MAKALAH
SAMBUNGAN ULIR dan SAMBUNGAN LAS Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Elemen Mesin I
Dosen Pengampu : Hiding Cahyono S.T.M.T
Disusun oleh
Hanif Ridhwanul Majid (2141280038)
PRODI D4 TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN POLINEMA PSDKU KOTA KEDIRI
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Dimana pada kesempatan kali ini kami mengangkat tema tentang Dasar Sambungan Tetap (Soldering atau Pematrian). Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah
Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, yaitu :
1. Kepada Bapak Hiding Cahyono S.T.M.T
Selaku dosen pengajar mata kuliah Elemen Mesin Kepada kedua orang tua kami
Yang telah memberikan support baik materiil maupun nonmaterial 2. Kepada teman-teman 2B TMPP
Yang telah memberikan kritik dan saran
Kami memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan penyusunan makalah pada masa yang akan datang.
Kediri, 06 Juni 2023
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I...4
PENDAHULUAN...4
A. Latar Belakang...4
B. Rumasan Masalah...4
BAB 2...5
Pembahasan...5
A. Pengertian Solder / Patri...5
B. Peralatan Pematrian & Teknik Pematrian...5
- Alat Pemanas atau Pembakar...5
- Bahan Pembersih (Fluks)...5
- Teknik Pematrian...6
Bahan Pematri atau Solder...- 0 -
C. Alat Keselamatan Kerja...- 1 -
D. Syarat Umum Pematrian...- 1 -
E. Proses Terjadinya Ikatan Patri...- 2 -
F. Prosedur Pematrian atau penyolderan...- 3 -
Penutup...- 8 -
A. Kesimpulan...- 8 -
B. Saran...- 8 -
DAFTAR PUSTAKA...- 9 -
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sambungan ulir pada elemen mesin berfungsi sebagai sambungan sementara yaitu sambungan yang dapat dibuka dan dipasang kembali tanpa merusak elemen mesin mesin itu sendiri atau alat penyambungnya . Sambungan ulir terdiri atas baut dan mur oleh kerena itu sambungan ulir disebut juga dengan sambungan mur baut.
Sambungan las adalah sebuah memperoleh sambungan permanen dengan peleburan sisi dua bagian yang disambung bersamaan, dengan atau tanpa tekanan dan bahan pengisi. selanjutnya untuk peleburan bahan membutuhkan Panas untuk memperoleh pembakaran gas (untuk pengelasan gas) atau bunga api listrik (untuk las listrik).
Di samping itu Pengelasan secara insentif dalam fabrikasi sebagai metode alternatif untuk pengecoran atau forging (tempa) dan sebagai pengganti sambungan baut dan keling. Tapi meskipun demikian Sambungan las juga menggunakan media perbaikan misalnya untuk menyatukan logam akibat crack (retak), untuk menambah luka kecil yang patah seperti gigi gear..
B. Rumasan Masalah
1. Aapa fungsi dari Sambungan Ulir dan Sambungan Las
2. Kelebihan dan Kekurangan Sambungan Ulir dan Sambungan Las
3. Macam-Macam Ulir (beserta gambar dan tabel), dan Sambungan Las (Beserta gambar/tabel)
4. Bentuk dan bahan Mur-baut serta jenis pengelasan
5. Perhitungan sambungan Baut/ulir dan kekuatan sambungan las 6. Contoh soal dan pembahasan sambungan Ulir dan pengelasan
7. Bagaimana Penggunaan sambungan ulir dan Las dalam kehidupan sehari-hari
1
C. Batasan Masalah
1. Tidak semua material cocok untuk sambungan las atau sambungan ulir.
2. Ketebalan material juga dapat menjadi batasan dalam sambungan las atau ulir.
3. Kekuatan dan beban yang diharapkan dalam aplikasi juga dapat mempengaruhi pilihan antara sambungan las dan ulir.Kamouh
4. Lingkungan kerja juga dapat mempengaruhi pilihan antara sambungan las dan ulir
5. Biaya dan efisiensi juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi pilihan antara sambungan las dan ulir.
D. Tujuan dan Manfaat
Makalh ini dibuat yang bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman yang rinci. Makalah ini dapat ditujukan untuk berbagai pihak, termasuk para insinyur, desainer, pelaku industri, mahasiswa teknik, dan siapa pun yang tertarik dengan topik tersebut.
