• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ETIKA PROFESI KONSEP HUBUNGAN PROFESI GEODESI

Dara

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH ETIKA PROFESI KONSEP HUBUNGAN PROFESI GEODESI "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN JUDUL

MAKALAH ETIKA PROFESI

KONSEP HUBUNGAN PROFESI GEODESI

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi)

Disusun oleh:

Dara Jati Septiningdiah NIM 21110120140059

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEPTEMBER 2023

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Etika Profesi dengan baik. Makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi. Selama penyusunan makalah ini, penulis telah dibantu oleh beberapa pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Dr. L.M. Sabri, S.T., M.T., selaku ketua Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

2. Bapak Dr. Yasser Wahyuddin, S.T., M.T., M.Sc., selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Profesi.

3. Bapak Nurhadi Bashit, S.T., M.Eng., selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Profesi yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.

4. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah Etika Profesi.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dari makalah ini mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk hasil yang lebih baik. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dan masyarakat pada umumnya.

Semarang, September 2023

Penulis

(3)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Rumusan Masalah ... 1

I.3 Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

II.1 Hubungan Profesi Geodesi dengan Notaris ... 3

II.2 Hubungan Profesi Geodesi dengan Hukum ... 4

II.3 Hubungan Profesi Geodesi dengan Pajak ... 5

II.4 Hubungan Profesi Geodesi dengan Teknik Lainnya ... 6

II.5 Hubungan Profesi Geodesi dengan Informatika ... 7

BAB III PENUTUP ... 9

III.1 Simpulan ... 9

III.2 Saran ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... iv

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pada suatu pekerjaan masing-masing profesi melakukan kolaborasi atau berhubungan dengan profesi lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Sementara definisi profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi (Farid & Riyadi, 2019). Masing-masing individu yang tergabung dalam suatu pekerjaan atau di dalam suatu organisasi memiliki keahlian yang berbeda-beda.

Keahlian yang dimiliki oleh masing-masing individu menjadi dasar dalam penentuan tugas dalam melaksanakan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu bidang pekerjaan yang memerlukan kolaborasi dengan bidang keahlian lainnya adalah bidang teknik. Pekerjaan di lingkup teknik memerlukan kolaborasi dari bidang pekerjaan lain baik di dalam lingkup teknik maupun di luar lingkup teknik untuk mencapai tujuan tertentu dari pekerjaan tersebut. Salah satu bidang teknik tersebut adalah teknik geodesi.

Pekerjaan profesi geodesi memerlukan kolaborasi dari profesi lainnya.

Profesi geodesi tidak dapat menjalankan pekerjaan secara individu untuk menyelesaikan dan mencapai tugas yang dikehendaki. Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk mengetahui hubungan profesi geodesi dengan profesi lainnya.

Makalah ini disusun untuk mengetahui hubungan profesi geodesi dengan notaris, hubungan profesi geodesi dengan hukum, hubungan profesi geodesi dengan pajak, hubungan profesi dengan teknik lainnya, dan hubungan profesi geodesi dengan informatika.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut ini rumusan masalah dalam penyusunan makalah:

1. Bagaimana hubungan profesi geodesi dengan notaris?

2. Bagaimana hubungan profesi geodesi dengan hukum?

3. Bagaimana hubungan profesi geodesi dengan pajak?

(5)

2 4. Bagaimana hubungan profesi geodesi dengan teknik lainnya?

5. Bagaimana hubungan profesi geodesi dengan informatika?

I.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, berikut ini tujuan dari penulisan makalah:

1. Untuk mengetahui hubungan profesi geodesi dengan notaris.

2. Untuk mengetahui hubungan profesi geodesi dengan hukum.

3. Untuk mengetahui hubungan profesi geodesi dengan pajak.

4. Untuk mengetahui hubungan profesi geodesi dengan teknik lainnya.

5. Untuk mengetahui hubungan profesi geodesi dengan informatika.

(6)

3

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Hubungan Profesi Geodesi dengan Notaris

Profesi geodesi memiliki beberapa kompetensi keahlian, salah satunya adalah kompetensi keahlian di bidang pertanahan. Bidang pertanahan merupakan salah satu bidang di lingkup geodesi yang memiliki hubungan dengan bidang profesi di luar geodesi. Salah satu bidang yang memiliki hubungan dengan bidang pertanahan adalah adalah notaris. Notaris merupakan profesi yang memegang peranan sangat penting dalam membantu menciptakan kepastian dan perlindungan hukum bagi masyarakat (Yustica, Ngadino, & Sukma, 2020). Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik sejauh pembuatan akta otentik tertentu tidak dikhususkan bagi pejabat umum lainnya. Pembuatan akta otentik terbagi menjadi akta otentik yang diharuskan oleh peraturan perundang- undangan dan akta otentik yang dikehendaki oleh pihak yang berkepentingan untuk memastikan hak dan kewajiban para pihak demi kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum bagi pihak yang berkepentingan sekaligus bagi masyarakat secara keseluruhan.

