• Tidak ada hasil yang ditemukan

ERAA laporan keuangan tahunan

N/A
N/A
nadira kana

Academic year: 2024

Membagikan "ERAA laporan keuangan tahunan"

Copied!
454
0
0

Teks penuh

Menkumham”: berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, atau Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia). Saham Baru” : berarti Saham yang akan dikeluarkan dari portepel Perseroan dalam rangka Penawaran Umum sejumlah sembilan ratus dua puluh juta saham.

RINGKASAN

  • UMUM
  • KEGIATAN USAHA
  • PENAWARAN UMUM
  • RENCANA PENGGUNAAN DANA
  • KEUNGGULAN BERSAING
  • STRATEGI USAHA
  • PROSPEK USAHA
  • RISIKO USAHA
  • Risiko terkait bisnis Grup Erajaya dan industri terkait
  • Risiko yang berhubungan dengan Indonesia
  • Risiko Berkaitan dengan Investasi terhadap Saham Perseroan
    • IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING GRUP ERAJAYA
    • KEBIJAKAN DIVIDEN
    • PENAWARAN UMUM

Kondisi perekonomian atau permintaan konsumen yang melemah dapat berdampak negatif pada hasil keuangan Erajaya Group. Informasi lengkap mengenai ringkasan data keuangan material Erajaya Group dapat dilihat pada Bab XI prospektus ini.

PT ERAJAYA SWASEMBADA Tbk

RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUMDARI HASIL PENAWARAN UMUM

Erajaya Group saat ini berencana mengembangkan jaringan distribusi dan ritel dalam tiga tahun ke depan dengan menggunakan dana hasil penawaran umum, namun hanya akan membangun jaringan distribusi dan ritel baru apabila memenuhi kriteria investasi yang ditetapkan oleh manajemen Erajaya Group, antara lain ( i) potensi bisnis, meliputi laba atas investasi, jangka waktu pengembalian investasi, (ii) dampak terhadap brand dan citra Erajaya Group, dan (iii) dampak terhadap perkembangan kinerja bisnis Erajaya Group secara keseluruhan." Mengingat seluruh anak perusahaan Perseroan (termasuk Grup TAM) bergerak di bidang distribusi, ritel dan penunjang, maka penentuan Anak Perusahaan (termasuk Grup TAM) mana yang akan memperoleh arus kas dari dana hasil penerbitan saham tersebut. Penawaran Umum akan bergantung pada anak perusahaan mana (termasuk TAM Group) yang memiliki peluang bisnis yang memenuhi kriteria investasi yang ditetapkan oleh manajemen Erajaya Group.

KETERANGAN TENTANG AKUISISI GRUP TAM

  • Umum
  • Kinerja Keuangan Historis Grup TAM
  • Ikhtisar Data Keuangan Penting NGA
  • Informasi Keuangan Konsolidasian Proforma

Laporan keuangan historis West Swan (perusahaan induk saja) tanggal 30 Juni 2011 dan periode 26 Mei 2011 (tanggal pendirian West Swan) sampai dengan 30 Juni 2011, belum diaudit dan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan pada tahun 2011. Indonesia yang tidak disebutkan dalam Prospektus ini; Dan. Laporan keuangan historis West Swan (perusahaan induk saja) pada tanggal 30 Juni 2011 dan untuk periode yang dimulai pada tanggal 26 Mei 2011 (tanggal pendirian West Swan) sampai dengan tanggal 30 Juni 2011, yang tidak diaudit, telah disusun pada tanggal 30 Juni 2011. berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan dalam mata uang Rupiah, dan yang tidak termasuk dalam Prospektus ini, disusun berdasarkan dan dijabarkan dari laporan keuangan historis West Swan (perusahaan induk saja) yang telah diaudit pada tanggal 30 Juni 2011 dan untuk periode 26 Mei 2011 (tanggal berdirinya West Swan) terserah Anda.

