Sistem ekonomi komando merupakan sistem perekonomian yang memerlukan pengaturan perekonomian yang dilakukan oleh pemerintah secara terpusat. Oleh karena itu, dalam sistem perekonomian ini peran pemerintah dalam berbagai kegiatan perekonomian sangat dominan.
ORGANISASI BISNIS
27 Status usaha yang berbentuk kemitraan cukup fleksibel (fleksibel) dalam proses pengelolaan usahanya. Representasi kepemilikan seseorang dalam suatu perseroan terbatas tercermin dari jumlah saham yang dimilikinya.
BISNIS SEBAGAI PROFESI
Pandangan ini dianggap sebagai pandangan ekonomi klasik (Adam Smith) dan ekonomi neoklasik (Milton Friedman). Menurut pandangan ini, bisnis tidak lebih dari suatu kegiatan antar manusia yang melibatkan produksi, penjualan dan pembelian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
PENGERTIAN ETIKA
Etika sebagai suatu praktik berarti nilai-nilai dan norma-norma moral yang diterapkan atau tidak diterapkan meskipun seharusnya diterapkan. Etika sebagai ilmu yang fokus utamanya pada refleksi kritis dan rasional menanyakan apakah nilai dan norma moral tertentu harus diterapkan dalam situasi konkrit, terutama yang dihadapi.
BASIS TEORI ETIKA
Menurut teori ini, tidak ada tindakan yang benar-benar altruistik, yaitu suatu tindakan yang mementingkan orang lain atau mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingannya sendiri. Teori yang menilai suatu tindakan berdasarkan akibat, akibat, atau tujuan tindakan tersebut disebut teori teleologis. Suatu tindakan atau tindakan dikatakan baik apabila tindakan atau tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia.
Jika suatu perbuatan merupakan hak bagi seseorang, maka perbuatan yang sama sebenarnya merupakan kewajiban bagi orang lain. Etika sebagai suatu tanda dalam suatu kelompok sosial akan mampu membimbing dan mengingatkan anggotanya akan perbuatan terpuji (perilaku baik) yang harus selalu ditaati dan dilaksanakan.
ETIKA BISNIS
KONSEP DAN RUANG LINGKUP ETIKA BISNIS Secara sederhana yang dimaksud dengan etika
Etika bisnis merupakan bagian dari prinsip etika yang digunakan dalam bisnis (Lozano, 1996). Istilah etika bisnis mengandung arti bahwa etika bisnis merupakan serangkaian penerapan etika yang secara khusus mempelajari tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dan pelaku bisnis. Menurut David (1998), etika bisnis adalah prinsip aturan dalam suatu organisasi yang mengatur pengambilan keputusan dan perilaku.
Oleh karena itu, etika bisnis pasti mengacu dan akan membicarakan baik atau buruknya suatu kegiatan bisnis. Etika bisnis ini akan muncul ketika setiap bisnis berhubungan dan berinteraksi satu sama lain sebagai satu kesatuan pemangku kepentingan.
PERKEMBANGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis mencapai status ilmiah dan akademis dengan identitas tersendiri, yang pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 1970an. Pada masa lahirnya etika bisnis, ada dua faktor yang mendorong lahirnya etika bisnis pada tahun 1970an. Pertama, sejumlah filsuf mulai terlibat dalam pemikiran mengenai persoalan bisnis dan etika bisnis sebagai respons terhadap krisis.
Pada periode ketika bisnis berkembang ke Eropa, etika bisnis mulai menyebar dan berkembang setelah satu dekade. Hal ini pertama kali ditandai dengan semakin banyaknya universitas di Eropa Barat yang menawarkan mata kuliah etika bisnis.
PRINSIP ETIKA BISNIS
Di Jepang, Institut Moralitas di Universitas Reitaku di Kashiwa-Shi secara aktif melakukan studi etika bisnis. Di India, etika bisnis dipraktikkan oleh pusat manajemen nilai-nilai kemanusiaan yang didirikan oleh dewan direksi Indian Institute of Management di Calcutta pada tahun 1992. Prinsip Keadilan; Prinsip ini mengharuskan orang-orang profesional untuk menjalankan profesinya tanpa mengurangi hak dan kepentingan pihak-pihak tertentu pada khususnya.
