• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidiu Guajava Linn) dan Ekstrak daun Teh Hijau (Camelia Sinensis) terhadap Pertumbuhan Escherichia Coli In Vitro dan Perbandingannya dengan Kotrimoksazol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidiu Guajava Linn) dan Ekstrak daun Teh Hijau (Camelia Sinensis) terhadap Pertumbuhan Escherichia Coli In Vitro dan Perbandingannya dengan Kotrimoksazol"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA LINN) DAN EKSTRAK DAUN TEH HIJAU (CAMELIA SINENSIS) TERHADAP

PERTUMBUHAN ESCHERICHIA COLI IN VITRO DAN PERBANDINGANNYA DENGAN KOTRIMOKSAZOL

Billy Setianegara, Karneli, Yusneli

ABSTRAK

Daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dan daun teh hijau (Camelia Cinensis) telah lama dikenal masyarakat sebagai obat tradisional. Keduanya secara empiris telah terbukti dapat menghambat dan mematikan beberapa jenis bacteri penyebab diare pada manusia. Menurut WHO, pilihan utama farmakoterapi infeksi bakteri Escherichia coli pada manusia adalah kotrimoksazol, akan tetapi penggunaannya kadang-kadang menimbulkan efek samping dan masalah kesehatan seperti allergi bahkan reaksi hypersensitivitas seperti stephen Johnson Syndrom. Oleh karena itu, masih diperlukan pengkajian pengaruh berbagai tanaman herbal sebagai obat alternatif untuk diare terutama yang disebabkan oleh bakteri E. coli.

Penelitian ini bertujuan untuk meperkirakan pengaruh, berapa kekuatan ekstrak daun jambu biji dan ekstrak teh hijau terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan perbandingannya dengan pengaruh kotrimoksazol dibuktikan dengan pengukuran zona hambat yang terjadi. Jenis penelitian adalah quasi eksperimen. Sediaan utama berupa daun jambu biji dengan jenis daging buah putih yang berwarna hijau muda dan daun teh hijau segar yang diekstraksi dan dibuat dalam 10 sediaan dengan konsentrasi 10%-100%, sedangkan kotrimoksazol berupa suspensi dibuat dalam 10 sediaan dengan konsentrasi 5 – 50 µg. Penelitian ini menggunakan teknik uji resistensi menurut metode

Kirby-Bauer (cakram kertas) dimana masing-masing sediaan diteteskan dalam disc, ditengah media Muller Hinton agar yang ditanami dengan bakteri e. Coli dari strain ATTC dan lokal. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Palembang pada bulan oktober 2012. Analisa data yang digunakan adalah regresi linier sederhana, anova dan uji t-independen.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif yang kuat ekstrak daun jambu dan ekstrak daun teh hijau terhadap pertumbuhan E.coli baik strain ATCC maupun strain lokal dengan r berkisar dari 0.8883 sampai dengan 0.9967 (Pv < 0.05). Ada pengaruh positif kuat kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E.coli strain ATCC dengan r dari 0.9255 sampai dengan 0.9941.(Pv < 0.05), tetapi tidak ada pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E.coli strain lokal sampai dengan dosis 150 µg. Tidak ada perbedaan significant, pengaruh ekstrak daunn jambu biji dan ekstrak daun teh hijau terhadap pertumbuhan E.coli. (Pv > 0.05)

Dengan demikian disimpulkan bahwa ektrak daun jambu biji dan ekstrak daun teh hijau masih potensial sebagai anti infeksi E.coli serta dicurigai adanya kemungkinan resistensi E.coli terhadap antibiotika khususnya kotrimoksazol.

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia kaya akan sumber bahan obat alam dan obat tradisional. Sejak dahulu, tanaman-tanaman obat telah banyak diperlukan oleh para ahli pengobatan dan industri obat yang dari hari ke hari semakin berkembang, tidak hanya terbatas bagi industri obat tradisional. Perkembangan apotek hidup di pekarangan atau kebun yang khusus akan mendatangkan banyak keuntungan, selain kebutuhan sendiri untuk pengobatan anggota keluarga yang sakit dan juga bagi para pengelolanya. Keuntungan obat tradisional yang dirasakan langsung oleh masyarakat adalah kemudahan untuk memperoleh bahan bakunya, murah,dapat diramu sendiri dan tidak menimbulkan efek samping. (1, 2)

Obat tradisional pada umumnya berasal dari pengalaman nenek moyang secara turun temurun yang dapat menjadi salah satu alternatif pengobatan herbal, disamping pengobatan secara medis. Selain dapat diperoleh dari alam, tanaman-tanaman obat dapat juga ditemukan di apotek dan toko obat dalam bentuk ekstrak. (3)

World Health Organization (WHO) telah melakukan identifikasi dan inventarisasi seluruh tanaman obat di dunia. Dari hasil kegiatan tersebut telah ditemukan tanaman obat sebanyak 20.000 spesies. Menurut NAPRALET, suatu lembaga yang menangani data-data tanaman obat diseluruh dunia, telah berhasil mendokumentasikan tanaman obat sebanyak 9.200 dari 33.000 spesies. Tumbuhan tersebut meliputi kelas Monocotyle doneae, Dicotyledonae, Gymnospermae, Pteridophyta, Bryophta, dan Lichenes. (4)Salah satu tanaman obat tradisional yang dikenal masyarakat yaitu tanaman jambu biji (Psidium guajava Linn). Bagian dari tanaman ini digunakan untuk berbagai keperluan adalah kulit batang, daun, dan buahnya. Akan tetapi, masyarakat terlalu mementingkan buahnya, hanya sebagian kecil saja yang memperhatikan daunnya, padahal daun jambu biji mempunyai nilai obat yang baik. Daun jambu biji dari air rebusannya digunakan sebagai obat diare, disentri basiler, sariawan, keputihan, gangguan pencernaan, gangguan penyerapan makanan, bisul, luka dan lain-lain. Di dalam buah, daun dan kulit batang jambu biji mengandung tanin, sedangkan pada bunganya tidak mengandung banyak tanin. Selain mengandung tanin, daun jambu biji juga terdapat minyak atsiri yang sebaik dengan flavonoid, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam olenolat, asam guajaverin, vitamin, dan bahan aktif lainnya yang memiliki daya aktivitas antibakteri yang tinggi. Ekstrak dari daun jambu biji terbukti memiliki daya menghambat dan mematikan bakteri patogen, seperti Escherichia coli, Salmonella.(1, 5)