Tabel di bawah ini menyajikan laporan posisi keuangan konsolidasian proforma yang tidak diaudit Grup  Erajaya tanggal 30 Juni 2011 dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian proforma terkait yang  tidak diaudit untuk periode enam bulan yang berakhir
Tabel di bawah ini menyajikan laporan posisi keuangan konsolidasian proforma yang tidak diaudit Grup Erajaya tanggal 30 Juni 2011 dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian proforma terkait yang tidak diaudit untuk periode enam bulan yang berakhir

PERNYATAAN HUTANG

  • Fasilitas Kredit Perseroan dan Entitas Anak Fasilitas Kredit Pihak Ketiga

Saldo utang kepada pemasok pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp 61,0 miliar yang seluruhnya merupakan utang kepada pihak ketiga. Saldo utang lain-lain pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp 6,8 miliar yang seluruhnya merupakan utang kepada pihak ketiga.

Tabel berikut ini menyajikan umur utang usaha Grup Erajaya (tidak termasuk Grup TAM) pada tanggal  30 Juni 2011:
Tabel berikut ini menyajikan umur utang usaha Grup Erajaya (tidak termasuk Grup TAM) pada tanggal 30 Juni 2011:

ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Penjualan bersih Erajaya Group untuk periode delapan bulan yang berakhir pada 31 Agustus 2011 adalah sebesar Rp3.024,8 miliar. Laba usaha Erajaya Group untuk periode delapan bulan yang berakhir 31 Agustus 2011 adalah Rp 134,1 miliar. Laba usaha Erajaya Group untuk periode dua bulan yang berakhir pada 31 Agustus 2011 adalah Rp 25,6 miliar.

Laba bersih Erajaya Group untuk periode delapan bulan yang berakhir 31 Agustus 2011 adalah Rp 83,6 miliar. Pada tahun 2010, Erajaya Group membuka 25 toko baru dan menutup 2 toko untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011. Perusahaan dan entitas anak mengalami kerugian kotor (sebelum eliminasi) pada segmen aksesoris dan segmen lainnya sebesar Rp 1,0 miliar pada periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 dibandingkan dengan rugi bruto (sebelum eliminasi) sebesar Rp2,6 miliar pada periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2010.

Tabel di bawah ini menunjukkan rincian penjualan neto dan laba bruto dari Grup Erajaya per segmen  serta nilai eliminasi antar perusahaan pada saat konsolidasi.
Tabel di bawah ini menunjukkan rincian penjualan neto dan laba bruto dari Grup Erajaya per segmen serta nilai eliminasi antar perusahaan pada saat konsolidasi.

