“ALIRAN EMPIRISME”
Kelompok 8
1.Desi Muslipah : 1687203010 2.Ripansyah : 1687203016 3.Taufik Hidayat : 1687203013
FILSAFAT ILMU
1. Istilah empirisme diambil dari bahasa Yunani empiria yang berarti pengalaman.
2. Empirisme adalah lawan rasionalisme
3. Pengalaman disini adalah pengalaman lahir yang menyangkut dunia dan pengalaman bathin yang menyangkut pribadi manusia. Sedangkan akal manusia hanya berfungsi dan bertugas untuk mengatur dan mengolah bahan-bahan atau data yang diperoleh melalui pengalaman.
4. Empirisme, berpendirian bahwa semua pengetahuan diperoleh lewat indra.
Pengertian Aliran Empirisme
Tokoh-tokoh Aliran Empirisme
Francis Bacon
• Pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan indrawi dengan dunia fakta.
Thomas Hobbles
• Pengalaman indrawi sebagai permulaan segala pengenalan
• Pengetahuan intelektual (rasio) tidak lain hanyalah merupakan pengabungan data-data indrawi belaka.
Jhon Locke
• Sensation (pengalaman lahiriah) adalah suatu yang dapat berhubungan dengan dunia luar.
• Reflection (pengalaman batiniah) pengenalan tentang kondisi fsikis diri kita sendiri.
David Hume (1711-1776)
• Merasionalkan di dalam kemunculan ilmu pengetahuan yang di dasarkan pada pengamatan “(observasi ) dan uji coba
(eksperimentasi).
• Pengetahuan yang hanya dianggap valid apabila bentuk yang dapat dihasilkan langsung oleh fungsi pancaindra selain
daripadanya adalah bukan kebenaran (baca omong kosong).
• Perbedaan antara yang mengetahui dan yang diketahui.
Ide Pokok Aliran Empirisme
• Pengalaman inderawi merupakan satu-satunya sumber pengetahuan dan bukan akal atau rasio.
• Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data indrawi.
• Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui
bahwa pengalaman sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan.
1. Indera terbatas 2. Indera menipu
3. Obyek yang menipu
4. Kelemahan ini berasal dari indera dan obyek sekaligus
Kelemahan Teori Empirisme
1. H.a Fuad Ihsan. Filsafat Ilmu. (Jakarta : 2010) hal 163 2. Asmoro Achmadi. Filsafat umum. (rajawali press :
2003 ) hal 112
3. Harun Hadiwidodo. Sari sejarah filsafat barat (yogyakarta : Kanikus 2005) hal 31