Makalah
Pengertian, Ruang Lingkup, Objek, Metode, serta Peranan Filsafat Pendidikan Islam Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“ Filsafat Pendidikan Islam “ Dosen Pengampu : Prof. Dr. KH. Akhyak, M.Ag
Oleh Kelompok 1 :
1. Artha Yoma Nendra Yhakti (126209201021) 2. Dedy Firman Maulana (126209201023) 3. Farzda Dwi Prahandani (126209201025)
JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena telah memberikan ridho dan karunia pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula penulis haturkan sholawat serta salam kepada junjungan nabi agung Rosulullah Muhammad SAW. Atas rahmat serta hidayah Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pengertian, Ruang Lingkup,Objek, Metode, serta Peranan Filsafat Pendidikan Islam ” secara tepat waktu.
Sehubungan dengan selesai nya makalah ini maka kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag selaku Rektor IAIN Tulungagung
2. Dr. Dwi Astuti Wahyu Nur Hayati,S.S.,M.Pd. selaku ketua jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial
3. Bapak Prof. Dr. KH. Akhyak, M.Ag selaku dosen pengampuh mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam yang telah memberikan pengarahan sehingga penulisan makalah ini bisa diselesaikan.
4. Semua pihak yang telah membantu terselesaikan nya penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan pembaca untuk menjadikan makalah ini lebih baik kedepan nya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis dan pembaca, sekian yang dapat saya sampaikan.
Wassalamualaikum wb.wb
Tulungagung, 17 Oktober 2020
Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN
JUDUL...
KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...
B. Rumusan Masalah...
C. Tujuan Pembelajaran...
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam...
B. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam...
C. Objek Filsafat Pendidikan Islam...
D. Metode Filsafat Pendidikan Islam...
E. Peranan Filsafat Pendidikan Islam ...
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan...
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Mengkaji tentang konsep pendidikan islam perlu dibedakan dengan konsep pendidikan
umum (sekuler). Pembahasan pendidikan sekuler biasanya dilandasi oleh pemikiran filsafat pendidikan dari pemikiran filosof Yunani maupun pemikiran-pemikiran dari filsafat pendidikan modern dari barat. Akar filsafat inilah yang dijadikan landasan dalam praktik atau untuk menyelesaikan problem pendidikan selama ini. Pembahasan tentang konsep pendidikan islam tak bisa lepas dari pemikiran para filosof muslim atau dilandasi dari filsafat islam.
Pada dasar nya, Filsafat memang dimulai dari rasa ingin tahu terlebih dahulu.
Keingintahuan manusia ini kemudian melahirkan pemikiran. Manusia memikirkan apa yang ingin diketahuinya. Pemikiran inilah yang kemudian disebut sebagai filsafat. Dengan berfilsafat manusia kemudian jadi pandai. Pandai artinya juga tahu atau mengetahui Dengan kepandaiannya manusia harusnya menjadi bijaksana. Bijaksana adalah tujuan dari mempelajari filsafat itu sendiri. Maka dari itu, muncul lah pemikiran-pemikiran para filosof atau bahkan para ulama besar dan tokoh-tokoh muslim yang membahas mengenai filsafat pendidikan islam.
Filsafat juga merupakan kegiatan pikiran. Pikiran manusia ini menerawang dan menelaah segala yang ada di alam semesta. Penelaahan ini melahirkan pengertian tentang realita, tentang segala itu. Upaya mengetahui segala itu dilakukan secara sistematis, artinya menggunakan hukum berpikir. Pikiran filosofis ini mencari hakikat segala sesuatu itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Filsafat Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Ruang Lingkup dari Filsafat Pendidikan Islam?
3. Apa saja yang menjadi objek dan metode dalam Filsafat Pendidikan Islam?
4. Bagaimana Peranan Filsafat Pendidikan Islam dalam sistem ilmu pengetahuan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat pendidikan islam.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup mengenai filsafat pendidikan islam.
3. Untuk mengetahui objek dan metode dalam filsafat pendidikan islam.
4. Untuk mengetahui peranan filsafat pendidikan islam dalam sistem ilmu pengetahuan.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat secara harfiah berasal kata Philo berarti cinta, Sophos berarti ilmu atau hikmah, jadi filsafat secara istilah berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Pengertian dari teori lain menyatakan kata Arab falsafah dari bahasa Yunani, philosophia: philos berarti cinta, Sophia berarti pengetahuan atau hikmah, jadi Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran. Pelaku filsafat berarti filosof, Orang berfilsafat dapat dikatakan sebagai pelaku aktifitas yang menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya.
