PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Mulai tahun 2008, Indonesia melakukan proses konvergensi antara IFRS dan PSAK sebagai langkah penyelarasan arus akuntansi global. Pergerakan menuju konvergensi IFRS ini berdampak tidak hanya pada profesi akuntansi, namun juga civitas akademika yaitu guru dan siswa. Apakah kompetensi guru dan pendekatan emosional terhadap siswa berpengaruh terhadap pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap IFRS?
Tujuan Penelitian
Data penelitian ini terdiri dari data primer (data lapangan) dan data sekunder (data pustaka). Penelitian ini menunjukkan bahwa setiap guru mempunyai peran penting dalam menyampaikan materi dengan menggunakan teknik yang berbeda-beda. Survei ini mengukur variabel Konsep Pembelajaran Dosen berdasarkan penilaian responden terhadap metode mengajar dosen.
Dalam penelitian ini siswa menilai proses pembelajaran telah berperan baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Social Learning Theory
- Kecerdasan Emosional
- Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen
- Perguruan Tinggi
- IPK (Indeks Prestasi Kumulatif)
- Pendidikan Akuntansi Berdasarkan IFRS
- International Financial Reporting Standard (IFRS)
- Kepahaman IFRS
- Karakter IFRS
- Penelitian Terdahulu
- Kerangka Pikir
- Hipotesis
Kecerdasan emosional dapat membangun hubungan menuju kebahagiaan dan kesejahteraan, dapat juga dikatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan menerapkan kekuatan emosi sebagai sumber energi bagi manusia. Pasalnya, perusahaan Go Public wajib mengadopsi standar akuntansi keuangan berbasis IFRS. Adanya transaksi antar negara mengakibatkan perlunya standar akuntansi yang berlaku secara internasional.
IFRS adalah standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Boards (IASB), European Commission (EC), International Organization for Capital Markets (IOSOC) dan International Federation of Accountants (IFAC). Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB), sebelumnya dikenal sebagai Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASC), adalah badan penetapan standar akuntansi independen. Organisasi ini bertujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan penerapan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan sebanding.
Dengan demikian, perkembangan penyusunan standar akuntansi di Indonesia oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) tidak lepas dari perkembangan penyusunan standar akuntansi internasional oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB). Dalam hal ini standar akuntansi nasional mengalami proses bertahap dengan IFRS yang diterbitkan oleh IASB. Melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ketersediaan fasilitas pendidikan dan kecerdasan emosional serta minat terhadap pemahaman IFRS siswa.
Hasil penelitian adalah fasilitas pendidikan dan kecerdasan emosional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman IFRS baik mahasiswa maupun dosen. Melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dengan menggunakan sampel mahasiswa akhir akuntansi yang telah memperoleh 120 SKS di beberapa universitas di Yogyakarta, hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional tidak memberikan pengaruh yang penting. pada tingkat pemahaman akuntansi siswa. . Melandy dan Aziza (2006); melakukan penelitian Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri sebagai variabel moderator dengan sampel mahasiswa akuntansi tingkat akhir di beberapa perguruan tinggi.
Untuk melakukan penelitian yang mempengaruhi persepsi siswa terhadap guru dan fasilitas pembelajaran terhadap motivasi siswa belajar akuntansi keuangan.
METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
Populasi dan Sampel
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini didasarkan pada rumusan yang dikemukakan oleh Yamane (Januarti, 2002 dalam skripsi Maulita Eka Hapsari Undip 2009).
Jenis dan Sumber Data
Metode Analisis
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji derajat kebebasan pengukuran dari kesalahan yang acak sehingga menghasilkan bentuk yang konstan, atau dengan kata lain dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan konsisten atau tidak.
Metode Analisis Regresi Linear Berganda
Uji Asumsi Klasik
Sistematika Penulisan
Gambaran Subyek Penelitian
Deskripsi Responden
Deskripsi Variabel Penelitian
Respon responden seperti pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan respon Setuju (Skor 4) terhadap ketiga pertanyaan pada variabel Proses Pembelajaran. Jawaban responden seperti pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan jawaban Setuju (Skor 4) pada pertanyaan variabel Kecerdasan Emosional. Responden menanggapi pendekatan emosional guru kepada siswa, sebanyak 58 persen setuju dan 17 persen sangat setuju.
Jawaban responden seperti pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban setuju (item 4) terhadap pertanyaan pada variabel Kompetensi Dosen. Jawaban responden mengenai teknik pemberian materi kepada siswa, 44 persen menjawab setuju dan 32 persen menjawab sangat setuju. Jawaban responden seperti pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan jawaban Setuju (item 4) untuk ketiga indikator variabel Harga.
Jawaban responden terhadap tingkat pemahaman materi, 60 persen menyatakan setuju, dan 30 persen menyatakan sangat setuju. Jawaban responden pada Tabel 4.5 menunjukkan mayoritas responden menjawab ketiga indikator variabel Kepercayaan dengan jawaban Saya setuju (skor 4). Responden menjawab dengan kualitas pembelajaran memuaskan, sebanyak 64 persen menjawab setuju, dan 20 persen menjawab sangat setuju.
Respon responden seperti pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan jawaban Setuju (item 4) pada pertanyaan variabel Pemahaman IFRS masing-masing dengan indeks rata-rata. Tanggapan responden terhadap pertanyaan minat mahasiswa untuk terus mempelajari IFRS, sekitar 58 persen menjawab setuju dan 15 persen sangat setuju.
Deskripsi Data Hasil Penelitian
Hal ini menunjukkan adanya kesepakatan antara loyalitas mahasiswa yang telah memahami IFRS dengan memberikan materi kepada orang lain yang belum menguasai materi dengan baik. Namun sayangnya ternyata ada juga mahasiswa yang menjawab IAI, dimana IAI bukanlah suatu standar akuntansi melainkan sebuah organisasi/badan yang membawahi akuntan di Indonesia. Hasil penelitian uji validitas statistik pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah akuntansi internasional terdapat variabel yang tidak valid yaitu variabel Pengetahuan IFRS & PSAK indikator 6 dan variabel konvergensi (hambatan) IFRS indikator 7 dengan nilai sebesar 0,167 dan 0,092 atau lebih dari 0,05 , oleh karena itu data ini dibuang untuk penelitian lebih lanjut.
Setelah dilakukan uji validasi dan reliabilitas untuk menunjukkan kualitas data, dilakukan uji normalitas dan hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan dan signifikansi variabel IFRS serta penggunaan variabel kecerdasan emosional dan konversi IFRS untuk mendeteksi siswa yang memiliki kecerdasan emosional abnormal dalam pembelajaran IFRS atau nilai signifikansinya kurang dari 0,05 atau 0,001 dan 0,02. Karena data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji beda dengan menggunakan uji Mann-Whitney untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara kelompok mahasiswa yang belum dan mahasiswa yang pernah mengikuti mata kuliah akuntansi internasional. Dari uji Mann-Whitney pengetahuan dan pentingnya IFRS serta penggunaan IFRS dan PSAK terlihat nilai 0,015 maka H01 ditolak dan disimpulkan terdapat perbedaan persepsi mengenai pengetahuan dan pentingnya IFRS. dan penggunaan IFRS bagi mahasiswa yang belum menyelesaikan mata kuliah akuntansi internasional dan mahasiswa yang telah menyelesaikan mata kuliah akuntansi internasional.
Hal ini juga terlihat dari rata-rata nilai kelompok mahasiswa yang mengambil mata kuliah akuntansi internasional yaitu sebesar 2,957. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan kelompok mahasiswa yang tidak mengikuti mata kuliah akuntansi internasional yaitu 2,836. Dengan pengetahuan yang lebih baik dibandingkan mahasiswa yang belum mengambil akuntansi internasional, maka dimungkinkan terdapat perbedaan persepsi antara kedua kelompok mahasiswa tersebut.
Hasil ini dapat muncul karena ternyata sebagian besar mahasiswa sudah mengetahui tentang proses konvergensi IFRS, baik dari perkuliahan maupun hal lain seperti seminar, membaca jurnal, browsing internet, sehingga baik mahasiswa yang belum mengambil, maupun yang belum pernah mengikuti IFRS. Mereka yang telah mengambil kursus akuntansi internasional juga sama-sama menyadari dampak dari program konvergensi ini. Jadi baik mahasiswa yang belum atau pernah mengambil mata kuliah akuntansi internasional mungkin mempunyai pendapat yang sama atau mirip karena sama-sama mengetahui tentang program konvergensi IFRS ini.
Uji t
Dari hal-hal tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Hasil uji yang diperoleh dengan SPSS untuk variabel X2 (Kecerdasan Emosional) diperoleh nilai thitung = 2,917 dengan tingkat signifikansi 0,004. Hasil uji yang diperoleh dengan SPSS untuk variabel X3 (Kompetensi Dosen) diperoleh nilai thitung = 3,669 dengan tingkat signifikansi 0,000.
Hasil uji SPSS yang diperoleh untuk variabel X4 (Konsep Dosen Pembelajaran) menghasilkan nilai t hitung = 3,223 dengan tingkat signifikansi 0,002. Dari hasil regresi linier berganda dan uji t pada Tabel 4.8 terlihat bahwa kelima koefisien regresi bernilai positif dan signifikan. Variabel proses pembelajaran (X1) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pemahaman IFRS (Y) dengan nilai regresi sebesar 0,274 dan nilai t hitung = 3,618 dengan tingkat signifikansi 0,000.
Variabel Kecerdasan Emosional (X2) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pemahaman IFRS (Y) dengan nilai regresi sebesar 0,218 dan nilai t hitung = 2,917 dengan tingkat signifikansi 0,004. Variabel Kompetensi Dosen (X3) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pemahaman IFRS (Y) dengan nilai regresi sebesar 0.270, nilai t = 3.669 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Variabel Konsep Pembelajaran Dosen (X4) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pemahaman IFRS (Y) dengan nilai regresi sebesar 0,238 dan nilai thitung = 3,223 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002.
Variabel kepercayaan (X5) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pemahaman IFRS (Y) dengan nilai regresi sebesar 0.207 dan nilai thitung = 2.665 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.009.
Uji F
Artinya proses pembelajaran, kecerdasan emosional, kompetensi guru, konsep pembelajaran dan kepercayaan diri secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman IFRS siswa.
Pembahasan
Lima variabel independen yang diuji secara individual yang mendominasi pengaruhnya terhadap pemahaman IFRS pada mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar adalah proses pembelajaran (dengan koefisien sebesar 0,274). Variabel berikut ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam mempengaruhi pemahaman mahasiswa terhadap IFRS di Fakultas Ekonomi Universitas. Variabel selanjutnya yang cukup berperan dalam mempengaruhi pemahaman IFRS di kalangan mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar adalah kompetensi dosen (dengan koefisien sebesar 0,238).
Sedangkan konsep pengajaran dan kepercayaan diri guru hanya mempengaruhi pemahaman IFRS pada mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar sebesar 0,218 dan 0,207. Seluruh variabel independen penelitian berpengaruh positif terhadap pemahaman IFRS pada mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Dari variabel independen dalam penelitian ini yang mempunyai pengaruh dominan terhadap variabel dependen adalah pembelajaran, artinya variabel ini paling penting dalam menentukan pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap IFRS.
Pengaruh proses pembelajaran terhadap pemahaman IFRS Hasil uji hipotesis 1 menemukan bahwa variabel proses pembelajaran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman IFRS. Hasil tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang ditentukan dalam proses pembelajaran akan menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa dalam banyak hal karakteristik mahasiswa dalam menyikapi proses pembelajaran sudah sesuai dengan kriteria yang diharapkan mahasiswa, dimana mahasiswa atau dosen dalam hal ini mengharapkan tambahan materi penunjang proses pembelajaran menurut mahasiswa. kebutuhan.
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap pemahaman IFRS Uji hipotesis 2 menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan. Temuan ini menjelaskan bahwa siswa pada umumnya akan mempertimbangkan kualitas pengajaran seorang guru untuk menentukan apakah mereka nyaman mengikuti proses pembelajaran.
SIMPULAN DAN SARAN
Saran
Pada prinsipnya dosen sangat ingin memberikan yang terbaik bagi mahasiswanya, baik dalam sistem pengajaran maupun pendekatan emosional terhadap mahasiswanya. Seorang siswa juga ingin memberikan yang terbaik bagi hidupnya dengan melaksanakan pendidikan khususnya pada materi IFRS.