Prinsip Integritas Moral; Prinsip ini didasarkan pada hakikat dan ciri-ciri profesi di atas. Jelasnya, orang yang profesional juga merupakan orang yang memiliki integritas pribadi atau moral yang tinggi. Tidak hanya terhadap pelanggan atau konsumen Anda saja, namun juga terhadap orang-orang yang mendukung perusahaan Anda seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.
URGENSI ETIKA BISNIS
Walaupun rumusan etika bisnis secara verbal terkesan mudah, namun penerapan etika dalam bisnis memerlukan perjuangan karena persaingan yang semakin ketat. Dalam kaitan ini, muatan etika bisnis sering dibahas dalam kaitannya dengan beberapa hal yang menyangkut kegiatan bisnis yang berkaitan dengan kepentingan umum. Oleh karena itu, fokus pembahasan pendahuluan etika bisnis ditujukan untuk memahami konsep etika, moral dan sistem nilai, etika dalam bisnis, prinsip-prinsip etika bisnis, serta permasalahan yang dihadapi bisnis dalam menerapkan konsep etika dalam menjalankan aktivitas bisnis.
Alasan penting bagi perusahaan untuk mempraktikkan etika bisnis adalah tekanan dari konsumen untuk melakukan aktivitas bisnis yang berbasis nilai atau manfaat. Bagi perusahaan, etika bisnis dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan karena etika telah menjadi budaya perusahaan.
IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS
Perilaku pelaku usaha yang dapat merugikan masyarakat dalam produksi barang dan jasa harus selaras dengan norma hukum yang berlaku agar masyarakat umum tidak dirugikan, dan pemerintah juga membantu mengembangkan pelaku usaha di Indonesia agar berakhlak dan berbisnis yang baik. etika, sehingga diharapkan dapat bermanfaat. Oleh karena itu, etika bisnis diperlukan dalam pemasaran produk untuk mencegah praktik pemasaran tidak etis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan tidak sehat dan merugikan konsumen. Etika pemasaran mencakup dalam konsep produk produk yang dibuat agar bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat, produk yang dibuat mempunyai potensi atau manfaat ekonomi.
Seperti halnya dengan banyak topik etika bisnis lainnya, di sini juga berlaku bahwa etika dalam praktik bisnis selaras dengan kesuksesan dalam bisnis. Produk yang berkualitas, misalnya produk yang tidak kadaluarsa jika ada batasan waktunya, misalnya obat atau makanan (Bertens.
ETIKA PROFESI AKUNTAN PUBLIK
PENDAHULUAN
Bagi kalangan profesi dimana peraturan etika dibuat untuk menghasilkan kinerja etika yang memadai, maka asosiasi profesi kemudian merumuskan kode etik. Kode etik profesi merupakan kaidah yang menjadi landasan keberadaan profesi dan landasan terbentuknya kepercayaan masyarakat, karena dengan menjunjung tinggi kode etik akuntan diharapkan dapat menghasilkan kinerja dengan kualitas terbaik bagi masyarakat. Dalam kerangka inilah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merumuskan kode etik yang memuat pembukaan dan delapan prinsip etika yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota, serta aturan etika dan interpretasi aturan etika yang harus dihormati. dari masing-masing anggota divisi.
137 Namun etika profesi akuntansi di Indonesia, isi dan esensinya hampir “didukung sepenuhnya” oleh kode etik yang dikembangkan oleh AICPA. Oleh karena itu, mungkin saja kode etik akuntan di Indonesia tidak dapat menjadi pedoman yang serasi, dan hanya menjadi simbol yang tidak ada artinya bagi akuntan profesional.
NILAI ETIKA DALAM PRAKTIK AKUNTANSI Perilaku beretika diperlukan oleh masyarakat
Francis (1990:9) mengemukakan lima nilai etika yang dapat diwujudkan melalui praktik akuntansi, yaitu kejujuran, kepedulian terhadap status ekonomi orang lain, kepekaan terhadap nilai kerjasama dan konflik, sifat akuntansi yang komunikatif, dan sosialisasi. informasi ekonomi. Berikutnya adalah kepedulian terhadap status ekonomi orang lain. 143 Yang ketiga adalah kepekaan terhadap nilai perusahaan dan konflik.
