YURIKO ASAHIRO
PROGRAM STUDI KONSERVASI BIODIVERSITAS TROPIKA FAKULTAS KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2023
POTENSI SUARA BURUNG DALAM MENURUNKAN STRES DI KEBUN RAYA BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul “Potensi Suara Burung Dalam Menurunkan Stres di Kebun Raya Bogor” adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2023 Yuriko Asahiro E351190031
RINGKASAN
YURIKO ASAHIRO. Potensi Suara Burung Dalam Menurunkan Stres di Kebun Raya Bogor. Dibimbing oleh ARZYANA SUNKAR dan JARWADI BUDI HERNOWO.
Stres merupakan suatu fenomena global yang telah menjadi fakta sehari- hari. Stres dapat terjadi karena adanya stressor seperti kehilangan pekerjaan, tuntutan kehidupan, ketakutan, dan keresahan. Di Indonesia, adanya pandemi COVID-19 meningkatkan angka penduduk yang mengalami stres. Meskipun meningkatkan tekanan kesehatan mental, COVID-19 juga memiliki manfaat positif seperti meningkatkan kualitas lingkungan dan meningkatkan populasi burung pada daerah perkotaan. Keberadaan burung merupakan hal yang positif karena dapat digunakan sebagai alternatif untuk terapi mengurangi stres. beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa mendengarkan suara burung dapat memberikan rasa nyaman dan mengurangi tingkat stres seseorang. Kebun Raya Bogor merupakan suatu taman kota di Kota Bogor yang memiliki lokasi strategis, luasan area yang mencukupi, dan keanekaragaman burung yang tinggi yang merupakan suatu potensi untuk digunakan sebagai terapi untuk menurunkan tingkat stres penduduk yang murah dan mudah untuk diakses. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan 1) menganalisis keanekaragaman dan sebaran burung, 2) mengkorelasikan tingkat stres pengunjung dengan faktor yang memengaruhinya, 3) mengkorelasikan persepsi pengunjung terhadap potensi menurunkan stres dari suara burung dengan faktor yang memengaruhinya, 4) mengkorelasikan jenis-jenis burung yang dapat mengurangi tingkat stres pengunjung dengan faktor yang memengaruhinya, dan 5) mengidentifikasi persepsi pengunjung terhadap konservasi burung di Kebun Raya Bogor.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2021 sampai Februari 2022.
Tahap observasi burung dilakukan pada 12 lingkungan di Kebun Raya Bogor sebagai jalur pengamatan. Observasi burung dilakukan sebanyak dua kali untuk setiap jalur pada dan sore hari. Observasi dilakukan dengan metode daftar jenis McKinnon. Pada tahap wawancara, 100 pengunjung dipilih sebagai responden dengan teknik Random dan Accidental sampling dengan memperhatikan akses ke pengunjung dan ketersediaan untuk diwawancara. Adapun tahapan wawancara yaitu 1) perkenalan kuesioner dan profil pengunjung, 2) responden diminta untuk mengukur tingkat stres yang dirasakan, 3) responden menjawab pertanyaan tentang persepsi terhadap efek menurunkan stres dari suara burung (PRSS) sembari mendengarkan rekaman suara burung, 4) responden diminta untuk memberi nilai potensi dalam menurunkan stres yang dirasakan (PRP) dari beberapa suara burung yang terdapat di KRB, 5) setelah itu responden diminta menjawab pertanyaan tentang keinginan dan harapan mereka terhadap konservasi burung di KRB.
Pengukuran tingkat stres yang dirasakan pengunjung dilakukan dengan Perceived Stress Scale, untuk persepsi pengunjung terhadap suara burung digunakan Perceived Restorativeness Soundscape Scale, sedangkan untuk suara burung spesifik yang dinilai dengan Perceived Restorative Potential. Analisis data observasi burung dilakukan dengan mengetahui persentase kehadiran pada jalur,
frekuensi pertemuan, dan frekuensi bersuara burung. Analisis data wawancara dilakukan dengan analisis regresi linier stepwise dan analisis varians.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 48 jenis burung di KRB yang terdiri dari 25 suku dengan lingkungan yang memiliki jenis burung paling tinggi adalah lingkungan 7. Sebanyak 36 jenis burung bersuara dan 12 jenis burung tidak bersuara. Hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat empat jenis burung yang selalu ditemui di 12 lingkungan atau memiliki tingkat pertemuan 100% dan lima jenis burung yang dapat ditemui di 11 lingkungan atau memiliki tingkat pertemuan 91.67%. Dari kesembilan spesies tersebut, dipilih lima spesies burung yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun jenis burung yang dipilih adalah burung Cucak kutilang, Cinenen jawa, Cekakak sungai, Kepodang kuduk hitam, dan Tekukur biasa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 72% responden adalah perempuan dengan persentase responden yang berumur antara 19-25 tahun adalah 56%.
Kebanyakan responden berasal dari Bogor dan 52% nya berasal dari Kabupaten Bogor. Sebanyak 55% responden memiliki tingkat pendidikan terakhir yaitu SMA.
Mayoritas responden memiliki pekerjaan sebagai Mahasiswa (55%). Lebih dari 70% dari responden memiliki pendapatan di bawah Rp 5.000.000. Sebagian besar pengunjung baru berkunjung satu kali dalam sebulan terakhir (84%), dengan mayoritas lama kunjungan 1-3 jam (55%). Tujuan kunjungan yang paling umum adalah untuk menikmati keindahan alam (50%).
Jumlah responden yang mengalami tingkat stres rendah, sedang, dan tinggi secara berturut-turut adalah 22%, 73%, dan 5%. Faktor yang signifikan memengaruhi tingkat stres adalah umur responden. Semakin tua responden semakin rendah tingkat stres mereka. Jumlah responden yang merasakan efek pemulihan rendah, sedang, dan tinggi secara berturut-turut adalah 2%, 61%, dan 37%. Semakin rendah tingkat stres, semakin tinggi efek pemulihan stres yang dirasakan dari suara burung. Faktor yang secara signifikan memengaruhi persepsi efek pemulihan stres dari suara burung adalah umur dan frekuensi kunjungan. Semakin tua dan sering seseorang berkunjung, semakin tinggi efek pemulihan stres yang dirasakan dari suara burung. Burung Cinenen jawa memiliki potensi restoratif tinggi, sedangkan burung Tekukur biasa, Cucak kutilang, Kepodang kuduk hitam, dan Cekakak sungai memiliki potensi restoratif sedang. Nilai PRP burung Cinenen jawa dipengaruhi oleh nilai PRSS, jenis kelamin, dan pekerjaan. PRP burung Cekakak sungai dipengaruhi oleh umur dan rumah dekat dengan RTH. PRP Kepodang kuduk hitam dipengaruhi oleh umur dan tingkat stres. PRP Cucak kutilang dipengaruhi oleh umur, lama kunjungan, dan pekerjaan. Dan PRP Tekukur biasa dipengaruhi oleh waktu tempuh dan nilai PRSS. Sebanyak 98% pengunjung menganggap keberadaan burung penting untuk KRB, 97% responden setuju untuk diadakannya kegiatan khusus terkait burung di KRB, dan semua responden (100%) setuju untuk diadakannya kegiatan konservasi burung di Kebun Raya Bogor.
Kata kunci: efek pemulihan stres, Kebun Raya Bogor, suara burung,
SUMMARY
YURIKO ASAHIRO. Bird sounds potential in reducing stress in Bogor Botanical Garden. Supervised by ARZYANA SUNKAR dan JARWADI BUDI HERNOWO.