Dengan menyajikan informasi yang akurat, terperinci, dan bermanfaat, makalah tentang sambungan ulir dan las dapat memberikan kontribusi penting dalam pemahaman dan penggunaan yang lebih baik dari kedua metode ini, serta mendorong perkembangan teknologi dan penerapan yang lebih baik di berbagai industri
BAB 2 PEMBAHASAN A. Pengertian Sambungan Ulir dan Sambungan Las
Sambungan las adalah sebuah memperoleh sambungan permanen dengan peleburan sisi dua bagian yang disambung bersamaan, dengan atau tanpa tekanan dan bahan pengisi. selanjutnya untuk peleburan bahan membutuhkan Panas untuk memperoleh pembakaran gas (untuk pengelasan gas) atau bunga api listrik (untuk las listrik).
Di samping itu Pengelasan secara insentif dalam fabrikasi sebagai metode alternatif untuk pengecoran atau forging (tempa) dan sebagai pengganti sambungan baut dan keling. Tapi meskipun demikian Sambungan las juga menggunakan media perbaikan misalnya untuk menyatukan logam akibat crack (retak), untuk menambah luka kecil yang patah seperti gigi gear.
Sambungan Ulir adalah sambungan yang menggunakan kontruksi ulir untuk mengikat dua atau lebih komponen mesin. Sambungan ini termasuk dalam sambungan tidak tetap, karena pada sambungan ini menggunakan mur baut sehingga mudah untuk membuka sambungan tersebut
E. Fungsi Sambungan Ulir dan Sambungan Las
Sambungan ulir pada elemen mesin berfungsi sebagai sambungan sementara yaitu sambungan yang dapat dibuka dan dipasang kembali tanpa merusak elemen mesin mesin itu sendiri atau alat penyambungnya . Sambungan ulir terdiri atas baut dan mur oleh kerena itu sambungan ulir disebut juga dengan sambungan mur baut.
Sambungan las berfungsi untuk menyambung dua logam dengan cara memanaskan kedua ujung logam sampai melebur hingga ujung yang satu dengan ujung lainnya menyambung. Untuk menyambung kedua ujung logam tersebut dapat ditambah logam lain atau tanpa menambah logam lainnya . Untuk memanaskan logam yang akan dilas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
F. Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan Sambungan Ulir :
1. Sambungan lebih mudah dipasang dan disetel saat pembuatan konstruksi di lapangan.
2. Konstruksi sambungan bisa dibongkar dan dipasang kembali secara gampang.
3. Sambungan bisa digunakan untuk menyambung konstruksi dengan jumlah tebal baja lebih dari 4d.
4. Sambungan bisa diaplikasikan untuk pembuatan konstruksi bangunan yang bersifat berat serta beban bertukar
Kekurangan Sambungan Ulir :
1. Sambungan mur baut harus dirawat secara terus-menerus agar tidak mengalami kerusakan.
2. Apabila ada salah satu mur atau baut yang mengalami kerusakan, maka proses pembongkarannya akan sangat sulit.
3. Ikatan yang terbentuk pada sambungan mur dan baut lambat laun akan menjadi agak longgar sehingga perlu dipantau secara berkala.
Kelebihan Sambungan Las :
1. Hasil penyambungan logam menjadi permanen, sehingga tidak mudah rusak atau berubah bentuk
2. Pemilihan teknik penyambungan dengan pengelasan dinilai lebih ekonomis. Hal ini karena untuk pengerjaannya memerlukan anggaran yang lebih hemat dan penggunaan material yang lebih sedikit.
