• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etika Bisnis dan Pengambilan Keputusan dalam Manajemen

N/A
N/A
Abdi Barus

Academic year: 2025

Membagikan "Etika Bisnis dan Pengambilan Keputusan dalam Manajemen"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Business Ethic and Good Governance

Dosen : Ibu Dewi Nusraningrum, Dr, M.Si

Ethical Decision Making in Business

Magister Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Kelompok 5:

1. Dara Nur Fadhilah (55124110037)

2. William Dharmananda (55124110048)

(2)

Apa Itu Etika Bisnis?

Menurut David dalam Ernawan (2011), etika bisnis adalah aturan main prinsip dalam organisasi yang menjadi pedoman membuat keputusan dan tingkah laku

Etika bisnis sederhananya dapat diumpamakan

melakukan kegiatan bisnis dengan menyediakan

barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup

dengan tujuan untuk mendapatkan profit atau

keuntungan sesuai dengan etika di dalam

masyarakat yaitu dengan tidak melakukan

perbuatan curang yang dapat merugikan orang

lain bahkan hingga tidak melanggar aturan hukum.

(3)

• Menurut George R. Terry: Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.

• Menurut James A. F. Stoner: Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

• Sedangkan, menurut Sondang P. Siagian: Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat

Definisi Pengambilan Keputusan

(4)

Etika Dalam Pengambilan Keputusan Bisnis

Etika dalam pengambilan keputusan bisnis adalah landasan moral yang memandu tindakan dan keputusan yang diambil oleh individu dan organisasi dalam dunia bisnis.

Etika bisnis membantu memastikan bahwa keuntungan ekonomi tidak dicapai

dengan merugikan orang lain, merusak lingkungan, atau melanggar prinsip-

prinsip etika.

(5)

Sikap Etika Dalam Pengambilan Keputusan Bisnis

Sikap Integritas

Sikap Keadilan

SikapKeberlanjutan

Menurut Wijonarko (2023), terdapat beberapa sikap etika yang digunakan dalam pengambilan

keputusan, antara lain :

(6)

Framework for Decision Making

Utilitarian Approach Right Approach Fairness or Justice

Approach Common Good Approach Virtue Approach

• Fokus pada hasil atau dampak dari tindakan.

• Tindakan dianggap etis jika menghasilkan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbanyak dan meminimalkan kerugian.

• Dalam konteks bisnis, keputusan yang memberikan keuntungan maksimal dan kerugian minimal bagi pelanggan, karyawan, pemegang saham, dan lingkungan dianggap sebagai pilihan etis.

• Didasarkan pada

penghormatan terhadap hak asasi manusia dan martabat individu.

• Keputusan dianggap etis jika menghormati kebebasan dan hak individu, seperti kebebasan memilih atau berpendapat.

• Setiap orang tidak boleh diperlakukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan orang lain.

• Bertumpu pada kesetaraan dan keadilan dalam perlakuan terhadap semua orang.

• Semua orang harus diperlakukan setara, kecuali ada alasan yang bisa dijelaskan untuk perlakuan berbeda.

• Contoh: orang dibayar lebih tinggi karena kontribusinya lebih besar terhadap organisasi.

• Berdasarkan pemikiran bahwa kehidupan bersama dalam masyarakat adalah hal yang baik.

• Etika berasal dari tindakan yang berkontribusi pada kesejahteraan bersama, bukan hanya kepentingan pribadi.

• Hubungan sosial, rasa hormat, dan kepedulian terhadap yang rentan sangat penting dalam pendekatan ini.

• Berakar dari filosofi etika kuno, terutama Aristoteles.

• Tindakan etis adalah

tindakan yang

mencerminkan kebajikan atau karakter moral yang baik, seperti kejujuran, keberanian, kasih sayang, dan integritas.

• Tujuannya adalah

mengembangkan karakter manusia terbaik dan bertindak sesuai kebiasaan baik tersebut.

(7)

Identifikasi Dilema Etika dalam Bisnis

Kumpulkan Informasi yang

Relevan

Evaluasi Berbagai Perspektif

Pertimbangkan Prinsip dan Nilai

Etika Menimbang

Konsekuensi Mengambil Keputusan Etis

The Ethical Decision Making Process

(8)

The Ethical Decision Making Process (1)

1. Identifikasi Dilema Etika dalam Bisnis

• Mengenali adanya dilema etika, yaitu situasi yang melibatkan konflik nilai, kepentingan, atau prinsip moral.

Contohnya: perusahaan pakaian yang harus memilih antara menekan biaya dengan outsourcing ke negara dengan standar tenaga kerja rendah (menguntungkan secara bisnis) atau memikirkan dampaknya terhadap hak-hak pekerja dan komunitas lokal.

Mengapa penting? Karena pengambilan keputusan etis tidak bisa dimulai jika dilema tidak dikenali.

2. Kumpulkan Informasi yang Relevan

• Informasi harus dikumpulkan untuk memahami semua aspek situasi.

• Mencakup: siapa saja pemangku kepentingan, dampaknya terhadap mereka, hukum atau regulasi terkait.

Contoh: memahami hukum ketenagakerjaan, kondisi pabrik, dampak sosial-lingkungan

Tujuannya: memastikan keputusan didasarkan pada data yang akurat dan menyeluruh.

3. Evaluasi Berbagai Perspektif

• Melibatkan semua pemangku kepentingan untuk memahami pandangan dan kepentingan yang beragam.

Contoh: karyawan, konsumen, investor, LSM, masyarakat lokal.

• Membantu menghindari bias dan memastikan keputusan tidak merugikan satu pihak demi keuntungan pihak lain.

Hasilnya: pemahaman yang lebih utuh dan adil atas situasi.

(9)

The Ethical Decision Making Process (2)

4. Pertimbangkan Prinsip dan Nilai Etika

• Prinsip seperti kejujuran, keadilan, integritas, dan rasa hormat menjadi panduan dalam mengambil keputusan.

• Setiap organisasi memiliki Core Value; keputusan harus selaras dengan nilai tersebut.

Contoh: jika perusahaan menjunjung keberlanjutan, maka mereka akan mempertimbangkan dampak lingkungan meskipun ada biaya tambahan.

Manfaatnya: membangun budaya organisasi yang etis dan konsisten.

5. Menimbang Konsekuensi

• Menganalisis risiko dan manfaat jangka pendek serta jangka panjang dari tiap opsi keputusan.

• Termasuk dampaknya terhadap: karyawan, masyarakat, lingkungan, dan reputasi perusahaan.

Contoh: outsourcing mungkin menghemat biaya, tapi bisa merusak reputasi dan kepercayaan publik jika terbukti mengeksploitasi pekerja.

Tujuan: mencari keputusan yang menghasilkan manfaat maksimal dengan dampak negatif minimal.

6. Mengambil Keputusan Etis

• Setelah semua informasi dikaji dan nilai-nilai dipertimbangkan, keputusan harus diambil.

• Ini memerlukan keberanian dan komitmen moral — kadang berarti memilih jalan yang lebih sulit demi melakukan yang benar.

Contoh: memilih mitra produksi yang ramah sosial dan lingkungan meski lebih mahal.

Hasil jangka panjang: kepercayaan publik, reputasi baik, dan kontribusi terhadap praktik bisnis berkelanjutan.

(10)

Factors Influencing Ethical Decision Making (1)

• Budaya organisasi menciptakan norma dan standar perilaku

• Jika sebuah organisasi menghargai integritas, kejujuran, dan tanggung jawab, maka karyawan akan terdorong untuk bertindak secara etis.

• Budaya yang kuat dan positif akan membentuk perilaku sehari-hari yang konsisten dengan etika.

• Contoh: jika pelanggaran etika sering dibiarkan atau bahkan dihargai demi pencapaian target, maka karyawan akan cenderung melakukan hal yang sama.

1. Nilai dan Budaya Organisasi

• Hukum dan peraturan menetapkan standar minimum untuk perilaku etis.

• Organisasi wajib mematuhi hukum yang berlaku — misalnya hukum ketenagakerjaan, perlindungan konsumen, atau lingkungan.

• Namun, etika tidak berhenti di kepatuhan hukum — tindakan bisa saja legal, tetapi belum tentu etis.

• Contoh: mengeksploitasi celah hukum untuk keuntungan bisnis mungkin legal, tetapi bisa merugikan masyarakat atau lingkungan.

2. Kerangka Hukum dan Regulasi

• Keputusan etis harus mempertimbangkan kepentingan pelanggan, karyawan, masyarakat, investor, dan lingkungan

• Perusahaan yang memperhatikan kebutuhan dan dampak terhadap stakeholder akan lebih dipercaya dan berkelanjutan.

• Contoh: konsumen kini semakin menuntut produk yang etis dan ramah lingkungan. Mengabaikan hal ini bisa merusak reputasi perusahaan

3. Ekspektasi dan Dampak terhadap

Stakeholders

(11)

Factors Influencing Ethical Decision Making (2)

• Keputusan etis juga sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai pribadi individu.

• Jika nilai pribadi seseorang selaras dengan nilai perusahaan, maka ia lebih mungkin bertindak secara etis.

• Contoh: seorang karyawan yang menjunjung tinggi keadilan akan menolak melakukan diskriminasi, meskipun tidak ada aturan eksplisit di perusahaan tentang hal itu.

4. Nilai dan Keyakinan Pribadi

• Pemimpin memiliki pengaruh besar dalam membentuk budaya etika organisasi.

• Pemimpin yang berintegritas dan konsisten dalam perilaku etis akan menjadi teladan bagi karyawan.

• Ketika pemimpin menegakkan etika dan bertanggung jawab atas tindakannya, mereka menciptakan lingkungan yang aman bagi pengambilan keputusan etis.

• Sebaliknya, kepemimpinan yang permisif terhadap pelanggaran akan melemahkan standar etika di seluruh organisasi.

5. Kepemimpinan Etis

dan Keteladanan

(12)

Studi Kasus

(13)

Studi Kasus 1:

Kementerian Perdagangan

Latar Belakang

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024 (Permendag 8/2024), yang mengatur relaksasi impor, mendapat sorotan berbagai pihak. Awalnya, Permendag ini diterbitkan untuk mengatasi penumpukan kontainer di pelabuhan utama seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Emas akibat pertek yang diwajibkan Permendag 36/2023. Namun, dalam pelaksanaannya, justru menimbulkan berbagai dampak negatif.

Dampak Negatif

• Impor TPT Meningkat: Permintaan kepada industri kecil menengah konveksi mengalami penurunan.

• PHK Massal: 80.000 tenaga kerja terkena PHK dari Januari-Desember 2024.

• Kelesuan sektor perdagangan domestik hingga banyak perusahaan lokal tutup karena minimnya pembeli.

Aspek Etika dalam Pengambilan Keputusan

Dalam kasus ini, meskipun tujuan awal adalah

memperlancar arus barang dan mendukung UMKM,

dampak negatif yang ditimbulkan terhadap industri

tekstil domestik dan tenaga kerja menunjukkan

bahwa kebijakan ini belum sepenuhnya memenuhi

prinsip etika dalam pengambilan keputusan tersebut.

(14)

Studi Kasus 2: Penerapan Ethical Decision Making Process

No. Proses Implementasi Proses

1 Identifikasi Dilema Etika dalam Bisniskonflik nilai antara menjaga kepercayaan konsumen Muslim dan persepsi kebebasan konsumen dalam

menggunakan produk.

• Ancaman terhadap reputasi dan kredibilitas kehalalan produk.

2 Kumpulkan Informasi yang RelevanIdentifikasi stakeholder: pelanggan Muslim, pelanggan non-Muslim, karyawan, mitra bisnis, dan

masyarakat umum.

Pemahaman tentang nilai keagamaan, persepsi publik terhadap kehalalan, serta dampaknya terhadap bisnis.

3 Evaluasi Berbagai Perspektif • Perspektif pelanggan Muslim: menuntut ketegasan dan bukti bahwa alat makan tetap suci.

• Perspektif publik: beberapa menilai tindakan tersebut berlebihan dan berpotensi diskriminatif.

4 Pertimbangkan Prinsip dan Nilai Etika • Integritas dan Kejujuran: Menunjukkan komitmen pada prinsip halal secara nyata.

• Rasa Hormat terhadap nilai konsumen mayoritas.

• Tanggung jawab sosial: Membangun kepercayaan melalui tindakan simbolis yang tegas.

5 Menimbang Konsekuensi • Jangka pendek: Menuai kontroversi dan kritik di media sosial.

• Jangka panjang: Menjaga kepercayaan pasar utama (Muslim), memperkuat identitas merek sebagai produsen makanan yang sensitif terhadap isu etika dan agama.

6 Mengambil Keputusan Etis • Menghancurkan mangkuk secara publik adalah keputusan simbolis untuk menunjukkan bahwa alat

makan telah terkontaminasi dan tidak akan digunakan kembali.

