• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fear of Missing Out (FoMO), Suatu Fenomena Takut Ketinggalan yang Menjebak Fenomena

N/A
N/A
Wanda Irliani

Academic year: 2023

Membagikan "Fear of Missing Out (FoMO), Suatu Fenomena Takut Ketinggalan yang Menjebak Fenomena"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Fear of Missing Out (FoMO), Suatu Fenomena Takut Ketinggalan yang Menjebak Fenomena

Hampir keseluruhan dari masyarakat Indonesia menggunakan internet, terutama generasi millenial. Mereka sudah tidak asing lagi dengan internet dan selalu menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Generasi millenial adalah generasi yang sudah sejak kecil mengenal akan kecanggihan dari teknologi dan dunia digital. Teknologi yang berkembang dengan pesat ini merupakan hasil dari sebuah ilmu pengetahuan. Dalam bertambahnya kemajuan dan berkembangnya digital, generasi millenial sudah mampu mengikuti perkembangan trend yang sedang ramai menjadi perbincangan. Mereka menggunakan media sosial untuk mencari informasi dan menjadikan media sosial sebagai sebuah kebutuhan. Sehingga memunculkan pertanyaan, apakah hanya generasi millenial yang aktif dalam menggunakan media sosial sebagai kebutuhan? Jawabannya tidak, bahkan beberapa diantara orang dewasa juga sering menggunakan sosial sebagai kebutuhan.

Mereka sering menggunakan media sosial untuk mengikuti beberapa artis dari FTV atau sinetron yang dilihat melalui televisi.

Dalam mengakses media sosial sangat mudah sekali sehingga dalam mendapatkan informasi tidak perlu memakan banyak waktu, hal tersebut yang menjadikan media sosial memberikan efek kecanduan bagi para penggunanya. Terutama para generasi millenial, mereka rela menghabiskan waktunya berjam-jam hanya untuk mengakses media sosial.

Bahkan ketika hari libur jumlah waktu yang mereka sumbangkan untuk bermain media sosial semakin meningkat. Jika sehari saja tidak mengakses media sosial, mereka akan merasa tersingkirkan dari lingkungannya dan merasa kurang update akan kehidupan sosial.

Perasaan gelisah muncul pada diri mereka, bahkan memunculkan persepsi bahwa pengalaman yang dimiliki orang lain lebih berharga dari yang apa mereka memiliki, fenomena seperti ini dapat diartikan sebagai Fear of Missing Out atau biasa kita kenal dengan FoMO.

Pengertian

Przybylski, Murayama, Deehan dan Gladwell (2013) mendefinisikan fear of missing out sebagai suatu kekhawatiran yang pervasive ketika terdapat orang lain yang

(2)

memiliki pengalaman yang lebih berharga atau bermakna dan dapat dilihat dari ciri-cirinya seperti memiliki dorongan untuk selalu terkoneksi dengan orang lain. Fear of missing out atau biasa disingkat dengan FoMO pada dasarnya adalah rasa takut dari individu akan tertinggal dari sesuatu yang menarik yang dilakukan oleh orang lain sehingga memunculkan perasaan negatif pada diri individu dan dianggap kurang update. FoMO (fear of missing out) dapat dikatakan sebagai sindrom kecemasan sosial, karena dicirikan dengan keinginan terkoneksi dengan apa yang orang lain lakukan.

FoMO (fear of missing out) dapat dikatakan sebagai sindrom kecemasan sosial, karena dicirikan dengan keinginan terkoneksi dengan apa yang orang lain lakukan. Salah satu factor yang memiliki kontribusi besar terhadap munculnya fenomena ini adalah media sosial. Di dalam media sosial orang dapat melihat unggahan orang lain tentang kehidupan, rutinitas atau hal lainnya, hal tersebut dapat membuat seseorang yang melihatnya mengembangkan perasaan dan emosi negatif. FoMO atau fear of missing out lebih cenderung menyerang pada kaum generasi milenial atau pada kelompok usia muda daripada kelompok usia yang lebih tua karena hal tersebut dapat membantu mereka dalam memperoleh penerimaan dalam kelompok teman sebayanya.

Sudut pandang islam

FoMO tumbuh sangat pesat belakangan ini, tetapi tidak memungkinkan bahwa FoMO sudah ada sejak dari zaman dulu. Perbedaan yang tampak dari FoMO pada zaman dulu dan zaman ini adalah ruang lingkup serta istilah penyebutan. Meskipun berbeda penyebutan, terdapat kemiripan secara substantif dari keduanya. Dari sudut pandang islam FoMO bisa disebut dengan iri hati atau hasad yang mempunyai makna tidak mampu mengikuti atau memiliki sesuatu yang orang lain miliki. Sehingga muncullah perasaan iri hati yang saat ini dikenal dengan FoMO. Iri hati atau Hasad ini akan memunculkan perasaan cemas yang berlebihan atau bahkan rasa kesal dan gelisah didalam hati ketika mengetahui kepemilikan orang lain.

Di dalam al quran sendiri telah dijelaskan pada Al Quran Surat An-Nisa ayat 32 yang memiliki arti “dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian

(3)

dari apa yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Fenomena FoMO tampaknya telah disinggung beribu-ribu tahun silam di dalam Al Quran, penjelasan bahwa kita sebagai manusia tidak boleh iri hati terhadap sesama manusia telah dijelaskan.

FoMO yang dapat memunculkan rasa iri hati terhadap sesama manusia juga dapat membuat manusia menjadi lupa waktu. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan manusia lupa akan waktu bahkan terkadang apabila orang yang disekitar kita menegur tentang kegiatan yang dilakukan, kita seringkali merasa risih dan terganggu atas teguran yang diberikan. Hal ini telah dijelaskan dalam Q.S. Al Hasyr ayat 19 dengan arti

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik”. Fasik disini bermakna orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah serta rasul.

Selain itu, di dalam islam FoMO juga dikenal sebagai perasaan takut yang secara alami atau khauf thabi’i. Istilah khauf thabi’i dalam ilmu tauhid diartikan sebagai rasa takut yang muncul secara alami yang dialami oleh seseorang. Fenomena FoMO tergolong dalam khauf thabi’i karena terdapat ketakutan individu akan ketertinggalan pengalaman atau peristiwa berharga yang dialami seseorang. Mereka juga merasa takut akan ketinggalan informasi terbaru di media sosial. Perasaan takut yang muncul dengan adanya penyebab yang jelas termasuk ke dalam rasa takut yang tidak tercela dan tidak mengurangi kadar keimanan seorang hamba. Tetapi apabila rasa takut tersebut diiringi dengan adanya rasa iri atau dengki maka dapat mengakibatkan perbuatan yang tercela dan dapat menjadikan penyakit hati.

Faktor

1. Merasa diasingkan

Merasa terasingkan dari lingkungan sekitarnya sehingga mereka akan melarikan diri ke dunia maya dan membuat pengakuan. Jika dalam dunia maya mereka juga tetap merasa terasingkan dan tidak mendapat pengakuan maka mereka akan memunculkan sifat agresi. Hal tersebut karena pada dasarnya manusia mempunyai need for relatedness

(4)

atau suatu kecenderungan untuk terhubung dengan orang lain. Untuk itu apabila need for retaledness dapat terpenuhi dengan baik maka mereka akan merasa saling memiliki sehingga tidak muncul perasaan terasingkan.

2. Akses media sosial berlebih

Adanya kemajuan teknologi saat ini membuat manusia mudah dalam mengakses berbagai macam situs media sosial dan berkomunikasi dengan orang lain semakin mudah. Untuk itu mereka memiliki fokus untuk selalu terhubung dengan media sosial.

Penelitian yang dilakukan Przybylsky dkk. (2013) yang mengemukakan bahwa akses media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan penggunanya mengalami FoMO.

Dimensi

Fenomena FoMO menurut Przyblyski berkaca pada Self Determination Theory karena fenomena ini terbentuk karena

1. Relatedness, hal ini dapat menimbulkan dampak psikologis bagi para generasi millenial, seperti stress, kelelahan secara mental, bahkan hingga dapat menyebabkan frustasi. Selain itu disimpulkan bahwa

2. Self yaitu Kebutuhan akan self, penurunan tingkat suasana hati, kepuasan hidup secara signifikan berkaitan dengan tingkat FoMO. Fear of missing out dapat dipahami sebagai kurangnya kebutuhan atas psikologi dasar, salah satunya adalah ketertarikan interpersonal. Ketertarikan interpersonal (interpersonal attraction) merujuk kepada sebuah sikap tentang seseorang yang lain.

Dampak

1. Kecanduan akan media sosial yang akan menyebabkan lupa waktu dan mulai mengabaikan diri sendiri

2. Merasa cemas, stress bahkan depresi atas standar yang mungkin dilihat dari media sosial orang lain

3. Muncul rasa iri atas pencapaian orang lain Tips

(5)

1. Menghargai diri sendiri

2. Muhasabah diri atas apa yang telah dilakukan, mengenali semua kesalahan dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya

3. Bersyukur atas semua yang dimiliki dengan standar yang dimiliki. Meniru standar milik orang lain hanya akan membuat hidup menjadi tidak tenang

4. Pembatasan penggunaan media sosial

5. Membangun hubungan atau interaksi dengan orang lain di sekitar kita

Referensi

Dokumen terkait

Artinya, bahwa self esteem dianggap tidak menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya fear of missing out siswa, (2) terdapat hubungan positif

Ayah dan Bunda yang senantiasa selalu mendoakan, mendukung, mengusahakan, memberikan kasih sayang, dan memberikan perhatian sehingga peneliti dapat menyelesaikan

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara fear of missing out (FoMO) dengan kecanduan media

Gibbs (2012) menambahkan bahwa durasi panjang dalam penggunaan teknologi disebabkan karena adanya kecemasan akan kehilangan pengalaman yang dirasa lebih baik

Hipotesis dalam penelitian adalah untuk mengetahui tingkat Fear of Missing Out (FOMO) pada mahasiswi Program Studi Psikologi, Hubungan Internasional, Administrasi Bisnis, dan

Gambar 4.8 Diagram Fear Of Missing Out Berdasarkan Jenis Kelamin 4.3.2 Deskriptif FoMO Berdasarkan Usia Berdasarkan hasil kategorisasi pada variabel FoMO yang terdiri dari 253

The Phenomenon of Fear of Missing Out FoMO in West Sumatra PTKIN Students Desmita* Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar, Sumatra Barat, Indonesia E-mail:

Remaja dan Khalayak Umum Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada khalayak umum terutama remaja mengenai pengaruh harga diri terhadap fear of missing out pada