Beberapa praktik akuntansi, seperti penetapan biaya standar, penganggaran, penetapan harga transfer, pusat laba, dan analisis varians, beroperasi di perbatasan antara kerja sama dan konflik. Fungsi umum akuntansi yang banyak dikenal adalah fungsi pelayanan penyediaan informasi ekonomi untuk pengambilan keputusan.
PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN PERSYARATANNYA
Di Indonesia, pemerintah telah resmi mengakui profesi akuntan publik sejak diterbitkannya Undang-undang No. 34 Tahun 1954 tentang penggunaan gelar akuntan. Berdasarkan kriteria di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntan publik merupakan suatu profesi, karena mempunyai ilmu yang khusus dan pendidikan yang khusus, dimana dapat diperoleh. Sebagai profesional, akuntan sadar akan tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien, dan sesama profesional, termasuk berperilaku terhormat yang merupakan pengorbanan pribadi.
Perilaku profesional yang tinggi di kalangan akuntan publik penting untuk meyakinkan klien dan pengguna pelaporan keuangan terhadap kualitas audit dan jasa lain yang diberikan. Izin menjadi akuntan publik diberikan oleh Menteri Keuangan dan berlaku selama 5 (lima) tahun sejak tanggal penunjukannya dan dapat diperpanjang.
PERILAKU ETIS AKUNTAN PUBLIK
Mencegah terjadinya penyimpangan kode etik juga menunjukkan bahwa menegakkan kode etik akuntan publik bukanlah hal yang mudah. Situasi konflik atau dilema etika seperti di atas menimbulkan tantangan bagi profesi akuntansi. Untuk itu diperlukan kesadaran etis yang tinggi yang mendukung sikap dan perilaku etis akuntan publik ketika menghadapi situasi konflik.
Ada banyak faktor (faktor eksternal dan internal) yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis akuntan publik. Faktor Pendidikan (formal, informal dan informal) Sudibyo (1995) dalam Khomsiyah dan Indriantoro (1997) menyatakan bahwa pendidikan akuntansi (pendidikan formal) mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etis akuntan publik.
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Dalam bertindak untuk kepentingan umum, profesi akuntansi harus memperhatikan dan mematuhi persyaratan kode etik ini. Kode etik menetapkan prinsip-prinsip etika dasar bagi akuntan dan memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip-prinsip tersebut. Selain itu, kode etik juga menjelaskan bagaimana kerangka konseptual diterapkan dalam situasi tertentu.
Kode etik profesi diharapkan dapat membantu akuntan publik mencapai kualitas audit pada tingkat yang diharapkan. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dimaksudkan sebagai pedoman dan aturan bagi para anggota, terlepas dari apakah mereka berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di bidang bisnis, otoritas publik, atau dalam lingkungan pendidikan untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya (Yusuf, 2000). ).
PRINSIP ETIKA DAN ATURAN ETIKA
Untuk menjaga dan memperkuat kepercayaan masyarakat, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi-tingginya. Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati, kompeten, dan tekun serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknis terkini. Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya dan tidak boleh menggunakan atau mengungkapkan informasi tersebut.
Setiap anggota harus bertindak secara konsisten dengan reputasi profesional yang baik dan menghindari perilaku yang dapat mencemarkan nama baik profesinya. Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.
INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK
Auditor harus independen terhadap seluruh kewajiban dan kepemilikan kepentingan pada perusahaan yang diauditnya. Sebagai orang yang melakukan audit secara independen, seorang auditor dibayar oleh kliennya atas jasanya. Risiko pengacara, yang timbul jika tindakan akuntan menjadi terlalu erat kaitannya dengan kepentingan klien.
Carey dalam Mautz mendefinisikan independensi akuntan publik ditinjau dari integritas dan kaitannya dengan opini akuntan atas laporan keuangan. Ini merupakan istilah penting yang mempunyai arti khusus dalam kaitannya dengan opini akuntan publik terhadap laporan keuangan.