Ariestoteles filosof Yunani kuno mengatakan filsafat memperhatikan seluruh pengetahuan, kadang-kadang disamakan dengan pengetahuan tentang wujud. Adapun pengertian filsafat mengalami perkembangan sesuai era yang berkembang pula. Pada abad modern Herbert filsafat berarti suatu pekerjaan yang timbul dari pemikiran. Terbagi atas 3 bagian: logika, metafisika dan estetika termasuk di dalamnya etika.
Pendidikan secara harfiah berasal kata didik, yang mendapat awalan pen akhiran an.
berarti perbuatan mendidik. Kata lain ditemukan pengajaran berarti cara perbuatan dan sebagainya mengajar atau mengejarkan. Pengertian dalam bahasa Arab kata pendidikan (Tarbiyah) – pengajaran (Ta’lim) yang berasal dari ‘allama dan rabba. Dalam hal ini kata tarbiyyah lebih luas konotasinya yang berarti memelihara, membesarkan, medidik sekaligus bermakna mengajar (‘allama). Terdapat pula kata ta’dib yang ada hubungannya dengan kata adab yang berarti susunan.
Pada dasarnya setiap makhluk ciptaan itu memerlukan pendidikan. Pendidikan diperlukan karena kebutuhan hidup manusia dalam membangun peradaban agar lebih baik. Jadi bisa disebut, suatu usaha yang dapat membantu manusia menjadi manusia. Manusia perlu dibantu agar ia berhasil menjadi manusia, seseorang telah dapat dikatakan menjadi manusia bilamana ia telah memiliki nilai (sifat) kemanusian. Kalau kita perhatikan pengertian pendidikan yang luas dari pendidikan sebgaimana dikemukakan oleh Lodge, yaitu bahwa "life is education, and education is life", akan berarti bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia tu adalah proses pendidikan.
Jadi filsafat pendidikan dapat diartikan filsafat yang memikirkan tentang masalah pendidikan untuk mendidik manusia menjadi manusia. Karena, manusia perlu dibantu agar berhasil menjadi manusia. Seseorang telah dapat dikatan menjadi manusia, apabila manusia tersebut mempunyai sifat kemanusiaan. Bahwasannya, manusia tidak mudah menjadi manusia,
karena banyak manusia yang gagal menjadi manusia. Jadi tujuan mendidik ialah me- manusiakan manusia, agar manusia tersebut benar-benar menjadi manusia yang jelas. Dari segi bahasa Arab kata Islam dari salima (kemudian menjadi aslama), kata Islam berasal dari isim masdar (infinitif) yang berarti berserah diri, selamat sentosa atau memelihara diri dalam keadaan selamat. Yakni dengan sikap seseorang untuk taat, patuh, tunduk dengan ikhlas dan berserah diri kepada Allah SWT. sebagaimana seseorang bias disebut Muslim.
Disisi lain, Para ulama dan tokoh muslim juga memberikan berbagai pengertian tentang Islam menurut pandangan dan ijtihad mereka, diantaranya sebagai berikut:
- Umar bin Khattab:
Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, agama islam meliputi akidah, syariat, dan akhlak.
- Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah at Tawaijiri:
Islam adalah sebuah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dengan cara mengesakan-Nya dan melaksanakan syariat-syariat Nya dengan penuh ketaatan dan keikhlasan.
- Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab:
Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mengesakan-Nya, tunduk serta patuh kepada Nya dengan melakukan ketaatan dan berlepas diri dari perbuatan yang syirik serta para pelakunya.
- Hasan Al Basri:
Islam adalah kepasrahan hati kepada Allah, lalu setiap muslim merasa selamat dari gangguan.
- Mustafa Abdur Raziq:
Islam adalah agama (ad din) peraturan-peraturan yang terdiri dari kepercayaan- kepercayaan dan pekerjaan-pekerjaan yang bertaat dengan keadaan suci, artinya bisa membedakan mana yang halal dan haram, yang dapat membawa dan mendorong umat untuk menganutnya untuk menjadi satu umat yang mempunyai rohani yang kuat.
Adapun ada juga pendapat para ahli yang mencoba merumuskan pengertian filsafat pendidikan Islam, Muzayyin Arifin mengatakan pada hakikatnya adalah konsep berpikir tentang kependidikan yang bersumberkan atau berlandaskan pada ajaran-ajaran agama Islam tentang hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia (Muslim) yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam. Secara
sistematikanya menyangkut subyek-obyek pendidikan, kurikulum, metode, lingkungan, guru dan sebagainya.
