Kakekku Soewiyono dan Nenek Supami yang selalu mendukung dan mendoakan penyelesaian skripsi ini. Almamater yang saya banggakan adalah Program Studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember sebagai tempat menuntut ilmu. “Analisis Resiko Petani Salak Pondoh (Salacca Zalacca Gaertner Voss) Kabupaten Lumajang” adalah benar-benar karya saya sendiri, kecuali kutipan yang saya kutip sumbernya belum pernah diajukan ke instansi manapun dan bukan karya jiplakan.
Disertasi berjudul “Analisis Risiko Petani Salak Pondoh (Salacca Zalacca Gaertner Voss) Kabupaten Lumajang” oleh Ferdino Mirza Palevi, yang telah diuji dan disahkan di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember pada. Analisis Risiko Petani Salak Pondoh (Salacca Zalacca Gaertner Voss) Kabupaten Lumajang; Halaman Ferdino Mirza Palevi;. Minimnya produksi dan perubahan harga salak pondoh disebabkan banyaknya produk yang rusak dan kualitas yang tidak memenuhi kriteria salak pondoh.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Risiko Petani Salak Pondoh (Salacca Zalacca Gaertner Voss) Kabupaten Lumajang” ini dapat terwujud. Lompatan ini digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir dan memenuhi syarat untuk menyelesaikan dan memperoleh Diploma Teknologi Pertanian (S1) pada program studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Kakek saya Soewiyono dan nenek Supami yang selalu memberi semangat dan doa untuk penyelesaian tugas ini;
Teman-teman seangkatan dari Program Studi Teknologi Industri Pertanian Universitas Jember 2015 yang telah memberikan dukungan dan semangat selama menempuh studi hingga terselesaikannya skripsi ini.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Desa Sidomulyo merupakan salah satu desa di kecamatan Pronojiwo yang merupakan salah satu desa penghasil salaka terbesar dan terbaik. Volume produksi dan harga salak pondoh berfluktuasi setiap bulan karena banyaknya produk rusak dan grade yang tidak memenuhi kriteria salak pondoh. Selain itu, faktor eksternal dan internal selama proses produksi seperti hama dan penyakit, cuaca yang tidak menentu, modal dan sumber daya manusia dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas salak pondoh yang dihasilkan.
Berdasarkan hal tersebut diduga adanya indikasi risiko dalam produksi salak pondoh sehingga diperlukan analisis risiko bagi petani untuk mengetahui risiko mana yang menjadi prioritas dalam produksi salak pondoh di Desa Sidomulyo. Untuk mengidentifikasi dan mengukur potensi risiko yang dihadapi petani, dapat digunakan model house of risk (HOR). Fase identifikasi risiko adalah fase di mana peristiwa risiko dan agen risiko diidentifikasi dan diukur.
Buah salak pondoh (Salacca zalacca Gaertner Voss) merupakan buah musiman yang ketersediaannya tidak selalu tersedia. Proses budidaya dan penanganan pasca panen menjadi kendala dalam peningkatan produktivitas panen dan kualitas buah salak. Karena salak merupakan salah satu produk buah terpenting Indonesia, produktivitas dan kualitas perlu ditingkatkan.
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Salak Pondoh (Salacca zalacca Gaertner Voss)
Aktivitas pertama dalam manajemen risiko sejalan dengan metode House of Risk yang digunakan oleh para peneliti dalam penelitian ini. Dilihat dari segi non-teknis, sumber risiko dalam agribisnis diklasifikasikan sebagai risiko pasar yang meliputi fluktuasi harga input dan output. Hama dan penyakit serta faktor cuaca dan iklim merupakan sumber risiko yang paling sering dihadapi para pengusaha dalam menjalankan usahanya, khususnya di bidang hortikultura (Ginting, 2009).
Dalam usaha ini, hama dan penyakit serta faktor cuaca dan iklim juga menjadi sumber resiko yang sering kita jumpai dalam berbisnis. Selain faktor hama dan penyakit, faktor cuaca dan iklim, serta kesalahan teknis tenaga kerja, terdapat beberapa sumber risiko lain dalam kegiatan produksi pertanian. House of Risk (HOR) adalah model manajemen risiko rantai pasok yang menggunakan konsep House of Quality and Defects Modes and Effects Analysis (FMEA) untuk mengembangkan kerangka kerja manajemen risiko rantai pasok (Pujawan & Geraldin, 2009).
House of risk dibagi menjadi 2 fase yaitu HOR fase 1 dan HOR fase 2. HOR fase 1 digunakan untuk menentukan sumber risiko mana yang diprioritaskan untuk tindakan pencegahan, sedangkan HOR fase 2 memprioritaskan tindakan melalui sumber daya yang efektif dan hemat biaya untuk dipertimbangkan. Sumber risiko (Risk Agent) ditempatkan pada baris paling atas dari tabel dan dikaitkan dengan kejadian pada baris paling bawah dengan format Oj. Hubungan antara setiap sumber risiko dan setiap peristiwa risiko, Baris di mana 0 menunjukkan tidak ada korelasi dan 1, 3, 9 masing-masing menunjukkan korelasi rendah, sedang, dan tinggi.
Hitung total potensi risiko (Aggregate Risk Potential of agent j=ARPj) yang ditentukan sebagai akibat dari kejadian yang mungkin terjadi dari sumber risiko j dan himpunan dampak kausal dari setiap kejadian risiko yang disebabkan oleh sumber risiko j seperti pada persamaan berikut. Beri peringkat sumber risiko berdasarkan kumpulan risiko potensial dalam urutan menurun (dari nilai tertinggi ke terendah). Perusahaan idealnya memilih tindakan yang tidak sulit untuk diterapkan tetapi dapat secara efektif mengurangi potensi sumber risiko.
Memilih/memilih sejumlah sumber risiko dengan peringkat prioritas tinggi yang dapat menggunakan analisis pareto dari ARPj yang tercantum dalam HOR kedua. Perhatikan bahwa itu adalah sumber risiko yang dapat diimplementasikan oleh lebih dari satu tindakan, dan satu tindakan secara bersamaan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya lebih dari satu sumber risiko. Hubungan ini (Ejk) dapat dianggap sebagai tingkat efektivitas k tindakan dalam mengurangi kemungkinan terjadinya suatu sumber risiko.
![Tabel 2.1 Kandungan Gizi Buah Salak Pondoh Per 100 gram Buah.](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/10246695.0/23.892.114.780.291.702/tabel-kandungan-gizi-buah-salak-pondoh-gram-buah.webp)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Kuesioner akan dibagikan langsung kepada responden yang ditugaskan untuk mengisi kuesioner untuk proses identifikasi dan penilaian dampak dan penyebab risiko yang terjadi. Setelah proses identifikasi dan penilaian selesai, maka akan dilanjutkan dengan proses analisis risiko dengan menggunakan metode House of Risk untuk menentukan penyebab risiko (Risk Agent) yang harus diprioritaskan dan menentukan pencegahan (mitigasi) yang sesuai berdasarkan identifikasi. proses yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Memetakan aktivitas Supply Chain dengan menggunakan model Supply Chain Operations Reference (plan, source, producer, mendistribusikan dan return).
Model SCOR dikembangkan untuk memberikan metode penilaian mandiri dan pembandingan aktivitas dan kinerja rantai pasokan sebagai standar manajemen rantai pasokan lintas industri. Pada penelitian ini, model SCOR digunakan untuk memudahkan penelitian dalam mengidentifikasi setiap aktivitas supply chain. Hasil kuesioner dianalisis kemudian potensi dan sumber risiko diperoleh, kemudian dirumuskan rekomendasi dari sumber risiko yang ada.
Metode House of Risk (HOR) merupakan metode penelitian yang berfokus pada tindakan preventif untuk menentukan penyebab risiko mana yang menjadi prioritas, yang kemudian akan diberikan tindakan mitigasi atau perbaikan risiko (Saraswati & Negoro, 2014). Identifikasi agen/sumber risiko (risk agent), yaitu segala sesuatu yang dapat menyebabkan kejadian risiko yang telah diidentifikasi sebelumnya. Prinsip Pareto dari aturan 80/20 menggambarkan bahwa 80% kejadian risiko yang terjadi berasal dari 20% sumber risiko yang menyebabkannya.
Melihat persentase ARP kumulatif dimana sumber risiko yang memiliki persentase ARP kumulatif di bawah 80% akan menjadi sumber risiko prioritas. Petani idealnya memilih tindakan yang tidak sulit untuk diterapkan tetapi dapat secara efektif mengurangi potensi sumber risiko. Pilih agen risiko (Risk Agent) dengan peringkat tertinggi berdasarkan nilai Aggregate Risk Potential (ARP) yang dihitung dalam analisis Risk House 1.
Nilai peringkat tertinggi dari ETD adalah tindakan mitigasi yang akan digunakan untuk penanganan risiko terpilih. Berikut adalah contoh model House of Risk 2 yang digunakan untuk memudahkan pemahaman dan perhitungan dalam tahap analisis House of Risk 2, disajikan pada tabel 3.1 berikut ini. Berikut langkah-langkah penelitian manajemen risiko dengan menggunakan metode House of Risk yang digambarkan dalam diagram alir di bawah ini.
![Tabel 3.1 Model HOR 2](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/10246695.0/36.892.114.783.255.967/tabel-model-hor.webp)
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Cendrowski, H dan Mair W.C., 2009, "Enterprise Risk Management and COSO: A Guide for Directors, Executives and Practitioners", New Jersey: John Wiley. Pola Perubahan Gula Buah Salak Pondoh (Salacca edulis REINW Kultivar Pondoh) Pada Kondisi Atmosfer Termodifikasi. Kajian khasiat ekstrak rimpang jahe dan kunyit sebagai upaya memperpanjang umur simpan buah salak pondoh akibat serangan jamur.
Saraswati, PG dan Negoro, PP, 2014, “Identifikasi Faktor-Faktor Kritis Rencana Pembangunan PLTMH Lodoyo Blitar Menggunakan Pendekatan House Of Risk”, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Halaman A 49- 1. Saya mahasiswa jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember, dengan kuisioner ini saya sedang melakukan penelitian pasca sarjana ANALISIS RISIKO PETANI SALAK PONDOH (Salacca Zalacca Gaertner Voss) KABUPATEN LUMAJAANG dengan Pendekatan House of Risk . Untuk setiap aktivitas yang telah teridentifikasi, risiko yang timbul dari aktivitas di atas kemudian diidentifikasi dan dibuat penilaian tingkat dampak dari risiko tersebut.
Dari sejumlah risiko yang teridentifikasi di atas, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi penyebab risiko atau risk agent, yang kemudian diberi nilai probabilitas terjadinya penyebab risiko (Occurrence). Korelasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah besarnya hubungan antara risiko (risk event) dengan penyebab terjadinya risiko (risk agent) dimana hubungan tersebut digambarkan menurut skala di bawah ini. Manajemen risiko adalah tindakan terencana dan berkelanjutan yang diambil oleh pemilik risiko untuk mengurangi dampak yang merugikan dan merugikan dari sumber risiko.
Korelasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejauh mana hubungan antara sumber risiko (risk agent) dengan strategi coping dimana hubungan tersebut digambarkan menurut skala di bawah ini.
![Tabel Tingkat Dampak Risiko (Severity)](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/10246695.0/44.892.116.787.288.973/tabel-tingkat-dampak-risiko-severity.webp)