3. Hasil sambungan pada teknik pengelasan tampak lebih rapi, dibanding teknik penyambungan mur baut ataupun paku keling.
4. Menghasilkan sambungan yang lebih kuat dari pada material logam awalnya
Kekurangan Sambungan Las :
1. Biaya operator cukup mahal, karena pada pengelasan di lapangan biasanya menggunakan cara yang manual
2. Hasil dari pengelasan bersifat permanen, sehingga akan sulit untuk dilakukan pembongkaran pada bagian sambungan
3. cukup beresiko dan berbahaya bagi pekerjanya. Apalagi jika sampai mengenai mata ataupun kulit. Maka dari itu, diperlukan penggunaan alat pelindung diri khusus untuk melakukan pengelasan
G. Macam-Macam Ulir dan Sambungan Las
Ulir yang digunakan pada mur baut pada umumnya adalah ulir segitiga yaitu ulir yang mempunyai penampang dengan bentuk profil segitiga . Jenis ulir segitiga yang standar terdiri atas :
1. Ulir metris
Pada baut baut atau mur yang mempunyai standar metris ,untuk menunjukan atau memberikan tanda pada baut atau mur tersebut yaitu dengan huruf M sebagai simbol dari ulir metris kemudian diikuti dengan angka yang menyatakan ukuran diameter luar dari ulir dan kisar ulir . Penunjukan ulir ini selain terdapat pada mur atau baut juga terdapat pada sney dan tap .
Gambar 1.2 Ulir metric.
Profil ulir metris (ISO Metric) mempunyai bentuk profil segi tiga dengan sudut puincak 60o . Penampang dari sepasang profil ulir metris yang terdiri dari mur dan baut atau ulir luar dan ulir dalam serta ukurannyadapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 1.3 Profil ulir metris Ukuran standar ulir metris
1. H1 = 0,541266 p 2. D1 = D – 1,082532 p 3. D2 = D – 0,64951 p Ukuran baut Metris
Ukuran dari kedalaman ulir pada baut adalah : d = 0,61. p
Ukuran diameter minor atau ukuran diameter terkecil pada baut menjadi : md. = M D - 2.d = MD – 2(0,61).p = MD – 1,22.p
Gambar 1.4 Ukuran baut metris
Ukuran tinggi ulir pada mur adalah h= 0,54. p (dibulatkan) Ukuran diameter minor atau diameter terkecil dari mur menjadi : md=M –2.h=
MD – 2 (0,54) p = MD – 1,08.p (dibulatkan)
Gambar 1.5 Ukuran mur metris Ukuran
dasar
Kisar Diameter
luar /Mayor
Diameter dalam /Minor
Jenis : (k) dan (H)
4 0,700 4,000 3,242 Kasar (K)
5 0,800 5,000 4,134 Kasar
6 1,000 6,000 4,917 Kasar
8 1,250 8,000 6,647 Kasar
8 1,000 8,000 6,917 Halus (H)
1 0
1,500 10,000 8,376 K
1 0
1,250 10,000 8,647 H
1 0
0,750 10,000 9,188 H
1 2
1,750 12,000 10,106 K
1 2
1,500 12,000 10,376 H
1 2
1,250 12,000 10,647 H
1 2
1,000 12,000 10,917 H
1 4
2,000 14,000 11,835 K
2. Ulir whitwort
Ulir whitwort adalah jenis ulir segi tiga dengan sudut puncak 55 derajat , ulir whitwort ini mempunyai satuan inchi . Penunjukan ulir whitwort yaitu dengan huruf W , kemudian diikuti dengan dua angka , angka pertama menunjukan ukuran diameter luar dan angka yang kedua menunjukan jumlah kisar tiap satu inchi .
Gambar 1.6 Ulir Whitwort
Bentuk standar profil ulir whitwort (BSW) dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 1.7 Profil ulir Whitwort Diameter
D [Inchi]
N Diameter D
[Inchi]
n
1/4 20 3/4 10
5/16 18 7/8 9
3/8 16 1 8
7/16 14 1 1/8 7
1/2 13 1 3/8 6
9/16 12 1 3/4 5
5/8 11 2 4
3. Ulir UNC
Ulir UNC termasuk ulir segi tiga yang mempunyai satuan inchi seperti ulir Whitwort, hanya sudut puncaknya mempunyai sudut 60 derajat dan profilnya sama dengan profil ulir metris . Penunjukan ulir Uni diawali dengan angka yang menyatakan nomor ulir atau diameter ulir luar dan jumlah kisar tiap inchi
Gambar 1.8 Profil ulir UNC
Untuk menentukan ukuran utama ulir UNC dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan atau berdasarkan tabel standar :
Ukuran ukuran utama dari ulir UNC dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan – persamaan berikut :
D2 = (D – 0,649519. 1/n ) X 25,4 [mm]
Keterangan : 1 Inchi = 25,4 mm
H1 = tinggi kaitan dalam satuan ….. [mm]
D1 = Diameter dalam ulir …………...[mm]
D2 = Diameter efektif ………...[mm]
D = Diameter luar dal;am satuan inchi . Ukuran dari kedalaman ulir pada baut adalah d = 0,61.p
Ukuran diameter minor atau ukuran diameter terkecil pada baut menjadi : md.=M D - 2.d = MD – 2(0,61).p = MD – 1,22.p
p = pitch = 1/n , dan n = jumlah ulir tiap satuan inchi . Ukuran dari kedalaman ulir pada baut adalah d = 0,61.p
Ukuran diameter minor atau ukuran diameter terkecil pada baut menjadi : md.=M D - 2.d = MD – 2(0,61).p = MD – 1,22.p
p = pitch = 1/n , dan n = jumlah ulir tiap satuan inchi
Gambar 1.10 Ukuran baut UNC
Ukuran tinggi ulir pada mur adalah h= 0,54. p (dibulatkan)
Ukuran diameter minor atau diameter terkecil dari mur menjadi : md=M – 2.h= MD-2(0,54)p =MD – 1,08.p
Keterangan:
MD = Diameter ulir terbesar untuk mur dan baut md. = Diameter terkecil untuk mur dan baut
p = Kisar atau pitch = 25,4/n [mm] n = jumlah ulir tiap inchi .
d = dalam ulir pada baut h = tinggi ulir pada mur
Gambar 1.11 Ukuran mur UNC 4. Ulir standar pabrik
Sebagai kebijakan dari pabrik otomotip untuk mempermudah dalam perakitan atau perawatan , spesifikasi dari baut dilengkapi dengan nomor part , tanda pada kepala baut , dan ukuran panjang maupun diameter dasar
Simbol dan penjelasan dari tanda kepala baut tersebut dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut
Gambar 1.12 Simbol baut
Simbol baut-pabrik untuk kelas pengerasan , diameter dan panjang baut yang digunakan pada kendaraan dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1.13 Simbol baut
Baut tanam disebut juga dengan baut tap pada kedua ujungnya diulir dan tidak mempunyai kepala , seperti terlihat pada gambar berikut
Gambar 1.14 Baut tanam / baut tap
Gambar 1.15 Simbol baut tanam
Gambar 1.16 Bagian bagian baut Macam-Macam Sambungan Las
Untuk mendapatkan sambungan las yang baik, perlu adanya persiapan persiapan pada bagian sisi yang akan dilas dengan bentuk bentuk tertentu.
Pembentukan sisi las tersebut dapat dilaksanakan dengan cara digerinda, dikikir , dipahat , atau dibentuk dengan las potong, sehingga bentuk sambungan tersebut dapat memenuhi standar las yang diinginkan . sambungan las terdiri atas:
1. Lap joint atau fillet joint 2. Butt joint
1. Lap Joint atau Fillet Join
Welding Joint (Sambungan Las) dapat peroleh pelapisan plat dan kemudian mengelas sisi dari plat- plat. Di samping itu Bagian penampang fillet (sambungan las tipis) mendekati triangular (bentuk segitiga).
Sambungan fillet bentuknya seperti misalnya pada Gambar 5.1 (a), (b), dan (c).
2. Butt Joint
pendeknya, Butt joint menempatkan sisi plat seperti pada Gambar 5.2.
Dalam pengelasan butt, namun sisi plat tidak memerlukan kemiringan jika ketebalan plat kurang dari 5 mm. Jika tebal plat adalah 5 mm sampai 12,5 mm, maka sisi yang dapat memiringkan berbentuk alur V atau U pada kedua sisi.
Bentuk dan Bahan Mur-Baut serta Jenis Pengelasan
Baut dengan kepala segi enam / hexagonal Baut dengan washer
Baut U Mur bertopi / Capped nut
Macam Baut dan Mur
Bentuk kepala baut / sekeruf
Bentuk kepala sekeruf mempunyai bermacam macam diantaranya kepala sekeruf dengan bentuk sok , untuk memutarkan sekeruf tersebut diperlukan obeng sok biasanya berupa kunci L . Sekeruf dengan kepala trapezium dengan alur lurus atau alur menyilang, sekeruf dengan kepala segi enam atau segi empat .