PPAT adalah Pejabat Umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta- akta tanah tertentu sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang bersangkutan, yaitu akta pemindahan dan pembebanan ha katas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, dan akta pemberian kuasa untuk membebankan Hak Tanggungan. Kegiatan di bidang pertanahan hanya dapat dilakukan atau didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kewenangan notaris dalam pelepasan hak atas tanah dapat dilakukan dengan cara jual-beli, tukar menukar, hibah maupun dengan ganti kerugian. Salah satu hal yang harus dilakukan notaris sebelum membuat akta peralihan hak atas tanah adalah mengetahui persoalan hukum yang dihadapi yaitu menanyakan kepada para penghadap terkait cara peralihan hak atas tanah. Sebelum melakukan pelepasan hak, notaris harus memeriksa keabsahan dokumen atau bukti-bukti kepemilikan tanah dengan mengecek kepada Kantor Pertanahan maupun kepala desa setempat (Herawati, 2008).

(7)

4 II.2 Hubungan Profesi Geodesi dengan Hukum

Profesi geodesi merupakan profesi yang banyak bergerak di bidang jasa.

Salah satu bidang jasa yang berada di lingkup geodesi adalah jasa konstruksi. Jasa konstruksi memiliki hubungan erat dengan hukum dalam menjalankan pekerjaannya. Salah satu realisasi hubungan antara profesi geodesi dengan hukum adalah adanya perlindungan hukum bagi pihak kontraktor dalam kontrak kerja konstruksi. Jasa konstruksi adalah pelayanan jasa konsultasi konstruksi dan pekerjaan konstruksi (UU Nomor 2 Tahun 2017). Terdapat kontrak yang mengikat antara pengguna jasa dan penyedia jasa di dalam penyelenggaraan jasa konstruksi, yaitu kontrak kerja konstruksi. Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen kontrak yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan jasa konstruksi (UU Nomor 2 Tahun 2017).

Kontrak konstruksi tujuannya mempunyai minimal empat peran penting yaitu menjalin suatu hubungan yang memiliki kekuatan hukum, menyatakan seluruh hal, menyalurkan resiko, kewajiban, tanggung jawab melalui para pihak, dan menyebutkan seluruh kejadian terkait kondisi-kondisi maupun tata cara berkontrak (Gonjani, 2022).

Dalam tahap pelaksanaan kontrak, baik pengguna jasa dan penyedia jasa diwajibkan menjalankan kewajibannya dengan baik serta tidak melanggar hal-hal yang telah ditentukan di dalam kontrak. Pada umumnya, para pihak jasa lebih mementingkan aspek teknis saja dan kurang memerhatikan aspek-aspek lainnya terutama aspek hukum. Aspek hukum dapat memberikan perlindungan kepada para pihak jasa yang berkepentingan apabila terjadi sesuatu hal selama pekerjaan konstruksi berlangsung. Para pihak baru memerhatikan aspek hukum ketika dalam pelaksanaan kontrak terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat, salah satunya adalah kahar (Gonjani, 2022). Keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak para pihak dalam kontrak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.

Akibat dari tidak terpenuhinya kewajiban yang ditentukan dalam kontrak akibat keadaan kahar ini tentu menimbulkan kerugian bagi para pihak (PP Nomor 16 Tahun 2018).

(8)

5 II.3 Hubungan Profesi Geodesi dengan Pajak

Profesi geodesi merupakan profesi yang banyak bergerak di bidang jasa.

Salah satu bidang jasa yang berada di lingkup geodesi adalah jasa konstruksi. Jasa konstruksi memiliki hubungan erat dengan pajak dalam menjalankan pekerjaannya.

Jasa konstruksi mempunyai kontribusi yang besar untuk negara. Jasa konstruksi dinilai sebagai usaha yang mempunyai peluang kontribusi bagi pajak yang mumpuni. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan jasa konstruksi adalah pemberian jasa yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan ahli yang profesional dibidangnya, suatu usaha yang melakukan kegiatan untuk memperoleh pendapatan. Masing-masing klasifikasi pada jasa konstruksi dikenakan pajak yang berbeda-beda (Mahera, 2022).