RISIKO USAHA

  • Ketergantungan pada prinsipal merek untuk sebagian besar produk yang didistribusikan atau diritelkan oleh Perseroan. Setiap keputusan yang dibuat oleh prinsipal merek, untuk
  • Setiap keputusan dari prinsipal merek produk komunikasi selular dan operator jaringan di Indonesia untuk menghentikan atau mengurangi tingkat pengalihdayaan (outsourcing)
  • Pelemahan kondisi ekonomi atau permintaan dari konsumen dapat berdampak negatif terhadap hasil keuangan Grup Erajaya
  • Fluktuasi nilai Rupiah dapat berdampak material dan negatif terhadap kondisi keuangan dan hasil usaha Grup Erajaya
  • Penurunan atau perubahan tingkat pertumbuhan industri komunikasi selular, atau perubahan dalam dinamika industri komunikasi selular, terutama dalam pola pergantian telepon selular
  • Grup Erajaya menghadapi risiko dan ketidakpastian terkait dengan akuisisi Grup TAM yang baru dilakukan dan setiap akuisisi di masa depan yang merupakan bagian dari strategi
  • Pengembangan teknologi yang cepat dan perubahan preferensi konsumen terhadap industri komunikasi selular global dapat berdampak negatif yang material terhadap bisnis Grup
  • Ketidakmampuan Grup Erajaya untuk secara efektif mengelola tingkat persediaan, terutama kelebihan ataupun kurangnya jumlah persediaan, dapat berdampak negatif yang material
  • Grup Erajaya menghadapi persaingan dari peritel pasar gelap dan peritel barang-barang palsu
  • Hasil usaha Grup Erajaya bervariasi secara signifikan dari periode ke periode dan mengikuti fluktuasi musiman dalam pola pembelian
  • Rantai distribusi Grup Erajaya sangat bergantung pada infrastruktur yang terbatas pada titik-titik pasokan tertentu, yang dapat menyebabkan gangguan
  • Ketergantungan Grup Erajaya pada impor menimbulkan risiko berkaitan dengan kepabeanan dan yang terkait dengan bea impor dan pajak
  • Usaha dari grup Erajaya bersifat padat karya dan Grup Erajaya bergantung pada pekerja alihdaya (outsource) dalam beberapa bagian operasi penjualan ritelnya
  • Kehilangan personil inti tertentu atau ketidakmampuan menarik minat, melatih, mempertahankan dan memotivasi karyawan yang berkualitas, juga dapat mengganggu
  • Risiko berkaitan dengan pencurian produk dan penjualan tidak resmi dari staf penjualan yang dialihdayakan oleh Grup Erajaya
  • Asuransi yang dimiliki Grup Erajaya mungkin tidak dapat mencakup semua situasi
  • Grup Erajaya bergantung pada prosedur kontrol kualitas (Quality Control) pihak ketiga karena Grup Erajaya bergantung pada pihak ketiga untuk pembuatan produk yang Grup
  • Grup Erajaya mungkin tidak dapat mengimplementasikan strategi bisnisnya dengan sukses
  • Kemungkinan Grup Erajaya untuk menghadapi kesulitan mengumpulkan piutang
  • Grup Erajaya bergantung pada sistem teknologi informasi, dimana apabila tidak berfungsi dengan baik, dapat memberikan dampak negatif yang material terhadap bisnis Grup Erajaya
  • Grup Erajaya bergantung pada sistem informasi operator jaringan selular untuk pengiriman produk dan layanan tertentu kepada pelanggannya yang jika tidak berfungsi dengan
  • Grup Erajaya bergantung pada undang-undang merek dagang dan hak cipta, dan perjanjian dengan prinsipal merek dan pihak ketiga lainnya untuk melindungi reputasi dan pengakuan
  • Grup Erajaya mungkin tidak akan dapat terus sukses bersaing dalam industrinya
  • Grup Erajaya mungkin tidak dapat menggunakan hasil bersih dari Penawaran Umum tepat pada waktunya
  • Grup Erajaya mungkin tidak mendapatkan pembiayaan dengan kondisi yang menguntungkan dan persyaratan utang Grup Erajaya dapat mencegah Grup Erajaya untuk meningkatkan
  • Dugaan mengenai risiko kesehatan sehubungan dengan medan elektromagnetik dan produk komunikasi selular, dan tuntutan hukum dan publisitas yang berkaitan dengan hal tersebut,
  • Grup Erajaya belum memperoleh semua lisensi usaha yang dibutuhkan untuk kegiatan usahanya
  • Kondisi politik dan sosial yang tidak stabil dapat berdampak negatif terhadap Perseroan Sejak runtuhnya rezim Presiden Soeharto pada tahun 1998, Indonesia telah mengalami proses
  • Indonesia berada pada lokasi zona gempa bumi dan memiliki risiko geologi yang signifikan yang dapat menimbulkan kerusuhan sosial dan kerugian ekonomi
  • Serangan teroris di Amerika Serikat dan tanggapan dari Amerika Serikat dan/atau sekutunya, kegiatan teroris di Indonesia dan beberapa peristiwa yang menyebabkan ketidakstabilan
  • Wabah dari setiap penyakit menular yang parah di Indonesia atau di tempat lain dapat berefek buruk pada perekonomian negara-negara Asia tertentu dan berdampak buruk terhadap hasil
  • Aktivitas dan konflik perburuhan dapat memberikan dampak negatif yang material terhadap Grup Erajaya
  • Perubahan ekonomi regional atau global mungkin berdampak negatif dan material terhadap perekonomian Indonesia dan bisnis dari Grup Erajaya
  • Otonomi daerah dapat berdampak negatif terhadap bisnis Grup Erajaya melalui penerapan pembatasan, pajak dan retribusi lokal
  • Penurunan peringkat utang Pemerintah Indonesia dan perusahaan-perusahaan Indonesia dapat berdampak material dan merugikan terhadap Grup Erajaya dan harga saham di pasar
  • Kondisi di pasar modal di Indonesia dapat mempengaruhi harga atau likuiditas saham Perseroan dan tidak adanya pasar sebelumnya dapat mempengaruhi tingkat likuiditas
  • Harga saham dapat sangat berfluktuasi
  • Kepentingan pemegang saham pengendali Perseroan mungkin bertentangan dengan kepentingan pembeli Penawaran Umum
  • Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat atau mata uang lainnya akan mempengaruhi nilai equivalen saham dan dividen dalam mata uang asing lain tersebut
  • Keputusan Pengadilan Asing tidak dapat diterapkan terhadap Perseroan di Indonesia Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia. Semua
  • Pembeli dapat terkena pembatasan terkait dengan hak pemegang saham minoritas
  • Standar tata kelola perusahaan di Indonesia mungkin berbeda dengan standar di negara- negara lain
  • Hak pembeli untuk berpartisipasi dalam penawaran HMETD Perseroan dapat dibatasi, yang akan mengakibatkan dilusi kepemilikan saham
  • Adanya kemungkinan kurangnya informasi Perseroan yang tersedia di pasar modal Indonesia dibandingkan dengan pasar modal di negara maju
  • Penjualan saham Perseroan di masa depan dapat mempengaruhi harga pasar sahamnya secara negatif
  • Perseroan mungkin tidak dapat membagikan dividen
  • Nilai aset neto dari saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum secara signifikan lebih rendah dari Harga Saham Perdana Penawaran Umum dan pembeli dapat mengalami dilusi

