• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fenomena yang terjadi dalam perusahaan ini adalah bagaimana cara melakukan hubungan pengawasan bank terhadap kualitas modal saham pada bursa efek indonesia tersebut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Fenomena yang terjadi dalam perusahaan ini adalah bagaimana cara melakukan hubungan pengawasan bank terhadap kualitas modal saham pada bursa efek indonesia tersebut"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH HUBUNGAN PENGAWASAN BANK TERHADAP KUALITAS MODAL SAHAM PADA BURSA EFEK INDONESIA DI MAKASSAR

Martinus Tagung1, Muh Ihsan HM Baso2, Rahmawati Umar3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine to determine the relationship of supervision of the quality of stock capital on the Indonesian stock exchange. Research is a type of qualitative and quantitative research. Data collection methods used in this study are observation, interviews and documentation. The data analysis technique used in this study is the analysis of the Economic Order Quantity (EOQ) method. The results of this study indicate that the relationship between bank supervision has an effect on share capital on the Makassar Indonesia Stock Exchange, as evidenced by the testing of bank supervision variables on stock capital on the Makassar branch of the Indonesia Stock Exchange, namely the significant test of the bank supervisory relationship variable (X) with share capital in obtaining a calculated T value of 4,575 ≥ T table which is 3,015 with a significant level of 0.00≤0.1.

Keywords: Supervision of Bank Capital stock.

PENDAHULUAN

Peran perbankan dalam mewujudkan perekonomian suatu negara sangatlah penting.

hampir semua faktor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa dari perbankan, baik dari perorangan maupun lembaga keuangan berorientasi pada bisnis. hubungan pengawasan bank terhadap kualitas modal saham itu sangatlah penting dalam melakukan untuk menerbitkan dan menempatkan saham–

saham tersebut kepada pihak atau kepada masyarakat umum, karena tingkat kepemilikan pemegang saham terhadap perusahaan itu tergantung seberapa besar bagian saham yang dikuasainya. Fenomena yang terjadi dalam perusahaan ini adalah bagaimana cara melakukan hubungan pengawasan bank terhadap kualitas modal saham pada bursa efek indonesia tersebut. Praktik manajemen dalam melakukan hubungan pengawasan itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh manajemen dan seharusnya tidak terjadi karena dapat menurunkan kualitas laporan keuangan perusahan. Rendahnya kualitas laporan keuangan akibat praktik manajemen laba tentunya tidak menggambarkan keadaan perusahan yang sebenarnya, dan manajemen laba oportunis dapat menyebabkan asimetri informasi yang

mengakibatkan investor dan krditur ”terjebak”

dalam keputusan yang salah dan menurunnya kesejahtraan pemilik modal. Motif terjadinya manajemen laba pada dasarnya didorong oleh adanya perbedaan kepentingan antara stake holder (prinsipal) dan pihak manajemen atau agen. Jansen dan Meckling (1976) beragumen bahwa kedua kelompok agen dan prinsipal tersebut adalah orang-orang yang berupaya memaksimalkan utilitasnya, sehingga terdapat alasan yang kuat untuk menyakini bahwa agen tidak akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan perinsipal. Dianggap sebagai peraktik yang merugikan, berbagai kalangan peraktis, akademisi dan pembuat kebijakan telah menaruh perhatian kusus mengenai mekanisme pengawasan yang dapat mengurangi potensi terjadinya peraktik manajemen laba. Salah satau mekanisme pengawasan tersebut adalah pengawasan yang dilakukan oleh kreditur dalam hal ini bank sebagai konsekuensi dari pinjaman yang dilakukan perusahan kepada bank.

Pengawasan yang dilakukan bank memiliki keunikan yang dapat digantikan oleh mekanisme lainya termasuk pengawasan dari auditor eksternal.

Menurut martin (2015) setidaknya tigamanfaat yang dapat dierima perusahaan dari pengawasan yang dilakukan oleh bank.