Sistem perencanaan adalah suatu perusahaan atau perorangan yang menghasilkan perencanaan bangunan, seperti desain gambaran tentang spesifikasi bangunan yang akan dibangun. Sistem pengawasan adalah suatu badan usaha atau perorangan yang melaksanakan pekerjaan pengawasan pada pelaksanaan jasa konstruksi. Sistem pelaksanaan adalah suatu perusahaan atau perorangan yang melakukan konstruksi, seperti membangun fasilitas. Usaha jasa konstruksi dikenakan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) karena merupakan objek pajak yang memberikan jasa dan menghasilkan pendapatan. Usaha jasa konstruksi juga memiliki istilah pemotong dan pemungut. Pemotong adalah pihak yang melakukan pembayaran sehingga mengurangi dana yang seharusnya diterima penyedia jasa untuk pajak, sedangkan pemungut adalah kegiatan yang dilakukan penyedia jasa dengan meminta kelebihan uang dari dana yang seharusnya dibayar pengguna jasa untuk pajak. perbedaan pada sistem perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam usaha jasa konstruksi melibatkan keadaan perusahaan yang memiliki SIUJK (Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi) dan SBU (Sertifikat Badan Usaha) atau yang tidak memiliki SIUJK dan SBU sehingga pajak pada masing-masing kegiatan mendapatkan perlakuan tarif berbeda (Mahera, 2022). Oleh karena itu, calon pengusaha jasa konstruksi dapat terlebih dahulu memahami mengenai masalah dan pengenaan pajak yang akan dihadapi dalam usahanya agar sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

(9)

6 II.4 Hubungan Profesi Geodesi dengan Teknik Lainnya

Pekerjaan geodesi merupakan pekerjaan yang mengharuskan adanya kolaborasi untuk merealisasikan satu tujuan yang diwujudkan dalam bentuk proyek.

Salah satu bentuk realisasi proyek adalah pekerjaan jasa konstruksi. Pada pekerjaan jasa konstruksi melibatkan profesi geodesi dan teknik lainnya. Tahap perencanaan pada pekerjaan konstruksi sebuah bangunan diawali oleh profesi arsitek. Arsitek bertugas melakukan perencanaan detail mengenai sebuah bentuk konkret dari bangunan. Desain bangunan yang dilakukan oleh arsitek menekankan pada nilai estetika dari bangunan tersebut. Arsitek lebih memerhatikan detail setiap item bangunan berdasarkan kombinasi yang membentuk suatu karya yang indah.

Bangunan yang telah didesain oleh arsitek kemudian direalisasikan menjadi sebuah bangunan yang kuat dan kokoh dengan bantuan pekerjaan teknik lainnya (Mahapatni, 2019).

Pembangunan bangunan yang kuat dan kokoh menjadi tugas insinyur teknik sipil. Civil Engineer akan mengkaji desain bangunan oleh arsitek dari segala bentuk detail perhitungan, seperti pembebanan dan kekuatan bangunan. Apabila segala perhitungan dan analisis yang telah dilakukan oleh insinyur teknik sipil, maka arsitek kembali mengkaji segala perhitungan yang telah dilakukan oleh insinyur teknik sipil. Arsitek akan mengkaji ulang desain dengan pertimbangan hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh insinyur teknik sipil dengan tetap memperhatikan nilai estetika dari suatu bangunan. Desain bangunan yang telah tersusun dengan baik secara estetika dan perhitungannya, kemudian diaplikasikan di lapangan untuk dilakukan pembangunan.

Pengaplikasian berupa pembangunan suatu bangunan dikoordinir oleh seorang insinyur teknik geodesi, dalam hal ini adalah seorang surveyor. Surveyor akan mengkaji gambar rencana untuk dapat diaplikasikan secara teliti di lapangan.

Tugas surveyor adalah melakukan survei serta pengukuran di lapangan dalam hal ini adalah melakukan pengukuran elevasi dan posisi dari item-item yang pada pada gambar struktur, melakukan penyusunan dan penggambaran, dan mengevaluasi hasil pengukuran. Lalu hasil pengukuran tersebut dijadikan acuan bagi para pekerja untuk melakukan tugasnya dalam pembangunan. Selain itu, seorang surveyor juga

(10)

7 mengawasi pekerjaan kontraktor dan memastikan seluruh pekerjaan dijalankan secara akurat (Mahapatni, 2019).

