• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fiqh Munakahat: 4 Mazhab dan Kebijakan Pemerintah

N/A
N/A
MTs IDRIS BINTAN

Academic year: 2024

Membagikan "Fiqh Munakahat: 4 Mazhab dan Kebijakan Pemerintah"

Copied!
347
0
0

Teks penuh

Buku ini memberikan informasi lengkap tentang seluk beluk pernikahan dan cara menyelesaikannya menurut hukum Islam. Tidak hanya bagi pasangan suami istri, buku ini juga sangat direkomendasikan bagi para lajang yang mencari ilmu untuk mencapai pernikahan yang sakinah, mawaddah dan penuh semangat di kehidupan masa depannya.

Al-Muharramat al-Muabbadah

Tarif (Besarnya) dan Syarat Mahar 89 D. Sompa dan Dui' Menre' in. mahar) dan Dui' Menre' (mengumpulkan uang) dalam Tradisi Pernikahan Bugis 96 2.

Al-Muharramat al-Muaqqatah

  • Diharamkan karena Status Wanita
  • Diharamkan karena Status Wanita tersebut sebagai Saudara atau Keluarga
  • Hak bersama dalam Pemenuhan Hubungan Biologis/ seksual Suami
  • Rasulullah mengerjakan Pekerjaan
  • Al-Qur’an maupun hadis mengakui adanya perempuan yang aktif
  • Nabi tidak memisahkan Perempuan dari Urusan Publik
  • Membatasi Jumlah Bilangan Istri

Dilarang karena status perempuan tersebut sebagai anggota keluarga atau kerabat dekat perempuan tersebut berlangsung 125 5.

Pernikahan di Bawah Umur menurut

Pernikahan di Bawah Umur dalam

DASAR-DASAR UMUM PERKAWINAN

Atau hubungan halal seorang laki-laki yang bersenang-senang dengan seorang perempuan yang tidak dilarang untuk dinikahi menurut syariat, dengan sengaja.” Dengan akad nikah, laki-laki dan perempuan disatukan untuk hidup bersama membentuk sebuah keluarga sebagai suami dan istri. istri (ةءرملاو لجرلا نيب ةرشعلا لح).

KHITBAH DALAM ISLAM

Dasar Hukum Khitbah /Peminangan

Tetapi kamu tidak boleh membuat janji nikah dengan mereka (walaupun secara) secara rahsia, kecuali hanya mengucapkan kata-kata yang baik. Dan janganlah kamu memutuskan untuk berkahwin sebelum tamat 'iddah. Maksud ungkapan yang samar-samar itu misalnya, dengan berkata di hadapan seorang wanita yang masih dalam masa 'iddahnya: "Saya ingin berkahwin" atau "seberapa besar saya mahu.

Kriteria-kriteria Perempuan yang Hendak dikhitbah (Memilih Calon Isteri)dikhitbah (Memilih Calon Isteri)

Sebagai wanita yang berkaitan (kakak, makcik, pakcik) dan ibu menyusu. kali kedua; lelaki yang ingin berdakwah secara langsung melihat wanita yang hendak didakwah untuk mengetahui kecantikan dan kelembutannya.

KONSEP KAFAAH (EQUALITY) SEBUAH

PERKAWINAN

  • PENGERTIAN KAFAAH(EQUALITY)
  • DASAR HUKUM KAFAAH (EQUALITY)
  • UKURAN KAFAAH (EQUALITY)
  • KEDUDUKAN KAFAAH DALAM AKAD NIKAH

Menurut mazhab Hanafi, ada 6 ciri kafa'ah yaitu, agama, Islam, kemandirian, keturunan, kekayaan dan profesi. Arti kemerdekaan sebagai kriteria kafa'ah adalah budak laki-laki tidak kufu' dengan perempuan merdeka. Oleh karena itu, sebagian fuqaha' memandang perlu memasukkan unsur kekayaan sebagai faktor kafa'ah dalam pernikahan.

Sebab keabsahan kebebasan dari kecacatan sebagai kriteria kafa'ah hanya diakui jika pihak perempuan tidak menerimanya. Para fuqaha berbeda pendapat mengenai apakah kafa'ah itu syarat sah atau tidaknya suatu akad nikah, antara lain: 11. Lebih lanjut mereka berpendapat bahwa syarat kafa'ah itu hanya berlaku bagi laki-laki, tidak berlaku bagi perempuan.

Yang ditekankan dalam segi kafa'ah adalah keseimbangan, keselarasan dan keselarasan, khususnya dalam segi agama yaitu akhlak dan ibadah. Sebab jika kafa'ah berarti persamaan dalam hal kekayaan atau keluhuran, maka berarti terbentuknya kasta. Kafa'ah dianjurkan Islam dalam memilih calon suami/istri, namun tidak menentukan sah atau tidaknya perkawinan tersebut.

MAHAR DAN UANG PENAIK

Sompa dan Dui’ Menre’ dalam Tradisi Masyarakat Bugis

Salah satu kegiatan yang wajib dipenuhi dan dilakukan dalam tradisi pernikahan masyarakat Bugis adalah pemberian uang sebagai dui’menre’ atau uang pengeluaran dan sompa atau mahar. Secara umum dui’menre’ (uang belanja) adalah pemberian yang diberikan oleh calon mempelai pria kepada calon istrinya untuk memenuhi kebutuhan pesta perkawinan (walimah), sedangkan sompa (harta mempelai) diberikan oleh mempelai pria kepada mempelai wanita. diberikan. pribadi sendiri Jika Uang Pengeluaran Tidak Terpenuhi atau Tidak Sesuai 22 Rusdaya Basri, Sompa dan Dui' Menre' dalam Tradisi Pernikahan Bugis di Kec.

Artinya, tradisi dui'menre'/menghabiskan uang yang jumlahnya cukup besar dan memberatkan serta menyulitkan keluarga calon mempelai pria, masih menjadi perdebatan. Jika ada pernikahan, yang sering menjadi pokok bahasan adalah berapa Dui' menre' (uang bertambah/mengeluarkan uang). Dui' menre'/menghabiskan uang masih menjadi sebuah gengsi bagi hampir seluruh masyarakat Bugis di kabupaten tersebut.

Dui' menre'/duit poket pemberian bakal suami lebih banyak daripada sompa/mas kahwin. Manakala kesan negatif yang ditimbulkan oleh jumlah dui' menre'/ wang saku yang tinggi dalam tradisi perkahwinan masyarakat Bugis di Kec. Selain itu, dui' menre'/duit poket yang tinggi adalah lambang kedudukan mulia wanita, bermakna perlu usaha yang lebih untuk seorang lelaki untuk mencapainya.

WANITA-WANITA YANG HARAM DINIKAHI

Al-Muharramat al-Muabbadah (sebab yang bersifat abadi)

Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa ada tujuh golongan yang tidak boleh menikah karena alasan keluarga, yaitu; ibu dan lebih, 3 anak dibawahnya, 4 saudara perempuan, 5 orang bibi dari ayah dan ibu, 6 orang saudara kandung (keponakan) dari kedua saudara laki-laki 2 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, hal. Ditambahkan Quraish Shihab, ketujuh golongan tersebut harus dilindungi dari nafsu.Ia juga mencontohkan, ada ulama yang melihat pelarangan perkawinan antar saudara sebagai upaya Al-Qur'an untuk memperluas silaturahmi antar keluarga lainnya. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhu, Tentang Berbagai Permasalahan Umat, (Bandung: Mizan, 2000), hal.