Hasil penelitian in vitro terhadap kontraksi usus dengan menggunakan usus marmut menunjukkan, rebusan daun jambu biji konsentrasi 5%, 10%, dan 20% dapat mengurangi kontraksi usus halus. Sedang penelitian terhadap kemampuan rebusan daun jambu biji dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus menunjukkan, kadar terendah 2% dapat menghambat pertumbuhan

Staphylococcus aureus dan dalam kadar 10% dapat menghambat pertumbuhan

Escherichia coli. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penggunaan daun jambu biji sebagai obat diare akibat infeksi. (6)

(3)

Penelitian I Ketut Adnyana,dkk (Unit Bidang Ilmu Farmakologi, Toksikologi, Departemen Farmasi, Institut Teknologi Bandung), ekstrak daun jambu biji daging buah putih dan daun jambu biji daging buah merah memiliki kemampuan daya hambat bakteri

Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Shigella flexnerri, dan Salmonella typhi. Dari hasil penelitian tersebut, Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) terhadap Escherichia coli sebesar 60 mg/ml dan 100 mg/ml. (7)

Teh (Camellia sinensis) juga adalah salah satu bahan dasar minuman yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Teh (Camellia sinensis) dikenal mempunyai banyak sekali manfaat untuk kesehatan. Teh (Camellia sinensis) juga dikenal mempunyai daya antibakteri sehingga di beberapa daerah di Indonesia, seduhan teh sering digunakan untuk terapi pada penderita diare.

Menurut penelitian Isti Airlangga Dkk (2010) ektrak teh hijau berpengaruh dalam menurunkan tingkat keasaman dengan menghambat pembentukan asam oleh bakteri

Streptococcus alfa hemolyticus yang merupakan penyebab dari karies gigi.(10) Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Samad (2007), membuktikan bahwa ekstrak teh hijau dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% dapat menghambat pertumbuhan dari

Streptococcus alfa hemolitikus. Walaupun sudah cukup banyak penelitian mengenai manfaat teh bagi kesehatan. dan seduhan teh di berbagai daerah telah dikenal sebagai terapi bagi penderita diare. Namun, namun belum banyak ditemukan penelitian yang menunjukkan bahwa teh juga dapat menghambat pertumbuhan E.coli yang merupakan salah satu penyebab diare.

Escherichia coli adalah bakteri gram negatif batang yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi primer pada usus, misalnya diare. Gejala yang biasa ditimbulkan antara lain buang air besar terus menerus disertai mual dan muntah, pegal pada punggung, dan perut berbunyi. (8,9)

Menurut WHO, diare merupakan penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). (11) Definisi diare menurut WHO yaitu bila keluarnya tinja yang lunak atau cair dengan frekuensi 3 kali atau lebih per hari yang disertai atau tanpa darah dan lendir dalam tinja. Diare dibagi menjadi dua yaitu diare akut dan diare kronik. Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari disebut diare akut. Sedangkan, diare yang berlangsung lebih dari 14 hari disebut diare kronik. (12)

Data Departemen Kesehatan RI menunjukkan 5.051 kasus diare sepanjang tahun 2005 lalu di 12 provinsi. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan dengan jumlah pasien diare pada tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 1.436 orang. Di awal tahun 2006, tercatat 2.159 orang di Jakarta yang dirawat di rumah sakit akibat menderita diare. (12) Menurut Dinas Kesehatan Kota Palembang jumlah penderita diare dari tahun 2004 - 2008 mengalami peningkatan. Jumlah penderita diare terendah yaitu pada tahun 2004 sebanyak 43.842 orang sedangkan jumlah tertinggi pada tahun 2008 sebanyak 53.854 orang. Kasus diare di Kota Palembang menempati urutan ke dua setelah ISPA.(13)

Pemilihan obat antimikroba yang tepat untuk infeksi tergantung pada tempat, tipe dan keparahan infeksi. Pilihan utama Farmakoterapi infeksi Escherichia coli menurut

(4)

RUMUSAN MASALAH

Dari uraian tersebut diatas, jelas bahwa daun jambu biji dan teh sama-sama merupakan tanaman herbal yang secara empiris sering digunakan masyarakat sebagai anti diare. Selain itu juga diketahui bahwa farmakoterapi standar khususnya terhadap diare basiler, umumnya memakai kotrimoxazol yang kadang2 pemakaiannya dapat berakibat timbulnya efek samping yang tak diinginkan. Oleh karena itu penyelidikan lanjut secara laboratoris perlu dibuktikan khususnya pengaruhnya terhadap pertumbuhan salah satu penyebab diare yaitu E. Coli, apakah ada sinergisme antara keduanya, kemudian dibedakan dan dibandingkan dengan pengaruh obat kotrimoxazol.

TUJUAN PENELITIAN Tujuan umum

Mengetahui pengaruh ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dan ekstrak daun teh hijau (Camellia Sinensis) terhadap pertumbuhan Escherichia coli in vitro dan perbandingannya dengan pengaruh kotrimoksazol.

Tujuan khusus

1. Mengetahui pengaruh ekstrak daun jambu biji ( Psidium guajava Linn ) terhadap pertumbuhan Escherichia coli.

2. Mengetahui pengaruh ekstrak daun teh hijau ( Camelia Sinensis ) terhadap pertum- buhan Escherichia Coli.

3. Mengetahui pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan Escherichia coli.

4. Mengetahui perbedaan pengaruh ekstrak daun jambu biji, pengaruh ektrak teh, dan pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E. Coli, berdasarkan zona hambat yang terbentuk.