Fluktuasi nilai rupee dapat memberikan dampak buruk yang material terhadap kondisi keuangan dan hasil usaha Grup Erajaya. Perubahan dalam industri komunikasi eksternal dapat berdampak buruk secara material terhadap hasil bisnis dan kondisi keuangan Erajaya Group. Salah satu dari faktor-faktor tersebut dapat memberikan dampak buruk yang material terhadap bisnis, kondisi keuangan, atau hasil operasional Erajaya Group.

Hilangnya salah satu manajemen senior atau personel kunci teknologi informasi dapat menimbulkan dampak buruk yang material terhadap bisnis, kondisi keuangan, dan hasil operasional Erajaya Group. Kejadian-kejadian tersebut dapat mempunyai dampak buruk yang material terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Erajaya Group. Otonomi daerah dapat berdampak negatif terhadap bisnis Erajaya Group melalui penerapan pembatasan, pajak dan retribusi daerah.

KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDENTANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

KETERANGAN TENTANG GRUP ERAJAYA

  • RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN
  • PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN Tahun 1996Tahun 1996
  • STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN
  • MANAJEMEN DAN PENGAWASAN
  • SUMBER DAYA MANUSIA
  • KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM PT Eralink International (“Eralink”)PT Eralink International (“Eralink”)
  • KETERANGAN SINGKAT MENGENAI ENTITAS ANAK

Berdasarkan Akta Keputusan Rapat Perusahaan No. 17 tanggal 12 April 1997, yang dibuat di hadapan Myra Yuwono, S.H., notaris di Sukabumi (“Akta No. RUPS, perusahaan memberikan kuasa kepada Witina untuk menjual seluruh saham yang dimilikinya dalam perusahaan kepada PT Artha Adhigriya dan PT Telpressindo Nusantara Berdasarkan Akta No. 21/1997, RUPS Perseroan menyetujui (i) peningkatan modal dasar Perseroan menjadi Rp 3 miliar delapan ratus juta Rupiah) dan (ii) peningkatan modal ditempatkan dan ditempatkan Perseroan. modal disetor menjadi Rp satu miliar Rupiah). Berdasarkan Keputusan Rapat Perseroan No. 13 tanggal 25 Oktober 1999, yang dibuat di hadapan Neneng Salmiah, S.H., M.

Berdasarkan pernyataan keputusan rapat umum perseroan no. 15 tanggal 25 Oktober 1999, dibuat di hadapan Neneng Salmiah, S.H., M. Berdasarkan keterangan keputusan rapat umum luar biasa perseroan no. 3 tanggal 1 Juni 2011, dibuat di hadapan Myra Yuwono, S.H., Notaris di Jakarta (“Akta No.3/2011”), RUPS Perseroan memberi wewenang kepada Go Haryono Gozal untuk menjual saham yang dimilikinya kepada Ardy Hady Wijayi. Berdasarkan dokumen no. 2/2011, rapat umum perseroan menyetujui (i) peningkatan modal dasar perseroan menjadi Rp tiga triliun sembilan ratus miliar rupiah) dan (ii) peningkatan modal ditempatkan dan disetor perseroan menjadi Rp sembilan ratus sembilan puluh miliar rupiah) dan (iii) perubahan nilai nominal saham menjadi Rp500 (Lima Ratus Rupee).