(2)

Pertama, pengawasan bank dapat mengurangi resiko keuanagan perusahaan karena bank berkemungkinan akan turut campur tangan dalam manajemen perusahaan untuk membantu perusahaan keluar dari kesulitan keuangan. Kedua, pinjaman yang dilakukan perusahaan akan meningkatakan nilai perusahaan hal ini dikarenakan optimisme pasar terhadap dampak pengawasan bank dan kemampuan keuangan perusahaan karena dianggap mampu melakukan membayar pinjaman. Ketiga, pengawaan bank dapat perilaku oportunis manajamen dan praktik manajemen laba. Diantara kreditur lainya seperti bonholders dan pemberi pinjaman privat (institusi atau invidu) bank dianggap paling sesuai dalam melakukan fungsi pengawasa. Hal ini dikarenakan bank memiliki kelebihan dari segi insentif dan keunggulan dalam melakukan pengawasan dibandingkan dengan kreditur lainya. Kelebihan intensif terebut muncul dari motivasi bank untuk memitimasi resiko seminimal mungkin, Sedangkan keunggulan bank muncul dari kemampuan bank untuk mengakses informasi privat perusahaan dan mengikat perusahaan dengan mekamisme kontrak.

Pengawasan yang dilakukan oleh perbankan sangat relevan dalam konteks manajemen laba yang terjadi di indonesia terlebih khusus pada perusahaan yang terdaftar dibursa efek indonesia dikarenakan terdapat masih kurangnya praktik tata kelola perusahaan yang baik. Mayoritas perusahaan di indonesia tergabung dalam afilasi bisnis, kelompok-kelompok bisnis ini pada umumnya adalah kumpulan perusahaan (publik dan swasta) di berbagai industri dan umumnya dikendalikan oleh pemilik yang sama. Situasi ini meningkatkan kemungkinan pengambil alihan kekayaan pemegang saham minoritas karena menunjukan bahwa konglomerasi yang merupakan perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia, sedangkan kelompok uaha dengan kepemilikan dari kapasitas pemilk pasar saham,

Sehubungang dengan hal diatas sumber dana perbankan mempunyai kegiatan pokok yaitu menghimpun dana dari masyarakat luas, kemudian dana yang berhasil dihimpun disalurkan kembali kepada masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit. Pemberian kredit sudah pasti mengandung resiko dan disinila peran account officer untuk meminimalisir resiko sebelumnya. Salah satu

cara untuk menjaga agar kredit yang disalurkan tetap aman, lancar dan produktif adalah Bank perlu melakukan pengawasan.

Bursa efek indonesia yang merupakan salah satu perusahaan lembaga di pasar modal yang berlokasi di kota makassar l. Sam Ratulangi yang bertujuan untuk mengur mengetahui sejauh mana hubungan pengawasan bank terhadap manajemen laba alam pengambilan keputusan yang berorientasi pada hubungan yang sebenarnya. Para peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada Bursa Efek Indonesia berdasarkan definisi diatas dengan judu “Pengaruh Hubungan Pengawasan Bank Terhadap Kualitas Modal Saham Pada Bursa Efek Indonesia”.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Apakah Pengawasan Bank Berhubungan Dengan Kualitas Modal Saham Pada Bursa Efek Indonesia Di Makassar”.

Adapun tujuan peneliti dalam melaksanakan penelitian adalah 1. Untuk mengetahui hubungan pengawasan bank dengan kualitas modal saham di Bursa efeki ndonesia. 2. Untuk mengetahui bentuk analisis hubungan pengawasan bankdi Bursa Efek Indonesia Makassar

TINJAUAN LITERATUR

Menurut Kasmir (2015) Bank termasuk perusahan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Agar pengertian bank menjadi lebih jelas, maka dapat dikemukakan beberapa definisi atau rumusan mengenai bank sebagai berikut:

Bank adalah: Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

(Kasmir, 2015:24)

Menurut Undang Undang Republik Indonesia NO.10 Tahun 1998 yang merupakan perbankan atas undang undang NO.7 1992 tentang perbankan yang dimaksud dengan Bank adalah: Sesuatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan

(3)

alat-alat penukaran baru berupa uang giral.

dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan Perusahan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalau berkaitan dalam bidang keuangan, sehingga tidak terlepas dari masalah keuangan.

Menurut Kasmir (2016) ktivitas Perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah didunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyaarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah seperti giro, tabungan, sertifikat deposito dan deposito berjangka. Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka pihak perbankan pihak bank memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada si penyimpanan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah pelayanan atau balas jasa lainya. Semakin tinggi balas jasa yang diberikan, akan menambah mina masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh karena itu, pihak perbankan harus memberikan berbagai rangsangan dan kepercayaan sehinggaa masyarakat berminat untuk menanamkan dananya sendiri.

Dalam praktik perbankan di indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam undang undang perbankan.

Melihat jenis perbankan sebelum keluar undang–undang perbankan No 10 Tahun 1998 dengan sebelumya yaitu undang-undang No 14 Tahun 1967, maka terdapat bebrapa perbedaan. Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi bank serta kepemilikan bank. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat di tawarkan maupun jangkauan wilayah operasinya. Sedangkan kepemilikan perusahan di lihat dari segi pemilikan saham yang ada serta akte pendiriannya. Perbedaan lainnya adalah di lihat dari segi siapa nasabah yang mereka layani apakah masyarakat luas atau masyarakat dalam lokasi tertentu.

Menurut Budisantoso (2015) Fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada

masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary.

Menurut undang undang pokok perbankan No 14 Tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari: (1) Bank umum (2)Bank Pembangunan (3) Bank Tabungan (4) Bank Pasar (5) Bank Desa (6) Bank Pegawai

Namun setelah keluar undang -undang pokok perbankan No 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya undang undang RI Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari: (a) Bank umum (b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Adapun pengertian Bank umum dan Bank perkreditan rakyat sesuai dengan undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut: 1. Bank umum Bank umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatanya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. 2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Perkeditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran artinya BPR jauh lebih sempit jika di bandingkan dengan kegiatan bank. Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang di miliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dapat dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah sebagai beriku: 1. Bank Milik Pemerintah merupakan akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan Bank kini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh Bank milik pemerintah antara lain: (a) Bank Negara Indonesia (BNI), (b) Bank Rakyat Indonesia (BRI), (c) Bank Tabungan Negara (BTN) Sedangkan Bank milik pemerintah daerah (pemda) terdapat di derah tingkat satu dan tingkat dua masing-masing provinsi. 2.

Bank Milik Swasta Nasional bank jenis ini, seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya didirikan oleh swasta, begitupula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.

3. Bank Milik Koperasi. Kepemilikan saham saham bank ini dimiliki oleh perusahan yang berbadan hukum koperasi 4. Bank Milik

(4)

Asing. Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing ataupun pemerintah asing 5. Bank Milik Campuran. Kepemilikan saham bank campuran di miliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas di pegang oleh warga negara indinesia

Kedudukan atau status ini menuujukan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal, maupun kualitas pelayananya. Status bank yang dimaksudkan adalah sebagi berikut:

1. Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan .2. Bank non devisa merupakan bank yang merupakan izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melakukan transaksi seperti halnya bank devisa. Dilihat dari cara menentukan harga. Jenis bank jika di lihat dari segi atau caranya dalam menetukan harga jual maupun harag beli terbagi dalam dua kelompok bank yang berdasarkan prinsip konvensional dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu: (a) Menetapakan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan, maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamanaya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. (b) Untuk jasa jasa bank lainnya pihak perbankan menggunakan atau menerapakan sebagai nominal atau bank yang berdasarkan prinsip syariah.

Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah sebagai berikut: (a), Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (c) Perinsip jual beli barang dengan mempeoleh keuntungan, (d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan, (e) Adanya pemilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang di sewa dari pihak bank oleh pihak lain. Pengaturan dan pengawasan bank merupakan salah satu tugas dari bank indonesia. Bank indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu pada bank, melaksanakan pengawasan bank serta mengenakan sanksi

terhadap bank.Pengaturan dan pengawasan bank diarahakan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan di indonesia sebagai lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitanya sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana, pelaksanaan kebijakan moneter, lembaga yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi serta pemerataan, agar tercipta sistem perbankan yang sehat, baik sistem perbankan secara menyeluruh maupun individual, dan mampu memelihara kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekoniman nasional. Bank Indonesia melakukan pengawasan terhadap sepak terjang BPR agar berkembang secara sehat, efisien dan dipercaya masyarakat. BPR yang demikian diharapkan mampu memainkan peran dan fungsi intermediasi sehingga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi local terutama diwilayah pedesaan.Aspek aspek yang dicermati bank, artinya aktfitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan indonesia agar kesehatan BPR tetap terjaga meliputi aspek permodalan, kualitas aktiva produk, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas.