Perihal ayat 22 di atas merupakan respon dan solusi terhadap praktik yang terjadi di masyarakat, apalagi ketika diturunkan Al-Qur’an yang menegaskan bahwa mutlak tidak mungkin seorang anak mengawini isteri almarhum bapaknya. Sebab meskipun pernikahan merupakan ketetapan Ilahi sekaligus petunjuk nabi, namun ternyata fakta masyarakat, khususnya pada masa jahiliyah dan hari-hari awal masuk Islam, menunjukkan adanya praktik-praktik yang sangat berbahaya dan melanggar hukum. nilai-nilai kemanusiaan. 10 Kementerian Agama Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, hal. Sebagaimana disebutkan pada ayat 23 di atas menunjukkan bahwa agama (Al-Qur'an) memberikan perhatian yang besar terhadap kehidupan rumah tangga serta menjaga nilai-nilai kekeluargaan.

Ibu yang menyusui menjadi ibu bagi anak 15 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, hal. Ketika disebutkan larangan menikah karena ASI, Al-Qur'an tidak menjelaskan seluk beluk larangan tersebut secara rinci. Menjadi ibu sebagaimana ditegaskan Al-Qur’an tidak mungkin hanya dengan menerima/meminum ASI saja, melainkan dengan cara menghisap dan menggendong sehingga terlihat jelas rasa cinta dan ketergantungan ibu terhadap anak yang menyusu.

Al-Muharramat al-Muaqqatah (sebab yang bersifat sementara)

Hal ini dilarang karena status perempuan sebagai kerabat suaminya (baik sebagai perempuan, atau dalam keadaan Idaat). Jelas dari isi dan latar belakang turunnya ayat ini bahwa perintah Allah melarang pernikahan dengan wanita yang sudah menikah. Adapun wanita-wanita yang sedang dalam masa Idaat (wanita berpisah dengan suaminya) baik karena perceraian atau karena meninggalnya suaminya, maka dia juga termasuk orang-orang yang tidak boleh menikah dengan orang lain sampai akhir tahun. masa Idat. kecuali oleh seorang suami yang sudah meninggalkannya secara mental.

Ayat ini merupakan salah satu petunjuk Allah bagi lelaki yang ingin berkahwin, iaitu lelaki boleh meminang wanita yang telah menceraikan suaminya dengan cara talak bain, iaitu yang telah kehilangan hak bekas suaminya terhadapnya, kecuali dengan akad nikah baru mengikut syarat di atas. Perkataan 'arradtum yang bermaksud memperolok-olokkan telah dijelaskan oleh Wahbah al-Zuhailiy yang bermaksud lawwahtum (kamu memberi isyarat), sehingga sindiran yang dimaksudkan itu adalah tanda atau isyarat yang disampaikan oleh seorang lelaki kepada seorang wanita dan wanita itu faham. maksud isyarat, walaupun ia tidak disampaikan dengan jelas. Ayat ini juga menunjukkan bahawa agama melarang seorang lelaki meminang wanita yang dalam tempoh 'iddah dengan perceraian yang tepat pada masanya.

Juga tidak boleh bagi wanita yang diceraikan kerana kematian suaminya dan dalam tempoh 'iddah bertunang secara terang-terangan, sama ada secara langsung atau tidak, kerana wanita seperti itu mesti berkabung sedangkan perkahwinan itu adalah kegembiraan. Seorang lelaki tidak boleh mengahwini seorang wanita jika wanita itu akan menjadi isteri kelimanya pada masa isteri pertama, selagi isteri tidak ada dan semasa berjalan. Seorang lelaki dilarang mengahwini seorang wanita jika lelaki itu pada masa ini mempunyai empat orang isteri, keempat-empatnya masih berkahwin atau masih dalam iddah talaq raj'I atau salah seorang daripadanya.

WALIMAH

  • Pengertian Walimah
  • Landasan Hukum Walimah
  • Hukum Menghadiri Walimah
  • Adab dalam Menghadiri Walimah
  • Hikmah Penyelenggaraan Walimah
  • Hal-Hal yang Dilarang Sekitar Walimah

Lihat juga Imam al-Nasai, Sunan an-Nasai, babal- Hadiyyatu liman 'urus, jld. XI, ms. 59., [CD-ROM], Maktabah Syamilah. Jilid V, hlm. 359., [CD-ROM], Maktabah Syamilah. menjemput orang ramai untuk menghadiri pesta dan memberi makan tetamu yang tiba. Hasil kajian yang dilakukan oleh penulis pada tahun 2016 mengenai budaya Dui' Sompa dan Dui Menre' di Daerah.

Sidrap mengakibatkan : Tradisi e dui' menre'/ mengeluarkan uang yang cukup tinggi dan berat serta menyulitkan keluarga calon mempelai pria. Menurut beberapa informan, indikasi besarnya peningkatan uang yang dikeluarkan terlihat dari mewahnya pesta pernikahan, semakin tinggi Dui’menre’/uang yang dikeluarkan maka semakin meriah pesta pernikahan tersebut. Persaingan yang muncul dalam menaikkan status sosial di masyarakat terfokus pada bagaimana meramaikan valime dengan memberikan dui'menre/uang belanja yang merupakan syarat mutlak dalam melangsungkan perkawinan sehingga terkesan melupakan hakikat, tujuan dan sangat hikmahnya. pernikahan.

Baranti yang tidak menilai pernikahan dari besarnya uang yang dikeluarkan untuk berbelanja dan kemeriahan pesta, apalagi mematok/menetapkan harga untuk putrinya, karena mereka meyakini bahwa pernikahan adalah akad suci mitzaqan ghaliidzan yang tidak boleh terkontaminasi dengan hal-hal yang bertentangan dengan aturan ilahi.8. 12 Imam Bukhari, Sahih Bukhari, babMan Taraka ad-Da'watu Faqad asha Allahu wa Rasulah, Juz.16, hal. 13 Imam Bukhari, Sahih Bukhari, babMan Taraka ad-Da'watu Faqad asha Allahu wa Rasulah, Juz.16, hal.

HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI

Akad nikah yang dilangsungkan dan memenuhi syarat-syaratnya akan membawa akibat hukum bagi hubungan perkawinan antara keduanya. Suami istri harus saling menunaikan kewajibannya, hanya dengan cara itulah mereka dapat memperoleh haknya. Dengan demikian tujuan hidup berkeluarga akan terwujud sesuai pedoman agama, yaitu agar suami istri memperoleh kebahagiaan berupa kedamaian.

Di antara faktor dominan yang menyebabkan hal tersebut adalah setiap laki-laki dan perempuan tidak memahami dengan baik hak dan kewajibannya, padahal pedoman ajaran Islam mengenai hal ini sudah lebih dari cukup. Termasuk hak dan kewajiban bersama antara laki-laki dan perempuan, yaitu sama-sama berhak menikmati hubungan biologis, halalnya laki-laki dan perempuan bergaul dan masing-masing boleh bersenang-senang. Kedua; Pemaksaan hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan jelas merupakan pengingkaran terhadap prinsip QS.

Berdasarkan pandangan-pandangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman ideal mengenai persoalan seksualitas dalam Islam adalah hadis tentang laknat malaikat terhadap istri yang menolak ajakan suami untuk melakukan hubungan seksual, yang merupakan salah satu anjuran Nabi kepada menciptakan hubungan yang harmonis antara suami dan istri. Demikian pula seorang laki-laki berhak mewarisi harta warisan isterinya, sekalipun mereka belum pernah melakukan hubungan seksual antara suami dan isteri. Mengenai hak dan kewajiban suami istri, Undang-Undang Perkawinan menyatakan dalam Pasal 33 sebagai berikut: “Suami dan istri wajib saling mencintai, menghormati, setia, dan saling membantu lahir dan batin.”

Referensi

Dokumen terkait

1 tahun 1974 disebutkan “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)

“Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan

Dalam pasal 1 UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974, dikatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan

Dalam Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan dinyatakan “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

Pasal 1 UU Nomor 1 Tahun 1974 mendefenisikan perkawinan yaitu ” perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

Tauhn 1974 Tentang Perkawinan, bahwa yang dimaksud dengan perkawinan adalah, “Ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan

Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri

1 Tahun 1974 menyatakan bahwa “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah