Faktor Determinan yang Memengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa
Article · November 2020
DOI: 10.26858/v3i1.13164
CITATION
1
READS
235
3 authors, including:
Muhammad Rakib Universitas Negeri Makassar 129PUBLICATIONS 615CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Muhammad Rakib on 01 November 2020.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
55
Vol. 3, No.1, Februari 2020 Hal 55-66 Website: http://ojs.unm.ac.id/pir
p-ISSN: 2614-2325 dan e-ISSN: 2614-2317 DOI: https://doi.org/10.26858/v3i1.13164
Faktor Determinan yang Memengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa
Muhammad Aras1 Chalid Imran Musa2 Muhammad Rakib3
123Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Makassar. Indonesia Coresponden Author Email: 1[email protected]
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan yang memengaruhi minat berwirausaha mahasiswa. Penelitian ini adalah penelitian Survey.
Populasi dalam penelitian adalah mahasiswa angkatan 2014, 2015 dan 2016 jumlah keseluruhan mahasiswa sebanyak 581 mahasiswa kemudian pengambilan sampel secara simple random sampling terpilih sebanyak 216 mahasiswa psikologi yang telah mengampuh mata kuliah kewirausahaan. Teknik pengumpulan data menggunakan skala sikap personal, skala norma subyektif, skala persepsi kontrol perilaku, dan skala minat berwirausaha mahasiswa melalui angket. Data dianalisis dengan uji regresi dan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (i) terdapat pengaruh yang signifikan sikap personal terhadap minat berwirausaha mahasiswa dominan di kategori sedang, (ii) terdapat pengaruh yang signifikan norma subyektif terhadap minat berwirausaha mahasiswa dominan di kategori sangat rendah, (iii) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan persepsi kontrol perilaku terhadap minat berwirausaha mahasiswa dominan di kategori kuat dibandingkan sikap personal dan norma subyektif, (iv) secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan sikap personal, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku dominan memiliki tingkat hubungan yang sangat kuat terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
Kata kunci: Sikap Personal, Norma Subyektif, Persepsi Kontrol Perilaku, Minat berwirausaha
Abstract. This study aims to determine the determinants that influence student interest in entrepreneurship. This research is a survey research. The population in the study were students in 2014, 2015 and 2016, with a total number of 581 students, then simple random sampling was chosen as many as 216 psychology students who had taken entrepreneurship courses. Data collection techniques used personal attitude scale, subjective norm scale, perception control scale, and student entrepreneurship interest scale through questionnaire. Data were analyzed by regression and correlation tests. The results showed that: (i) there was a significant influence on personal attitudes towards student interest in dominant entrepreneurship in the medium category, (ii) there was a significant influence of subjective norms on dominant student entrepreneurial interest in the very low category, (iii) there was a positive influence and significant perception of behavioral control on dominant student entrepreneurial interest in the strong category compared to personal attitudes and subjective norms, (iv) together there is a significant influence of personal attitude, subjective norms and perception of dominant behavioral control has a very strong level of relationship with student entrepreneurial interest . Keywords: Personal Attitude, Subjective Norms, Behavior Control Perception,
Entrepreneurial Interest
Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah licenci CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ ).
56 PENDAHULUAN
Perguruan Tinggi mempunyai peranan penting dalam menghasilkan output atau tamatan yang berkualitas dan terampil, sedangkan sektor industri membutuhkan tenaga kerja produktif. Tantangan yang dihadapi Pendidikan perguruan tinggi diharapkan dapat menciptakan lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja baru dan tidak hanya berharap pada kesempatan dan penawaran kerja yang sudah ada. Kemampuan mengubah tantangan menjadi peluang bernilai ekonomi sini dapat dilakukan melalui pembangunan karakter kewirausahaan. Pembangunan karakter ini tidak hanya membangun pola pikir dan motivasi berwirausaha namun juga membekali mahasiswa dengan keterampilan dasar berwirausaha. Berwirausaha merupakan salah satu pilihan yang tepat dan logis karena dilihat dari peluang untuk berhasil yang lebih besar daripada hanya menjadi seorang karyawan di suatu perusahaan. Oleh sebab itu para sarjana lulusan perguruan tinggi perlu dibimbing, dibina, dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja (job seeker) namun dapat dan siap untuk menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job creator) ketika lulus.
Universitas Negeri Makassar memiliki visi sebagai pusat Pendidikan, pengkajian, dan pengembangan Pendidikan, sains teknologi, dan seni berwawasan kependidikan dan kewirausahaan. Menghasilkan sumber daya manusia yang professional dan mampu berpikir kreatif dan menumbuh kembangkan kemampuan social kemasyarakatan dan kemandiriannya.
Pihak universitas bertanggung jawab dalam mendidik dan memberikan kemampuan wirausaha kepada para lulusannya dan memberikan motivasi untuk berani memilih berwirausaha sebagai karir mereka. Pihak perguruan tinggi perlu menerapkan pola pembelajaran kewirausahaan yang konkrit berdasar masukan empiris untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang bermakna agar dapat mendorong semangat mahasiswa untuk berwirausaha (Suharti & Sirine, 2011; Wu
& Wu, 2008).
Permasalahan lapangan kerja hingga saat ini masih belum dapat di atasi di Indonesia.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dan hal tersebut membuat semakin meningkatnya pengangguran intelektual. Pada
akhirnya wirausaha dapat dijadikan sebagai alternatif lain untuk mengurangi tingkat pengangguran karena sedikitnya kesempatan kerja dan lapangan kerja yang ditawarkan yang kemudian banyak orang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara salah satunya adalah menciptakanlapangan usahanya sendiri atau yang lebih dikenal sebagai berwirausaha.
Kasmir (2016) berpendapat bahwa kesempatan untuk mendorong para pelajar dan mahasiswa untuk mulai mengenali dan membuka usaha atau berwirausaha di manapola piker dan lingkungan yang selalu berorientasi menjadi karyawan mulai sekarang kita putar balik menjadi berorientasi untuk mencari karyawan (pegusaha). Jadi menjadi pengusaha merupakan alternatif pilihan yang tepat karena menyediakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.
Berdasarkan data hasil tracer study alumni mahasiswa Psikologi UNM menunjukkan bahwa 44,87% alumni bekerja sebagai HRD pada beberapa perusahaan, 29,91 sebagai PNS di intansi pemerintahan, melanjutkan studi Dalam dan Luar Negeri sebesar 5,98%, sebanyak 3,85% bekerja di biro konsultan psikologi, sebanyak 0,43% bekerja sebagai marketing di perbankan, dan ternyata sebagian alumni juga berwirausaha sekitar 11,45% yang memilih karir sebagai wirausaha.
Dalam hal ini, beberapa alumni berhasil membuat usaha seperti usaha percetakan dan Lembaga training atau Lembaga konsultan.
Longenecker, et al. (2001) berpendapat bahwa tiap orang tertarik pada kewirausahaan karena adanya imbalan yang sangat besar. Suatu dorongan dalam diri individu melakukan yang diinginkan dan melihat bahwa sesuatu mengungtungkan dan mendatangkan kepuasan (Hurlock, 2008). Minat merupakan suatu keinginan yang cenderung menetap pada diri seseorang untuk mengarahkan pada suatu pilihan tertentu sebagai kebutuhannya, kemudian dilanjutkan untuk diwujudkan dalam tindakan nyata dengan adanya perhatian pada objek yang diinginkannya itu untuk mencari informasi sebagai wawasan bagi dirinya (Febri, 2012). Minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir namun berkembang sesuai dengan faktor- faktor yang mempengaruhinya meliputi karakteristik, lingkungan, kepribadian dan motif berwirausaha (Fahmi, Yozza, & Hg, 2009; Z. M.
Zain, Akram, & Ghani, 2010). Salah satu faktor budaya dan faktor-faktor terkait dengan nilai-
57 nilai budaya berpotensi memeiliki dampak signifikan terhadap dinamika niat dan perilaku wirausaha (Jufri & Wirawan, 2018). Penting untuk dipahami bahwa sifat kwirausahaan tidak terbatas pada orang-orang dalam usaha tetapi lebih mendukung keberhasilan dalam banyak bidang yang kemudian menginspirasi orang lain untuk memulai berwirausaha.
Pada dasaranya setiap orang memiliki kemampuan untuk berwirausaha. Setiap orang juga memiliki kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi wirausaha dengan memanfaatkan apa yang ada. Untuk menjadi wirausaha diperlukan keberanian untuk memulai sesuatu yang baru, oleh karena itu sering timbul rasa takut ataupun ragu pada seseorang dalam memulai menjadi wirausaha karena tidak ada kepastian keuntungan ataupun gaji yang didapatkan. Menjadi wirausaha bukan berarti perkara mudah, karena menjadi wirausaha dituntut untuk berani mengambil resiko, pandai beradaptasi dengan perubahan dan juga harus mengahdapi berbagai situasi. Banyak juga kendala yang harus dihadapi seorang wirausaha, seperti tanggung jawab yang besar karena bertanggungjawab sepenuhnya terhadap bisnis yang dibangun, ketidakpastian pendapatan dikarenakan bekerja sendiri secara mandiri tanpa adanya gaji, tekanan saat konflik, yang mana akan memicu stress, adanya resiko kehilangan modal. Rendahnya tingkat pengalaman dalan menjalankan usaha menjadi penyebab karakteristik wirausaha dan akan berdampak pada kinerja usaha (Aisyah, Musa, & Ramli, 2017). Maka itu diperlukan pengetahuan dan pengalaman untuk menjadi seorang wirausaha.
Pengetahuan dan pengalaman dapat dipelajari dari wirausaha lain yang telah sukses ataupun pengalaman kerja orang lain yang dapat bermanfaat.
Seorang wirausaha juga dapat mengambil sebanyak mungkin peluang untuk memanfaatkan potensi yang ada disekitarnya untuk memperoleh keuntungan. Jika seorang wirausaha mulai mengembangkan bisnisnya, maka akan terciptalah lapangan kerja baru yang otomatis akan menyerap tenaga kerja, ini dapat memberikan kontribusi yang baik bagi masyarakat dan juga Negara. Berkaitan dengan pengambilan keputusan, persepsi resiko atau risk perception juga dibutuhkan dalam berwirausaha guna mencegah munculnya kinerja buruk (Brush et al., 2003). Penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja dapat mendorong seseorang untuk menjadi wirausaha
karena diketahuinya faktor-faktor tersebut dapat dijadikan dukungan untuk menjadi wirausaha dalam mengawali kariernya.
Berdasarkan Theory Of Planned Behavior (TPB) (Ajzen, 1991) bagi banyak orang, keputusan berwirausaha merupakan perilaku dengan keterlibatan tinggi (high involvement) karena dalam mengambil keputusan akan melibatkan faktor internal seperti kepribadian, persepsi, motivasi, pembelajaran (sikap), faktor eksternal seperti keluarga, teman, tetangga dan lain sebagainya (norma subyektif). Kemudian mengukur kontrol keperilakuan yang dirasakan (perceived control behavior) yaitu suatu kondisi bahwa orang percaya tindakan itu mudah atau sulit untuk dilakukan dengan memahami berbagai risiko atau rintangan-rintangan yang ada apabila mengambil tindakan tersebut (Tjahjono & Ardi, 2008). Menurut (Ramayah & Harun, 2005) menjelaskan bahwa “kepribadian merupakan salah satu yang harus dimiliki wirausaha sukses”.
Berdasarkan penelitian terdahulu, dengan peneliti (Andika & Madjid, 2012), mendapatkan hasil bahwa variabel Sikap berperilaku, Norma Subjektif, dan efikasi diri berpengaruh positif terhadap Intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Penelitian yang dilakukan oleh (Astuti & MArtdianty, 2012), menyimpulkan bahwa variabel Sikap berperilaku, Norma Subjektif, dan efikasi diri berpengaruh positif pada mahasiswa di 6 Universitas diIndonesia.
Di samping itu, tumbuhnya minat berwirausaha juga tidak lepas dari pengaruh faktor ekstrinsik. Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi individu karena pengaruh rangsangan dari luar. Begitu pula yang dikatakan oleh Alma (2010), ada dua hal yang paling memberikan dorongan kepada seseorang untuk masuk dalam dunia wirausaha, yaitu: (1) Personal Atributes, (2) Personal Environment. Personal attributes adalah faktor yang berhubungan dengan aspek kepribadian yang dimiliki seseorang seperti keinginan bebas dalam bekerja dan rasa toleransi terhadap risiko.
Personal Environment adalah faktor dari lingkungan yang memberi dorongan minat untuk berwirausaha seseorang contohnya seperti bagaimana pendidikan kewirausahaan memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk memulai suatu usaha.
58 (Scarborough & Zimmerer, 2007) mengemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan salah satunya adalah desire for responsibility, yaitu memiliki rasatanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
Seseorang yang ingin merasa bebas dalam bekerja haruslah memiliki rasa tanggung jawab atas segala usahanya agar usahanya tersebut dapat berjalan dengan baik. Kemudian karakteristik lainya adalah preference for moderate risk, yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
Sikap Personal
Sikap sebagai kecenderungan yang di pelajari untuk memberi respon atau menerima ransangan terhadap obyek secara konsisten baik dalam rasa suka maupun tidak suka (Andika &
Madjid, 2012) (Andika & Madjid, 2002; Assael, 2001; Mowen dan Minor, 2002). Terlepas dari berbagai penelitian tentang kepribadian wirausahawan sedikit perhatian telah difokuskan pada motif dan sikap sosial wirausahawan (Decker, Calo, & Weer, 2012). Sikap berwirausaha yaitu kecenderungan untuk bereaksi secara afektif dalam menanggapi risiko yang di hadapi dalam suatu bisnis. sikap personal mengacu pada sejauh mana individu memegang positif atau penilaian pribadi negative tentang menjadi seorang pengusaha (Ajzen, 1987).
Norma Subyektif
norma subyektif sebagai persepsi sebagian besar orang yang dianggap penting bagi dirinya dan mempengaruhinya, yang mengharapkan dirinya melakukan atau tidak melakukan sesuatu perilaku tertentu. norma subyektif adalah persepsi individu tentang apakah orang lain akan mendukung atau tidak terwujudnya tindakan tersebut (Ajzen, 1991;
Baron, 2004). Subjective norms hubungannya mengacu pada persepsi dimana sekelompok orang memberikan pengaruh besar atas perilaku orang, mempelajari dimana jaringan sosial mempengaruhi perilaku individu (Krueger &
Kickul, 2008). (Abrams, Hogg, & Marques, 2004) memberikan penjelasan bahwa norma subyektif adalah produk dari persepsi individu tentang beliefs yang dimiliki oraang lain.
Dengan demikian norma subyektif yaitu keyakinan individu untuk mematuhi arahan atau anjuran orang lain disekitarnya untuk turut dalam melakukan aktivitas berwirausaha.
Persepsi Kontrol Perilaku
kontrol perilaku persepsian atau perceived behavioral control (PBC) mengacu pada persepsi kemudahan atau kesulitan menjadi seorang pengusaha (Liñán & Chen, 2002, 2009).
Hal ini juga harus mencakup perasaan mampu dan persepsi tentang pengendalian perilaku.
Menurut (Ajzen, 1991) persepsi control perilaku adalah motivasi seseorang di pengaruhi oleh bagaimana ia mempersepsi tingkat kesulitan atau kemudahan untuk menampilkan suatu perilaku tertentu. Artinya bahwa jika seseorang memiliki kontrol yang kuat mengenai faktor- faktor yang ada yang akan memfasilitasi suatu perilaku, maka seseorang tersebut memiliki persepsi yang tinggi untuk mampu mengendalikan suatu perilaku. Sebaliknya, seseorang tersebut akan memiliki persepsi yang rendah dalam mengendalikan suatu perilaku jika ia memiliki kontrol yang kuat mengenai faktor- faktor yang menghambat perilaku. (Krueger &
Kickul, 2008) menyatakan Konsep perceived behavioral control berkaitan dengan efikasi diri (self-efficacy) dan tingkat keterampilan seseorang menentukan kesuksesan mereka dan bahwa peluang tergantung pada persepsi seseorang dalam mengendalikan situasi. Lebih lanjut (Ajzen, 1991) menyatakan bahwa persepsi kontrol perilaku dapat mempengaruhi perilaku berwirausaha secara langsung atau tidak langsung melalui minat berwirausaha.
Minat berwirausaha
Menurut (Fahmi et al., 2009) minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir namun berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha meliputi karakteristik (jenis kelamin dan usia), lingkungan (lingkungan keluarga, lingkungan Pendidikan, lingkungan masyarakat, kepribadian (ektraversi, kesepahaman/ agreebleeness, berani mengambil resiko, kebutuhan berprestasi dan independent, evaluasi diri serta overcon_dance/
kepercayaan diri yang lebih) dan motif berwirausaha (bekerja dan penyaluran ide kreatif).
Minat berwirausaha sering melibatkan nyali batin, ambisi dan perasaan berdiri sendiri karena persepsi pada dasaranya adalah perilaku atau niat wirausaha, banyak faktor yang telah diprediksi dapat mempengaruhi minat seseorang untuk berkarir sebagai wirausaha, seperti keinginan untuk menjadi wirausaha, faktof kerpirbadian, keterampilan wirausaha dan ketersediaan modal ( zahariah mohd Zain &
Akram, 2010). Pada dasarnya pembentukan jiwa
59 kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Terbentuknya intensi atau minat dapat diterapkan dengan teori perilaku terencana yang mengasumsikan manusia selalu mempunyai tujuan dalam berperilaku (Hill, Fishbein, & Ajzen, 1977).
Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar merupakan Lembaga Pendidikan Universitas Negeri Makasar yang bertujuan menghasilkan lulusan yang cintadamai, berjiwa wirausaha dan bersikap professional juga dirasa perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dalamdiri mahasiswanya. Minat berwirausahadapat terus dikembangkan menjadi usahanyata sebagai aplikasi dari jiwa kewirausahaan yang dimiliki.
Tanpa melalaikan tujuannya untuk menghasilkan tenaga psikolog, Program Studi Psikologi FPsi UNM diharapkan juga mampu menghasilkan lulusan yang ikutserta mensejahterakan masyarakat dan meningkatkan perekonomian bangsa melalui kewirausahaan.
Sebagai penyelenggara pendidikan, Universitas Negeri Makassar telah menetapkan Mata Kuliah
Kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib yang harusditempuh mahasiswa supaya wawasanmahasiswa mengenai kewirausahaan dapat berkembang. Program Studi Psikologi FPsi UNM menempatkan Mata Kuliah Kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib yang harus ditempuh mahasiswa pada semester empat.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan metode survey, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian (angket). Populasi dalam penelitian 469 mahasiswa dengan Teknik pengumpulan sampel menggunakan simple random sampling dan sebaran sampel sebnayak 216 mahasiswa. Kemudian analisis menggunakan uji regresi dan uji korelasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Pengujian Hipotesis Sikap Personal Terhadap Minat Berwirausaha
Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Sikap Personal (X1) Terhadap Minat Berwirausaha (Y) Nilai Koefisien
Regresi (r)
Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Nilai Konstanta
Nilai α Sig.
A B
0.533a 0.284 14.090 0.553 0,05 0,000
Sumber : Data diolah, 2018
Berdasarkan data hasil analisis pada tabel 1 pada kolom Koefisien korelasi (R) ditemukan hasil sebesar 0.533 yang menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang antara sikap personal terhadap minat berwirausaha. Pada kolom koefisien determinasi (R Square) ditemukan nilai sebesar 0.284 atau 28,4%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independent (sikap personal) terhadap variabel dependen (minat berwirausaha) sebesar 28,4% sedangkan sisanya 71,6% dipengaruhi oleh variabel lain.
Konstanta sebesar 14,090 artinya bahwa peningkatan satu variabel sikap personal dengan
asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan peningkatan minat berwirausaha sebesar 14,090. hasil analisis data diperoleh nilai probabilitas Sig. sebesar 0,000, kemudian dibandingkan dengan probabilitas α = 0,05, ternyata nilai probabilitas α = 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas Sig. atau (0,05 > 0,000) maka maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya signifikan. Jadi, terbukti bahwa sikap personal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
2) Pengujian Hipotesis Norma Subyektif terhadap Minat Berwirausaha
Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Norma Subyektif (X1) Terhadap Minat Berwirausaha (Y) Nilai Koefisien
Regresi (r)
Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Nilai Konstanta
Nilai α Sig.
A B
0.164a 0.027 38.425 0.127 0,05 0,016
Sumber : Data diolah, 2018
60 Berdasarkan data hasil analisis pada tabel 2 kolom Koefisien korelasi (R) ditemukan hasil sebesar 0.164 yang menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat rendah antara norma subyektif terhadap minat berwirausaha.
Pada kolom koefisien determinasi (R Square) ditemukan nilai sebesar 0.027 atau 2,7%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (norma subjektif) terhadap variabel dependen (minat berwirausaha) sebesar 2,7% sedangkan sisanya 97,3% dipengaruhi oleh variabel lain
Konstanta sebesar 38,425 artinya bahwa peningkatan satu variabel sikap personal dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan peningkatan minat berwirausaha sebesar 38,425. Persamaan tersebut
menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 poin nilai norma subyektif (X2) maka nilai minat berwirausaha (Y) akan meningkat sebesar 0,127.
hasil analisis data diperoleh nilai probabilitas Sig. sebesar 0,000, kemudian dibandingkan dengan probabilitas α = 0,05, ternyata nilai probabilitas α = 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas Sig. atau (0,05 > 0,016) maka maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya signifikan.
Jadi, terbukti bahwa norma subyektif mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
3) Pengujian Hipotesis Persepsi Kontrol Perilaku Terhadap Minat Berwirausaha
Tabel 3.Hasil Analisis Regresi persepsi Kontrol Perilaku (X2) Terhadap Minat Berwirausaha (Y) Nilai Koefisien
Regresi (r)
Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Nilai Konstanta
Nilai α Sig.
A B
0.705a 0.496 5.650 1.065 0,05 0,000
Sumber : Data diolah, 2018
Berdasarkan data hasil analisis pada tabel 3 pada kolom Koefisien korelasi (R) ditemukan hasil sebesar 0.705 yang menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara persepsi kontrol perilaku terhadap minat berwirausaha. Pada kolom koefisien determinasi (R Square) ditemukan nilai sebesar 0,496 atau 49,6%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (persepsi kontrol perilaku) terhadap variabel dependen (minat berwirausaha) sebesar 49,6%
sedangkan sisanya 60,4% dipengaruhi oleh variabel lain. Konstanta sebesar 5,650 artinya bahwa peningkatan satu variabel persepsi kontrol perilaku dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan peningkatan minat berwirausaha sebesar 5,650. Persamaan
tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 poin nilai persepsi kontrol perilaku (X3) maka nilai minat berwirausaha (Y) akan meningkat sebesar 1,065. hasil analisis data diperoleh nilai probabilitas Sig. sebesar 0,000, kemudian dibandingkan dengan probabilitas α = 0,05, ternyata nilai probabilitas α = 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas Sig.
atau (0,05 > 0,000) maka maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya signifikan. Jadi, terbukti bahwa persepsi kontrol perilaku mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
4) Pengujian Hipotesis Sikap Personal, Norma Subyektif, Persepsi Kontrol Perilaku terhadap Minat berwirausaha
Tabel 4 Hasil Analisis Regresi Ganda X1, X2, dan X3 Terhadap (Y)
Nilai Koefisien Regresi (r)
Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Nilai Konstanta
α b1 b2 b3
0.883 0.813 20.803 0.631 0.466 0.509
Sumber : Data diolah, 2018
61 Berdasarkan data hasil analisis pada tabel 4 pada kolom Koefisien korelasi (R) ditemukan hasil sebesar 0,883 berada dibawah 0,800 – 1,000. Dari hasil tersebut maka dapat di tafsirkan bahwa hubungan variabel sikap personal, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku terhadap minat berwirausaha memiliki tingkat hubungan yang sangat kuat. Pada kolom koefisien determinasi (R Square) ditemukan nilai sebesar 0,813 atau 81,3%. Artinya Kemampuan variabel sikap personal, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku meningkatkan minat berwirausaha adalah sebesar 81,3%, sisanya yaitu sebesar 18,7%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Konstanta sebesar 20,803 artinya bahwa jika nilai variabel bebas X1 X2 dan X3 sama dengan nol maka nilai Y adalah 20,803. Koefisien regresi sikap personal (X1) sebesar 0,631 artinya bahwa peningkatan satu variabel sikap personal dengan asumsi variabel
bebas lain konstan akan menyebabkan peningkatan minat berwirausaha mahasiswa sebesar 0,631. Koefisien regresi norma subyektif (X2) sebesar 0,466 artinya bahwa peningkatan satu variabel norma subyektif dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan peningkatan minat berwirausaha mahasiswa sebesar 0,466. Koefisien regresi persepsi kontrol perilaku (X3) sebesar 0,509 artinya bahwa peningkatan satu variabel persepsi kontrol perilaku dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan peningkatan minat berwirausaha mahasiswa sebesar 0,509. Selain itu, berdasarkan persamaan diatas, dapat diketahui bahwa sikap personal, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku memiliki pengaruh yang positif terhadap minat berwirausaha. Hasil analisis regresi berganda untuk uji signifikansi (Uji F) dapat dilihat pada tabel 5
Tabel 5. Hasil Analisis Uji Signifikansi regresi Ganda
Fhitung Ftabel Sig F change Sig. α keterangan
111.961 2.65 0.000 0.05 Pengaruh Significant
Sumber : Data di olah SPSS V.17, 2018 Berdasarkan hasil analisis data dengan SPSS pada tabel 5 diperoleh nilai probabilitas Sig. F change sebesar 0,000, kemudian dibandingkan dengan probabilitas α = 0,05, ternyata nilai probabilitas α = 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas Sig. F change atau (0,05 >
0,000) maka maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya signifikan. Selain itu, dari nilai Fhitung
yang diperoleh, dapat diketahui bahwa nilai F
hitung lebih besar dari F tabel (111,961 > 2,65) hal ini pun membuktikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya signifikan. Jadi, terbukti bahwa sikap personal, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
Pembahasan
1. Pengaruh Sikap Personal Terhadap Minat Berwirausaha
Sikap merupakan pernyataan evaluatif (Liñán & Chen, 2002), baik yang menyenangkan maupun yang tidak tentang suatu obyek, orang, dan pada suatu peristiwa. Sikap merupakan cerminan bagaimana seseorang
merasakan sesuatu. Sikap personal juga berasal dari perasaan seseorang dalam melihat suatu hal, apakah dianggap positif atau negative yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap hal tersebut.
Penelitian sebelumnya oleh (Andika &
Madjid, 2012) ditemukan bahwa sikap berperilaku mempunyai pengaruh yang positif, mahasiswa dengan sikap berperilaku yang positif cenderung akan berani berwirausaha dan menghadapi tantangan. (Rakib, 2010) sikap kewirausahaan yaitu inovatif, keberanian mengambil resiko dan sikap proaktif memberikan kontribusi terhadap kinerja. Sikap personal merupakan salah satu pondasi dari terbentuknya niat berwirausaha yang berasal dari diri seseorang. Semakin kuat sikap berperilaku maka seseorang akan mempunyai pandangan yang baik akan suatu masalah yang dihadapinya serta tidak mudah menyerah ketika dalam keadaan yang sulit. Sikap berperilaku menurut Mowen dan Minor (2002) merupakan afeksi atau perasaan terhadap sebuah rangsangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bereaksi secara afektif dalam menanggapi suatu resiko yang akan di hadapi dalam suatu bisnis. Dengan
62 adanya sikap berperilaku mahasiswa akan menjadi kreatif, inovatif, dan juga suka menghadapi risiko dan tantangan dalam berbisnis.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ada faktor utama yang mempengaruhi sikap personal yaitu merupakan pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun yang tidak tentang suatu obyek, orang, dan pada suatu peristiwa dan membantu memunculkan kebangkitan diri individu dari keadaan yang tidak diinginkan, maka pengaruh signifikan dari variabel sikap personal sangat ditentukan oleh besarnya peran indikator yang membentuknya yakni tertarik pada peluang usaha, berfikir kreatif dan inovatif, pandangan positif mengenai kegagalan usaha, memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab dan suka menghadapi resiko dan tantangan dengan ini disimpulkan bahwa variabel sikap personal merupakan alah satu faktor penting yang turut berperan dalam meningkatkan minat berwirausaha yang signifikan pada Fakultas Psikologi UNM.
Indikator yang dominan dalam membentuk variabel sikap personal adalah indikator tertarik pada peluang usaha, berfikir kreatif dan inovatif, pandangan positif mengenai kegagalan usaha, memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab dan suka menghadapi resiko dan tantangan artinya pandangan positif mengenai kegagalan usaha, memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab dan suka menghadapi resiko dan tantangan menjadi faktor utama dalam minat kewirausahaan. Sikap personal merupakan kecenderungan untuk bereaksi secara afektif dalam menanggapi suatu resiko yang akan dihadapi dalam suatu bisnis Dengan adanya indikator tertarik pada peluang usaha dan berfikir kreatif dan inovatif memiliki pengaruh dalam minat berwirausaha, mahasiswa dengan sikap personal yang positif cenderung akan berani berwirausaha dan menghadapi tantangan.