Menurut thomas sumarsan (2018) menyatakan bahwa sistem pengawasan Bank atau wewenang Bank Indonesia dalam rangka melaksanakan tugas dalam mengatur dan mengawasi bank adalah sebagai berikut: 1.

Kewenangan memberikan izin (right to license) yaitu kewenangan untuk menetapkan tata cara pendirian dan perizinan suatu bank.

Cakupan pemberian izin oleh bank Indonesia, pembeian izin pembukuan penutupan, dan pemindahan kantor bank, pemberian persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, pemberian izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan usaha tertentu. 2. Kewenangan untuk mengatur (right to regulate) yaitu: kewenangan untuk

(5)

menetapkan ketentuan yang menyangkut aspek usaha dan kegiatan perbankan dalam rangka menciptakan perbankan yang sehat yang mampu memenuhi jasa perbankan yang diinginkan masyarakat. 3. Kewenangan untuk mengawasai (right to control) yaitu:

kewenangan melakukan pengawasan bank melalui pengawasan langsung (on site supervision) dan pengawasan tidak langsung (off site supervision) pengawasan langsung dapat berupa pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan keuangan bank dan untuk memantau tingkat kepatuhan bank terhadap peraturan yang berlaku serta untuk mengetahui apakah terdapat peraktik-peraktik yang tidak sehat dan membahayakan kelangsungan usaha bank.

seperti laporan berkala yang disampaikan bank, laporan hasil pemeriksaan bank dan informasi lainya.

Kewenangan untuk mengenakan sanksi (right to imposse santion) yaitu; kewenangan untuk menjatuhkan saksi sesuai dengan ketentuan perundang–undangan terhadap bank apabila bank kurang atau tidak memenuhi ketentuan. Tindakan ini mengandung unsur pembinaan agar bank beroperasi sesuai dengan asas perbankan yang sehat.

Menurut Amalia Heny Septiana (2015) Modal saham merupakan Jenis modal yang hanya terdapat dalam perusahaan yang berbentuk perseroan Terbatas (PT) yang diperoleh dengan cara menerbitkan dan menempatkan saham-saham tersebut kepada pihak tertentu atau kepada masyarakat umum.

Tingkat kepemilikan pemegang saham terhadap perusahaan tergantung seberapa besar bagian saham yang dikuasainya.

Menurut Febrian (2017) Menyatakan bahwa PT dapat menerbitkan suatu jenis saham atau lebih, bila perseroannya menerbitkan suatu jenis saham saja, maka saham-saham yang diterbitkan itu adalah saham biasa. Jenis jenis saham yang dapat diterbitkan oleh PT yaitu: Dilihat dari ada tidaknya nominal saham (a). Saham dengan nilai nominal: saham yang padanya tercantum adanya nilai nominal (.b). Saham tanpa nilai nominal: saham yang padanya tidak tercantum adanya nilai nominal. Dilihat dari hak yang melekat pada saham. (c) Saham biasa yaitu saham yang tidak mempunyai hak istimewa dalam pembagian kekayaan perusahaan bila perusahaan di likuidasi. (d) Saham prioritas

yaitu saham yang mempunyai hak istimewah untuk didahulukan dalam hak pembagian deviden atau pembagian kekayaan perusahaan bila dilikuidasi. Pencatatan transaksi modal saham dapat dilakukan dengan dua metode yaitu (a.) Modal saham dicatat sebesar nilai nominal saham yang diotoritaskan (b) pada saat diputuskan untuk menerbitkan saham baru, maka sebesar nilai nominal saham-saham yang diterbitkan pada perkiraan saham yang diotoritaskan dan dikreditkan pada perkiraan modal saham. (c) Modal saham dicatat sebesar nilainominal terjual. (d) Pada saat modal saham dicetak tidak perlu ada jurnal cukup dibuatkan catatan dalam bentuk memorial dan pencatatan modal baru dilakukan apabila saham telah terjual.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka rumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Hubungan pengawasan bank berpengaruh terhadap manajemen laba pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Makassar

METODE PENELITIAN

Menurut Ronny Kontur (2016) Desain Penelitian adalah Proses atau langkah langkah yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu penelitian, sehingga peneliti dapat dilaksanakan secara sistematis untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) di Makassar, yang berlokasi di Jl.Sam Ratulangi Makassar dan penelitian dilaksanakan selama dua bulan.