Dari uraian di atas kiranya dapat kita ketahui bahwa filsafat pendidikan Islam merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-Qur’an dan al-Hadits sebagai sumber primer, serta pendapat para ahli (khususnya para filosof Muslim) sebagai sumber skunder.
"Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebab-sebab yang pertama atau prinsip- prinsip yang tertinggi dari segala sesuatu yang dapat dicapai oleh akal pikiran budi daya manusia."
B. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Pembahasan tentang ruang lingkup filsafat pendidikan Islam sebenarnya merupakan pengkajian dari aspek ontologis filsafat pendidikan Islam. Setiap ilmu pengetahuan memiliki objek tertentu yang akan dijadikan sasaran penyelidikan (objek material) dan yang akan dipandang (objek formal). Perbedaan suatu ilmu pengetahuan dengan ilmu lainnya terletak pada sudut pandang (objek formal) yang digunakannya. Objek material filsafat pendidikan Islam sama dengan filsafat pendidikan pada umumnya, yaitu segala sesuatu yang ada. Segala sesuatu yang ada ini mencakup “ada yang tampak” dan “ada yang tidak tampak”. Ada yang tampak adalah dunia empiris, dan ada yang tidak tampak adalah alam metafisis. Adapun objek formal filsafat pendidikan Islam adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan objektif tentang pendidikan Islam untuk dapat diketahui hakikatnya.
Secara makro, yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan Islam adalah yang tercakup dalam objek material filsafat, yaitu mencari keterangan secara radikal mengenai Tuhan, manusia, dan alam yang tidak bisa dijangkau oleh pengetahuan biasa. Sebagaimana filsafat, filsafat pendidikan Islam juga mengkaji ketiga objek ini berdasarkan ketiga cabangnya:
ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Secara mikro objek kajian filsafat pendidikan Islam adalah hal-hal yang merupakan faktor atau komponen dalam proses pelaksanaan pendidikan. Faktor atau komponen pendidikan ini ada lima, yaitu tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, alat pendidikan (kurikulum, metode, dan evaluasi pendidikan), dan lingkungan pendidikan.
C. Objek Filsafat Pendidikan Islam
Objek filsafat menurut A. Tafsir, ada dua macam, yakni objek materia dan objek forma.
Pertama, objek material dari filsafat adalah segala yang ada dan yang mungkin ada. Maksudnya adalah segala sesuatu yang nampak terlihat oleh kasat mata manusia, dan yang mungkin hanya
“terlihat” oleh mata hati manusia. Yang terlihat oleh mata ini adalah hal yang material. Yang di luar material dapat diketahui melalui keyakinan. Selanjutnya adalah pencarian fakta-fakta untuk melengkapi kenyakinannya itu. Kedua, objek forma, yaitu sifat penyelidikan. objek forma filsafat adalah penyelidikan yang mendalam. Artinya, ingin mengetahui sesuatu bagian atau suatu hal secara keseluruhan (mendalam). Yang ada dan yang mungkin ada merupakan objek material filsafat.
Objek material filsafat adalah apa saja yang dikaji dan ditelaah oleh filsafat. objek material filsafat antara lain alam, manusia, masyarakat, dan Tuhan. Pemikiran tentang filsafat alam telah berkembang sejak jaman Yunani Kuno misalnya pemikiran alam dari Thales.
Menurut Thales alam berasal dari air. Manusia juga merupakan kajian atau objek material filsafat. Setelah manusia memikirkan alam kemudian manusia tertarik memikirkan manusia.
Para filosof mencari jawabannya, Bahkan diceritakan ada seorang filosof yang mencari hakikat manusia ke pasar pada siang hari. Ia bertanya kepada orang yang ada di pasar tersebut, apakah kamu manusia?. Sampai saat ini kajian tentang manusia masih terus berkembang.
Tuhan juga merupakan wilayah objek material filsafat. Manusia mencari jawaban tentang alam, manusia, kemudian mempertanyakan siapa yang menciptakan alam ini. Muncul lah jawaban yang menciptakan alam ini adalah penggerak pertama. Penggerak pertama disebut pula penyebab pertama. Muncul lah filsafat ketuhanan yang merupakan jawaban terhadap persoalan penciptaan alam dan manusia ini.