Tabel di bawah menjelaskan secara rinci mengenai data karyawan yang meliputi jumlah karyawan yang  dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan, manajemen dan usia per tanggal 30 Juni 2011 dan 31  Desember 2010, 2009 dan 2008.
Tabel di bawah menjelaskan secara rinci mengenai data karyawan yang meliputi jumlah karyawan yang dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan, manajemen dan usia per tanggal 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010, 2009 dan 2008.

PT Erafone Artha Retailindo (“Erafone”) a. Pendirian

  • PT Data Citra Mandiri (“DCM”) a. Pendirian
  • PT Data Media Telekomunikasi (“DMT”) a. Pendirian
  • PT Multi Media Selular (“MMS”) a. Pendirian
  • PT Prakarsa Prima Sentosa (“PPS”) a. Pendirian
  • PT Prima Pesona Prakarsa (“PPP”) a. Pendirian
  • PT Star Mobile Group (“SMG”) a. Pendirian

Kapitalisasi laba ditahan merupakan sebagian besar saldo laba Perseroan sebagaimana dilaporkan dalam laporan keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 31 Desember 2009 dan 2008 serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008.

Perseroan meraih laba bersih sebesar Rp6,1 miliar untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, meningkat sebesar Rp1,7 miliar atau 37,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Penjualan bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 meningkat sebesar 33,9% atau Rp17,2 miliar dibandingkan penjualan bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.

Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Erafone pada tanggal 30  Juni 2011 dan 2010, dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut,  serta pada tanggal 31 Desember 2010, 2009, dan 2008, dan untuk
Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Erafone pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, serta pada tanggal 31 Desember 2010, 2009, dan 2008, dan untuk

PT Sinar Eka Selaras (“SES”) a. Pendirian

SES mulai beroperasi pada bulan April 2011 dan menghasilkan peningkatan pendapatan penjualan bersih yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, total aset SES mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan mulai beroperasinya SES pada tahun 2011. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada hampir seluruh jenis aset SES, baik jangka pendek maupun jangka panjang, kecuali aset SES. Piutang lain-lain pihak berelasi mengalami penurunan karena telah dilunasi pada tahun 2011.

Total komitmen SES mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dalam mendukung kegiatan SES. Total ekuitas SES mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya berkat tambahan modal ditempatkan dan disetor pada tahun 2011 oleh pemegang saham. Selain itu, peningkatan ekuitas juga dipengaruhi oleh peningkatan saldo laba seiring dengan laba bersih SES tahun 2011.

PT Era Sukses Abadi (“ESA”) a. Pendirian

Surja, akuntan publik independen, berdasarkan standar audit yang ditetapkan IAPI, dengan opini wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tidak dimuat dalam prospektus ini.

West Swan Overseas Ltd (“WSO”) a. Pendirian

Surja, akuntan publik independen, sebelum melakukan penyesuaian sehubungan dengan penerapan PSAK 2011, berdasarkan standar audit yang disusun oleh IAPI, yang laporannya tidak dimuat dalam Prospektus ini, dan menyatakan bahwa penyesuaian penyesuaian akun tahunan konsolidasi telah dilakukan. telah dilaksanakan dengan tepat; Laporan keuangan konsolidasian NGA tanggal 31 Desember 2009 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sebelum penyesuaian, yang tidak termasuk dalam prospektus ini, telah diaudit oleh KAP Arsyad & Rekan, akuntan publik independen, sebelum disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 2011, berdasarkan standar audit yang ditetapkan IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tidak dimuat dalam Prospektus ini, (iii) laporan keuangan konsolidasi NGA tanggal 31 Desember 2008 dan tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sebelum disajikan kembali dan tidak dimuat dalam Prospektus Laporan ini telah diaudit oleh KAP Arsyad & Rekan, akuntan publik independen, sebelum diubah sehubungan dengan penerapan PSAK 2011, berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan wajar tanpa pengecualian pendapat yang laporannya tidak dimuat dalam Prospektus ini, dan (iv) laporan laporan keuangan konsolidasian NGA tanggal 30 Juni 2010 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal tersebut, yang tidak dimuat dalam Prospektus ini dan belum diaudit atau direview. Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 serta untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 dibandingkan dengan enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2010. Jumlah ekuitas pemegang saham meningkat sebesar 66% atau Rp 58,1 miliar yang disebabkan oleh peningkatan laba bersih dari anak perusahaan pada tahun 2010 sebesar Rp 58,1 miliar.