MANFAAT PENELITIAN

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka akan ada beberapa manfaat yang diperoleh antara lain :

1. Sebagai bahan tambahan / memperkaya ilmu pengetahuan di bidang Bakteriologi dan farmakoterapi yang dimanfaatkan untuk mengatasi sebagian masalah penyakit yang disebabkan oleh E. Coli.

2. Memberikan kontribusi informasi kepada masyarakat tentang manfaat dan kegunaan daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dan teh hijau (Camellia Sinensis) sebagai obat alternatif untuk mengobati diare yang disebabkan oleh Escherichia coli.

RUANG LINGKUP DAN KETERBATASAN PENELITIAN.

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan terutama di bidang Bakteriologi dan pemanfaatan tanaman obat yang dapat digunakan sebagai alternative pengobatan yang murah dan cepat untuk mengatasi masalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu terhadap bagian tubuh manusia.

(5)

Sinensis) yang diekstraksi dan direkayasa pengencerannya menjadi 10 sediaan dengan konsentrasi ekstrak dari 10 % sampai dengan 100 % dan kotrimoksazol yang disediakan dalam kemasan 240 mg dalam bentuk suspensi kemudian diencerkan menjadi 10 sediaan dengan konsentrasi 5 µ g sampai dengan 50µg.

Proses ekstraksi dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Jurusan Farmasi sedangkan uji resistensi penentuan zona hambat dilakukan di Laboratorium Bakteriologi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.

Metode pemeriksaan pengaruh sediaan menggunakan uji resistensi menurut metode cakram kertas dari Kirby-Bauer dan penilaian effek dilakukan dengan pengukur an secara manual zona hambat yang dihasilkan pada penanaman bacteri E. Coli dalam media Muller Hinton Agar yang telah ditempeli disk yang mengandung ekstrak daun jambu biji, ekstrak daun teh dan kotrimoksazol dengan konsentrasi tertentu.

Data yang dihasilkan kemudian di analisa secara statistik inferential sederhana menurut metode corelasi regresi sederhana, Anova dan t test.

Kerangka operasional penelitian.

Secara teoritis operasional penelitian dilakukan melalui diagram dibawah ini:

Daun jambu biji (Psidium Guajava Linn)

Daun The Hijau (Camellia Cinensis)

Extraksi Extraksi

Konsentrasi !0% - 100%

Konsentrasi 10% - 100%

Kotrimoxasol

Dilusi

Konsentrasi 5 - 50 microgram

Penetesan pada Disk ditengah media Muller Hinton Agar yang telah ditanami dengan kuman Escherichia Coli

Inkubasi 37 der. Celcius Selama 24 jam

Observasi zona hambat

Pengukuran zona hambat

Gambar 2.1

Alur Pemeriksaan Zona Hambat

(6)

Proses ekstraksi dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Jurusan Farmasi sedangkan uji resistensi penentuan zona hambat dilakukan di Laboratorium Bakteriologi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.

Metode pemeriksaan pengaruh sediaan menggunakan uji resistensi menurut metode cakram kertas dari Kirby-Bauer dan penilaian effek dilakukan dengan pengukur an secara manual zona hambat yang dihasilkan pada penanaman bacteri E. Coli dalam media Muller Hinton Agar yang telah ditempeli disk yang mengandung ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn), ekstrak daun teh (Camellia Cinensis) dan kotrimoksazol dengan bergagai konsentrasi tersebut

Kerangka konsep.

Kerangka konsep penelitian disusun berdasarkan diagram dibawah ini:

Extrak daun jambu biji 10 % - 100 %

Extrak teh hijau 10 % - 100 %

Kotrimoxasol 0.005 % - 0.05 %

Zona hambat terhadap Pertumbuhan E.Coli

Zona hambat terhadap Pertumbuhan E.Coli Zona hambat terhadap

Pertumbuhan E. Coli.

Keterangan : Garis hubungan : Garis perbedaan

Gambar 2.2

Kerangka Konsep Penelitian

Dalam konsep ini, variable independent berupa 10 sediaan ekstrak daun jambu biji, ekstrak daun teh hijau dan kotrimoksazol dalam berbagai konsentrasi yang ditanamkan kedalam media agar Mueller Hinton yang diolesi dengan kuman E. coli selama 24 jam pada suhu 37 derajat Celcius. Zona hambat yang terbentuk diukur diameternya dan dijadikan sebagai variable dependent, kemudian dilakukan analisa parametrik berdasarkan hipotesis asosiatif dan komparatif.

Bahan dan cara ukur

Bahan yang akan disiapkan dan diuji coba dalam penelitian ini adalah :

a. Hasil ekstraksi 500 gram daun jambu biji daging buah putih yang disiapkan menjadi 10 sediaan ekstrak masing2 dengan konsentrasi 10 % sampai dengan 100 %.

b. Hasil ekstraksi 500 gram teh hijau segar yang disiapkan menjadi 10 sediaan ekstrak masing2 dengan konsentrasi 10 % sampai dengan 100 %.

c. Kotrimoksazol merek generik 480 Mg dalam bentuk pil yang dibuat menjadi 10 sediaan suspensi dengan konsentrasi 5 µg sampai dengan 50 µg.

(7)

terbentuk diukur dan dicatat diameternya dalam millimeter sehingga didapatkan 90 zona hambat karena pengaruh 3 jenis sediaan, 3 strain kuman E coli dengan masing2 dengan 10 konsentrasi.

Hypotesis Penelitian

1. Ada pengaruh ekstrak daun jambu biji ( Psidium guajava Linn ) terhadap pertumbuhan Escherichia coli.

2. Ada pengaruh ekstrak daun teh hijau ( Camelia Sinensis ) terhadap pertumbuhan Escherichia Coli.

3. Ada pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan Escherichia coli.

4. Ada perbedaan pengaruh ekstrak daun jambu biji, pengaruh ektrak teh, dan Pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E. Coli, berdasarkan zona hambat yang terbentuk.

METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen yaitu kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan perbandingannya dengan kotrimoksazol secara in vitro

2. Lokasi penelitian.

Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang, sedangkan proses pembuatan ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.