Stress is a global phenomenon that has become an everyday fact. Stress can occur due to job loss, life demands, fear, and anxiety. In Indonesia, the COVID-19 pandemic has increased the number of people experiencing stress. Despite increasing mental health pressure, COVID-19 has positive benefits, such as improving environmental quality and increasing bird populations in urban areas.
The presence of birds is positive because they can be used as an alternative to stress reduction therapy. Several previous studies have shown that listening to the sound of birds can provide a sense of comfort and reduce one's stress level. Bogor Botanical Gardens is a city park in the city of Bogor that has a strategic location, sufficient area, and high bird diversity which is the potential to be used as a therapy to reduce the stress level of the population which is cheap and easy to access. Based on this background, this study aims to 1) analyze the diversity and distribution of birds, 2) correlate visitor stress levels with factors that influence them, 3) correlate visitor perceptions of the potential to reduce stress from bird sounds with factors that influence them, 4) correlate species of birds that can reduce visitors' stress levels with factors that influence them, and 5) identify visitors' perceptions of bird conservation in the Bogor Botanical Gardens.
The research was carried out from March 2021 to February 2022. The bird observation stage was carried out in 12 environments in the Bogor Botanical Gardens as an observation route. Bird observations were carried out twice for each route in the afternoon and evening. Observations were made using the McKinnon species list method. At the interview stage, 100 visitors were selected as respondents using random and accidental sampling techniques, taking into account access to visitors and availability to be interviewed. The interview stages were 1) introduction to the questionnaire and visitor profiles, 2) respondents were asked to measure the level of stress felt, 3) respondents answered questions about perceptions of the stress-reducing effect of bird sounds (PRSS) while listening to recordings of bird sounds, 4) respondents were asked to give a potential value in reducing perceived stress (PRP) from several bird sounds found in KRB, 5) after that the respondents were asked to answer questions about their wishes and expectations for bird conservation in KRB. The measurement of the level of stress felt by visitors was carried out using the Perceived Stress Scale, for visitors' perception of bird sounds the Perceived Restorativeness Soundscape Scale was used, while for specific bird sounds the Perceived Restorative Potential was assessed. Analysis of bird observation data was carried out by knowing the percentage of presence on the trail, the frequency of encounters, and the frequency of bird calls. Interview data analysis was carried out by stepwise linear regression analysis and analysis of variance.
The results showed that there were 48 species of birds in KRB consisting of 25 tribes with neighborhood 7 having the highest number of bird species. A total of 36 vocal bird species and 12 silent bird species. The observation results showed that there were four species of birds that were always found in 12 environments or had a 100% encounter rate and five species of birds that could be found in 11
environments or had an encounter rate of 91.67%. Of the nine species, five bird species were selected to be used in the study. The types of birds chosen were the Collared kingfisher, Olive-backed tailorbird, Eastern spotted dove, Black-naped oriole, and Sooty-headed bulbul.
The results showed that 72% of the respondents were women with the percentage of respondents aged between 19-25 years being 56%. Most of the respondents came from Bogor and 52% came from Bogor Regency. As many as 55% of the respondents has high school level education. The majority of respondents has college students as occupation (55%). More than 70% of the respondents have incomes below IDR 5,000,000. Most of the respondnets have only visited once in the last month (84%), with the majority of visits lasting 1-3 hours (55%). The most common purpose of visiting was to enjoy the beauty of nature (50%).
The number of respondents who experienced low, medium, and high-stress levels was 22%, 73%, and 5%, respectively. A significant factor affecting stress levels is the age of the respondent. The older the respondent, the lower their stress level. The number of respondents who felt the effect of low, medium, and high recovery was 2%, 61%, and 37%, respectively. The lower the stress level, the higher the perceived stress relief effect of bird sounds. Factors that significantly influence the perception of the stress relief effect of bird sounds are age and frequency of visits. The older and more frequently a person visits, the higher the perceived stress relief effect of bird sounds. The Olive-backed tailorbird has high restorative potential, while the Collared kingfisher, Eastern spotted dove, Black-naped oriole, and Sooty-headed bulbul has moderate restorative potential. The PRP value of the Olive-backed tailorbird was influenced by the PRSS value, gender, and occupation.
The PRP of Collared kingfisher was affected by age and house distance to open green space. The PRP of Black-naped oriole was affected by age and stress level.
The PRP of Sooty-headed bulbul was influenced by age, length of visit, and occupation. And the PRP Eastern spotted dove was influenced by travel time and PRSS values. As many as 98% of visitors considered the presence of birds important for the KRB, 97% of respondents agreed to hold special activities related to birds at the KRB, and all respondents (100%) agreed to hold bird conservation activities at the Bogor Botanical Gardens.
Keywords: bird sound, Bogor Botanical Garden, stress recovery effect
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2023 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
YURIKO ASAHIRO
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika
POTENSI SUARA BURUNG DALAM MENURUNKAN STRES DI KEBUN RAYA BOGOR
PROGRAM STUDI KONSERVASI BIODIVERSITAS TROPIKA FAKULTAS KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2023
Tim Penguji pada Ujian Tesis : 1. Dr. Siti Nuramaliati Prijono
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanaahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya hingga karya ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret 2021 sampai Februari 2022 ini ialah dengan judul “Potensi Suara Burung Dalam Menurunkan Stres di Kebun Raya Bogor”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada para pembimbing Ibu Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc dan Bapak Prof. Dr. Ir. Jarwadi Budi Hernowo, M.Sc.F yang telah membimbing dan banyak memberi saran. Ungkapan terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua dan keluarga penulis yang senantiasa memberikan dukungan, pembelajaran, dan motivasi hingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Terima kasih kepada Fira Rizka Karim, KVT 56, teman-teman Camp Raung 49 serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah banyak membantu selama penulisan ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Bogor, Januari 2023 Yuriko Asahiro
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
I PENDAHULUAN 1
1.1Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian 3
II METODE PENELITIAN 5
2.1 Lokasi dan Waktu 5
2.2 Alat dan Instrumen 6
2.3 Metode Pengambilan Data 6
2.4 Metode Analisis Data 15
III HASIL DAN PEMBAHASAN 20
3.1 Keanekaragaman Dan Sebaran Burung 20
3.2 Profil pengunjung 24
3.3 Tingkat stres pengunjung 27
3.4 Efek pemulihan stres yang dirasakan pengunjung (PRSS) 29 3.5 Jenis-Jenis Burung Yang Dapat Menurunkan Stres 32
3.6 Pengetahuan dan Harapan Responden 44
IV SIMPULAN DAN SARAN 46
4.1 Simpulan 46
4.2 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 48
LAMPIRAN 56
RIWAYAT HIDUP 63
DAFTAR TABEL
1. Daftar lingkungan dan jalur 5
2. Jenis data yang akan dikumpulkan 6
3. Jumlah pengunjung dalam negeri Kebun Raya Bogor 2016-2019 7
4. Proporsi harian responden yang diwawancara 8
5. Daftar pertanyaan dan jawaban bagian frekuensi kunjungan 11
6. Pertanyaan tujuan pengunjung 11
7. Kategori tingkat stres berdasarkan skor PSS 12
8. Translasi pernyataan PRSS dan penyesuaian penelitian 12 9. Kategori tingkat restoratif suara burung dari nilai PRSS 14 10. Kategori tingkat potensi restoratif suara burung dari nilai PRP 14
11. Variabel-variabel uji analisis PSS 16
12. Variabel-variabel uji analisis PRSS 17
13. Variabel-variabel uji analisis PRP 18
14. Daftar jenis burung di Kebun Raya Bogor 20
15. Sembilan jenis burung dengan frekuensi kehadiran tertinggi 23 16. Lima jenis burung yang dinilai dan asal suara buurng 24
17. Karakteristik demografik responden 25
18. Karakteristik berkunjung responden 26
19. Profil pengunjung Kebun Raya Bogor 27
20. Hasil analisis regresi linier stepwise 28
21. Karakteristik berkunjung dan tingkat stres 28
22. Hasil analisis regresi linier 29
23. Frekuensi tingkat stres berdasarkan efek pemulihan dan interaksi
dengan burung 30
24. Hasil analisis regresi stepwise faktor efek pemulihan stres 31 25. Persentase kepekaan terhadap burung berdasarkan frekuensi berkunjung 31
26. Hasil analisis chi-square 31
27. Penilaian PRP burung 32
28. Hasil analisis regresi PRP kelima jenis burung 34 29. Analisis korelasi variabel umur dan lama kunjungan 35
30. Hasil analisis chi square 35
31. Persentase jumlah kategori PRP cucak kutilang dan cinenen jawa
berdasar pekerjaan 36
32. Persentase jumlah kategori PRP cinenen jawa berdasar jenis kelamin 37
33. Perbandingan kehadiran 5 jenis burung 38
34. Frekuensi pertemuan burung di 12 lingkungan KRB 40 35. Pengetahuan responden terhadap burung di KRB 44 36. Persepsi responden terhadap efek pemulihan suara burung 45
37. Persepsi dan harapan responden 45
DAFTAR GAMBAR
1. Skema rumusan masalah 4
2. Peta lokasi penelitian 5
3. Alur prosedur wawancara 9
4. Bagan alur prosedur penilaian potensi suara burung 9 5. Bagan alur analisis tingkat stres pengunjung 16 6. Bagan alur analisis persepsi potensi efek menurunkan stres suara burung 18 7. Bagan alur analisis potensi menurunkan stres suara burung (PRP) 19
8. Kurva pertambahan jenis 22
9. Peta sebaran spasial jenis burung di lingkungan 4-6 Kebun Raya Bogor
(Sukara 2014) 42
10. Sebaran spasial jenis burung di lingkungan 9 sampai 12 Kebun Raya
Bogor (Sukara 2014) 43
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner survei terhadap pengunjung Kebun Raya Bogor 56
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stres merupakan suatu fenomena global yang menjadi fakta kehidupan sehari-hari (Iwata et al. 2013). Di Indonesia, berdasarkan Kemenkes RI (BPPK 2013; 2019), terdapat kenaikan jumlah prevalensi gangguan jiwa di Indonesia dari 1,7 permil pada tahun 2013 menjadi 7,1 permil pada 2018. Stres dapat terjadi karena adanya stressor/penyebab stres (Anakwenze dan Zuberi 2013), seperti kehilangan pekerjaan, tuntutan kehidupan, ketakutan, dan keresahan (Klinic Community Health Centre 2010). Kondisi ini diperparah dengan mewabahnya COVID-19, dimana berdasarkan Kaligis et al. (2020) tingkat stres masyarakat Indonesia meningkat selama pandemi. Ketakutan masyarakat akan penularan virus dan ketidakjelasan informasi yang beredar selama pandemi menyebabkan kenaikan tingkat stres (Kaligis et al. 2020).
Pandemi tidak hanya meningkatkan tekanan kesehatan psikologis masyarakat, tetapi juga memiliki efek positif seperti meningkatkan kualitas lingkungan (Bar 2021) dan aktivitas burung pada wilayah perkotaan (Gordo et al.
2021). Lebih jauh, berdasarkan hasil berbagai penelitian (Cerwén et al. 2016; Zhu et al. 2020; Fisher et al. 2021; Uebel et al. 2021), suara burung dinilai memiliki efek terapi untuk mengurangi tingkat stres seseorang. Kenyataan bahwa tren peningkatan stres pada daerah perkotaan (6.3%) lebih besar daripada perdesaan (5.8%) (BPPK 2019), menjadikan keberadaan tempat-tempat yang dapat memberikan peluang interaksi antara masyarakat dengan burung menjadi penting, sebagai sarana pemulihan dan pengurangan tingkat stres yang murah dan terjangkau. Schrimpf et al. (2021) menemukan sebanyak 80% jenis burung mengalami peningkatan populasi pada daerah perkotaan selama lockdown berlangsung. Adanya peningkatan aktivitas dan populasi burung di perkotaan, merupakan salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan tingkat stres. Berdasarkan Zhu et al. (2020), suara burung memberikan efek pemulihan stres yang signifikan di hutan kota, dan Ferraro et al. (2020) juga menemukan bahwa penambahan suara burung pada jalur pendakian di McClintock dan Gregory Canyon, mampu meningkatkan efek pemulihan psikologis pendaki.
Burung, secara umum, memiliki suara dan penampilan yang menarik serta dapat ditemukan pada daerah dengan nuansa alami dan memiliki tutupan vegetasi seperti pada ruang terbuka hijau pada daerah perkotaan. Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan suatu kebun raya yang berada di tengah Kota Bogor yang banyak dikunjungi oleh masyarakat dari Kota Bogor dan juga Kota Jakarta dengan tingkat keanekaragaman burung yang tinggi dan cenderung mengalami peningkatan dari tahun 1992 sampai 2018 (Supartha 1992; Hermawan 2001; Idris 2002; Sukara 2014; Wahyuni et al. 2018). Berdasarkan Syahran (2021), pada lokasi dengan intensitas pengunjung yang tinggi terdapat 78.6% jenis burung dari semua jenis burung yang ditemukan di KRB, yang berarti burung tidak terganggu oleh kehadiran manusia. Hal ini menunjukkan bahwa burung di Kebun Raya Bogor memiliki potensi yang luar biasa untuk dimanfaatkan sebagai sarana untuk
menurunkan tingkat stres. Sehingga, penelitian mengenai potensi suara burung dalam menurunkan stres di Kebun Raya Bogor perlu dilakukan untuk mengetahui persepsi pengunjung Kebun Raya Bogor terhadap keberadaan burung dan efek pemulihan psikologis yang dirasakan (perceived restoration effect) dari suara burung.
1.2 Rumusan Masalah
Tingkat stres masyarakat Indonesia saat ini terus mengalami kenaikan (BPPK 2013; 2019), baik karena kondisi sosial yang ada (BPS 2021) maupun karena pandemi COVID-19 (Kaligis et al. 2020). Kenaikan tingkat stres pada saat pandemi disebabkan karena adanya ketakutan masyarakat akan penularan virus dan karena ketidakjelasan informasi dan kondisi yang ada (Kaligis et al. 2020). Kondisi ini menjadi lebih parah saat dijalankannya kebijakan lockdown oleh pemerintah (Khasanah et al. 2021; Fauk et al. 2022). Matos et al. (2021) menjelaskan bahwa lockdown merupakan salah satu stressor utama selama pandemi dikarenakan adanya pengurangan dan pemutusan komunikasi secara tiba-tiba dan menyebabkan rasa kesepian.
Dalam upaya mengurangi tingkat stres masyarakat, perlu diperhatikan bahwa tidak semua masyarakat memiliki kapital untuk mengunjungi Rumah Sakit atau fasilitas medis lainnya yang memberikan pelayanan terkait psikologis dan kesehatan mental. Hal ini berarti perlu adanya intervensi atau upaya dalam menurunkan atau mengelola tingkat stres masyarakat yang dapat diakses secara mudah dan dengan biaya yang rendah. Salah satu alternatif yang dapat digunakan dan telah banyak diteliti adalah dengan menggunakan suara burung. Berdasarkan beberapa penelitian, suara burung telah terbukti memiliki efek terapi dan dapat mengurangi tingkat stres seseorang yang mendengarkannya (Cerwén et al. 2016;
Krzywicka dan Byrka 2017; Zhu et al. 2020; Fisher et al. 2021; Uebel et al. 2021).
