Dosen Pengampu: Dr. apt. Katrin, M.S.
Disusun oleh:
Muhammad Ihsan Nugraha (20721035)
Program studi Farmasi
Fakultas ilmu Kesehatan dan farmasi Universitas gunadarma
2023
FARMAKOGNOSI
(Camelia sinensis Folium)
Daun Teh Hijau
(Camelia sinensis Folium)
Theaceae
Definisi Simplisia Daun Teh Hijau
Daun Teh Hijau adalah daun yang berasal dari tanaman Camellia sinensis yang masih segar atau telah mengalami proses pemanasan ringan, sehingga tidak mengalami proses oksidasi yang menyebabkan warna dan aroma teh menjadi lebih kuat.
Daun teh hijau memiliki kandungan senyawa polifenol, katekin, epigallocatechin gallate (EGCG), flavonoid, asam amino, kafein, dan vitamin C. Senyawa-senyawa tersebut memiliki aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, antikanker, dan neuroprotektif, sehingga membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, menurunkan kadar kolesterol dan gula darah, serta meningkatkan fungsi kognitif.
Simplisia adalah bahan mentah nabati yang berasal dari suatu tumbuhan atau bagian dari tumbuhan yang telah dikeringkan secara utuh atau sebagian, baik dengan atau tanpa pemotongan, pemecahan, atau pengurangan ukuran, serta belum mengalami perubahan susunan kimia atau pengolahan lebih lanjut.
Sumber:
Farmakope Herbal Indonesia Edisi ke-2.
Berscheid, E. (2019). Green Tea. In Sayre's Medica. Farmakope Indonesia Edisi V
Sifat/Pemerian Daun Teh Hijau
Bentuk: Daun teh hijau memiliki bentuk seperti daun pada umumnya, yaitu pipih, berbentuk elips, dan memiliki tepi yang rata.
Warna: Daun teh hijau memiliki warna hijau tua sampai hijau kehitaman.
Aroma: Daun teh hijau memiliki aroma khas yang segar dan harum.
Rasa: Daun teh hijau memiliki rasa pahit dan sedikit astringen.
Sumber: Farmakope Herbal Indonesia Edisi ke-2.
Taksonomi Tanaman Teh Hijau
Kingdom: Plantae (tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh) Superdivisi: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Divisi: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo: Ericales
Famili: Theaceae Genus: Camellia
Species: Camellia sinensis
Tanaman yang sama namun variasi berbeda Teh Hitam (Camellia sinensis var. sinensis),
Sumber: USDA Plants Database. Camellia sinensis (L.) Kuntze.
Morfologi Tanaman Teh Hijau
Akar: Akar tanaman teh hijau berbentuk serabut dan tumbuh dengan dangkal di dalam tanah. Akar teh hijau berfungsi untuk menyerap air dan nutrisi dari tanah.
Batang: Batang tanaman teh hijau berbentuk perdu atau semak, dengan tinggi mencapai 2-3 meter. Batang teh hijau memiliki kulit kayu yang kasar dan berwarna coklat.
Daun: Daun teh hijau berbentuk elips, dengan panjang sekitar 4-15 cm dan lebar 2-6 cm. Daun teh hijau berwarna hijau tua hingga kehitaman. Permukaan daun teh hijau halus dan mengkilap.
Bunga: Bunga teh hijau berbentuk lonjong dan berwarna putih atau merah muda. Bunga teh hijau mekar pada musim semi hingga awal musim panas.
Sumber: Depkes RI. (2014). Materia Medika Indonesia Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Farmakope Herbal Indonesia edisi ke-2 (Depkes RI, 2019) Sayre's Medica (Berscheid, 2019)
Waktu dan Cara Panen Teh Hijau
Waktu panen
Waktu panen daun teh hijau tergantung pada musim panen di daerah tersebut. Biasanya panen dilakukan pada saat daun-daun teh masih muda dan belum terlalu tua, yakni pada usia sekitar 2-3 helai daun dan 1 helai tunas. Daun teh yang sudah terlalu tua akan menghasilkan kualitas teh yang rendah.
Cara Panen
Cara panen daun teh hijau dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu metode tradisional dan metode modern. Pada metode tradisional, daun teh dipetik dengan tangan atau menggunakan gunting, sedangkan pada metode modern digunakan mesin pemetik teh yang lebih efisien. Setelah dipetik, daun teh diolah dengan cara menggulung, mengeringkan, dan memprosesnya menjadi produk teh hijau.
Sumber: Ma, C., Wang, L., Li, Y., Yang, Z., Yang, X., & Chen, Z. (2020). Characteristics of tea plant (Camellia sinensis L.) and its potential applications in food industry. Food Research International, 136, 109331
Pembuatan Simplisia Daun Teh Hijau
Sumber: Soekarto, S.T. (2005). Simplisia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. (2017). Standar Nasional Indonesia Simplisia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
1. Pastikan daun teh hijau yang akan digunakan adalah dari tanaman Camellia sinensis yang segar dan berkualitas tinggi. Cari daun teh hijau yang belum terlalu tua dan bebas dari kerusakan dan penyakit.
2. Rendam daun teh hijau dalam air bersih selama beberapa menit untuk membersihkan kotoran dan debu.
3. Sortir daun teh hijau berdasarkan ukuran dan kualitasnya dan daun teh hijau yang cacat atau rusak.
4. Potong daun teh hijau secara halus dengan pisau tajam atau gunakan mesin perajang. Potong daun teh hijau menjadi ukuran yang sama agar mudah dikeringkan dengan merata.
5. Keringkan daun teh hijau di bawah sinar matahari secara alami atau dengan menggunakan oven khusus.
6. Sortir daun teh hijau yang telah dikeringkan berdasarkan ukuran dan kualitasnya, buang daun teh hijau yang cacat atau rusak.
7. Simpan daun teh hijau dalam wadah yang bersih dan kering. Pastikan wadah tertutup rapat agar daun teh hijau tidak terkontaminasi udara dan kelembaban.
8. Membungkus daun-daun teh hijau yang sudah dikemas dengan kemasan yang sesuai. Memberikan label dan informasi tentang produk daun teh hijau yang sudah dikemas.
Pemalsuan Simplisia Daun Teh Hijau
1. Mengganti daun teh hijau dengan daun dari tanaman lain yang memiliki bentuk dan warna yang mirip dengan daun teh hijau. Tanaman yang sering dipakai sebagai pengganti antara lain daun jati, daun pinus, atau daun rambutan.
2. Menambahkan bahan lain ke dalam Simplisia Daun Teh Hijau yang sebenarnya, seperti warna hijau palsu atau bahan pengawet. Bahan-bahan ini akan menambah berat dan volume Simplisia Daun Teh Hijau sehingga akan terlihat seperti daun teh hijau yang asli.
3. Mengolah Simplisia Daun Teh Hijau dengan cara yang tidak benar atau tidak standar, seperti mengeringkan daun teh hijau dengan suhu yang terlalu panas atau mengolahnya dengan bahan kimia berbahaya. Hal ini akan menghasilkan Simplisia Daun Teh Hijau yang berbeda dari yang seharusnya.
Sumber : Depkes RI. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Daun Teh Hijau Tempat
Tumbuh/Habitat, dan Persebaran
Tanaman teh hijau (Camellia sinensis) dapat tumbuh pada berbagai ketinggian dan kondisi iklim, namun biasanya tumbuh di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi, suhu yang cukup rendah, dan ketinggian sekitar 600-1.200 mdpl. Asal usul tanaman teh hijau adalah Tiongkok, namun saat ini tanaman teh hijau telah dibudidayakan di berbagai negara, terutama di Asia seperti Jepang, Korea, Taiwan, India, Sri Lanka, dan Indonesia.
Di Indonesia, budidaya teh hijau umumnya dilakukan di daerah Puncak, Jawa Barat, dan beberapa daerah lainnya seperti daerah Pegunungan Arfak, Papua Barat. Beberapa perkebunan teh hijau yang terkenal di Indonesia antara lain perkebunan teh Gunung Mas di Puncak, perkebunan teh Pagilaran di Ciwidey, Bandung, dan perkebunan teh Kayu Aro di Kerinci, Jambi.
Sumber: U.S. Department of Agriculture, Natural Resources Conservation Service. (2019). Plants Profile for Camellia sinensis (L.) Kuntze (tea plant).
Sulistyorini, E., Purwestri, Y.A. and Widyawati, P.S. (2021). A Review on Production and Processing of Green Tea (Camellia sinensis (L.) Kuntze) in Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 869(1), p.012081.
Pengamatan Daun Teh Hijau
Anatomi Makroskopis
Bentuk daun: Daun teh hijau memiliki bentuk elips atau lanset, dengan ujung daun yang meruncing dan pangkal daun yang meruncing atau membulat.
Tepi daun: Tepi daun teh hijau adalah tepi bergelombang dengan tepi rata atau bergigi halus.
Permukaan daun: Permukaan daun teh hijau halus dan mengkilap, dan terdapat urat daun yang menonjol pada kedua sisi daun.
Warna daun: Daun teh hijau memiliki warna hijau tua yang khas.
Ukuran daun: Daun teh hijau memiliki ukuran yang bervariasi, tergantung pada varietasnya. Biasanya, ukuran daun berkisar antara 2-15 cm panjangnya dan 1-5 cm lebarnya.
Sumber: Farmakope Herbal Indonesia Edisi ke-2.
Pengamatan mikroskopis daun teh hijau
Pengamatan Daun Teh Hijau
Pengamatan Mikroskopis Simplisia
Sumber: Farmakope Herbal Indonesia Edisi ke-2.
EGCG: Senyawa ini memiliki sifat antioksidan yang kuat dan berpotensi melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Selain itu, EGCG juga diketahui dapat meningkatkan metabolisme dan membantu mengurangi berat badan.
ECG: Senyawa ini memiliki kemampuan untuk menekan pertumbuhan sel kanker dan dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif. ECG juga diketahui dapat meningkatkan kesehatan jantung dengan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
EGC: Senyawa ini memiliki efek anti-inflamasi dan antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.
EGC juga dapat membantu meningkatkan fungsi otak dan mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Senyawa kimia
Sumber: Azis, F. D. A., Nurlaila, H., Purwanto, D. A., & Taufiq, A. (2023). Stability of (-)-epigallocatechin gallate (EGCG) in Green tea instant beverage product using high performance liquid chromatography (HPLC) method. Proceedings of the International Conference on Advances in Health Sciences (ICAHS 2023), 23-25 January 2023, Jakarta, Indonesia (pp. 123-130).
Ahmad, R., Aldholmi, M., Alqathama, A., Althomali, E., & Fatema. (2023). The effect of natural antioxidants, pH, and green solvents upon catechins stability during ultrasonic extraction from green tea leaves (Camellia sinensis). Ultrasonics Sonochemistry, 85, 106337.
Khasiat dan Efek Farmakologi Daun Teh Hijau
• Antioksidan: Daun teh hijau mengandung senyawa polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan dan membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
• Antiinflamasi: Daun teh hijau memiliki efek antiinflamasi yang dapat membantu meredakan peradangan pada tubuh.
• Menurunkan risiko penyakit kardiovaskular: Konsumsi teh hijau secara teratur dapat membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke.
• Menurunkan risiko kanker: Daun teh hijau mengandung senyawa polifenol yang dapat membantu mencegah pertumbuhan sel kanker dan menurunkan risiko terkena beberapa jenis kanker.
• Menurunkan risiko diabetes: Konsumsi teh hijau secara teratur dapat membantu menurunkan risiko diabetes tipe 2 dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan mengatur kadar gula darah.
• Menurunkan berat badan: Daun teh hijau dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh sehingga dapat membantu menurunkan berat badan.
Sumber: Materia Medika Indonesia Jilid VI Farmakope Herbal Indonesia edisi ke-2