2. Pengaruh Norma Subyektif Terhadap Minat Berwirausaha
Muchlis H mas’ud (2012) menyebutkan bahwa Norma-norma subyektif (subjective norms) adalah pengaruh sosial yang mempengaruhi seseorang untuk berperilaku.
Seseorang akan memiliki keinginan terhadap suatu obyek atau perilaku seandainya ia terpengaruh oleh orang-orang di sekitarnya
untuk melakukannya atau ia meyakini bahwa lingkungan atau orang-orang disekitarnya mendukung terhadap apa yang ia lakukan.
Dukungan akan lingkungan yang baik sangat mempengaruhi keyakinan diri seseorang.
Peran norma subjektif terhadap intensi oleh (Hill et al., 1977) menggunakan istilah motivation to comply untuk menggambarkan fenomena ini, yaitu apakah individu mematuhi pandangan orang lain yang berpengaruh dalam hidupnya atau tidak. Semakin tinggi motivasi individu mematuhi pandangan ataupun peranan orang lain dalam berwirausaha maka semakin tinggi intensi untuk berwirausaha (Ramayah & Harun, 2005; Shook & Bratianu, 2010).
Dari penjelasan diatas tentang norma subyektif maka dapat disimpulkan variabel norma subyektif memiliki pengaruh yang signifikan dengan adanya indikator yang membentuknya yaitu keyakinan peran keluarga dalam memulai usaha (Tessema Gerba, 2012), keyakinan dukungan teman dalam usaha, keyakinan dukungan dari dosen, keyakinan dukungan dari pengusaha-pengusaha yang sukses sebagai role model (Schwarz, Wdowiak, Almer-Jarz, & Breitenecker, 2009) dan keyakinan dalam usaha dari orang yang dianggap penting dengan adanya indikator ini maka variabel norma subyektif merupakan salah satu faktor yang utama yang turut berperan dalam minat berwirausaha mahasiswa.
Hal ini terlihat dari dari uji validitas maupun reliabilitas menunjukkan nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel yang berarti setiap butir pernyataan/pertanyaan dari variabel norma subyektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid dan reliable dengan hasil uji signifikansi sebesar 0,016 sesuai dengan penelitian yang dilakukan norma subyektif berpengaruh terhadap niat berwirausaha (Utami, 2017). Indikator yang dominan dalam membentuk variabel norma subyektif adalah keyakinan dalam usaha dari orang yang dianggap penting, keyakinan dukungan dari dosen dan keyakinan dukungan dari pengusaha- pengusaha yang sukses artinya unsur-unsur ini yang menjadi faktor utama dalam minat berwirausaha. Dalam penelitian ini, lingkungan mempengaruhi terbentuknya persepsi dan keyakinan pada mahasiswa Fakultas Psikologi UNM.
3. Pengaruh Persepsi Kontrol Perilaku Terhadap Minat Berwirausaha
63 Persepsi kontrol perilaku atau efikasi diri merupakan keyakinan atau kepercayaan sesorang terhadap kemampuannya (apakah sulit atau mudah) untuk berwirausaha. Efikasi diri menurut (Indarti & Rostiani, 2008) merupakan kepercayaan seseorang atas kemampuannya untuk menyelesaikan suatu perkerjaan.
Seseorang yang mempunyai keyakinan terhadap kemampuan dirinya maka akan berusaha keras dan semangat, tekun dan ulet untuk mencapai apa yang dicita-citakan (Kadarsih & Sumaryati, 2013).
Dari penjelasan diatas tentang persepsi kontrol perilaku maka dapat disimpulkan variabel persepsi kontrol perilaku memiliki pengaruh yang signifikan dengan adanya indikator yang membentuknya yaitu kepercayaan diri akan kemampuan mengelola usaha, Kepemimpinan sumber daya manusia, Kematangan mental dalam usaha, dan Merasa mampu memulai usaha dengan adanya indikator ini maka variabel persepsi kontrol perilaku merupakan salah satu faktor yang utama yang turut berperan dalam minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Psikologi UNM.
Hasil koefisien korelasi menunjukkan bahwa persepsi kontrol perilaku menunjukkan tingkat hubungan yang kuat dibandingkan sikap personal dan norma subyektif terhadap minat berwirausaha. Dalam penelitian (Utami, 2017) dalam hambatan kewirausahaan persepsi control perilaku adalah salah satu perilaku pendorong individu untuk membangkitkan niat berwirausaha. Indikator yang dominan dalam membentuk variabel persepsi kontrol perilaku adalah Keyakinan Merasa mampu memulai usaha dan Kematangan mental dalam usaha artinya unsur-unsur ini yang menjadi faktor utama dalam minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Psikologi UNM.
4. Pengaruh Sikap Personal, Norma Subyektif dan Persepsi Kontrol Perilaku Terhadap Minat Berwirausaha
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa minat berwirausaha mahasiswa memiliki nilai koefisien 0,883 atau 88,3% menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara sikap personal, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Pada kolom koefisien determinasi (R Square) ditemukan nilai sebesar 0,813 atau 81,3%. Hal ini menunjukkan persentase pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap minat berwirausaha
sebesar 81,3% sedangkan sisanya 18,7%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Secara simultan sikap personal, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku terhadap minat berwirausaha dengan nilai F-hitung sebesar 111,961 Sig .000 berpengaruh dan signifikan.
Penelitian yang dilakukan (Andika &
Madjid, 2012) terbukti secara simultan terdapat korelasi yang signifikan antara sikap personal, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku terhadap niat berwirausaha mahasiswa. Sikap secara sederhana disebut sebagai hasil evaluasi menyeluruh mengenai suatu konsep. Secara luas (SchIffman & Kanuk, 2010) mendefinisikan sikap sebagai sebuah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan terhadap suatu objek tertentu.