Selain kebutuhan media terapi, lokasi terapi juga merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan. Lokasi yang digunakan haruslah memenuhi beberapa kriteria seperti, mudah untuk diakses, biaya akses yang murah, dan memiliki tingkat keanekaragaman burung yang tinggi. Salah satu lokasi yang memenuhi kriteria adalah Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan sebuah taman hutan kota yang terletak di tengah Kota Bogor yang rutin dikunjungi oleh masyarakat Kota Bogor dan Kota Jakarta. KRB memiliki tingkat keanekaragaman burung yang tinggi dan cenderung meningkat dari tahun 2014 hingga tahun 2018 (Sukara et al. 2014; Wahyuni et al. 2018). Menurut Wahyuni et al. (2018) dan Kurnia et al. (2021), KRB memiliki spesies burung sebanyak lebih dari 80% yang terdapat di seluruh taman dan RTH Bogor.
Meskipun informasi mengenai alternatif terapi menggunakan suara burung dan lokasi terapi di Kebun Raya Bogor telah diketahui, akan tetapi jenis-jenis burung yang dapat digunakan untuk terapi, tingkat stres pengunjung KRB secara spesifik, efek menurunkan stres dari suara burung terhadap masyarakat, dan efek suara dari beberapa jenis burung untuk keperluan terapi masih belum diketahui.
Mengingat bahwa pertanyaan-pertanyaan penelitian yang terkait dengan potensi menurunkan stres dari suara burung seperti disebutkan di atas merupakan hal
penting dalam pengendalian dan menurunkan tingkat stres masyarakat, sehingga dipandang penting sebagai bagian dari rumusan masalah penelitian yang harus menjadi fokus kajian. Berdasarkan gambaran masalah penelitian seperti diuraikan di atas, maka secara teknis, urgensi permasalahan penelitian yang terkait dengan potensi menurunkan stres dari suara burung di KRB secara luas seperti dimaksudkan di atas, dapat dirumuskan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keanekaragaman dan sebaran burung di kebun Raya Bogor?
2. Bagaimanakah tingkat stres pengunjung dan apa faktor yang memengaruhi tingkat stres pengunjung?
3. Bagaimanakah persepsi pengunjung terhadap potensi menurunkan stres dari suara burung dan apa faktor yang memengaruhinya?
4. Apakah jenis burung yang dinilai berpotensi menurunkan stres dan apa faktor yang memengaruhinya?
5. Bagaimanakah persepsi pengunjung terhadap konservasi burung di Kebun Raya Bogor?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis keanekaragaman dan sebaran burung di Kebun Raya Bogor.
2. Mengkorelasikan tingkat stres pengunjung dengan faktor yang memengaruhinya.
3. Mengkorelasikan persepsi pengunjung terhadap potensi menurunkan stres dari suara burung dengan faktor yang memengaruhinya.
4. Mengkorelasikan jenis-jenis burung yang dapat mengurangi tingkat stres pengunjung dengan faktor yang memengaruhinya.
5. Mengidentifikasi persepsi pengunjung terhadap konservasi burung di Kebun Raya Bogor.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai analisis potensi suara burung dalam menurunkan stres.
2. Sebagai pengembangan ilmu mengenai interaksi pengunjung dengan burung di KRB dan hubungannya dengan efek suara burung dalam menurunkan stres yang dirasakan (perceived).
3. Sebagai pengembangan ilmu mengenai burung dan efek dari suaranya dalam menurunkan stres yang dirasakan oleh pengunjung di Kebun Raya.
4. Sebagai salah satu sumbangan pemikiran bagi pihak pengelola dalam rangka konservasi burung yang ada di Kebun Raya Bogor.
1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian seperti diuraikan di atas, maka di bawah ini dapat digambarkan kerangka pemikiran penelitian seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Gambaran kerangka
pemikiran ini diharapkan dapat memperjelas alur berfikir dan kesatuan pemikiran terkait dengan konsep dan tema penelitian yang dilakukan ini.
Gambar 1. Skema rumusan masalah Kebun Raya
Bogor
Efek menurunkan stres dari suara burung Tingkat stres
Keanekaragaman dan sebaran burung
Jenis burung yang suaranya berpotensi menurunkan stres
Karakteristik pengunjung
Konservasi burung di Kebun Raya Bogor
II METODE PENELITIAN
2.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2021 sampai bulan Februari tahun 2022 di Kebun Raya Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada 12 lingkungan dan jalur yang ada di Kebun Raya Bogor (Tabel 1).
Tabel 1 Daftar lingkungan dan jalur
Lingkungan KRB Nama Area Jalur Pengamatan
Lingkungan 1 Taman Teijsmann Jalur 1
Lingkungan 2 Depan Laboratorium Treub Jalur 2 Lingkungan 3 Sisi Barat Kolam Gunting Jalur 3 Lingkungan 4 Area Koompassia excelsa Jalur 4
Lingkungan 5 Taman Meksiko Jalur 5
Lingkungan 6 Koleksi Palem Jalur 6
Lingkungan 7 Jalan Kenari II Jalur 7
Lingkungan 8 Lapangan Randu dan Koleksi Paku-Pakuan Jalur 8
Lingkungan 9 Koleksi Tanaman Kayu Jalur 9
Lingkungan 10 Area Jembatan Gantung Jalur 10
Lingkungan 11 Lapangan Astrid dan Masjid Jalur 11
Lingkungan 12 Koleksi Tanaman Obat Jalur 12
Adapun letak jalur penelitian dapat dilihat pada peta lokasi penelitian (Gambar 2).
Gambar 2 Peta lokasi penelitian
2.2 Alat dan Instrumen
Objek dari penelitian ini adalah burung dan pengunjung di Kebun Raya Bogor. Adapun alat yang digunakan adalah: Binokuler, kamera, buku identifikasi burung, peta Kebun Raya Bogor, tallysheet, penunjuk waktu, headset, dan recorder. Untuk instrumen yang digunakan adalah panduan wawancara dan kuesioner.
2.3 Metode Pengambilan Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, yang terdiri dari pengamatan lapangan dan wawancara dengan pengunjung Kebun Raya Bogor.
2.3.1 Batasan Penelitian
Penelitian ini memiliki batasan sebagai berikut:
1. Wawancara responden pengunjung dilaksanakan secara langsung di Kebun Raya Bogor dengan mematuhi protokol kesehatan.
2. Definisi stres yang digunakan merupakan stres yang dirasakan dan dinilai oleh responden sendiri berdasarkan kejadian dalam kehidupan responden pada satu bulan terakhir.
3. Penelitian bersifat non-klinis tanpa adanya perlakuan terhadap responden dan hanya dalam bentuk wawancara untuk mengetahui persepsi responden.
4. Data yang diambil hanya berupa persepsi dan penilaian responden terhadap kondisi kesehatan mental tanpa pengambilan kondisi kesehatan fisik.
5. Fokus penelitian adalah efek menurunkan stres dari suara burung yang ada di Kebun Raya Bogor dengan menggunakan rekaman suara burung.