Beban penjualan dan distribusi serta beban administrasi umum meningkat masing-masing sebesar 236% dan 194% atau senilai Rp15,8 miliar dan Rp13,8 miliar, hal ini disebabkan oleh peningkatan biaya promosi dan pemasaran serta peningkatan biaya gaji karyawan di anak perusahaan. Penjualan bersih meningkat sebesar 63% atau Rp 455,8 miliar yang disebabkan oleh peningkatan volume dan nilai penjualan dari Rp 727,6 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 1.183,4 miliar pada tahun 2011. Beban penjualan dan distribusi serta biaya administrasi umum masing-masing meningkat sebesar 124%. Beban penjualan dan distribusi serta beban administrasi umum meningkat masing-masing sebesar 191% dan 183% atau senilai Rp 12,8 miliar dan Rp 12,8 miliar, hal ini disebabkan oleh peningkatan biaya promosi dan pemasaran serta peningkatan biaya gaji karyawan.

Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting WSO pada tanggal 30 Juni 2011  dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal tersebut, yang diambil dari laporan  keuangan WSO pada tanggal 30 Juni 2011 dan untuk periode enam bulan yang
Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting WSO pada tanggal 30 Juni 2011 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal tersebut, yang diambil dari laporan keuangan WSO pada tanggal 30 Juni 2011 dan untuk periode enam bulan yang

PT Mobile World Indonesia (“MWI”) a. Pendirian

  • STRUKTUR KEPEMILIKAN PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK
  • HUBUNGAN PENGURUSAN DAN PENGAWASAN ANTARA PERSEROAN DENGAN PEMEGANG SAHAM, ENTITAS ANAK DAN PERUSAHAAN ASOSIASI PERSEROANPEMEGANG SAHAM, ENTITAS ANAK DAN PERUSAHAAN ASOSIASI PERSEROAN
  • Perjanjian dengan Operator Selular
  • Perjanjian Kerjasama dengan Bank
  • Perjanjian Bisnis Voucher
  • Perjanjian Kredit dan Pinjam Meminjam
  • Perjanjian Jual Beli
  • Perjanjian Sewa Tempat Usaha
  • KETERANGAN TENTANG ASET TETAP
  • ASURANSI
  • PERKARA YANG SEDANG DIHADAPI PERSEROAN, DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PERSEROANPERSEROAN
  • KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN
    • KEUNGGULAN BERSAING
    • STRATEGI USAHA
    • PROSPEK USAHA
    • BISNIS DISTRIBUSI

Erajaya Group adalah salah satu distributor dan pengecer terkemuka untuk layanan komunikasi seluler di Indonesia. Jaringan yang efisien ini memungkinkan Erajaya Group memenuhi pesanan mingguan dari pemasok, sehingga mengurangi rata-rata hari penyelesaian persediaan. Penjualan bersih produk komunikasi seluler Grup Erajaya (tidak termasuk Grup TAM) mewakili 85,1% dan 80,5% dari total penjualan bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011.

Erajaya Group kemudian mengirimkan produk tersebut ke reseller pihak ketiga yang telah melakukan pembayaran atas pesanan tersebut. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011, masing-masing 9,0% dan 18,0% dari penjualan bersih Grup Erajaya (tidak termasuk Grup TAM), ditujukan kepada dealer utama. Pada tanggal 30 Juni 2011, Erajaya Group (tidak termasuk TAM Group) memiliki 488 tenaga penjualan untuk kegiatan usaha distribusinya.

Secara proforma, kegiatan usaha distribusi Grup Erajaya menghasilkan 78,7% dan 72,9% penjualan bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011. Penjualan bersih Erajaya Group yang berasal dari distribusi kegiatan usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan periode enam bulan.

Diagram berikut dibawah ini memberikan gambaran rantai nilai distribusi produk komunikasi selular dan  operator jaringan di Indonesia.
Diagram berikut dibawah ini memberikan gambaran rantai nilai distribusi produk komunikasi selular dan operator jaringan di Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait