kinerja karyawan dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas manajemen sumber daya manusia.
BAB II
LITERATURE RIVIEW
No. Judul Tahun Penulis Riview
1. Aplikasi Monitoring Absensi Karyawan Ditlantas Dengan Penerapan Teknologi GPS (Studi Kasus:
Ditlantas Polda Lampung)
2023 • Fachrul Kurnia Adam
• A Ferico Octaviansy ah
• Pasaribu, Agung Deni Wahyudi
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh penelitian tersebut, didapatkan beberapa kesimpulan antara lain aplikasi dirancang menggunakan metode UML (Unit Modelling Language) dengan hasil absensi karyawan ditlantas polda lampung berbasis Android. Dengan memanfaatkan MySQL sebagai databasenya dan Android Studio sebagai IDE untuk membuat aplikasi. Setelah melakukan pengujian sistem yang dilakukan di Ditlantas Polda Lampung, aplikasi ini dapat melakukan absensi dengan baik dan berjalan lancar.
2. Implementasi
Absensi Karyawan Menggunakan
Algoritma Haversine dengan Global Posisitioning System Berbasis Android
2022 • Fajar Antono
• Saruni Dwiasnati
Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan rumus Haversine dalam sistem monitoring absensi karyawan dapat memberikan informasi yang akurat tentang jarak antara lokasi pengguna dan lokasi kantor. Selain itu, hasil penggunaan rumus perhitungan jarak dengan menggunakan rumus Haversine di dalam sistem atau secara manual tidak terlalu jauh berbeda dengan perbedaan hanya sekitar ± 0,0018 meter. Hal ini menunjukkan bahwa rumus Haversine dapat diandalkan dalam menghitung jarak antara lokasi pengguna dan lokasi kantor. Selain itu, rumus Haversine juga dapat digunakan sebagai alat untuk
menemukan jarak terdekat dengan mencari nilai hasil yang paling kecil sebagai lokasi dengan jarak terdekat.
Dengan demikian, penerapan rumus Haversine dalam sistem monitoring absensi karyawan berbasis web memiliki manfaat besar dalam meningkatkan akurasi penghitungan jarak dan memudahkan proses pencarian jarak terdekat.
3. Sistem Presensi Pegawai Berbasis
Web Service
Menggunakan
Metode Restfull Dengan Keamanan JWT Dan Algoritma Haversine
2020 • Painem
• Hari Soetanto
Pengembangan aplikasi presensi berbasis mobile untuk karyawan YBLC memudahkan proses presensi kedatangan dan pulang dengan menggunakan smartphone karyawan dan menerapkan verifikasi jarak menggunakan metode perhitungan jarak Haversine. Aplikasi terbukti berhasil dan pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan tambahan validasi kehadiran menggunakan metode pengenalan wajah untuk mencegah kecurangan dalam proses presensi. Selain itu, aplikasi presensi mobile ini juga membantu mencegah penyebaran virus karena karyawan tidak perlu lagi menggunakan mesin sidik jari yang rentan menjadi sumber penyebaran virus.
4. Sistem Informasi Absensi Pegawai Menggunakan
Metode RAD dan Metode LBS Pada Koordinat Absensi
2020 • Mohamma d Arya Rosyd
• Sikumbang Roni Habibi
• Syafrial Fachri Pane
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sistem informasi absensi karyawan yang dibangun dengan menggunakan teknologi koordinat dan Haversine formula telah membawa dampak positif pada perusahaan. Bagian administrasi dapat dengan mudah memantau dan merekapitulasi data presensi pegawai sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu, pegawai yang sedang melakukan dinas luar dapat melakukan absensi tanpa harus ke kantor terlebih dahulu, sehingga beban kerja yang diterima oleh pegawai sedikit berkurang. Dengan adanya koordinat saat melakukan absensi, pegawai tidak dapat melakukan kecurangan karena dapat dipantau oleh bagian administrasi secara langsung. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan untuk mengembangkan sistem informasi ini menjadi aplikasi berbasis mobile untuk memudahkan penggunaan.
Selain itu, untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan komparasi dengan menggunakan metode lainnya untuk menghasilkan hasil yang lebih baik.
Terakhir, pada pengembangan aplikasi selanjutnya, disarankan untuk menambahkan fitur selfie pada proses absensi dinas luar sebagai data lampiran.