2.3.2 Jenis Data
Kelompok data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu data burung dan data pengunjung. Adapun data yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2:
Tabel 2 Jenis data yang akan dikumpulkan
Kelompok data Jenis data Metode pengumpulan data
Burung - Jenis-jenis burung Observasi
- Lokasi dan waktu aktif Observasi
Pengunjung - Karakteristik demografik Wawancara dan kuesioner - Karakteristik berkunjung Wawancara dan kuesioner - Nilai tingkat stres Wawancara dan kuesioner - Nilai persepsi efek menurunkan
stres dari suara burung
Wawancara dan kuesioner - Nilai potensi menurunkan stres
dari suara burung
Wawancara dan kuesioner - Keinginan dan harapan
pengunjung terhadap konservasi burung
Wawancara dan kuesioner
2.3.3 Pelaksanaan Penelitian
Adapun pelaksanaan survei terdiri dari observasi burung dan wawancara yang diuraikan sebagai berikut.
a. Keanekaragaman dan sebaran jenis burung
Observasi lapang dilakukan untuk mengetahui jenis – jenis burung, sebaran, lokasi, dan waktu aktif dari burung di 12 lingkungan di Kebun Raya Bogor.
Pengambilan data jenis burung di KRB dilakukan dengan menggunakan metode Daftar Jenis McKinnon (Bibby et al. 2000), yaitu dengan cara berjalan dan mencatat jenis-jenis burung yang dijumpai ke dalam sebuah daftar dengan jumlah jenis yang sudah ditentukan. Bibby et al. (2000) menyatakan bahwa daftar jenis memiliki jumlah yang bervariasi antara 8 sampai 20, dengan catatan semakin banyak jumlah jenis maka akan semakin panjang daftar. Pada penelitian ini, digunakan daftar berisi 5 jenis burung yang disesuaikan dengan kondisi kekayaan burung di lokasi penelitian dan keterbatasan waktu. Observasi dilakukan dengan cara berjalan dengan kecepatan konstan di sepanjang jalur penelitian. Setiap jenis burung yang ditemukan diidentifikasi jenisnya. Burung-burung hasil observasi dan telah diidentifikasi dimasukkan ke dalam suatu daftar yang mencatat jenis-jenis burung yang ter-amati, setiap jenis hanya dicatat satu kali untuk setiap daftar.
Pengambilan data pada masing-masing lingkungan dilakukan sebanyak dua kali dengan waktu pengamatan pagi hari (pukul 08.00-10.00 WIB), dan sore hari (pukul 15.00-17.00 WIB).
b. Profil pengunjung
1. Penentuan Jumlah Responden
Jumlah responden ditentukan berdasarkan data rata-rata jumlah pengunjung dalam negeri Kebun Raya Bogor pada tahun 2016 – 2019 (LIPI 2016; 2017; 2018;
2019). Data pengunjung pada tahun 2020 tidak digunakan karena dianggap tidak mewakili mengingat adanya pandemik dan ditutupnya Kebun Raya Bogor. Data rekapitulasi jumlah pengunjung dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Jumlah pengunjung dalam negeri Kebun Raya Bogor 2016-2019 Tahun Jumlah Pengunjung (Orang)
2016 1.007.751
2017 1.330.717
2018 1.270.825
2019 1.109.118
Jumlah 4.718.411
Rata-rata per tahun 1.179.603 Rata-rata per bulan 98.301
Adapun penentuan jumlah responden pengunjung mengikuti rumus Slovin sebagai berikut (Tejada dan Punzalan 2012):
𝑛 = 𝑁 1 + 𝑁𝑒2 Keterangan : n = Jumlah sampel (responden)
N = Jumlah rata-rata pengunjung/bulan
e = Batas maksimum kesalahan yang masih bisa diterima (e=10%) 𝑛 = 98.301
1 + 98.301(10%)2 = 99,90 ≈ 100
Jumlah pengunjung yang diwawancara berdasarkan jumlah kunjungan orang per hari dihitung dengan menggunakan asumsi bahwa pengunjung pada hari libur (sabtu dan minggu) lebih banyak daripada hari kerja. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan prosentasi jumlah responden, dengan prosentasi responden hari kerja adalah 10% dan prosentasi responden hari libur adalah 25%. Hasil penghitungan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Proporsi harian responden yang diwawancara
Hari Persentase jumlah responden (%) Responden (Orang)
Senin 10 10
Selasa 10 10
Rabu 10 10
Kamis 10 10
Jum’at 10 10
Sabtu 25 25
Minggu 25 25
Total 100 100
Pemilihan responden dari pengunjung dilakukan dengan teknik random dan accidental sampling. Pada teknik random sampling setiap pengunjung memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih menjadi responden. Teknik accidental sampling yaitu teknik pemilihan responden berdasarkan kemudahan dan kesediaan untuk diwawancara. Pada teknik accidental sampling, responden dipilih secara kebetulan yang berada dekat dengan peneliti (Etikan et al. 2016) dan bersedia untuk diwawancarai.
2. Prosedur Wawancara
Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan yang ada. Wawancara tatap muka dilakukan secara langsung di Kebun Raya Bogor. Hal ini dilakukan karena responden adalah pengunjung dari Kebun Raya Bogor yang sedang berkunjung, sehingga metode tatap muka dipilih agar lebih tepat sasaran. Wawancara terdiri dari 6 tahap seperti pada Gambar 3.
Gambar 3 Alur prosedur wawancara
Tahap 1) peneliti menjelaskan tentang penelitian dan mengenalkan kuesioner, 2) responden diminta mengisi profil responden (karakteristik demografik dan berkunjung), 3) responden diminta untuk mengukur tingkat stres yang dirasakan, 4) selanjutnya responden menjawab pertanyaan tentang persepsi terhadap efek menurunkan stres dari suara burung (PRSS) sembari mendengarkan rekaman suara burung yang berasal dari video suara burung oleh TheSilentWatcher
yang diunduh dari
https://www.youtube.com/watch?v=Qm846KdZN_c&ab_channel=TheSilentWatc her, 5) kemudian responden diminta untuk memberi nilai potensi dalam menurunkan stres yang dirasakan (PRP) dari beberapa suara burung yang terdapat di KRB sembari mendengarkan suara burung dari lima jenis burung yang dipilih berdasarkan kriteria (Gambar 4) dengan suara burung berasal dari web www.xeno- canto.org dan www.youtube.com, 6) setelah itu, responden diminta menjawab pertanyaan terkait tentang persepsi terhadap burung dan konservasi burung di KRB.
Gambar 4 Bagan alur prosedur penilaian potensi suara burung 3. Kuesioner
Metode wawancara yang digunakan merupakan metode wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner. Metode wawancara terstruktur adalah suatu wawancara di mana setiap subjek atau responden ditanya dengan rangkaian pertanyaan yang sesuai dengan jadwal wawancara yang sudah disiapkan (Nugroho 2018). Dalam wawancara terstruktur pewawancara telah menentukan terlebih
Pengenalan penelitian
dan kuesioner
Profil pengunjung
Keinginan dan harapan pengunjung PRSS
PSS PRP
Jenis burung hasil observasi
Seleksi berdasarkan Ratcliffe et al. (2016) dan
keperluan penelitian
Dipilih 5 jenis burung
• Penilaian oleh responden
• Setiap responden menilai suara dari 5 jenis burung
• Setiap suara burung diperdengarkan selama 10 detik
dahulu data yang diperlukan (Edi 2016) sehingga pewawancara dapat menyusun pertanyaan yang sesuai dengan data yang diperlukan. Hakim (2013) menyatakan bahwa kelebihan wawancara terstruktur adalah mempunyai validitas yang lebih tinggi dibandingkan wawancara tidak terstruktur. Jenis kuesioner yang digunakan dalam wawancara adalah kuesioner tertutup. Kuesioner bersifat tertutup merupakan suatu kuesioner yang sudah direncanakan (Nugroho 2018) dengan jawaban yang sudah disediakan dan responden hanya memilih dari pilihan yang ada (Pujihastuti 2010).