Alam, manusia, dan Tuhan adalah objek penelaahan filsafat ini. Dalam sejarahnya- terutama filsafat Barat-, alam menempati kajian pertama. Kajian manusia tentang alam melahirkan filsafat alam atau kosmologi. Kajian tentang manusia agak terlambat dilakukan filsafat, oleh karena itu pengertian tentang apa hakikat manusia sampai saat ini masih tetap menarik diikuti. Kajian filsafat tentang manusia disebut filsafat manusia. Kajian manusia tentang Tuhan melahirkan filsafat ketuhanan.
D. Metode Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat pendidikan Islam sudah dipastikan memiliki metode pengembangan dan pengkajiannya yang khas, karena metode inilah sesungguhnya yang memberikan petunjuk operasional dan teknis dalam mengembangkan suatu ilmu. Sebagai suatu metode, pengembangan suatu ilmu biasanya memerlukan empat hal sebagai berikut:
Pertama, bahan-bahan yang akan digunakan untuk pengembangan filsafat pendidikan.
Dalam hal ini dapat berupa bahan tertulis yaitu, al-Qur’an dan al-Hadits yang disertai pendapat ulama serta para filosof lainnya; dan bahan yang diambil dari pengalaman empirik dalam praktek pendidikan.
Kedua, metode pencarian bahan. Untuk mencari bahan-bahan yang bersifat tertulis dapat dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang masing-masing prosedurnya telah diatur sedemikian rupa. Namun demikian, khusus dalam menggunakan al-Qur’an dan hadits dapat digunakan jasa Ensiklopedi al-Qur’an semacam Mu’jam al-Mufahras li alfazh al-Qur’an al-Karim, karangan Muhammad Fuad Abd al-Baqi (Kamus untuk mencari ayatayat yang diperlukan), dan Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits, karangan weinseink (Kamus untuk mencari hadits yang diperlukan).
Ketiga, Metode pembahasan. Untuk ini Muzayyin Arifin mengajukan alternatif metode analitis-sintetis, yaitu suatu metode yang berdasarkan pendekatan rasional dan logis terhadap sasaran pemikiran secara indukatif, dedukatif, dan analisa ilmiah. Metode ini lebih lanjut dijelaskan oleh muzayyin Arifin, dengan mengatakan: “Mengingat sasaran studi filsafat terletak pada problema kependidikan dalam masyarakat untuk digali hakikatnya, maka cara menggali dapat dilakukan dengan menggunakan metode berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang manganalisa fakta-fakta khusus terlebih dahulu selanjutnya dipakai untuk bahan penarikan kesimpulan yang bersifat umum. Cara berpikir induktif ini tepat sekali digunakan untuk membahas bahan-bahan yang didapat dari hasil pengalaman. Di samping itu dapat pula digunakan Metode berpikir deduktif, yaitu berpikir dengan menggunakan premis-premis dari fakta yang bersifat umum menuju ke arah yang bersifat khusus. Cara berpikir deduktif ini tampak dapat digunakan untuk membahas bahan-bahan kajian yang bersumber dari bahan tertulis.”
Keempat, pendekatan. Pendekatan ini biasanya diperlukan dalam analisa, dan berhubungan dengan teori-teori keilmuan tertentu yang akan dipilih untuk menjelaskan fenomena tertentu. Selanjutnya karena yang ingin dikembangkan dan dikaji masalah filsafat pendidikan Islam, maka pendekatan yang harus digunakan adalah perpaduan dari ketiga ilmu tersebut, yaitu filsafat, ilmu pendidikan, dan keislaman.
Sedangkan pada filsafat pendidikan yang bercorak kritis, maka dalam hal ini di samping menggunakan metode-metode filsafat pendidikan Islam sebagaimana yang telah berkembang dalam dunia Islam, juga menggunakan filsafat pendidikan yang berkembang dalam dunia filsafat pada umumnya. Filsafat pendidikan Islam dalam memecahkan problema pendidikan Islam (problema pendidikan yang dihadapi umat Islam) dapat menggunakan metode-metode antara lain:
Metode spekulatif dan kontemplatif yang merupakan metode utama dalam setiap cabang filsafat. Dalam sistem filsafat Islam disebut tafakkur.
Pendekatan normatif. Norma, artinya nilai, juga berarti aturan atau hukum-hukum. Menurut filsafat Islam, sumber nilai adalah Tuhan dan semua bentuk norma akan mengarahkan manusia kepada Islam.
Analisa konsep yang juga disebut analisa bahasa. Konsep, berarti tangkapan atau pengertian seseorang terhadap sesuatu obyek. Dalam sistem filsafat Islam, menafsirkan dan juga menta’wilkan ayat-ayat Al-Qur’an merupakan praktek kongkret dari pendekatan analisa konsep atau analisa bahasa.