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (a.) Data Kualitatif, yaitu data yang berupa keterangan, penjelasan dari hasil interview, wawancara, kuesioner atau observasi di lapangan yang tidak beriupa angka-angka dan diolah untuk mendukung penjelasan dalam analisis (.b). Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka yang diperoleh dari sumber data sekunder, baik berupa dokumen, laporan-laporan ilmiah, atau terbitan berkala yang relevan dengan permasalahan yang dibahas. Sumber data dalam penelitian ini adalah: (a.) Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan jalan melakukan pengamatan langsung (observasi) dan wawancara (interview) dengan pimpinan perusahan dan beberapa staf yang berhubungan langsung dengan masalah yang

(6)

diteliti. (b)Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen dokumen perusahan yang ada dengan masalah yang akan dibahas.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif ini adalah (a). Observasi, yaitu Penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada PT.Bank IDX Makassar. (b). Wawancara, yaitu penulis melakukan pembicaraan langsung dengan pihak manajemen bersama dengan karyawan–karyawan yang berkaitan dengan pengawasan bank (c). Angket (Kuesioner), yaitu pengumpulan data yang dilakukan penulis melalui penyebaran angket kepada karyawan Bursa Efek Indonesia Makassar. yang menjadi sampel .Angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan tentang tentang identitas responden dan variabel-variabel penelitian untuk mencari informasi yang lengkap dari permasalahan yang dibahas. (b).

Dokumentasi, yaitu Pengumpulan arsip atau dokumen dokumen surat tentang masalah penawasan bank

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Bursa Efek Indonesia Cabang Makassar sebanyak 23 orang oleh karena itu polpulasi dalam penelitian ini jumlahnya kecil, maka seluruhnya dijadikan sampel (sampel jenuh atau sampel 100%

Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik (sederhana) atau sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi

Model persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:

Y= a

Nilai nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini

a=

b Dimana:

X = variabel predictor atau variabel faktor penyebab (independen)

Y = variabel respon atau variabel akibat (dependen)

a =konstanta b =koefisien regresi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Sujarweni (2015) suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach ≥ 0,05.

Uji regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas (independen) terhadap terhadap variabel terikat (dependen) karena jumlah variabel bebas yang digunakan lebih dari satu .

Berikut adalah hasil uji regresi linear berganda menggunakan SPSS21:

Berdasarkan tabel 3, uji regresi linear sederhana diatas maka diperoleh persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut: maka dapat diintrpretasikan bahwa koefisien regresi hubungan pengawasan bank (X) 0,242 yang berarti setiap perubahan atau peningkatan satu variabel system pengendalian maka jumlah pegawai akan mengalami peningkatan sebesar 0,242 dengan asumsi.

(7)

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS, diketahui R=

0,322 yang berarti hubungan positif antara variabel sistem pengendalian dengan variabel modal saham persentasenya adalah 322%.

Hubungan Pengawasan Bank (x) pada Bursa efek indonesia meliputi proses pemeriksaan dan monitoring untuk menjamin pelaksanaan aturan mengenai pasar serta aturan prudensial industri perbankan untuk memelihara kesehatan industri tersebut. Begitu juga dengan modal saham yang sangat berupaya untuk menjaga efektifitas hubungan pengawasan bank agar visi dan misi lembaga dapat terus dipertahankan hubungannya dengan baik. Dengan demikian saat ini sistem pengawasan bank menggunakan dua metode yaitu Pengawasan berdasarkan kepatuhan (compliance) based suoervision) dan pengawasan berdasarkan resiko, dengan adanya pendekatan tersebut bukanbeti mengesampingkan pendekatan berdasarkan kepatuhan, namun merupakan upaya untuk menyempurnakan system pengawasan ban terhadap kualitas modal Terlihat dari hasil deskriptif variabel penelitian menunjukan bahwa hubungan pengawasan bank terhadap kualitas modal saham pada Bursa efek indonesia menunjukan adalah sangat berhubungan maka lembaga perlu meningkatkan kualita modal saham.