II.5 Hubungan Profesi Geodesi dengan Informatika

Profesi geodesi memiliki beberapa kompetensi keahlian, salah satunya adalah kompetensi keahlian di bidang pertanahan. Bidang pertanahan merupakan salah satu bidang di lingkup geodesi yang memiliki hubungan dengan bidang profesi di luar geodesi. Salah satu bidang yang memiliki hubungan dengan bidang pertanahan adalah adalah dengan informatika. Data pertanahan merupakan salah satu data yang dapat dijadikan acuan dalam bidang pekerjaan lainnya (satuan bidang tanah/ruang), yang dimanajemen oleh Kementerian ATR/BPN. Perubahan data pertanahan tergolong cukup cepat dan semakin meningkat semenjak dicetuskannya program PTSL untuk menyertipikatkan seluruh bidang tanah se- Indonesia. Hal tersebut berdampak pada munculnya sertipikat ganda, munculnya bidang tanah yang ternyata belum dapat dipetakan (K4), sengketa tanah, dan lain sebagainya. Salah satu solusi untuk permasalahan tersebut adalah melakukan sensus pertanahan.

Sensus pertanahan adalah salah satu solusi untuk menanggulangi dampak yang akan terjadi. Sebelum dilakukan PTSL, sebaiknya dilakukan sensus pertanahan untuk memperoleh informasi dari setiap bidang tanah. Apakah sudah bersertipikat atau belum, pernah ada riwayat sengketa seperti apa, terdaftar obyek pajak atau tidak, dan lain sebagainya. Satu bidang tanah akan memiliki satu cerita yang berbeda dari bidang tanah lainnya. Oleh karena itu perlu adanya pengumpulan informasi di masyarakat agar data pertanahan ini menjadi valid dan akurat, sehingga rencana selanjunya pun menjadi tepat sasaran. Sensus pertanahan ini merupakan kegiatan yang berkaitan dengan informatika dan memiliki peran penting dalam kegiatan pertanahan. Masyarakat di Indonesia memiliki kebutuhan akan bidang tanah atau ruang yang berbeda-beda. Heterogenitas kebutuhan ruang tersebut menyebabkan penggunaan lahan yang berbeda dan tingkat kelegalan yang berbeda pula. Selain data pertanahan oleh Kementerian ATR/BPN, dibentuk pula beberapa kementerian dan instansi pemerintahan berskala nasional maupun daerah yang berguna untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat Indonesia yang beragam.

Setiap instansi pemerintah memiliki fungsi yang berbeda dalam mendukung

(11)

8 kebutuhan masyarakat, sehingga informasi yang dikumpulkan dan digunakan pun berbeda antar instansi. Sistem informasi merupakan sebuah wadah untuk mempermudah proses sinkronisasi dengan dibantu teknologi canggih terbaru dan manajemen basisdata yang besar. Jika data dari semua instansi dimanajemen dalam sebuah sistem informasi multiguna, maka dapat diakses oleh berbagai pihak yang berwenang. Hal ini dapat meningkatkan fungsi dari masing-masing dari data itu sendiri dan juga memutakhirkan perencanaan yang dilakukan oleh instansi pemerintahan (Muljanto, 2021).

(12)

9

BAB III PENUTUP

III.1 Simpulan

Simpulan dari makalah ini sebagai berikut:

1. Hubungan profesi geodesi, dalam hal ini adalah bidang pertanahan dengan notaris adalah notaris memiliki kewenangan dalam pelepasan hak atas tanah dapat dilakukan dengan cara jual-beli, tukar menukar, hibah maupun dengan ganti kerugian. Salah satu hal yang harus dilakukan notaris sebelum membuat akta peralihan hak atas tanah adalah mengetahui persoalan hukum yang dihadapi yaitu menanyakan kepada para penghadap terkait cara peralihan hak atas tanah. Sebelum melakukan pelepasan hak, notaris harus memeriksa keabsahan dokumen atau bukti-bukti kepemilikan tanah dengan mengecek kepada Kantor Pertanahan maupun kepala desa setempat.

2. Hubungan profesi geodesi, dalam hal ini adalah jasa konstruksi dengan hukum adalah adanya perlindungan hukum bagi pihak kontraktor dalam kontrak kerja konstruksi. Pada umumnya, para pihak jasa lebih mementingkan aspek teknis saja dan kurang memerhatikan aspek-aspek lainnya terutama aspek hukum. Aspek hukum dapat memberikan perlindungan kepada para pihak jasa yang berkepentingan apabila terjadi sesuatu hal selama pekerjaan konstruksi berlangsung. Para pihak baru memerhatikan aspek hukum ketika dalam pelaksanaan kontrak terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat.

3. Hubungan profesi geodesi, dalam hal ini adalah jasa konstruksi dengan pajak adalah pengenaan tarif pajak yang berbeda-beda berdasarkan klasifikasi jasa konstruksi, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan jasa konstruksi.

Hal tersebut berguna untuk calon pengusaha jasa konstruksi dapat terlebih dahulu memahami mengenai masalah dan pengenaan pajak yang akan dihadapi dalam usahanya agar sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

4. Pekerjaan geodesi merupakan pekerjaan yang mengharuskan adanya kolaborasi untuk merealisasikan satu tujuan yang diwujudkan dalam bentuk proyek. Salah satu bentuk realisasi proyek adalah pekerjaan jasa konstruksi.

(13)

10 Pada pekerjaan jasa konstruksi melibatkan profesi geodesi dan teknik lainnya. Tahap perencanaan pada pekerjaan konstruksi sebuah bangunan diawali oleh profesi arsitek yang lebih menekankan pada nilai estetika.

Pembangunan bangunan yang kuat dan kokoh menjadi tugas insinyur teknik sipil. Pengaplikasian berupa pembangunan suatu bangunan dikoordinir oleh seorang insinyur teknik geodesi

5. Hubungan profesi geodesi, dalam hal ini adalah bidang pertanahan dengan informatika adalah menjadi sebuah wadah untuk mempermudah proses sinkronisasi dengan dibantu teknologi canggih terbaru dan manajemen basisdata yang besar. Jika data dari semua instansi dimanajemen dalam sebuah sistem informasi multiguna, maka dapat diakses oleh berbagai pihak yang berwenang. Hal ini dapat meningkatkan fungsi dari masing-masing dari data itu sendiri dan juga memutakhirkan perencanaan yang dilakukan oleh instansi pemerintahan

III.2 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah menambah lebih banyak literatur mengenai hubungan profesi geodesi dengan profesi lainnya dan dapat menambah pengetahuan dengan melakukan wawancara dengan narasumber yang berkaitan.

(14)

iv

DAFTAR PUSTAKA

Farid, A. H., & Riyadi, R. (2019). Etika Profesi. Modul D4 STPN.

Gonjani, R. L. (2022). Perlindungan Hukum Bagi Pihak Kontraktor Dalam Kontrak Kerja Konstruksi Akibat Keadaan Kahar (Studi Kasus: PT. Bimapatria Pradanaraya). Dinas Kepemudaan dan Olah Raga Kota Surakarta, 108- 116.

Herawati, L. (2008). Peran dan Tugas Notaris Dalam Proses Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum . Tesis Universitas Indonesia.

Mahapatni, I. A. (2019). Metode Perencanaan dan Pengendalian Proyek Konstruksi. UNHI Press.

Mahera, A. I. (2022). Implementasi Perpajakan Dalam Usaha Jasa Konstruksi Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan. Jurnal Keuangan Negara dan Kebijakan Publik, 256-278.

Muljanto, H. (2021). Sensus Pertanahan Untuk Sistem Informasi Pertanahan Lengkap. Laporan Aksi Perubahan.

PP Nomor 16 Tahun 2018. (n.d.).

UU Nomor 2 Tahun 2017. (n.d.).

Yustica, A., Ngadino, & Sukma, N. M. (2020). Peran Etika Profesi Notaris Sebagai Upaya Penegakan Hukum. NOTARIUS, 60-71.

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini membahas konsep etika dalam profesi guru, berbagai peran guru, kedudukan guru sebagai tenaga profesional, pengembangan kompetensi dan profesi guru, guru

Etika merupakan suatu ilmu yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.Dan etika profesi terdapat suatu kesadaran

Dasar pemikiran yang melandasi penyusuanan etika profesional setiap profesi adalah kebutuhan proses tersebut tentang kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa

melaksanankan pelayanan yang baik, maka penulis tertarik untuk membahas lebih mendalam mengenai pelaksanaan etika profesi di tempat kerja, etika berbusana dan etika

Keaktifan mahasiswa mempresentasikan tugas kuliah 5% 4 Mahasiswa mampu memahami C2 dan memperhatikan A1 konsep hubungan profesi geodesi dengan teknik sipil, problema tanah dan PWK

Etika khusus Data Scientist adalah etika atau hal-hal yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh seorang dengan profesi seebagai Data Scientist pada suatu perusahaan atau dalam hal ini

Makalah ini membahas tentang etika keperawatan yang disusun oleh kelompok mahasiswa S1 Farmasi STIKES Buleleng sebagai tugas mata kuliah Konsep Dasar

Makalah membahas etika dan profesi pengawas serta penilik sekolah, termasuk tugas, kode etik, pengembangan karir, dan sistem