Macam macam bentuk kepala baut tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1.18 Macam macam kepala sekeruf
Tabel berikut adalah ukuran ulir standar Metrik untuk kepala baut, yang terdiri atas: ukuran dasar ,tinggi baut , dan lebar kunci .
Gambar 1.19 ukuran kepala baut Tabel 1.6 Ukuran Kepala Baut Metrik Ukura
n
W max
[mm]
H max [mm]
M5 8 3,95
M6 10 4,38
M8 13 5,68
M10 16 7.95
M12 18 9,25
M14 21 10,75
M16 24 13,40
M20 30 15,90
M24 36 19,75
M30 46 23,55
M36 55 27,05
M42 65 31,07
Bahan untuk baut dan mur biasanya baja carbon , baja konstruksi baisa , atau baja batangan yang difinish dingin . Macam macam bahan untuk baut dan mur dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 1.7 Bahan Baut Dan Mur
Bahan Lamban
g
Kekuatan tarik t
[ N / mm2 ] Baja carbon
konstruksi
S20C 391-400
biasa JIS G 3102 S35C 490-500
S40C 589-600
S45C 687-700
Baja konstruksi
biasa S41B 392-400
JIS G 3011 S50B 490-500
Baja batangan difinis S20C-D 490-500
dingin JIS 3123 S35C-D 589-600
Jenis-jenis Sambungan Las
Proses pengelasan melibatkan panas dan tekanan terhadap material yang digabungkan dan juga terhadap material tambahan. Namun untuk memilih metode pengelasan yang tepat, kita perlu mengetahui perbedaan antara semua jenis teknik pengelasan. Saat ini banyak proses pengelasan dengan peralatan otomatis.
Namun, ada beberapa pekerjaan yang membutuhkan keterampilan profesional dan dikerjakan secara manual.
1. Pengelasan MIG (Metal Inert Gas) atau GMAW (Gas Metal Arc Welding)
Jenis pengelasan dengan cara menyatukan kawat elektroda dan logam pada benda kerja dengan cara dipanaskan. Sehingga keduanya melebur dan bergabung.
Gas yang terlindung dalam tabung digunakan sepanjang proses pengelasan. Pengelasan ini membutuhkan tegangan listrik arus searah (DC) bisa juga arus bolak balik (AC). Tegangan dan sistem arusnya konstan.
Proses pengelasan bisa dilakukan secara otomatis maupun semi otomatis.
Metode ini cocok untuk peleburan baja ringan, baja tahan karat, dan juga aluminium.
2. Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
Arc welding atau pengelasan busur menggunakan elektroda berselaput. Selaput yang ada pada elektroda disebut flux. Flux terbuat dari campuran bahan kimia khusus dengan persentase yang berbeda-beda 3. Pengelasan FCAW (Flux-Cored Arc Welding)
Untuk melindungi hasil pengelasan, dikembangkanlah pengelasan Flux cored arc. Proses pengelasan ini hampir sama dengan pengelasan MIG. Perbedaannya ada pada kawatnya.
Kawat yang digunakan merupakan kawat tubular khusus berisi flux.
Gas pelindung tidak harus digunakan dalam pengelasan ini, tergantung dari isi kawat tubularnya.
Pengelasan ini dikenal murah dan mudah untuk dipelajari. Namun hasil dari pengelasan ini secara estetik kurang memuaskan dibandingkan proses pengelasan lainnya. Sering digunakan dalam proyek konstruksi.
4. Pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas) atau GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
Pengelasan ini menggunakan elektroda tungsten. Elektroda tungsten ini digunakan untuk memanaskan logam dasar dan membuat genangan las
cair. Dengan mencairkan dua bagian logam secara bersamaan, lasan autogenous dapat dibuat.