Kuesioner yang digunakan terdiri dari beberapa kuesioner yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun subset pertanyaan yang digunakan sebagai berikut (Lampiran 1):
a. Karakteristik Demografik
Data karakteristik demografik didapatkan dari informasi responden. Data karakteristik individu berupa jenis kelamin, umur, tempat tinggal, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, memiliki taman/pekarangan, kedekatan dengan ruang terbuka hijau, dan pengetahuan terhadap burung. Data karakteristik individu dari pengunjung KRB digunakan pada model statistik untuk mengetahui faktor yang memengaruhi tingkat stres pengunjung, tingkat persepsi efek menurunkan stres dari suara burung, dan untuk menduga faktor yang berperan menentukan nilai dari Perceived Restoratif Potential (PRP).
Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan dalam faktor sosial lingkungan perkotaan yang berperan dalam menyebabkan stres. Umur seseorang menentukan fase seseorang dalam kehidupan. Kategori umur yang digunakan mengacu pada Depkes RI tahun 2009 yang disesuaikan untuk penelitian, yaitu 15-18 tahun, 19-25 tahun, 26-55 tahun, dan di atas 55 tahun. Berdasarkan (Aldwin 1991) dan American Psychological Association (2018), semakin tua seseorang tingkat stres mereka akan semakin rendah. Aldwin (1991) menjelaskan bahwa hal ini dikarenakan orang yang lebih tua lebih dapat mengendalikan hidup dan menerima kondisi mereka. Data tempat tinggal dikelompokkan menjadi Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Luar Bogor. Tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan keluarga berhubungan erat dengan tingkat stres seseorang karena dapat menentukan tempat tinggal dan lingkungan tinggal seseorang. Apabila keempat faktor tersebut berada dalam golongan rendah dan seseorang tinggal pada tempat yang terkonsentrasi dengan keadaan yang sama, maka tingkat stres dapat diprediksi tinggi. Hal ini sesuai dengan Anakwenze dan Zuberi (2013) yang menyatakan bahwa kemiskinan kota yang terkonsentrasi memupuk penyakit mental, sementara penyakit mental yang diakibatkannya akan memperkuat kemiskinan.
b. Karakteristik Berkunjung
Frekuensi kunjungan diketahui dengan menanyakan beberapa pertanyaan seperti dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Daftar pertanyaan dan jawaban bagian frekuensi kunjungan
Pertanyaan Pilihan jawaban
Seberapa sering Anda mengunjungi Kebun Raya Bogor dalam satu bulan terakhir
Tidak pernah
Sekali dalam sebulan terakhir
2-3 kali dalam satu bulan
Seminggu sekali
Hampir setiap hari Berapa lama Anda
menghabiskan waktu di Kebun Raya Bogor dalam 1 kali kunjungan
< 1 jam 1-3 jam 3-5 jam > 5 jam -
Seberapa jauh jarak rumah Anda dari Kebun Raya Bogor
< 15 menit
15-30 menit
30-45 menit
Lebih dari 45 menit
-
Data frekuensi kunjungan, durasi kunjungan, dan jarak dari KRB digunakan dalam perhitungan statistik untuk mengetahui faktor yang memengaruhi tingkat stres pengunjung, tingkat persepsi efek menurunkan stres dari suara burung, dan Perceived Restorative Potential. Tujuan pengunjung diketahui dengan menggunakan pertanyaan seperti pada Tabel 6. Setiap pengunjung memiliki tujuan dan motivasi yang berbeda, data digunakan untuk keperluan analisis deskriptif tujuan dan motivasi pengunjung.
Tabel 6 Pertanyaan tujuan pengunjung Pertanya
an Pilihan jawaban
Apakah tujuan Anda untuk mengunju ngi Kebun Raya bogor
Ingin menikmat i
keindahan alam
Berolahra
ga /
aktivitas kesehatan
Ingin melihat koleksi tumbuhan
Ingin melihat monum en- monum en bersejar ah
Ingin melih at burun g
Tuga s sekol ah / kulia h
Menghabis kan waktu bersama keluarga/te man
Apakah motivasi dalam melakuka n kegiatan tersebut
Untuk mendapat kan pengetahu an
Untuk dokument asi
Untuk menikmat i
keindahan burung (suara/vis ual)
- - - -
c. Tingkat stres
Tingkat stres yang dirasakan responden pada bulan Januari-Februari 2022 diukur dengan menggunakan Perceived Stress Scale (PSS). PSS adalah kuesioner yang mengukur respons individu terhadap suatu peristiwa yang telah terjadi dan dapat menyebabkan stres dalam jangka waktu satu bulan (Cohen et al. 1983; Cohen et al. 2007). Berdasarkan Joshi dan Vaidya (2017) PSS telah digunakan dalam beberapa penelitian untuk menilai efektivitas intervensi pengurangan stres.
Menurut Chiang dan Li (2019), PSS mengukur tingkat stres yang dirasakan dengan
mengukur ketidakberdayaan yang dirasakan dan efikasi diri. PSS terdiri dari 10 item pernyataan (enam pernyataan negatif dan empat pernyataan positif) dengan tanggapan berdasarkan skala Likert lima poin (0 = tidak pernah, 1 = hampir tidak pernah, 2 = kadang-kadang, 3 = cukup sering, dan 4 = sangat sering) yang menghasilkan skor antara 0 sampai 40 (Cohen et al. 1983). Item yang dinyatakan secara positif diberi kode terbalik sebelum dijumlahkan. Hasil uji coba PSS terhadap 35 orang responden menunjukkan nilai reliabilitas Cronbach-Alpha sebesar 0,81 atau termasuk kategori tinggi. Adapun kategori tingkat stres berdasarkan skor PSS berdasarkan Backhaus et al. (2020) dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Kategori tingkat stres berdasarkan skor PSS
Rentang skor Kategori
0 – 13 Stres rendah
14 – 26 Stres sedang
27 – 40 Stres tinggi
d. Persepsi potensi efek pemulihan stres suara burung
Efek restoratif stres yang dirasakan dari suara burung ditentukan dengan menggunakan Perceived Restorativeness Soundscape Scale (PRSS; Payne dan Guastavino 2013; 2018). PRSS terdiri dari 22 item pernyataan (Payne dan Guastavino 2018) yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan penelitian ini dengan mengubah tema PRSS dari “suara secara umum” menjadi “suara burung”.