Kualitas modal saham. (Y) Merupakan Jenis modal yang terdapat dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) yang diperoleh dengan cara menerbitkan dan menempatkan saham-saham tersebut kepada pihk-pihak tertentu atau kepada masyarakat umum.agar visi dan misi lembaga dapat terus di pertahankan denganbaik .terlihat dari hasil deskriptif variabel penelitian menunjukan adalah sangat baik. Analisis hubungan pengawasan bank terhadap kualitas modal saham adalah terdiri dari modal saham hubungan pengawasan bank

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa Sebagaimana yang telah dikemukakan dalam teknik analisis, bahwa uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, signifikan atau tidak dalam pembuktian hipotesis tersebut pengujian dilakukan dengan

membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel dengan menggunakan dekat kesalahan sebesar 10% atau 0,1. Apabila T hitung > T tabel dan probabilitas < (a) 0,1 sehingga hipotesis nol (HO) dan hipotesis alternative (Ha) diterima, selanjutnya apabila T hitung <T tabel dan probabilitas > (a) 0,1 maka tidak ada pengaruh Ho diterima dan Ha ditolak.

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diajukan adalah: 1) Diharapkan penyelenggaraan hubungan pengawasan bank pada Bura Efek Indonesia cabang Makassar untuk tetap mempertahankan dan berusaha menigkatkan agar jumlah pegawai pada Bursa efek Indonesia cabang Makassar mengalami peningkatan. 2) Diharapkan penyelenggaraan pada kantor bursa efek indonesia untuk memperbaiki atau memperhatikan kualitas modal saham yang terdapat pada bersa efek indinesia. 3) Diharapkan bagi peneliti selanjutnya, untuk mengkaji variabel lain yang dapat meningkatkan jumlah pegawai agar hasil penelitian ini dapat terus berkembang untuk selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Budisantoso Totok. (2015). Bank dan Lembaga Kauangan Lainya, edisi ke tiga jakarta.

Cita Yustisia Serviani .(2018). Credit top secret, Andi.Yogyakarta.

Hermansyah. (2015). Hukum Perbankan, Penerbit sinar grafik.

Ikatan Bankir Indonesia (2015). Mengelola manajemen laba dan pengertian laba.

Penerbit, PT. Gramedia Pustaka utama kompas Gramedia Building .

K. R. Subramanyam Jon. J. Wild (2015) Analisis Laporan Keuanagan manajemen perbankan edisi 10-Buku 1

Kasmir (2015). kualitas manajemen dalam perbankan.jakarata: PT Rajagrafindo Kasmir. (2015). Bank dan lembaga keuangan

lainya. Pengertian Bank. Jakarta: PT.

Rajagrafindo.

Malayu S. P. Hasibun. (2015) Dasar Dasar Perbankan, penerbit, Bumi Aksara.

Martanti Retno, dan Masruroh (2015). Peran manajemen laba manajemenl Pemberian laba dan non Performing Loan. Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi, jakarta

(8)

Mhuhammad Djumhana. (2015). Hukum Perbankan di indonesia, Penerbit Citraditya.

Mlyati Etty, (2016). Kredit Perbankan, pengertian kredit dan jenis, tujuan dan tahap pemberian kredit. Jakarta PT. Refika Aditama.

Ronny Kountur (2016) Metode Penelitian Skripsi dan Tesis Edisi. 2 Penerbit PPM Jakarta

Sugiyono (2018). Metode Penelitian:

Kunatitatif ,kualiatatif dan R &D. Cetakan kedua puluh tujuh .Alfabeta, Bandung.

Sumarsan Thomas (2018).Hubungan Pengawasan bank, Penerbit PT. Indeks Permata Puri media jakarta.

Suyanto Thomas (2018), Dasar dasar manajeme perbankan penerbit, Gramedia.

Suyatno (Muh .Hanas Adi Putra). (2016), Tahapan–Tahapan Modal sah Undang- Undang Republik Indonesia ,No 10/1998 tentang perbankan peraturan Bank Indonesia, No.7/22005 tentang Pendidikan aktiva.

Thomas Sumarsan (2018). Sistem Pengawasan Bank edisi 2 Pt indeks permata jakarta.

Kasmir (2019) Manajemen Perbankan dalam sistem pengawasan.

Referensi

Dokumen terkait