Pendekatan historis. Histori artinya sejarah, yaitu mengambil pelajaran dari peristiwa dan kejadian masa lalu.
Pendekatan ilmiah terhadap masalah aktual, yang pada hakikatnya merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari pola berpikir rasional, empiris dan eksperimental yang telah berkembang pada masa jayannya filsafat dalam Islam.
Metode-metode diatas dapat digunakan Untuk menganalisa permasalahan pendidikan islam dalam berbagai aspek nya. baik aspek normatif maupun aspek faktual. Secara normatif bahwa norma-norma yang dijadikan pegangan dan sumber filsafat pendidikan Islam di dikaitkan dengan realita yang ada. Realits yang ada juga di dialogkan dengan hal yang bersifat normatif.
E. PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Filsafat pendidikan Islam sebagai bagian atau komponen dari suatu sistem, ia memegang dan mempunyai peranan tertentu pada sist em dimana ia merupakan bagiannya. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, maka ia berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya. Filsafat pendidikan Islam, sebagai bagian dari filsafat Islam dan sekaligus juga sebagai bagian dari ilmu pendidikan. Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam bereperan dalam mengembangkan filsafat Islam dan memperkaya filsafat Islam dengan konsep-konsep dan pandangan-pandangan filosofis dalam bidang kependidikan. Dan ilmu pendidikan pun akan dilengkapi dengan teori-teori kependidikan yang bersifat filosofis Islami.
Secara praktis (dalam prakteknya), filsafat pendidikan Islam banyak berperan dalam memberikan alternatif-alternatif pemecahan berbagai macam problem yang dihadapi oleh pendidikan Islam, dan memberikan pengarahan terhadap perkembangan pendidikan Islam.
1. Pertama-tama filsafat pendidika Islam, menunjukkan problema yang dihadapi oleh pendidikan Islam, sebagai hasil dari pemikiran yang mendalam, dan berusaha untuk mendalami duduk masalahnya. Dengan analisa filsafat, maka filsafat pendidikan Islam bisa menunjukkan alternative-alternatif pemecahan masalah tersebut. Setelah melalui proses seleksi terhadap
alternative-alternatif tersebut, yang mana yang paling efektif, maka dilaksanakan alternative tersebut dalam praktek kependidikan.
2. Filsafat pendidikan Islam, memberikan pandangan tertentu tentang manusia (menurut Islam). Pandangan tentang hakikat manusia tersebut berkaitan dengan tujuan hidup manusia dan sekaligus juga merupakan tujuan pendidikan menurut Islam. Filsafat pendidikan berperan untuk menjabarkan tujuan umum pendidikan Islam tersebut dalam bentuk-bentuk tujuan khusus yang operasional. Dan tujuan yang operasional ini berperan untuk mengarahkan secara nyata gerak dan aktifitas pelaksanaan pendidikan.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan islam adalah suatu kajian secara filosof yakni berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal tentang masalah-masalah pendidikan. Seperti masalah (anak didik), guru, kurikulum, metode, lingkungan, hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusi muslim yang seluruh kepribadian nya dijiwai oleh ajaran islam. Serta mengapa manusia harus dibina menjadi hamba allah yang berkepribadian didasarkan pada Al-qur’an dan hadits sebagai sumber utama dan pendapat para ulama’, para ahli, dan khususnya para filosof muslim, sebagai sumber hukum kedua.
Filsafat pendidikan islam mempunyai kedudukan yang solutif, idealis, dan methodis untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan pendidikan islam yang muncul dan berkembang dalam dinamika kehidupan masyarakat muslim.
Dalam menyelesaikan permasalahan, filsafat pendidikan islam mendasrkan landasan pada sumber-sumber yang permanen, konstan, tidak diperdebatkan, sert memliki kebenaran secara mutlak. Sumber-sumber tersebut adalah Al-qur’an dan Al-sunnah sebagai sumber primer. Dan sumber sekunder nya adalah ijtihad ulama terdahulu dan pendapat para filosof muslim sebagai pengembangan walau diperselisihkan kekuatan pendapat nya masing- masing.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin , M., Filsafat Pendidikan Islam , Jakarta: Bumi Aksara, 1996 Modul 1, Filsafat Pendidikan Islam oleh A. Haris Hermawan, M.Ag.
Ahmad Hanafi, M.A., Pengantar Filsafat Islam, Cet. IV, Bulan Bintang, Jakarta, 1990.
As Said, Muhammad. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta : Mitra Pustaka