• Tindakan ini meskipun kontroversial, menunjukkan komitmen pada nilai utama perusahaan.

https://www.detik.com/bali/berita/d-6831532/bakso-afung-hancurkan-mangkuk-seusai-jovi-adhiguna-makan-dengan-kerupuk-babi

(15)

Studi Kasus 3: Good Business Decision Making

Volkswagen (VW) membantah rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga 30.000 karyawan, namun kemudian mencapai kesepakatan dengan serikat pekerja untuk melakukan efisiensi tanpa PHK massal.

Volkswagen menghadapi tekanan dari : Penurunan permintaan di Eropa, Kompetisi dari produsen mobil listrik, terutama dari China seperti BYD, Perlambatan adopsi kendaraan listrik di pasar utama.

VW bernegosiasi dengan serikat pekerja selama lebih dari 70 jam. Hasilnya: kesepakatan tanpa PHK paksa atau

penutupan pabrik hingga 2030.Mereka menggunakan pendekatan pensiun dini dan pesangon sukarela.

VW memilih strategi jangka panjang dengan menghindari kerusakan relasi industrial dan citra publik. Menjaga moral dan motivasi tenaga kerja dapat membantu kinerja jangka panjang perusahaan.

VW menunjukkan praktik Good Business Decision Making dengan: Mengambil keputusan berdasarkan data.

Melibatkan stakeholder kunci. Menjaga keseimbangan antara efisiensi biaya dan keberlanjutan sosial.

Menerapkan nilai-nilai etika dalam menghadapi tantangan bisnis.

https://www.euronews.com/business/2024/09/20/vo lkswagen-denies-plans-to-cut-30000-staff-from-its- workforce

(16)

Daftar Pustaka

1. Ernawan,Erni R. 2011. Business Ethics. Alfabeta : Bandung

2. Terry, G. R., & Franklin, S. G. (1982). Principles of management (8th ed.). Homewood, IL: R.D.

Irwin.

3. Siagian, S. P. (2004). Teori dan praktik pengambilan keputusan. Jakarta: Rineka Cipta.

4. Stoner, J. A. F., Freeman, R. E., & Gilbert, D. R. (1995). Management (6th ed.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

5. Wijonarko, G. (2023). Pengambilan keputusan bisnis berdasarkan etika bisnis, tanggung jawab sosial, perilaku organisasi, dan dalam penyusunan business plan. Yogyakarta: KYTA.

6. Sumber resmi dari DPR RI Pusat Kajian Badan Keahlian DPR (Info Singkat, Komisi VI, Januari 2025)

7. https://www.slideshare.net/slideshow/ethical-decision-making-in-business- ethicspptx/251976925#5

8. https://hivo.co/blog/a-guide-to-ethical-decision-making-in-business

9. https://www.greatworklife.com/ethical-decision-making-in-business-examples/

(17)

Studio Shodwe

THANK YOU

Referensi

Dokumen terkait

Hasibuan: Peranan Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Untuk Pengambilan Keputusan, 2000... Hasibuan: Peranan Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Untuk Pengambilan

Bertanggung jawab atas kegiatan usaha yang telah dilakukan Bertanggung jawab kepada pihak-pihak yang terlibat dengan urusan bisnis Bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan

untuk dipandang oleh masyarakat bahwa perusahaan yang menerapkan etika didalam perusahaan. bisnis adalah sebagai perusahaan yang memiliki perilaku etis

Tata hubungan bisnis dengan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan tersebut telah menciptakan etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnis, baik etika bisnis antar sesama

Skripsi ini menemukan beberapa solusi untuk membantu pengambilan keputusan dengan perancangan sistem pengambilan keputusan untuk membantu pelaku bisnis dalam penentuan

Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial  Pengertian Etika Bisnis  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Etika Bisnis  Tanggung Jawab Sosial Bisnis Terhadap Pelanggan, Karyawan,

Pemanfaatan Business Intelligence (BI) merupakan hal penting dalam dunia bisnis untuk pengambilan keputusan yang

ETIKA BISNIS & TANGGUNG JAWAB SOSIAL Etika Bisnis :  Suatu rangkaian prinsip yang harus diikuti apabila menjalankan bisnis Tanggung Jawab Sosial :  Suatu pengakuan dari