3. Waktu penelitian.

Penelitian telah dilakukan pada bulan Oktober 2012

4. Metode pemeriksaan Penelitian 1. Metode Pemeriksaan

Metode pemeriksaan yang digunakan adalah metode Kirby-Bauer (cakram kertas) yaitu metode untuk uji resistensi yang menggunakan cakram disk.

2. Prinsip Pemeriksaan

Prinsip pemeriksaan yaitu dengan melakukan uji resistensi kuman Escherichia Coli terhadap 10 sediaan bahan percobaan yang diteteskan pada cakram kertas yang diletakkan di tengah cawan Petri berisi Mueler Hinton Agar dan selanjutnya di inkubasi dalam incubator pada suhu 37 derajat Celcius, selama 24 jam.

3.5. Analisa Data

(8)

perangkat lunak (software) komputer, menggunakan metode analisa statistik inferensial sederhana yaitu :

1. Uji korelasi regressi linier sederhana.

Analisa ini digunakan untuk mengetahui pengaruh (r = koefisien korelasi), besar kontribusi (R = koefisien determinasi) serta bagaimana persamaan linier hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (y = a + bx)

2. Uji Anova dan Uji t-independen

Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan zona hambat yang dihasilkan sebagai akibat adanya berbagai pengaruh variabel independen dan bagaimana perbedaan dan perbandingan antara berbagai pengaruh tersebut.

4. HASIL PENELITIAN

1. Pengaruh extract daun jambu terhadap pertumbuhan escherichia coli.

a. Pengaruh extract daun jambu terhadap pertumbuhan escherichia coli strain ATCC 1 Pengaruh extract daun jambu biji terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa dengan uji regressi linier sbb :

Tabel 4.1. : Analisis regressi linier sederhana antara ekstrak daun jambu biji dengan zona hambat terhadap E.coli strain ATCC 1

No Konsentrasi ekstrak Daun Jambu Biji

Rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 12.6 mm, artinya secara kualitatif daya hambat yang dihasilkan cukup kuat karena kurang dari 20 mm

Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji terhadap timbulnya zona hambat terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.9782 sehingga koefisien determinasi (R) menjadi 95.7 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat dimana zona hambat yang terjadi 95.7 % memang disebabkan oleh ekstrak daun jambu.

(9)

b. Pengaruh extract daun jambu terhadap pertumbuhan escherichia coli strain ATCC 2

Pengaruh extract daun jambu biji terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa dengan uji regressi linier sbb :

Tabel 4.2. : Analisis regressi linier sederhana antara ekstrak daun jambu biji dengan zona hambat terhadap E.coli strain ATCC 2

No Konsentrasi ekstrak Daun Jambu Biji

Dalam tabel ini, rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 12.8, artinya secara kualitatif cukup kuat karena berada dibawah 20 mm

Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji terhadap timbulnya zona hambat terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.9967 sehingga koefisien determinasi (R) menjadi 99.3 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat dimana zona hambat yang terjadi 99.3 % memang disebabkan oleh ekstrak daun jambu.

Dari persamaan linier Y = 4.53 + 0.1503 X, menunjukkan bahwa untuk setiap kenaikan 1 nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji akan menjadikan zona hambat bertambah 0.1503 kali setelah 4.53.

c. Pengaruh extract daun jambu terhadap pertumbuhan escherichia coli strain Lokal Pengaruh extract daun jambu biji terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa dengan uji regressi linier sbb :

Tabel 4.3. : Analisis regressi linier sederhana antara ekstrak daun jambu biji dengan zona hambat terhadap E.coli strain lokal

(10)

10 100 18

Mean = 5.5 Mean= 13.3

Sd = 30.276 Sd = 2.5047

Rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 13.3 mm, artinya secara kualitatif daya hambat yang dihasilkan masih cukup kuat karena kurang dari 20 mm

Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji terhadap timbulnya zona hambat terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.8883 sehingga koefisien determinasi (R) menjadi 78.9 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat dimana zona hambat yang terjadi 78.9 % memang disebabkan oleh ekstrak daun jambu.

Dari persamaan linier Y = 9.2 + 0.0742 X, menunjukkan bahwa untuk setiap kenaikan 1 nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji akan menjadikan zona hambat bertambah 0.0742 kali setelah 9.2

2. Pengaruh extract daun teh hijau terhadap pertumbuhan escherichia coli.

a. Pengaruh extract daun teh hijau thdp pertumbuhan escherichia coli strain ATCC 1 Pengaruh extract daun teh hijau terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa dengan uji regressi linier sbb :

Tabel 4.4. : Analisis regressi linier sederhana antara ekstrak daun teh hijau dengan zona hambat terhadap E.coli strain ATCC 1

No Konsentrasi ekstrak Daun Teh Hijau

Rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 9.7 mm, artinya secara kualitatif daya hambat yang dihasilkan tidak kuat karena kurang dari 10 mm

Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji terhadap timbulnya zona hambat terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.9789 sehingga koefisien determinasi (R) menjadi 95.8 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat dimana zona hambat yang terjadi 95.8 % memang disebabkan oleh ekstrak daun jambu.

Dari persamaan linier Y = 4.67 + 0.0915 X, menunjukkan bahwa untuk setiap kenaikan 1 nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji akan menjadikan zona hambat bertambah 0.0915 kali setelah 4.67.

(11)

Pengaruh extract daun teh hijau terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa dengan uji regressi linier sbb :

Tabel 4.5. : Analisis regressi linier sederhana antara ekstrak daun teh hijau dengan zona hambat terhadap E.coli strain ATCC 2

No Konsentrasi ekstrak Daun Teh hijau

Rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 8.7 mm, artinya secara kualitatif daya hambat yang dihasilkan adalah tidak kuat karena kurang dari 10 mm

Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji terhadap timbulnya zona hambat terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.9649 sehingga koefisien determinasi (R) menjadi 93.1 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat dimana zona hambat yang terjadi 93.1 % memang disebabkan oleh ekstrak daun jambu.

Dari persamaan linier Y = 5 + 0.0672 X, menunjukkan bahwa untuk setiap kenaikan 1 nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji akan menjadikan zona hambat bertambah 0.0672 kali setelah 5.

c. Pengaruh extract daun teh hijau thdp pertumbuhan escherichia coli strain Lokal Pengaruh extract daun teh hijau terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa dengan uji regressi linier sbb :

Tabel 4.6. : Analisis regressi linier sederhana antara ekstrak daun teh hijau dengan zona hambat terhadap E.coli strain Lokal

(12)

Rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 12.7 mm, artinya secara kualitatif daya hambat yang dihasilkan adalah cukup kuat karena kurang dari 20 mm

Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji terhadap timbulnya zona hambat terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.9424 sehingga koefisien determinasi (R) menjadi 88.8 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat dimana zona hambat yang terjadi 88.8 % memang disebabkan oleh ekstrak daun jambu.

Dari persamaan linier Y = 9.467 + 0.0587 X, menunjukkan bahwa untuk setiap kenaikan 1 nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji akan menjadikan zona hambat bertambah 0.0587 kali setelah 9.467.

3. Pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan escherichia coli.

a. Pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan escherichia coli strain ATCC 1 Pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa

dengan uji regressi linier sbb :

Tabel 4.7. : Analisis regressi linier sederhana antara kotromoksazol dengan zona hambat terhadap E.coli strain ATCC 1

Rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 22.8 mm, artinya secara kualitatif daya hambat yang dihasilkan sangat kuat karena lebih dari 20 mm

Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara nilai konsentrasi suspensi kotrimoksazol terhadap timbulnya zona hambat terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.9941 sehingga koefisien determinasi (R) menjadi 98.8 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat dimana zona hambat yang terjadi 98.8 % memang disebabkan oleh kotrimoksazol.

Dari persamaan linier Y = 16 + 0.2472 X, menunjukkan bahwa untuk setiap kenaikan 1 nilai konsentrasi kotrimoksazol akan menjadikan zona hambat bertambah 0.2472 kali setelah 16.

b. Pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan escherichia coli strain ATCC 2 Pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa dengan uji regressi linier sbb :

(13)

Rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 26 mm, artinya secara kualitatif daya hambat yang dihasilkan sangat kuat karena lebih dari 20 mm

Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara nilai konsentrasi kotrimoksazol terhadap timbulnya zona hambat terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.9255 sehingga koefisien determinasi (R) menjadi 85.6 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat dimana zona hambat yang terjadi 85.6 % memang disebabkan kotrimoksazol.

Dari persamaan linier Y = 19 + 0.2545 X, menunjukkan bahwa untuk setiap kenaikan 1 nilai konsentrasi kotrimoksazol akan menjadikan zona hambat bertambah 0.2545 kali setelah 19.

c.. Pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan Escherichia coli strain Lokal

Dari penelitian pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E. Coli strain local, tidak diketemukan adanya zona hambat walaupun dosis atau konsentrasi kotrimoksazol telah dinaikkan sampai dengan 150 microgram.

Dengan demikian dapat disimpulkan memang tidak ada pengaruh kotrimoksazol sampai dengan konsentrasi 150 microgram terhadap pertumbuhan Escherichia coli strain lokal.

4. a Perbedaan pengaruh ekstrak jambu biji, ekstrak daun teh hijau dan kotrimoksazol terhadap pertumbuhan Escherichia coli strain ATCC 1

(14)

Uji Anova terhadap zona hambat yang dihasilkan oleh ketiga zat tersebut menunjukkan nilai F hitung 33. 4549 sehingga Pvalue < 0.001 yang artinya ada perbedaan signifikan antara ketiga zona hambat tersebut.

Berdasarkan uji multiple comparison of Bonferoni didapati ada beda significant antara zona hambat oleh kotrimoksazol dengan zona hambat oleh ekstrak daun jambu biji ( Pvalue<0.0167), ada beda significant antara zona hambat antara kotrimoksazol dengan ekstrak daun the hijau (Pvalue<0.0167) tapi tidak ada beda significant antara zona hambat oleh daun jambu biji dengan zona hambat oleh ekstrak the hijau (P>0.0167)

Berdasarkan rata-rata zona hambat yang dihasilkan ternyata kekuatan ekstrak daun jambu biji = 12.6/22.8 atau 55.3 %, kekuatan ekstrak daun teh hijau = 9.7/22.8 atau 42.5 % disbanding dengan kekuatan kotrimoksazol, sedangkan kekuatan ekstrak daun the hijau adalah 9.7/12.6 atau 77 % dari kekuatan ekstrak daun jambu biji.

4. b Perbedaan pengaruh ekstrak jambu biji, ekstrak daun teh hijau dan kotrimoksazol terhadap pertumbuhan Escherichia coli strain ATCC 2

Perbedaan pengaruh antar ketiga zat tersebut dapat ditunjukkan dari tabel sbb:

Tabel. 4.10. Analisis of varian zona hambat ekstrak daun jambu biji, ekstrak daun teh hijau dan kotrimoksazol terhadap E.coli strain ATCC 2.

Uji Anova terhadap zona hambat yang dihasilkan oleh ketiga zat tersebut menunjukkan nilai F hitung 57.44 sehingga Pvalue < 0.001 yang artinya ada perbedaan signifikan antara ketiga zona hambat tersebut.

(15)

jambu biji ( Pvalue<0.0167), ada beda significant antara zona hambat antara kotrimoksazol dengan ekstrak daun the hijau (Pvalue<0.0167) dan ada beda significant antara zona hambat oleh daun jambu biji dengan zona hambat oleh ekstrak the hijau (P<0.0167)

Berdasarkan rata-rata zona hambat yang dihasilkan ternyata kekuatan ekstrak daun jambu biji = 12.8/26 atau 49.2 %, kekuatan ekstrak daun teh hijau = 8.7/26 atau 33.5 % disbanding dengan kekuatan kotrimoksazol, sedangkan kekuatan ekstrak daun the hijau adalah 8.7/12.8 atau 68 % dari kekuatan ekstrak daun jambu biji.

4 c. Perbedaan pengaruh ekstrak daun jambi biji dengan ekstrak daun teh hijau terhadap pertumbuhan E coli strain local.

Pada penelitian ini tidak didapati pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E. coli sehingga hanya dapat dievaluasi beda pengaruh ekstrak daun jambu biji dengan ekstrak daun teh saja sbb:

Tabel 4.11. Uji beda zona hambat ekstrak daun jambu biji dengan ekstrak daun teh hijau terhadap E.coli strain lokal

No Zona hambat Oleh ekstrak Daun jambu biji

Zona hambat Oleh ekstrak daunt teh hijau

Keterangan 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10

9 10 12 14 14 14 13 14 15 18

10 10 11 12 13 13 15 14 14 15

T = 0.5762

Df = 20

Pvalue > 0.05

Mean SD

13.3 2.5047

12.7 1.8885

Hasil uji t independent varian beda terhadap kedua zona hambat tersebut menunjukkan t hitung = 0.621 sehingga Pvalue > 0.05 artinya tidak ada beda significant antara zona hambat yang dahsilkan oleh kedua ekstrak tersebut sehingga disimpulkan bahwa kedua ekstrak tersebut memiliki daya hambat yang lebih kurang sama kuatnya

5. PEMBAHASAN

(16)

Dari table 4.5, 6 dan 7, Pengaruh ekstrak daun jambu biji terhadap 2 strain ATCC dan 1 strain local adalah sangat kuat, terbukti dengan adanya Koefisien korelasi 0.9782 , 0.9967 dan 0.8883 dengan rerata daya hambat 12.6, 12.8 dan 13.3 mm atau rata2 dalam kategori kuat karena kekuatan antibakteri yang terkandung dalam ekstrak daun jambu biji pada konsentrasi 10% - 40% dengan diameter zona hambat yang terbentuk 7 mm –10 mm termasuk dalam kategori sedang, konsentrasi 50% - 90% dengan diameter zona hambat adalah 11 mm – 17 mm termasuk dalam kategori kuat, dan pada konsentrasi 100% didapat diameter zona hambatnya adalah 18 mm - 21 mm termasuk dalam kategori sangat kuat.

Secara teoritis terbentuknya zona hambat pada pertumbuhan

Escherichia coli menunjukkan penghambatan kuman akibat adanya pengaruh zat-zat yang terkandung didalam ekstrak daun jambu biji seperti tanin, resin, dan minyak atsiri yang sebaik dengan flavonoid, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam olenolat, asam gujaverin, vitamin dan zat-zat lainnya yang mempunyai aktivitas antibakteri yang tinggi. Zat-zat yang terkandung dalam daun jambu biji dan kemampuan antibakteri yang tinggi inilah sehingga menyebabkan ekstrak daun jambu biji mempunyai pengaruh yang sangat kuat untuk menghambat bahkan mematikan pertumbuhan

Escherichia coli.(6)

Jika diperhatikan lebih jauh, zona hambat telah terbentuk walaupun dengan konsentrasi minimal (10%) tetapi efek anti mikroba ( >10mm) baru muncul setelah konsentrasi ekstrak mencapai 50 %. Hal ini sesuai dengan penemuan I Ketut Adnyana yang mendapatkan KHM (Konsentrasi hambat Minimal) setelah 60 mg/cc. (7)

Nair R Chandra S dalam penelitiannya berjudul ,,invitro antimicrobial activity oh Psidium Guajava Linn leaf extract against clinically important pathogenic microbial strain,, yang di publikasikan dalam Brazilian journal of microbiology volume 38 tahun 2007, juga mendapatkan kesimpulan bahwa extrak daun jambu biji memang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap penghambatan pertumbuhan E coli.(24)

Goncalves, FA, et all, 2008 juga menemukan daya hambat ekstrak daun jambu sebesar 8 – 9 mm pada konsentrasi 484 dan 1500 µG /disk, (25) sedangkan Vieira RHSF et al, 2001, mendapatkan daya hambat 18 mm pada konsentrasi ekstrak 20 % dan tertinggi yaitu 32 mm pada konsentrasi ekstrak 60 %.(26)

Walaupun hasil penelitian tidak persis sama tetapi dari beberapa penelitian tersebut diatas semuanya menunjukkan adanya pengaruh ekstrak jambu biji terhadap pertumbuhan E.coli yang kuat bahkan sejak lebih dari 10 tahun lalu tidak banyak perubahan yang berarti. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa pengaruh ekstrak daun jambu biji terhadap pertumbuhan e.coli dapat bertahan lama.

(17)

Sebagaimana ekstrak daun jambu biji, ekstrak daun teh juga banyak mengandung zat berkhasiat antara lain cafein, epicatechin, epi catechin galat, epi galo catechin, epi galo catechin galat, flavonol, theanin, asam glutamat, asam aspartat, arginin, gula, asam amino lain, bahan pengenda alkohol dan kalium. Menurut Tuminah S, 2004 yang tertinggi konsentrasinya adalah epi galo catechin galat (20.29%).(27) Menurut Ikigai et all 1993, EGCG memang terbukti mempunyai efek baktericidal yang lebih kuat dibanding EC karena diperkirakan merusak lapisan lipid bilayer dari kuman.(28) Souad Akroum et all 2009 juga menemukan adanya pengaruh ekstrak Camelia sinensis terhadap E coli sejak konsentrasi 8 %.(29)

Dengan demikian dari penelitian ini dan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak daun teh hijau dipercaya masih punya cukup kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri E. coli

3. Pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan Escherichia coli.

Tabel 4.11 dan 12, menunjukkan bagaimana analisa pengaruh kotrimoksazol dari konsentrasi 5 - 50µg terhadap pertumbuhan E.coli strain ATCC 1 dan 2.

Koefisien korelasi antara pengaruh kotrimoksazol terhadap kedua E.coli strain ATCC berturut-turut adalah 0.9941 dan 0.9955 yang artinya mempunyai korelasi yang sangat kuat, sedangkan rata2 zona hambat yang terjadi pada kedua strain ATCC tersebut adalah 22.8 mm dan 26 mm. Dengan demikian disimpulkan bahwa kotrimoksazol memang berpengaruh kuat terhadap E.coli strain ATTC.

Tetapi pada penelitian selanjutnya ternyata tidak ada pengaruh sama sekali kotrimoksazol terhadap penghambatan pertumbuhan E.coli strain lokal, walaupun dosis kotrimoksazol telah dinaikkan sampai dengan 150 µg.

Jadi, pengaruh kotrimoksazol masih diragukan terhadap E.coli strain lokal, karena pada penelitian ini tidak didapati pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan e.coli strain lokal. Dalam hal ini peneliti belum dapat memastikan apa penyebabnya. Ada kemungkinan kesalahan terjadi karena media tanam atau cara penanaman yang kurang teliti, tapi juga dimungkinkan karena strain ATTC telah banyak kali di kultur ulang tanpa ada pengaruh lingkungan yang berarti, sedangkan strain lokal yang hidup di alam bebas banyak mendapat pengaruh dari faktor lingkungannya yang dinamis bahkan mungkin mengamcam hidupnya misalnya pemakaian antibiotika yang luas, sehingga timbul mekanisme pertahanan diri pada kuman misalnya dengan mengadakan mutasi dengan akibat timbul kekebalan terhadap obat ( resistensi ).

Dari penelitian oleh Vieira RHSF et all, tahun 2001, tentang pengaruh ekstrak Daun jambu biji dan daun pepaya terhadap bakteri dalam daging ikan yang dapat menyebabkan diare pada anak2 ternyata memang E. Coli yang di uji coba resistent terhadap beberapa jenis antibiotika seperti ampicillin, cefotaxim, cefoxitin dan kloramfenicol.(26) Berdasarkan analogi mungkin saja hal ini dapat terjadi pada kotrimoksazol sehingga hal ini perlu dibuktikan lebih lanjut.

(18)

Tabel 4.13 dan 14, menunjukkan hasil analisa uji beda antara ketiga zat terhadap pertumbuhan E.coli strain ATTC 1 dan 2

Dari hasil uji anova pada kedua tabel tersebut ternyata bahwa pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E. Coli strain ATCC, adalah berbeda nyata dengan pengaruh ekstrak daun jambu biji maupun ekstrak daun teh hijau ( Pv<0.001), dimana ditemukan kekuatan pengaruh daun jambu biji hanya berkisar antara 44.2 – 55 3 % dibandingkan kotrimoksazol, sedangkan ekstrak daun teh hijau hanya berkisar antara 33.5 – 42.5 % dibanding kotrimoksazol.

Dengan demikian demikian dapat dismpulkan bahwa pengaruh kotrimoksazol memang masih lebih kuat dibanding pengaruh kedua ekstrak daun jambu maupun daun teh hijau terhadap pertumbuhan E.coli strain ATCC.

Uji anova tidak bisa dilakukan terhadap E.coli strain lokal, karena tidak ditemukannya zona hambat oleh kotrimoksazol terhadap E.coli strain lokal. Tetapi ekstrak daun jambu biji dan ekstrak daun teh ternyata tetap memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan E.coli strain lokal.

Tabel 4.15 menunjukkan hasil uji beda antara pengaruh ekstrak daun jambu biji dengan ekstrak teh hijau terhadap pertumbuhan E.coli strain lokal dimana ekstrak daun jambu biji menghasilkan zona hambat rata2 13.3 mm dan ekstrak daun teh hijau rata2 12.7 mm, ternyata tidak dijumpai perbedaan antara keduanya (Pv>0.05). Sehingga disimpulkan keduanya mempunyai daya hambat yang lebih kurang sama kuat.

Hal ini menunjukkan bahwa potensi herbal lebih dapat diandalkan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya resistensi daripada obat sintetis.

6. SIMPULAN DAN SARAN 1. SIMPULAN

1. Ada pengaruh positif kuat ekstrak daun jambu biji terhadap pertumbuhan Escherichia Coli, baik strain ATTC maupun strain lokal dengan r antara 0.8883 sampai dengan 0.9967. (Pv<0.05)

2. Ada pengaruh positif kuat ekstrak daun teh hijau terhadap pertumbuhan E.coli baik strain ATTC maupun lokal dengan r antara 0.9424 sampai dengan 0. 9789. (Pv<0.05). 3. Ada pengaruh kuat positif kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E.coli strain ATTC dengan r antara 0.9255 dan 0.9941, (Pv<0.05) tetapi tidak ada pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E.coli strain lokal sampai dengan 150 µg/disk.

4. a. Ada perbedaan nyata antara ekstrak daun jambu biji dan ekstrak daun teh hijau dengan pengaruh kotrimoksazol terhadap E.coli strain ATTC ( Pv<0.001), dimana kekuatan pengaruh ekstrak daun teh hijau dan ekstrak daun jambu biji hanya 33.5 s/d 55.3 % kotrimoksazol.

b. Tidak ada pengaruh kotrimoksazol terhadap E. Coli strain lokal sampai dengan dosis 150 µg.

c. Tidak ada perbedaan yang nyata antara pengaruh ekstrak daun jambu biji dengan ekstrak daun teh hijau terhadap pertumbuhan E.coli strain lokal (Pv >0.05)

(19)

1. Daun Jambu biji dan daun teh hijau masih potensial digunakan sebagai anti E.coli. 2. Perlu diwaspadai adanya kemungkinan resistensi E.coli terhadap antibiotika khususnya kotrimoksazol.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kartasapoetra,G. 2004. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Rineka Cipta: Jakarta.

2. Zein, Umar. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Dalam Upaya Pemeliharaan Kesehatan. (Library.usu.ac.id/download/fk/penydalam_umar7.pdf, diakses pada tanggal 17 Februari 2010)

3. Dwiyanto. 2009. Ramuan Tradisional. Mitra Sejati: Yogyakarta

4. Siswanto, Yuli Widiiyastuti. 1997. Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersial. Trubus Agriwidya:

5. Geningsih, Widyawati. 2009. Khasiat Jambu Biji (Psidium guajava Linn). (Http://JambuBijiTanamanBerkhasiatObat.htm, diakses pada tanggal 17 Februari 2010)

6. Plantus. 2008. Jambu Biji Menyetop Diare. (http://anekaplanta.wordpress.com/ 2008 /02/28/jambu- biji-menyetop-diare/, diakses pada tanggal 17 Februari 2010)

7. Adnyana, IK dkk. 2004. Efek Ekstra Daun Jambu Biji Daging Buah Putih dan Daun Jambu Biji Daging Merah sebagai Antidiare. (http:/adnyana_ekstrak/daun.htm, diakses pada tanggal 17 Februari 2010) 8. Staff Pengajar Fakultas Kedokteran UI. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa

Aksara: Jakarta

9. Wikipedia. 2010. Diare. (http://id.wikipedia.org/wiki/Diare, diakses pada tanggal 19 Februari 2010)

10. Airlangga, I. dkk. 2010 : Pengaruh ekstrak teh terhadap Streptococcus alfa hemoliticus dari caries gigi, Sains Medika Kedokteran dan Kesehatan, FK UNISULA, Semarang, hal. 157-167.

11. United States Agency International Development (USAID). 2008. Diare. (http:// Searchwinds.com/redirect?id=330016, diakses pada tanggal 19 Februari 2010) 12. Zein, Umar dkk. 2004. Diare Infeksi Bakteri. (library.usu.ac.id/download/fk/

Peny-dalam-umar5.pdf, diakses pada tanggal 19 Februari 2010)

13. Dinas Kesehatan Kota Palembang, Profil Kesehatan Kota Palembang 2008, data Diare 2004 - 2008.

14. Dinas Kesehatan Jawa Barat. 2010. Kotrimoksazol. (http:// kotrimokasazol.htm diakses pada tanggal 22 Februari 2010)

15. Melninick, Jawetz dan Adelberg.1996. Mikrobiologi Kedokteran edisi ke 20. UGM: Yogyakarta.

16. Kutaradja, Ari. 2010. Identifikasi Bakteri Escherichia coli. (http:// ismamen- dale.Multiply.com/journal/item/1/Abstrak_Penelitianku_Identifikasi_Bakteri_ Escherichia_coli, diakses pada tanggal 21 Februari 2010)

(20)

Shrimp Lethality Test. (http://etd.eprints.ums.ac.id/5839/, diakses pada tanggal 22 Februari 2010)

18. Evans, D.J. and D.G. Evans. 2001. Eschericia Coli in Diarrheal Disease. (http:// gsbs.utmb.edu/microbook/ch025.htm, diakses pada tanggal 22 Februari 2010) 19. Ramadani, Dedy. 2008. Uji Biokimia Mikroba. (http://dydear.multiply.com/

Journal/item/3/Uji_Biokimia_Mikroba, diakses pada tanggal 20 Februari 2010)

20. Arisman. 2009. Keracunana Makanan. EGC: Jakarta.

21. Pujarwoto, Triatmojo. 2009. Pola Kuman Penyebab Diare Akut.

(www.kalbe.co.id /files/cdk/files/.../08PolaKuman086.html, diakses pada tanggal 20 Februari 2010)

22. Hartoyo, Arif. Teh & khasiatnya bagi Kesehatan. Kanisius. Yogyakarta.

23. United States Agency International Development (USAID). 2008. Diare. (http:// Searchwinds.com/redirect?id=330016, diakses pada tanggal 19 Februari 2010) 24. Nair R.,Chandra S, 2007 : Invitro antimicrobial activity of PGL leaf extract

against clinically important pathogenic microbial strain, Brazillian Journal of microbiology, 38, 452-458.

25. Goncalves et all, 2008 : antimicrobial activity of PGL leaf extract on diarrhea-causing bacteria isolated from sea bob shrimp (xiphopenaes Kroyeri), Rev. Inst.med. Trop. S Paulo.

26. Vieira, RHSF et all, 2001: Microbicidal effect of medicinal plants extract (PGL and CPL) upon bacteria isolated from fish muscle and known to induce diarea in children, Rev, Inst, Trop, S. Paulo.

27. Tuminah S. 2004 : Teh (Camellia Sinensis) sebagai salah satu sumber anti-oxydant, Badan LitBangKes dalam Cermin Dunia Kedokteran 144, 52. 28. Ikigai et all, 1993: Bactericidal Catechin damage the lipid bilayer, Biochem,

Biophys, Acta 1147, 132-136.

29. Souad Akroum et all, 2009: Antimicrobial, Antioxydant, cytotoxic activityes and Phytochemical screening of Algerian plants, European Journal of Scientific Research, vol. 31 no.2, pg 289-295.

Gambar

     Gambar 2.1       Alur Pemeriksaan Zona Hambat
    Gambar 2.2  Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 4.3. : Analisis regressi linier sederhana antara ekstrak daun jambu biji dengan zona                    hambat terhadap E.coli strain lokal
Tabel 4.4. : Analisis regressi linier sederhana antara ekstrak daun teh hijau dengan zona
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang teknol mencari metode terefisien adalah hidrolisis asam.Na masih tergolong mahal, k Limbah asam ini dapat sulit.Melihat kondisi terse dilakukan suatu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan karakteristik fisikokimia steamed cake mocaf (warna, volume pengembangan, dan aktivitas antioksidan) selama

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI

membaca merupakan suatu kegiatan yang bersifat kompleks karena kegiatan ini melibatkan kemampuan dalam mengingat simbol-simbol grafis yang berbentuk huruf,

bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar Nomor 8 Tahun 1990 tentang Izin Mendirikan Bangunan dan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar Nomor 3

Dari analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ; 1) Hasil pengujian menunjukkan brand image mempunyai pengaruh signifikan dan prositif terhadap

The negative elevation bias (negative mean error) exhibited by GDEM v3 in open land cover areas is important because it is indicative of the overall performance of

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Manajemen laba, kepemilikan manajerial, komite audit, kualitas audit, ROE dan EPS tidak berpengaruh terhadap