5. Implementasi
Metode Location Based Services Pada Sistem Presensi Pegawai
2022 • Abdullah Ahmad Ma’shum
• Dwi Remawati
• Bramasto Wiryawan Yudanto3)
Penelitian terapan pada sistem presensi pegawai SMK Negeri 2 Karanganyar telah berhasil menyelesaikan masalah yang ada di bagian kepegawaian. Pembuatan sistem presensi ini diterapkan secara optimal dengan metode software development life cycle dan metode waterfall. Selain itu, penggunaan teknologi location-based services dan haversine formula juga digunakan untuk mengoptimalkan fungsi sistem presensi ini.
2.1 Kesimpulan
Paragraf di atas memberikan beberapa kesimpulan. Pertama, aplikasi absensi karyawan menggunakan metode UML dengan basis Android yang menggunakan MySQL sebagai databasenya dan Android Studio sebagai IDE telah berhasil dalam melakukan absensi dengan baik dan berjalan lancar.
Kedua, rumus Haversine dapat diandalkan dalam menghitung jarak antara lokasi pengguna dan lokasi kantor, sehingga penerapannya dalam sistem monitoring absensi karyawan berbasis web sangat membantu dalam meningkatkan akurasi penghitungan jarak dan memudahkan proses pencarian jarak terdekat.
Ketiga, pengembangan aplikasi presensi berbasis mobile untuk karyawan sangat membantu dalam memudahkan proses presensi kedatangan dan pulang dengan menerapkan verifikasi jarak menggunakan metode perhitungan jarak Haversine.
Keempat, sistem informasi absensi karyawan yang dibangun dengan menggunakan teknologi koordinat dan Haversine formula telah membawa dampak positif pada perusahaan, seperti memudahkan bagian administrasi dalam memantau dan merekapitulasi data presensi pegawai sesuai dengan kebutuhan, serta membantu pegawai yang sedang melakukan dinas luar untuk melakukan absensi tanpa harus ke kantor terlebih dahulu.
Kelima, penelitian terapan pada sistem presensi pegawai SMK Negeri 2 Karanganyar telah berhasil menyelesaikan masalah yang ada di bagian kepegawaian dan mengoptimalkan fungsi sistem presensi menggunakan metode software development life cycle dan metode waterfall, serta teknologi location-based services dan Haversine formula.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 GPS
GPS (Global Positioning System) adalah suatu sistem navigasi satelit yang digunakan untuk menentukan posisi atau lokasi di permukaan bumi dengan akurasi yang tinggi. Sistem GPS terdiri dari sejumlah satelit yang mengorbit di sekitar bumi dan stasiun darat yang digunakan untuk mengontrol dan mengoperasikan satelit tersebut.
Untuk menentukan posisi di permukaan bumi, sebuah penerima GPS harus menerima sinyal dari setidaknya empat satelit GPS yang terlihat di langit. Setiap satelit GPS mengirimkan sinyal radio yang berisi informasi mengenai posisi satelit dan waktu pengiriman sinyal tersebut. Penerima GPS mengukur waktu yang diperlukan sinyal untuk tiba di penerima, dan menggunakan informasi ini untuk menentukan jarak antara penerima dengan setiap satelit GPS yang terlihat.
Dengan mengetahui jarak antara penerima dengan setiap satelit GPS, penerima GPS dapat menghitung posisi atau koordinat geografis penerima dengan menggunakan metode trilaterasi. Informasi posisi yang diperoleh dari sistem GPS dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti navigasi darat, laut, atau udara, pemetaan, survey, penelitian, serta aplikasi lain yang memerlukan informasi posisi atau lokasi.
2.2.2 Algoritma Haversine
Formula Haversine adalah sebuah metode matematika yang digunakan untuk menghitung jarak antara dua titik di permukaan bumi menggunakan koordinat lintang dan bujur. Algoritma ini sangat berguna dalam bidang navigasi dan geografi, khususnya dalam pengembangan aplikasi berbasis lokasi seperti GPS.
Algoritma Haversine didasarkan pada teorema Haversine yang menyatakan bahwa untuk sebuah segitiga bola dengan tiga sisi dan tiga sudut yang diketahui, dapat dihitung panjang sisi ketiga (jarak antara dua titik pada permukaan bola) dengan menggunakan trigonometri bola.
Rumus Haversine menggunakan konsep sin, cos, dan arctan untuk menghitung jarak antara dua titik pada permukaan bumi dengan akurasi yang tinggi. Dalam penghitungannya, diperlukan informasi tentang koordinat lintang dan bujur dua titik yang akan dihitung jaraknya
Algoritma Haversine digunakan secara luas dalam pengembangan aplikasi berbasis lokasi, seperti aplikasi navigasi, pemetaan, dan monitoring. Dengan menggunakan algoritma ini, pengguna dapat dengan mudah menghitung jarak antara lokasi mereka dan lokasi tujuan, serta menentukan rute terpendek untuk mencapai tujuan tersebut.
2.2.3 Website
Website adalah kumpulan halaman atau dokumen terkait yang ditampilkan di internet dan dapat diakses melalui alamat tertentu atau URL. Website dapat berisi berbagai jenis konten, seperti teks, gambar, audio, video, dan fitur interaktif lainnya, seperti formulir, tombol, atau tautan. Tujuan dari sebuah website dapat bervariasi, seperti untuk informasi, e-commerce, hiburan, atau tujuan komunikasi lainnya.
Website dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman web seperti HTML, CSS, dan JavaScript, serta menggunakan teknologi server-side seperti PHP, ASP, atau Python untuk membangun aplikasi web yang lebih kompleks. Selain itu, website juga dapat memanfaatkan basis data untuk menyimpan dan mengelola informasi yang diperlukan.
Website memiliki keuntungan dalam menyampaikan informasi secara cepat dan mudah diakses oleh pengguna dari seluruh dunia, sehingga menjadi media yang penting bagi organisasi, bisnis, atau individu untuk memperkenalkan diri, produk, atau jasa mereka ke khalayak luas. Dalam konteks bisnis, website juga dapat menjadi alat pemasaran yang efektif dan membantu meningkatkan visibilitas dan keuntungan bisnis.
2.2.4 RPL
RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) adalah proses pengembangan perangkat lunak yang terstruktur, sistematis, dan menggunakan pendekatan ilmiah untuk menghasilkan
perangkat lunak berkualitas tinggi. RPL meliputi semua tahapan dalam proses pengembangan perangkat lunak, mulai dari perencanaan, analisis kebutuhan, desain, pengkodean, pengujian, hingga pemeliharaan perangkat lunak.
Pendekatan RPL memiliki beberapa keunggulan, di antaranya memungkinkan pengembang perangkat lunak untuk merancang dan menghasilkan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan waktu yang ada. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan RPL, pengembang dapat meningkatkan kualitas perangkat lunak yang dihasilkan, mengurangi risiko kesalahan dan bug, serta mempercepat proses pengembangan perangkat lunak secara keseluruhan.
Pada umumnya, proses RPL terdiri dari beberapa tahapan, seperti perencanaan, analisis kebutuhan, desain, implementasi, pengujian, dan pemeliharaan. Setiap tahapan memiliki kegiatan-kegiatan yang spesifik dan perlu dilakukan secara berurutan untuk mencapai tujuan pengembangan perangkat lunak yang berkualitas tinggi.
2.2.5 Sistem Monitoring
Sistem Monitoring Absensi Karyawan adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengawasi dan memantau kehadiran serta kegiatan kerja karyawan dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Sistem ini bertujuan untuk memastikan bahwa karyawan hadir pada waktu yang telah ditentukan, bekerja sesuai jam kerja yang telah ditetapkan, dan memastikan bahwa karyawan tidak melakukan kegiatan yang merugikan perusahaan pada saat jam kerja.
Sistem Monitoring Absensi Karyawan bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari metode manual hingga otomatis. Metode manual misalnya menggunakan buku absen, sedangkan metode otomatis menggunakan teknologi seperti kartu absen atau sistem absen digital. Sistem Monitoring Absensi Karyawan juga bisa diintegrasikan dengan teknologi lain seperti GPS, biometrik, atau RFID.
Keuntungan dari penggunaan Sistem Monitoring Absensi Karyawan adalah perusahaan dapat memantau kehadiran dan aktivitas karyawan dengan lebih mudah dan akurat, sehingga dapat mengidentifikasi potensi masalah sejak dini dan mengambil tindakan yang tepat. Selain itu, sistem ini juga dapat membantu mengoptimalkan produktivitas karyawan dan meningkatkan efisiensi kerja perusahaan secara keseluruhan.
2.2.6 Optimalisasi Sistem Monitoring
Optimalisasi sistem monitoring absensi karyawan berbasis web adalah suatu proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem monitoring absensi karyawan melalui penggunaan teknologi web. Tujuan utama dari optimalisasi sistem monitoring absensi karyawan berbasis web adalah untuk membuat sistem monitoring
absensi karyawan menjadi lebih mudah, akurat, cepat, dan efisien dengan memanfaatkan teknologi web.
Dengan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web, karyawan dapat melakukan absensi melalui aplikasi atau website yang diakses melalui internet, sehingga tidak perlu lagi menggunakan alat absen manual seperti kartu absen atau buku absen. Data absensi karyawan akan tersimpan secara otomatis dan terpusat di dalam database, sehingga memudahkan perusahaan dalam memantau kehadiran karyawan dan memproses gaji.
Beberapa tujuan optimalisasi sistem monitoring absensi karyawan berbasis web antara lain:
a. Mempercepat dan memudahkan proses absensi karyawan
b. Meminimalkan kesalahan dalam penghitungan jam kerja dan upah karyawan c. Memudahkan perusahaan dalam memantau kehadiran karyawan
d. Meningkatkan akurasi data absensi karyawan
e. Meningkatkan efisiensi pengelolaan absensi karyawan dan administrasi perusahaan secara keseluruhan.
f. Dalam mengoptimalkan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web, perusahaan perlu memperhatikan beberapa hal seperti pemilihan teknologi yang tepat, keamanan dan privasi data karyawan, serta pengelolaan sistem yang efektif dan efisien. Dengan optimalisasi sistem monitoring absensi karyawan berbasis web, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja, serta meningkatkan kepuasan karyawan.
BAB III 3.1 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data melalui wawancara merupakan salah satu pendekatan yang efektif untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang pengalaman dan persepsi individu terkait topik penelitian. Dalam konteks penelitian absensi karyawan marketing pada kantor koperasi simpan pinjam, wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi langsung dari karyawan yang terlibat. Berikut adalah penjelasan mengenai metode pengumpulan data dengan wawancara :
3.1.1 Tujuan Wawancara :
a) Mendapatkan pemahaman mendalam tentang sistem absensi yang digunakan oleh karyawan marketing. Serta mengetahui persepsi dan pengalaman karyawan terkait proses absensi.
b) Memahami tantangan yang dihadapi oleh karyawan dalam menjalankan proses absensi.
c) Partisipan wawancara, dengan kriteria inklusi untuk karyawan marketing yang akan diwawancara. Misalnya, karyawan dengan berbagai lama pengalaman, peran, tingkat jabatan, bahkan cabang yang berbeda.
d) Pengumpulan data, mengajukan pertanyaan sesuai urutan yang telah ditentukan dalam panduan wawancara. Memberikan kesempatan kepada partisipan untuk memberikan jawaban.
e) Catatan dan rekaman, membuat catatan selama wawancara untuk menangkap poin-poin penting. Seperti data Kebutuhan dan persyaratan manajemen, masalah yang dihadapi dalam sistem absensi, proses manajemen kehadiran karyawan.
3.1.2 Studi Literatur :
Sistem monitoring absensi karyawan adalah komponen penting dalam manajemen sumber daya manusia yang memungkinkan perusahaan untuk melacak kehadiran karyawan dan mengelola waktu kerja dengan efisien. Dalam era digital saat ini, penggunaan teknologi web dan GPS telah menjadi populer dalam mengembangkan sistem absensi yang akurat dan mudah digunakan. Studi literatur ini bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis artikel-artikel terkait yang mengkaji pengembangan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dengan algoritma Haversine dan teknologi GPS.
a) Konsep Sistem Monitoring Absensi Karyawan Berbasis Web
• Sistem Monitoring Absensi Karyawan
Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi kebutuhan dan tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan sistem monitoring absensi karyawan.
Studi-studi tersebut menjelaskan bahwa sistem absensi
yang efektif harus dapat merekam data absensi secara akurat, memberikan kemudahan akses bagi karyawan, dan memungkinkan manajemen untuk memantau kehadiran karyawan secara real-time.
• Teknologi Berbasis Web dalam Sistem Monitoring Absensi Karyawan
Artikel-artikel terkait mengungkapkan keunggulan teknologi berbasis web dalam pengembangan sistem absensi karyawan. Dalam konteks ini, aplikasi web dapat diakses oleh karyawan melalui perangkat yang terhubung dengan internet, memungkinkan mereka untuk mencatat absensi dengan mudah dan memberikan fleksibilitas dalam melaporkan waktu kerja.
b) Algoritma Haversine dalam Penghitungan Jarak
• Konsep Algoritma Haversine
Studi literatur ini akan membahas algoritma Haversine yang digunakan dalam sistem monitoring absensi untuk menghitung jarak antara lokasi karyawan dan titik absensi. Algoritma Haversine memanfaatkan koordinat GPS untuk mengestimasi jarak lintang dan bujur antara dua titik dengan akurasi yang tinggi.
• Penerapan Algoritma Haversine dalam Sistem Monitoring Absensi
Studi sebelumnya telah mengimplementasikan algoritma Haversine dalam pengembangan sistem monitoring absensi karyawan. Penelitian-penelitian ini menjelaskan bahwa penggunaan algoritma Haversine dapat meningkatkan akurasi dalam menentukan lokasi absensi karyawan, sehingga menghasilkan data absensi yang lebih andal.
c) Teknologi Global Positioning System (GPS) dalam Identifikasi Lokasi.
• Prinsip Kerja GPS
Studi literatur ini juga akan membahas teknologi GPS yang digunakan dalam sistem monitoring absensi karyawan. GPS adalah sistem navigasi berbasis satelit yang memberikan informasi lokasi secara real-time dengan akurasi yang tinggi.
• Integrasi Teknologi GPS dalam Sistem Monitoring Absensi
Artikel-artikel terkait telah mengungkapkan manfaat integrasi teknologi GPS dalam sistem monitoring absensi karyawan. Dalam pengembangan sistem absensi berbasis web, GPS dapat digunakan untuk mengidentifikasi lokasi karyawan dengan akurasi yang tinggi. Data lokasi ini akan digunakan dalam memverifikasi kehadiran karyawan dan mencatat waktu absensi secara otomatis.
• Verifikasi Lokasi Karyawan
Integrasi GPS dalam sistem monitoring absensi memungkinkan verifikasi lokasi karyawan saat melakukan absensi. Dengan menggunakan informasi GPS yang diperoleh dari perangkat karyawan, sistem dapat memastikan bahwa karyawan berada di lokasi yang benar saat melakukan absensi, menghindari manipulasi data absensi yang mungkin terjadi.
• Pemantauan Real-time
Teknologi GPS memungkinkan pemantauan absensi karyawan secara real-time. Dengan sistem monitoring yang terhubung dengan GPS, manajemen dapat melacak posisi karyawan saat melakukan absensi dan memperoleh data yang akurat secara langsung. Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat dan efektif dalam manajemen kehadiran karyawan.
• Optimisasi Rute dan Waktu Perjalanan
Integrasi GPS juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan rute perjalanan karyawan, terutama dalam konteks karyawan yang melakukan tugas di luar kantor.
Sistem monitoring absensi berbasis GPS dapat memberikan rekomendasi rute tercepat dan menghitung perkiraan waktu perjalanan, sehingga membantu karyawan dan manajemen untuk merencanakan dan mengatur jadwal dengan lebih efisien.
Dalam studi literatur ini, telah dikaji pengembangan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dengan menggunakan algoritma Haversine dan teknologi GPS. Integrasi algoritma Haversine memungkinkan perhitungan jarak yang akurat antara lokasi karyawan dan titik absensi, sementara teknologi GPS memastikan identifikasi lokasi karyawan yang tepat dan pemantauan real-time.
Dengan demikian, sistem monitoring absensi yang dikembangkan dapat meningkatkan akurasi, keandalan, dan efisiensi dalam manajemen kehadiran
karyawan. Studi literatur ini menjadi landasan yang kuat untuk penelitian lebih lanjut dalam mengoptimalkan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web.
3.2 Pengelolaan Awal Data
Dalam pengelolaan awal data, terdapat beberapa 3.2.1 Data Karyawan :
Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai pengelolaan awal data karyawan dalam sistem monitoring absensi. Data karyawan yang dimaksud mencakup informasi pribadi dan detail mengenai setiap karyawan yang terdaftar dalam sistem.
a) Pengumpulan Data Karyawan
Prosedur pengumpulan data karyawan dilakukan dengan mengumpulkan informasi pribadi seperti nama lengkap, alamat, tanggal lahir, nomor telepon, dan alamat email. Selain itu, juga diperlukan informasi pekerjaan seperti posisi, departemen, tanggal masuk kerja, dan jam kerja yang ditetapkan.
Data karyawan dapat dikumpulkan melalui formulir pendaftaran karyawan atau melalui proses migrasi data dari sistem yang telah ada sebelumnya.
b) Penyimpanan dan Keamanan Data Karyawan
Data karyawan harus disimpan dengan aman dan terlindungi dari akses yang tidak sah. Implementasikan kebijakan keamanan data yang membatasi akses terhadap informasi pribadi karyawan hanya untuk pihak yang berwenang. Gunakan teknologi enkripsi untuk melindungi data karyawan saat transit dan penyimpanan.
3.2.2 Sistem Absensi
Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai pengelolaan awal sistem absensi dalam pengembangan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web.
a) Desain Sistem Absensi
Desain sistem absensi harus mempertimbangkan kebutuhan dan persyaratan manajemen yang telah diidentifikasi melalui wawancara dengan manajemen koperasi simpan pinjam.
Tentukan fitur-fitur yang diperlukan, seperti perekaman jam masuk dan jam pulang, izin cuti, keterlambatan, dan tindakan peringatan atau sanksi terkait kehadiran karyawan.
Pertimbangkan kemungkinan integrasi dengan perangkat keras seperti perangkat fingerprint atau pemindai wajah untuk otentikasi kehadiran karyawan.
b) Validasi dan Verifikasi Data Absensi
Pastikan bahwa data absensi yang dihasilkan dari sistem sesuai dengan kehadiran karyawan sebenarnya.
Lakukan validasi dan verifikasi data dengan membandingkan data absensi dengan catatan manual atau sistem sebelumnya jika ada.
Terapkan mekanisme untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan dalam data absensi, misalnya melalui revisi manual oleh supervisor atau karyawan yang berwenang.
3.2.3 Kebijakan Yang berlaku
Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai kebijakan yang berlaku terkait kehadiran dan absensi karyawan dalam koperasi simpan pinjam.
a) Kebijakan Kehadiran Karyawan
Menjelaskan kebijakan yang mengatur kehadiran karyawan, termasuk aturan mengenai jam kerja, izin cuti, ketidakhadiran, dan keterlambatan.
Sertakan prosedur untuk melaporkan kehadiran dan meminta izin cuti serta tindakan yang akan diambil dalam kasus ketidakhadiran atau keterlambatan yang tidak sesuai dengan kebijakan.
b) Sanksi atau Tindakan Disipliner
Deskripsikan sanksi atau tindakan disipliner yang dapat diberlakukan dalam kasus pelanggaran kehadiran atau ketidakhadiran yang tidak sah.
Menjelaskan prosedur yang harus diikuti dalam menangani pelanggaran kehadiran, termasuk langkah-langkah peringatan dan konsekuensi yang mungkin timbul.
c) Perubahan Kebijakan
Berikan informasi mengenai kemungkinan perubahan kebijakan terkait kehadiran dan absensi karyawan di masa mendatang.
Menjelaskan proses perubahan kebijakan, termasuk komunikasi kepada karyawan dan kemungkinan pelatihan yang akan diberikan untuk memastikan pemahaman dan kepatuhan.
3.3 Metode Yang Diusulkan
Berdasarkan judul penelitian, usulan metode yang tepat untuk mengembangkan sistem absensi karyawan marketing menggunakan metode RAD (Rapid Application Development) adalah sebagai berikut :
3.3.1 Analisis Data
a) Transkripsi, jika wawancara direkam, transkripsikan rekaman menjadi teks tulisan untuk memudahkan analisis.
b) Pengkodean, mengidentifikasi tema, kategori, atau pola yang muncul dari data wawancara. Berikan kode kepada setiap unit analisis yang relevan.
c) Analisis tematik, mengidentifikasi pola tematik yang muncul dari data dan interpretasikan temuan dengan menghubungkannya kembali ke tujuan penelitian. Cari kesamaan dan perbedaan dalam persepsi karyawan tentang sistem absensi.
3.3.2 Tahap Requirements Planning
a) Identifikasi Kebutuhan, melakukan identifikasi kebutuhan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web, termasuk fitur-fitur yang diperlukan dan persyaratan yang harus dipenuhi.
b) Analisis Risiko, menganalisis potensi risiko yang terkait dengan pengembangan sistem absensi, seperti kesalahan dalam pengumpulan data, masalah keamanan, atau keterbatasan teknologi yang digunakan.
c) Perencanaan, merencanakan jadwal pengembangan, alokasi sumber daya, dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam setiap iterasi.
3.3.3 Tahap User Design
a) Desain Antarmuka Pengguna, membuat desain antarmuka pengguna yang intuitif dan mudah digunakan, dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna dan prinsip desain yang baik.
b) Prototyping, membangun prototipe sistem monitoring absensi dengan fitur-fitur dasar, untuk mendapatkan umpan balik dari pengguna dan memvalidasi desain yang diusulkan.
c) Pengumpulan Informasi, melakukan wawancara dan diskusi dengan pengguna dan pemangku kepentingan untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang kebutuhan dan harapan mereka terhadap sistem absensi.
3.3.4 Tahap User Design
a) Pembangunan, mengembangkan sistem monitoring absensi berdasarkan desain yang telah disepakati, dengan menggunakan teknologi web, algoritma Haversine, dan teknologi GPS.
b) Integrasi Komponen, mengintegrasikan komponen-komponen sistem absensi, termasuk antarmuka pengguna, algoritma Haversine, teknologi GPS, dan database karyawan.
c) Pengujian Unit, melakukan pengujian pada setiap komponen secara terpisah untuk memastikan kinerjanya sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
3.3.5 Tahapan Cutover
a) Pelatihan Pengguna, memberikan pelatihan kepada pengguna tentang cara menggunakan sistem monitoring absensi yang baru.
b) Konversi Data, mentransfer data absensi yang ada ke dalam sistem yang baru.
c) Pemantauan dan Evaluasi, memantau kinerja sistem absensi yang baru setelah diimplementasikan, mengumpulkan umpan balik dari pengguna, dan melakukan evaluasi untuk mengidentifikasi potensi perbaikan dan pengembangan selanjutnya.
Dengan menggunakan metode RAD, pengembangan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dapat dilakukan secara iteratif dan cepat, dengan melibatkan pengguna secara aktif dalam setiap tahap pengembangan. Hal ini memungkinkan pengembangan sistem absensi yang lebih adaptif terhadap kebutuhan pengguna dan pemangku kepentingan, sambil mempercepat waktu pengerjaan dan meminimalkan risiko yang terkait dengan pengembangan sistem yang kompleks.
3.4 Kerangka Pikir
Berikut adalah kerangka pikir untuk penelitian yang mengusulkan pengembangan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dengan menggunakan metode RAD :
3.4.1 Pendahuluan
a) Latar Belakang, menjelaskan konteks pentingnya sistem monitoring absensi karyawan dan kebutuhan akan pengembangan sistem yang lebih baik.
b) Identifikasi Masalah, menggambarkan masalah yang ada dalam sistem absensi karyawan saat ini dan kelemahan yang perlu diperbaiki.
c) Tujuan Penelitian, menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu untuk mengembangkan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dengan menggunakan metode RAD.
d) Penelitian: Menjelaskan manfaat yang diharapkan dari pengembangan sistem absensi yang diusulkan.
3.4.2 Tinjauan Pustaka
a) Sistem Monitoring Absensi Karyawan, menjelaskan konsep dasar, fungsi, dan keuntungan dari sistem monitoring absensi karyawan.
b) Metode RAD, menggambarkan prinsip, langkah-langkah, dan manfaat dari metode RAD dalam pengembangan sistem perangkat lunak.
c) Teknologi Web dan GPS, mengulas tentang teknologi web dan GPS yang digunakan dalam pengembangan sistem monitoring absensi karyawan.
3.4.3 Metodologi Penelitian
a) Jenis Penelitian, menjelaskan jenis penelitian yang akan dilakukan, misalnya penelitian pengembangan.
b) Desain Penelitian, menggambarkan desain penelitian yang digunakan, dengan metode RAD sebagai pendekatan utama.
c) Teknik Pengumpulan Data, mendeskripsikan teknik pengumpulan data yang akan digunakan, seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi.
d) Analisis Data, menjelaskan metode analisis data yang akan digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari pengembangan sistem absensi.
3.4.4 Implementasi dan Pengembangan Siswa
a) Tahap-tahap Implementasi, mendeskripsikan tahapan-tahapan implementasi yang akan dilakukan dalam pengembangan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web.
b) Algoritma Haversine, menjelaskan penggunaan algoritma Haversine dalam menghitung jarak antara lokasi karyawan dan titik absensi.
c) Integrasi Teknologi Web dan GPS, menggambarkan proses integrasi teknologi web dan GPS dalam pengembangan sistem absensi.
d) Validasi dan Evaluasi, mendeskripsikan teknik evaluasi dan validasi yang akan dilakukan untuk mengukur keberhasilan sistem absensi yang dikembangkan.
3.4.5 Hasil dan Analisis
a) Presentasi Hasil, menyajikan hasil pengembangan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dengan menggunakan metode RAD.
b) Analisis Data, menganalisis data yang diperoleh dari evaluasi dan validasi sistem absensi untuk mengukur keberhasilan dan efektivitas sistem yang dikembangkan.
3.4.6 Kesimpulan dan Rekomendasi
a) Kesimpulan, menyimpulkan temuan penelitian dan menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.
b) Rekomendasi, memberikan rekomendasi untuk pengembangan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web dengan menggunakan metode RAD, antara lain :
• Meningkatkan kehandalan dan keakuratan sistem absensi dengan mempertimbangkan penggunaan teknologi lain selain GPS, seperti biometrik (sidik jari, pemindaian wajah) atau pengenalan suara.
• Mengoptimalkan antarmuka pengguna agar lebih intuitif dan mudah digunakan, dengan memperhatikan masukan dan umpan balik dari pengguna selama pengembangan sistem.
• Melakukan uji coba dan evaluasi yang komprehensif terhadap sistem absensi yang dikembangkan, termasuk mengumpulkan masukan dari pengguna dan pemangku kepentingan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kelebihan dan kekurangan sistem.
• Memperhatikan aspek keamanan data dalam sistem absensi, seperti enkripsi data, akses kontrol, dan perlindungan terhadap serangan cyber.
• Melakukan pelatihan dan pendampingan kepada pengguna sistem absensi untuk memastikan pemahaman dan penerapan yang tepat dalam penggunaan sistem.
• Menerapkan pembaruan dan perbaikan rutin pada sistem absensi berdasarkan umpan balik pengguna dan perkembangan teknologi terbaru.
• Dengan menerapkan rekomendasi ini, diharapkan sistem monitoring absensi karyawan berbasis web yang dikembangkan dengan metode RAD dapat memberikan solusi yang lebih baik, efisien, dan efektif dalam mengelola kehadiran karyawan dalam kantor koperasi simpan pinjam.
DAFTAR PUSTAKA
Luthfi, A. (2021). Analisis Pengaruh Absensi Terhadap Kinerja Karyawan PT. X. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 18(2), 86-97.
Sari, D. W., Purnomo, H., & Laksmono, W. P. (2020). Analisis Penerapan Teknologi GPS pada Sistem Monitoring Kehadiran Karyawan di Perusahaan X. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 7(3), 227-235.
Olusoji, O. E. (2020). Optimization of GPS-based Web Attendance Monitoring System Using Haversine Algorithm and Data Security Technologies. Journal of Information Security, 11(3), 120-133.
Adam, F. K., Octaviansyah, A. F., & Pasaribu, A. D. W. (2023). Aplikasi Monitoring Absensi Karyawan Ditlantas Dengan Penerapan Teknologi GPS (Studi Kasus: Ditlantas Polda Lampung).
Jurnal Sistem Informasi, 10(1), 1-10.
Antono, F., & Dwiasnati, S. (2022). Implementasi Absensi Karyawan Menggunakan Algoritma Haversine dengan Global Positioning System Berbasis Android. Jurnal Informatika, 12(1), 10- 19.
Painem, & Soetanto, H. (2020). Sistem Presensi Pegawai Berbasis Web Service Menggunakan Metode Restful Dengan Keamanan JWT Dan Algoritma Haversine. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Asia, 14(2), 128-136.
Rosyd, M. A., Habibi, S. R., & Pane, S. F. (2020). Sistem Informasi Absensi Pegawai Menggunakan Metode RAD dan Metode LBS Pada Koordinat Absensi. Jurnal Sistem Informasi Bisnis, 10(2), 116-123.
Ma'shum, A. A., Remawati, D., & Yudanto, B. W. (2022). Implementasi Metode Location Based Services Pada Sistem Presensi Pegawai. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 10(1), 1-6.