PRSS merupakan skala yang dikembangkan dari Perceived Restorativeness Scale (PRS; Hartig et al. 1997) oleh Payne (2013) untuk mengukur tingkat persepsi empat komponen Attention Restorative Theory (ART; Kaplan dan Kaplan 1989), yaitu Fascination, Being-Away, Compatibility, dan Extend, dalam kaitannya dengan suara. Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan yang diberikan sambil mendengarkan rekaman suara burung yang diunduh dari https://www.youtube.com/watch?v=Qm846KdZN_c&ab_channel=TheSilentWatc her. Adapun penyesuaian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Translasi pernyataan PRSS dan penyesuaian penelitian
Fascination
PRSS Penyesuaian PRSS
Suara-suara ini, menarik menurut saya Menurut saya, suara burung-burung ini menarik
Minat saya benar-benar ditarik dengan mengikuti apa yang terjadi dengan suara-suara ini
Minat saya benar-benar ditarik dengan mengikuti apa yang terjadi dengan suara burung-burung ini
Rasa ingin tahu saya dibangkitkan oleh suara- suara ini
Rasa ingin tahu saya dibangkitkan oleh suara burung-burung ini
Ada banyak suara untuk saya temukan Ada banyak hal yang bisa saya temukan dari suara burung-burung ini
Tabel 8 Translasi pernyataan PRSS dan penyesuaian penelitian (lanjutan)
Being-away from
PRSS Penyesuaian PRSS
Saya perlu memikirkan kewajiban saya ketika saya dengan suara-suara ini
Saya perlu memikirkan kewajiban saya ketika saya dengar suara burung-burung ini Saya merasa bebas dari pekerjaan dan/atau
tanggung jawab ketika saya dengan suara-suara ini
Saya merasa bebas dari pekerjaan dan/atau tanggung jawab ketika saya mendengar suara burung-burung ini
Konsentrasi saya dituntut oleh suara-suara ini Suara burung-burung ini menuntut konsentrasi saya
Suara-suara ini adalah perlindungan bagi saya dari gangguan yang tidak diinginkan
Suara burung-burung ini adalah pelindungan bagi saya dari gangguan yang tidak diinginkan
Dari suara-suara ini, saya mengalami sedikit tuntutan perhatian
Dari suara burung-burung ini, saya mengalami sedikit tuntutan perhatian Saya beristirahat dari rutinitas sehari-hari saya
dari menghabiskan waktu dengan suara-suara ini
Saya dapat beristirahat dari rutinitas sehari- hari dengan menghabiskan waktu dengan suara burung-burung ini
Compatibility Saya dengan cepat beradaptasi dengan suara- suara ini
Saya dapat dengan cepat beradaptasi dengan suara burung-burung ini
Sementara saya dengan suara-suara ini, mudah untuk melakukan apa yang saya inginkan
Saat dengan suara burung-burung ini, saya mudah untuk melakukan apa yang saya inginkan
Inklinasi pribadi saya cocok dengan suara-suara ini
Kecenderungan pribadi saya cocok dengan suara burung-burung ini
Ada kesesuaian antara suara-suara ini dan apa yang ingin saya lakukan
Ada kesesuaian antara suara burung-burung ini dengan apa yang ingin saya lakukan Extent - Coherence
Suara ini koheren Suara burung-burung ini koheren
Suaranya diatur dengan jelas Suara burung-burung ini diatur dengan jelas Susunan fisik suara-suara ini memiliki urutan
yang jelas
Susunan suara burung-burung ini memiliki urutan yang jelas
Suara yang ada termasuk dalam soundscape ini Suara burung yang ada termasuk dalam lanskap ini
Extent – Scope Ada banyak suara untuk memungkinkan
penjelajahan ke berbagai arah
Ada banyak suara burung untuk
memungkinkan penjelajahan ke berbagai arah
Jangkauan suara-suara ini tampaknya tidak terbatas
Jangkauan suara burung-burung ini tampaknya tidak terbatas
Suara ini terasa sangat lapang Suara burung-burung ini terasa sangat lapang
Suara-suara ini memiliki kualitas menjadi dunia mereka sendiri
Suara burung-burung ini memiliki kualitas menjadi dunia mereka sendiri
Tanggapan terhadap setiap pernyataan didasarkan pada skala Likert tujuh poin dari sangat tidak setuju (1) hingga sepenuhnya setuju (7). Poin-poin tersebut kemudian dijumlahkan dengan nilai yang dihasilkan berkisar antara 22 hingga 154, nilai yang lebih tinggi menunjukkan kualitas restoratif yang lebih tinggi (Qiu dan Zhang 2021). Hasil uji coba PRSS terhadap 35 orang responden menunjukkan nilai reliabilitas Cronbach-Alpha sebesar 0,94 atau termasuk kategori tinggi. Adapun kategori tingkat restoratif nilai PRSS dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Kategori tingkat restoratif suara burung dari nilai PRSS
Rentang skor Kategori
22-65 Restoratif rendah
66-109 Restoratif sedang
110-154 Restoratif tinggi
e. Jenis burung yang suaranya berpotensi menurunkan stres
Jenis burung yang suaranya berpotensi untuk menurunkan stres diketahui dengan menggunakan metode Perceived Restorative Potential (PRP; Staats et al.
2003; Staats dan Hartig 2004; Ratcliffe et al. 2016). Perceived Restorative Potential dari setiap burung diukur sebagai respons dari skenario yang telah dirancang untuk meniru keadaan stres dan kelelahan kognitif seseorang (Staats et al. 2003; Staats dan Hartig 2004; Ratcliffe et al. 2016). Staats et al. (2003) dan Staats dan Hartig (2004) menggunakan skenario untuk merincikan ada atau tidaknya kelelahan atensi agar peserta dapat mengasumsikan perlunya restorasi atau tidak, sebelum menilai kemungkinan restorasi dalam menanggapi visual. Skema penelitian diadaptasi dari Ratcliffe et al. (2016) dan skenario yang digunakan diadaptasi dari Staats et al. (2003) dan Staats dan Hartig (2004). Skenario yang digunakan menggambarkan sebuah situasi dimana responden mengalami kelelahan secara mental/psikis karena pekerjaan dan stres dan kesal karena pertengkaran dengan teman:
“Anda telah bekerja sangat keras akhir-akhir ini. Sekerang, setelah hari yang melelahkan, Anda merasa benar-benar tertekan. Anda sulit berkonsentrasi dan sangat mudah marah. Selain itu, Anda pernah bertengkar dengan teman dan merasa sangan stres karenanya. Anda duduk di suatu tempat untuk istirahat. Sejauh mana mendengarkan suara burung membantu Anda menurunkan stres dalam skenario ini?”
Responden akan diminta untuk menunjukkan sejauh mana setiap suara burung akan membantu menurunkan stres dari skenario yang disajikan, pada skala 0 (tidak sama sekali) sampai 6 (sepenuhnya). Nilai PRP kemudian dirata-rata setiap suara burung untuk seluruh responden. Adapun kategori tingkat potensi restoratif suara burung dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Kategori tingkat potensi restoratif suara burung dari nilai PRP
Rentang skor Kategori
0.00-2.00 Potensi rendah
2.01-4.00 Potensi sedang
4.01-6.00 Potensi tinggi
f. Persepsi pengunjung terhadap burung di kebun raya bogor
Persepsi pengunjung Kebun Raya Bogor diketahui dengan menanyakan sembilan pertanyaan dengan dua pilihan jawaban, ya dan tidak. Pertanyaan berkisar pada persepsi pengunjung terhadap bagaimana perasaan mereka saat mengunjungi Kebun Raya Bogor, pengetahuan terhadap burung, perlunya kegiatan terkait burung
dan suara burung di Kebun Raya Bogor, serta tentang keberadaan taman/ruang hijau di sekitar rumah dan pekarangan di rumah responden
2.4 Metode Analisis Data
2.4.1 Analisis data keanekaragaman dan sebaran burung
Data yang dianalisis meliputi data kekayaan jenis burung, sebaran burung di 12 lingkungan, dan frekuensi perjumpaan burung. Frekuensi perjumpaan jenis burung pada setiap lingkungan digunakan untuk melihat tingkat kemudahan perjumpaan jenis burung pada habitat tersebut. Adapun rumus frekuensi perjumpaan sebagai berikut:
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑢𝑚𝑝𝑎𝑎𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 (72)
Data kekayaan jenis burung di KRB yang didapat dengan menggunakan daftar jenis McKinnon diolah ke dalam bentuk kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah kumulatif jenis-jenis burung yang ada pada masing-masing lingkungan di KRB terhadap jumlah daftar yang dibuat. Kecuraman kurva mencerminkan kekayaan jenis yang ada di lingkungan tersebut. Setelah mendapatkan jenis-jenis burung yang mudah ditemukan, dilanjutkan dengan analisis jenis burung dengan frekuensi suara yang tinggi.