H. Perhitungan Sambungan Mur-baut, Pengelasan dan Symbol Pengelasan 1. Tegangan tarik pada baut
Baut baut yang digunakan untuk sambungan dengan beban tarik atau beban aksial , dimana arah gayanya searah dengan sumbu baut , dan daerah yang berbahaya yaitu kemungkinan baut itu putus adalah pada penampang yang mempunyai ukuran diameter terkecil yaitu pada penampang x-x seperti terlihat pada gambar berikut :
Gambar 1.20 Beban tarik pada baut
Jika suatu baut mempunyai ukuran diameter dalam atau diameter terkecil d1 [mm] mendapatkan gaya tarik akibat dari gaya aksial sebesar F [N] maka tegangan tarik pada baut dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Keterangan :
1. t = tegangan Tarik 2. F = Gaya Tarik 3. A = luas penampang
Jika baut mempunyai ukuran diameter terkecil adalah d1 mm maka
luasnya penampangnya adalah :
Dengan memasukkan persamaan pada persamaan maka didapat
Supaya baut tidak patah saat dibebani maksimum , hendaknya nilai tegangan tarik yang terjadi sama atau lebih kecil dari tegangan tarik yang diizinkan
Atau dengan cara memasukan vaktor keamanan pada persamaan di atas , maka tegangan tarik yang di izinkan adalah
Syimbol Pengelasan
Kekuatan Sambungan Las
Untuk menentukan kekuatan sambungan las terhadap kekuatan tarik yaitu dengan cara menghitung sambungan las terhadap tegangan tarik yang terjadi, Tegangan tarik pada sambungan las yaitu gaya tarik tiap satuan luas penampang las Jika gaya tarik pada sambungan las F [N] dan luas penampangnya adalah A [mm2] maka tegangan tarik pada sambungan las tersebut adalah :
1) Tegangan tarik pada las tumpul
Gambar 3.9 Las tumpul
Jika ukuran panjang las-tumpul L [mm] dan tebal pelat s [mm] , maka luas penampangnya adalah :
A = L X s ………[mm2]
2) Tegangan Tarik pada las tumpang
Jika pelat yang dilas mempunyai ukuran tebal s [mm] dan panjang las L [mm] disambung dengan las tumpang , kemudian sambungan tersebut mendapatkan beban tarik , maka besarnya tegangan tarik yang terjadi pada las tumpang adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Gambar 3.10 Las tumpang
3) Tegangan geser pada las-sisi
Jika suatu pelat disambung dengan las tumpang dua sisi dan kedua pelat tersebut mendapatkan gaya tarik yang menyebabkan tegangan geser pada kedua sambungan lasnya . Besarnya tegangan geser pada sambungan las sisi tersebut adalah :
Keterangan gambar
g = Tegangan geser dalam satuan N/mm2 . F = Beban pada sambungan [N]S = Tebal plat atau bilah dalam
Satuan mm L= Panjang lasan [mm]
Gambar 3.11 Las sisi
F. Contoh soal dan pembahasan sambungan Ulir dan pengelasan Contoh Soal Sambungan Ulir
Hitung diameter minor dari ulir Whitwort (BSW) ¾ in, jika kedalaman ulir = 0,64p.
Penyelesaian
Diketahui ulir whitwort - MD = ¾ In
- d = 0,64 p.
Ditanyakan : Ukuran diameter minor Jawaban
Lihat tabel, ulir whitwort yang mempunyai ukuran ¾ in mempunyai ulir 10 ulir tiap inchi .
Maka p =1/10 in
Kedalamam ulir d = 0,64 X 1/10 = 0,064 in
Diameter minor md = MD – 2.d = 0,75 – 2(0,064) = 0,75 – 0,128 = 0,622 inchi .
Contoh Soal Sambungan Las
Suatu elektroda mempunyai tanda E6013, apa arti dari tanda tersebut ? Atinya :
- Huruf E = Elektroda
- Angka 60 = 60 X 1000 yaitu kekuatan tarik minimum dari deposit las adalah 60000 lb/in2 atau 42 kg/mm2
- Angka 1 simbul posisi pengelasan dapat dilihat dari tael yaitu untuk elektroda yang dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi
- Angka 3, lihat tabel yaitu jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC + atau DC- , untuk jelasnya lihat gambar berikut .
G. Fungsi Sambungan Ulir dan Las Dalam Kehidupan Sehari-hari 1. Penghubung
Dalam berbagai komponen, berfungsi sebagai penghubung yang bisa menyatukan antara komponen satu dengan lainnya. Misalnya, menghubungkan antara ulir segitiga yang mengacu pada standar Amerika.
2. Penyegel
Berikutnya, berfungsi sebagai penyegel elemen tertentu. Hal ini bisa terlihat dari tipe JIS tapered pipe thread. Dengan adanya tindakan penyegelan yang tepat, maka kebocoran pun dapat diminimalisir.
3. Pengunci
Fungsi lainnya yakni sebagai pengunci yang akan membuat komponen tertentu lebih kuat. Guna yang satu ini bisa ditemukan pada tipe ulir national pipe tapered fuel. Sebuah alat yang dijadikan standarisasi di kawasan Amerika Utara.
4. Penerus Daya
Berguna pula untuk meneruskan daya. Dalam hal ini, alat tersebut akan membantu menghantarkan daya satu menuju daya lainnya. Sistem ini akan membantu dalam meringankan beban yang diangkat. Fungsi yang satu ini banyak ditemukan pada ulir segi empat.
5. Pencegah Kebocoran
Ulir juga bisa mencegah terjadinya kebocoran. Fungsi ini umumnya diaplikasikan pada sistem pipa. Jenis whitworth-lah yang banyak dimanfaatkan untuk sambung pipa. Kebocoran pun dapat diminimalisir.
6. Las Otomotif
Biasa digunakan untuk las knalpot atau dalam restorasi mobil tua 7. Las Stainless
Menyambungkan bahan yang terbuat dari stainless, biasanya menggunakan las argon.
8. Las Besi
Biasa digunakan untuk menyambungkan bahan dari besi, seperti pipa besi.
9. Las Plastik
Teknik menyambungkan plastik dengan dipanaskan, contoh pipa pvc, terpal, & Sealer plastik.
10.Las Almunium
Mengelas Aluminium disarankan menggunakan las listrik yang jenis perlindungannya menggunakan gas Argon
Bab 3 PENUTUP A. Kesimpulan
Dalam analisis kami, sambungan baut telah terbukti menjadi metode yang sangat fleksibel dan dapat dis assembly. Sambungan baut menawarkan kemudahan pemasangan dan penyesuaian, serta kemampuan untuk mengganti atau memperbaiki komponen dengan mudah. Namun, kekuatan tarik sambungan baut dapat menjadi batasan dalam situasi dengan beban yang tinggi, dan penyegelan yang efektif mungkin memerlukan perhatian khusus.Di sisi lain, sambungan las menawarkan kekuatan tarik yang tinggi dan kontinuitas material yang sempurna. Dalam kondisi yang tepat, sambungan las dapat memberikan sambungan yang kuat dan tahan lama. Namun, persiapan permukaan yang baik, keterampilan operator, dan pengendalian kualitas yang ketat sangat penting dalam mencapai hasil yang optimal. Selain itu, pengaruh panas pada zona sekitar las dan biaya awal yang lebih tinggi dapat menjadi faktor yang harus diperhitungkan.
Dalam menentukan metode sambungan yang tepat, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti kekuatan yang dibutuhkan, lingkungan kerja, biaya, dan waktu yang tersedia. Tidak ada metode yang mutlak superior dalam setiap situasi. Pemilihan metode yang tepat akan bergantung pada kebutuhan dan persyaratan khusus dari aplikasi yang sedang dipertimbangkan.Dalam rangka meningkatkan penggunaan sambungan baut dan las, perlu dilakukan penelitian dan pengembangan yang lebih lanjut. Upaya untuk mengoptimalkan efisiensi, kekuatan, keandalan, dan keselamatan kedua metode ini harus terus dilakukan. Keberlanjutan juga harus dipertimbangkan, termasuk dalam pemilihan material, proses produksi, dan penggunaan yang bijaksana.
B. Saran
Seharusnya pada metode sambungan pada makalah ini lebih dilakukan inovasi kedepan nya yang mana ada banyak kelebihan yang tidak ada pada sambungan pengelasan dan ulir maupun yang lain.
Daftar Pustaka Pengertian dan Jenis-Jenis Sambungan Ulir - Siddix
Modul Elemen Mesin Kelas x, disusun oleh Widiyanto Eka Yogaswara;
KEMENDIKBUD 2013
Modul Welded Joint Machine Design RS Kurmi 356-388
http://ilmumesin.com/mata-kuliah/elemen-mesin/sambungan-ulir/
https://www.muchammadlutfihakim.com/2017/04/sambungan-ulir.html