Pada umumnya, sikap berasal dari pembelajaran sosial lingkungan individu dan merupakan hasil penilaian-penilaian atau pembelajaran yang didapat dari pengalaman seseorang baik langsung maupun tidak langsung. Semakin positif sikap seseorang terhadap suatu perilaku maka akan berbanding lurus dengan intensi (minat) untuk melakukan perilaku, yang lebih jauh lagi akan mempengaruhi minat seseorang untuk mengambil keputusan berwirausaha.
Norma subjektif adalah persepsi seseorang terhadap pikiran pihak-pihak yang dianggap berperan dan memilikki harapan kepadanya untuk melakukan sesuatu dan sejauh mana keinginan untuk memenuhi harapan tersebut. Konsep norma subjektif merupakan representasi dari tuntutan atau tekanan lingkungan yang dihayati individu dan menunjukkan keyakinan individu atas adanya persetujuan atau tidak dari figur-figur sosial jika ia melakukan suatu perbuatan. Orang lain atau figur social dalam norma subjektif yang dimaksud biasanya ialah significant other bagi orang yang bersangkutan (Hill et al., 1977) Semakin seseorang menyakini bahwa orang- orang sekitarnya menyetujui suatu perilaku dan berusaha untuk mewujudkan perilaku tersebut maka seseorang tersebut akan mempengaruhi minat berwirausaha.
Persepsi kontrol perilaku adalah perasaan seseorang mengenai mudah atau sulitnya mewujudkan suatu perilaku tertentu,(Ajzen, 2005). Ajzen menjelaskan tentang perasaan yang berkaitan dengan perilaku kontrol dengan cara membedakannya dengan locus of control atau pusat kendali. Pusat kendali berkaitan dengan keyakinan seseorang
64 yang relatif stabil dalam segala situasi. Persepsi kontrol perilaku dapat berubah tergantung situasi dan jenis perilaku yang akan dilakukan.
Pusat kendali berkaitan dengan keyakinan individu bahwa keberhasilannya melakukan segala sesuatu tergantung pada usahanya sendiri.
Minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan risiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami (Santoso, 1993:172).
Minat berwirausaha merupakan keinginan, motivasi dan dorongan untuk berinteraksi dan melakukan segala sesuatu dengan perasaan senang untuk mencapai tujuan dengan bekerja keras, untuk berdikari membuka suatu peluang dengan keterampilan, serta keyakinan yang dimiliki tanpa merasa takut untuk mengambil resiko, serta bisa belajar dari kegagalan dalam hal berwirausaha (Ramayah &
Harun, 2005). Minat berwirausaha pada mahasiswa akan meningkat apabila mahasiswa memiliki motivasi berwirausaha yang positif.
Sikap individu dan dukungan dari lingkungan mempengaruhi tinggi atau tidaknya minat berwirausaha mahasiswa yang kemudian dipersepsikan kemampuannya mudah atau sulit untuk melakukan perilaku tersebut.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap personal, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku sangat berpengaruh dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Psikologi UNM. artinya dengan adanya indikator yang membentuknya di tiap variabel sikap personal, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku berperan dalam meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Psikologi UNM.
SIMPULAN DAN SARAN
Sikap personal, norma subyektif dan persepsi control perilaku mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan minat berwirausaha mahasiswa. Sikap personal sangat ditentukan oleh ketertarikan pada peluang usaha, berfikir kreatif dan inovatif, pandangan positif mengenai kegagalan usaha, memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab dan suka menghadapi resiko dan tantangan sehingga sikap personal merupakan alah satu faktor penting yang turut berperan dalam meningkatkan minat berwirausaha.
Norma subyektif memiliki pengaruh yang signifikan dengan adanya indikator yang membentuknya yaitu keyakinan peran keluarga dalam memulai usaha, keyakinan dukungan teman dalam usaha, keyakinan dukungan dari dosen, keyakinan dukungan dari pengusaha- pengusaha yang sukses dan keyakinan dalam usaha dari orang yang dianggap penting dengan adanya indikator ini maka variabel norma subyektif merupakan salah satu faktor yang utama yang turut berperan dalam minat berwirausaha mahasiswa. Sedangkan Persepsi kontrol perilaku memiliki pengaruh yang signifikan dengan adanya indikator yang membentuknya. Indikator yang dominan dalam membentuk variabel persepsi kontrol perilaku adalah keyakinan merasa mampu memulai usaha, kematangan mental dalam usaha artinya unsur-unsur ini yang menjadi faktor utama dalam minat berwirausaha mahasiswa.
Berdasarkan hasil penelitian persepsi kontrol perilaku memiliki hubungan yang sangat kuat daripada sikap personal dan norma subyektif terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
DAFTAR RUJUKAN
Abrams, D., Hogg, M. A., & Marques, J. M.
(2004). Social psychology of inclusion and exclusion. In Social Psychology of Inclusion and Exclusion (1st Editio).
https://doi.org/10.4324/9780203496176 Aisyah, S., Musa, C. I., & Ramli, A. (2017).
Effect of Characteristics and Entrepreneurial Orientation towards Entrepreneurship Competence and Crafts and Arts SMEs Business Performance in Makassar. International Review of Management and Marketing, 7(2), 166–
173.
Ajzen, I. (1987). Attitudes, traits, and actions:
Dispositional prediction of behavior in personality and social psychology.
Advances in Experimental Social
Psychology, 20, 1–63.
https://doi.org/10.1016/S0065- 2601(08)60411-6
Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50(2), 179–
211. https://doi.org/10.1016/0749- 5978(91)90020-T
65 Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality and
Behaviour. In Mapping Social Psychology.
https://doi.org/10.1037/e418632008-001 Andika, M., & Madjid, I. (2012). Analisis
Pengaruh Sikap, Norma Subyektif Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswa. Eco Entrepreneurship Seminar & Call for Paper “Improving Performance by Improving Environment,” 190–197.
https://doi.org/10.1007/978-1-4419-0143-0 Astuti, R. D., & MArtdianty, F. (2012). Con fl ict Approaches of Effective Project Manager in the Upstream Sector of Indonesian Oil & Gas Industry. The South East Asian Journal of Management, 6(2), 65–142.
https://doi.org/10.21002/seam.v6i2.1317 Baron, R. A. (2004). The cognitive perspective:
A valuable tool for answering entrepreneurship’s basic “why” questions.
Journal of Business Venturing, 19(2), 221–
239. https://doi.org/10.1016/S0883- 9026(03)00008-9
Brush, C. G., Duhaime, I. M., Gartner, W. B., Stewart, A., Katz, J. A., Hitt, M. A., … Venkataraman, S. (2003). Doctoral education in the field of entrepreneurship.
Journal of Management, 29(3), 309–331.
https://doi.org/10.1016/S0149- 2063(03)00014-X
Decker, W. H., Calo, T. J., & Weer, C. H.
(2012). Affiliation motivation and interest in entrepreneurial careers. Journal of Managerial Psychology, 27(3), 302–320.
https://doi.org/10.1108/026839412112058 35
Fahmi, F., Yozza, H., & Hg, I. R. (2009).
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa Dengan Teknik Sem. Jurnal Matematika UNAND, 1(2), 5–12.
Hill, R. J., Fishbein, M., & Ajzen, I. (1977).
Belief, Attitude, Intention and Behavior:
An Introduction to Theory and Research.
Contemporary Sociology, 6(2), 244.
https://doi.org/10.2307/2065853
Indarti, N., & Rostiani, R. (2008).
Undergraduate student’s entrepreneurial intention: A comparative study among
Indonesia, Japan and Norway. Journal of Indonesian Economy and Business, 23(4), 369–384.
https://doi.org/10.22146/jieb.6316
Jufri, M., & Wirawan, H. (2018). Internalizing the spirit of entrepreneurship in early childhood education through traditional games. Education and Training, 60(7/8), 767–780. https://doi.org/10.1108/ET-11- 2016-0176
Kadarsih, R., & Sumaryati, S. (2013). Faktor- Faktor yang Memengaruhi Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS.
Jupe UNS, 2(1), 95–106.
Krueger, N. F., & Kickul, J. (2008). So You Thought the Intentions Model Was Simple? Cognitive Style and the Specification of Entrepreneurial Intentions Models. SSRN Electronic Journal, (312), 1–24. https://doi.org/10.2139/ssrn.1150881 Liñán, F., & Chen, Y. (2002). Testing the Entrepreneurial Intention Model on a Two- Country Sample. Document de Treball Núm. 06/7. Retrieved from http://ddd.uab.cat/pub/estudis/2001/hdl_20 72_174/UABDT01-6.pdf
Liñán, F., & Chen, Y. (2009). Application of a Specific Instrument to Measure Entrepreneurial Intentions.
Entrepreneurship: Theory and Practice, 33(3), 593–617. Retrieved from http://institucional.us.es/vie/documentos/re sultados/LinanChen2009.pdf
Rakib, M. (2010). Pengaruh Model Komunikasi Wirausaha, Pembelajaran Wirausaha, Dan Sikap Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha Kecil. Jurnal Ilmu Pendidikan,
17(2), 121–129.
https://doi.org/10.17977/jip.v17i2.2630 Ramayah, T., & Harun, Z. (2005).
Entrepreneurial Intention among the Students of Universiti Sains Malaysia ( USM ). International Journal of Management and Entrepreneurship, 1(1), 8–20.
Scarborough, N. M., & Zimmerer, T. W. (2007).
The Entrepreneur’s Guide to ESOPs.
Compensation & Benefits Review.
https://doi.org/10.1177/088636878802000
66 407
SchIffman, L. G., & Kanuk, L. L. (2010).
Consumer Behavior 10th Edition.
https://doi.org/10.1109/LPT.2004.842793 Schwarz, E. J., Wdowiak, M. A., Almer-Jarz, D.
A., & Breitenecker, R. J. (2009). The effects of attitudes and perceived environment conditions on students’
entrepreneurial intent: An Austrian perspective. Education and Training,
51(4), 272–291.
https://doi.org/10.1108/004009109109645 66
Shook, C. L., & Bratianu, C. (2010).
Entrepreneurial intent in a transitional economy: An application of the theory of planned behavior to Romanian students.
International Entrepreneurship and Management Journal, 6(3), 231–247.
https://doi.org/10.1007/s11365-008-0091-2 Suharti, L., & Sirine, H. (2011). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) ( Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana , Salatiga ). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 13(2), 124–134.
https://doi.org/10.9744/jmk.13.2.124-134 Tessema Gerba, D. (2012). Impact of
entrepreneurship education on entrepreneurial intentions of business and engineering students in Ethiopia. African Journal of Economic and Management Studies, 3(2), 258–277.
https://doi.org/10.1108/204007012112650 36
Tjahjono, H. K., & Ardi, H. (2008). Kajian Niat Mahasiswa Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Menjadi Wirausaha. 16(1). Retrieved from http://repository.umy.ac.id/handle/1234567 89/2133
Utami, C. W. (2017). Attitude, Subjective Norms, Perceived behavior, Entrepreneurship education and Self- efficacy toward entrepreneurial intention University student in Indonesia. European Research Studies Journal, 20(2), 475–495.
Wu, S., & Wu, L. (2008). The impact of higher education on entrepreneurial intentions of university students in China. Journal of Small Business and Enterprise Development, 15(4), 752–774.
https://doi.org/10.1108/146260008109178 43
Zain, zahariah mohd, & Akram, amanli.
(2010). Entrepreneurship intention among Malaysian business students. Canadian
Social Science.
https://doi.org/10.3968/g1090
Zain, Z. M., Akram, A. M., & Ghani, E. K.
(2010). CANADIAN SOCIAL SCIENCE Entrepreneurship Intention Among Malaysian Business Students L’ESPRIT
D’ENTREPRISE CHEZ LES
ETUDIANTS EN COMMERCE
MALAISIENS. Zahariah Mohd Zain Amalina Mohd Akram Canadian Social Science, 66(33), 34–44. Retrieved from www.cscanada.net%5Cnwww.cscanada.or g
View publication stats