Tahap berikutnya adalah melakukan identifikasi dan pemilihan awal jenis- jenis burung yang suaranya memiliki potensi dalam menurunkan stres yang kemudian akan digunakan dalam uji Perceived Restoratif Potential (PRP). Jenis–
jenis burung tersebut diidentifikasi suaranya menggunakan website xeno-canto.org.
Identifikasi suara burung didasarkan pada kebutuhan penelitian. Kriteria tersebut adalah :
• Frekuensi dijumpai dan bersuara yang tinggi
• Ketersediaan rekaman suara yang jelas pada www.xeno-canto.org atau www.youtube.com.
Adapun frekuensi bersuara dihitung dengan rumus:
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑢𝑎𝑟𝑎 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑢𝑎𝑟𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 (72) 2.4.2 Profil pengunjung
Data profil pengunjung dianalisis menggunakan analisis distribusi frekuensi dan persentase, serta disajikan dalam tabel. Dari hasil pengolahan data hasil wawancara dengan kuesioner, peneliti dapat mengetahui sebaran demografi pengunjung dan karakteristik berkunjung dari pengunjung Kebun Raya Bogor.
2.4.3 Tingkat stres
Analisis dilakukan terhadap nilai PSS dan variabel-variabel uji (Tabel 11).
Analisis statistik yang dilakukan meliputi uji Shapiro-Wilk’s, analisis regesi linier
dengan metode ”stepwise”, dan analisis Chi-Square yang dilakukan dengan bantuan software RStudio.
Uji Shapiro-Wilk’s dilakukan untuk menguji kenormalan distribusi data PSS. Uji regresi linier dan Chi-Square digunakan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi tingkat stres responden. Analisis regresi linier berganda dengan metode stepwise digunakan untuk data kuantitatif dan analisis Chi-Square untuk data kualitatif. Adapun rincian analisis data dapat dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Variabel-variabel uji analisis PSS
Metode analisis Variabel Jenis data
Regresi linier berganda dengan metode stepwise
Umur Kuantitatif (continues)
Domisili Kuantitatif (continues) Pendidikan terakhir Kuantitatif (continues) Pendapatan keluarga Kuantitatif (continues) Frekuensi kunjungan Kuantitatif (continues) Lama kunjungan Kuantitatif (continues) Waktu tempuh Kuantitatif (continues) Chi-Square Jenis kelamin Kualitatif (categorical)
Pekerjaan Kualitatif (categorical)
Tujuan Kualitatif (categorical)
Memiliki taman Kualitatif (categorical) Dekat dengan RTH Kualitatif (categorical) Penggemar burung Kualitatif (categorical)
Adapun bagan alur analisis tingkat stres pengunjung Kebun Raya Bogor dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Bagan alur analisis tingkat stres pengunjung 2.4.4 Potensi efek pemulihan stres yang dirasakan dari suara burung
Data persepsi responden terhadap efek pemulihan stres dari suara burung dianalisis dengan menggunakan Uji Shapiro’s-Wilk untuk mengetahui sebaran
Tingkat stres
Umur, domisili, pendidikan, pendapatan, frekuensi kunjungan,
lama kunjungan, waktu tempuh
Jenis kelamin, pekerjaan, tujuan, memiliki taman, dekat
dengan RTH
Regresi linier berganda metode stepwise Chi-Square Faktor yang memengaruhi tingkat stres
data. Selanjutnya, data dianalisis dengan variabel-variabel yang ditentukan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan efek pemulihan stres dari suara burung dan mengetahui karakteristik responden yang memengaruhi nilai efek pemulihan stres yang dirasakan dari suara burung. Semua analisis statistik dilakukan dengan menggunakan software RStudio.
Hubungan antara tingkat stres dengan efek pemulihan stres dari suara burung diketahui dengan melakukan analisis korelasi Pearson pada data tingkat stres dan data nilai efek pemulihan stres dari suara burung. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang memengaruhi efek pemulihan stres dari suara burung digunakan metode regresi linier berganda dengan metode stepwise untuk data kuantitatif dan analisis Chi-Square untuk data kualitatif. Data kuantitatif merupakan data continues sedangkan data kualitatif terdiri dari data kategori.
Adapun variabel yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Variabel-variabel uji analisis PRSS
Metode analisis Variabel Jenis data
Regresi linier berganda dengan metode stepwise
Umur Kuantitatif (continues)
Domisili Kuantitatif (continues) Pendidikan terakhir Kuantitatif (continues) Pendapatan keluarga Kuantitatif (continues) Frekuensi kunjungan Kuantitatif (continues) Lama kunjungan Kuantitatif (continues) Waktu tempuh Kuantitatif (continues) Tingkat stres Kuantitatif (continues) Chi-Square Jenis kelamin Kualitatif (categorical)
Pekerjaan Kualitatif (categorical)
Tujuan Kualitatif (categorical)
Penggemar burung Kualitatif (categorical)
Adapun bagan alur analisis persepsi potensi efek menurunkan stres suara burung dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Bagan alur analisis persepsi potensi efek menurunkan stres suara burung 2.4.5 Jenis burung yang suaranya berpotensi menurunkan stres
Burung di Kebun Raya Bogor yang suaranya berpotensi untuk menurunkan stres diketahui dengan melihat tinggi rendahnya nilai rata-rata PRP. Rata-rata nilai PRP dihitung per suara burung untuk seluruh responden. Nilai PRP dari setiap burung kemudian di analisis dengan uji Shapiro-Wilk’s untuk menguji distribusi data. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang memengaruhi nilai PRP untuk setiap jenis burung, dilakukan analisis regresi linear berganda dengan metode
“stepwise” untuk variabel kuantitatif dan analisis Chi-Square untuk variabel kualitatif pada data PRP setiap jenis burung. Data kuantitatif merupakan data continues sedangkan data kualitatif terdiri dari data kategori. Adapun rincian variabel yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Variabel-variabel uji analisis PRP
Metode analisis Variabel Jenis data
Regresi linier berganda dengan metode stepwise
Umur Kuantitatif (continues)
Domisili Kuantitatif (continues)
Pendidikan terakhir Kuantitatif (continues) Pendapatan keluarga Kuantitatif (continues) Frekuensi kunjungan Kuantitatif (continues) Lama kunjungan Kuantitatif (continues)
Waktu tempuh Kuantitatif (continues)
Tingkat stres Kuantitatif (continues) Nilai efek pemulihan stres (PRSS) Kuantitatif (continues) Chi-Square Jenis kelamin Kualitatif (categorical)
Pekerjaan Kualitatif (categorical)
Tujuan Kualitatif (categorical)
Penggemar burung Kualitatif (categorical) Memiliki taman Kualitatif (categorical) Dekat dengan RTH Kualitatif (categorical)
Efek pemulihan stres dari suara burung
Faktor yang memengaruhi Hubungan dengan tingkat stres Umur, domisili, pendidikan, pendapatan,
frekuensi kunjungan, lama kunjungan, waktu tempuh, tingkat stres
Jenis kelamin, pekerjaan, tujuan, penggemar burung
Regresi linier berganda metode stepwise Chi-Square
Korelasi Pearson
Adapun alur analisis nilai potensi menurunkan stres suara burung (PRP) dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Bagan alur analisis potensi menurunkan stres suara burung (PRP) 2.4.6 Persepsi pengunjung terhadap konservasi burung di kebun raya bogor
Data persepsi pengunjung diolah dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase, serta disajikan dalam grafik. Dari hasil pengolahan data hasil wawancara dengan kuesioner, peneliti dapat mengetahui persepsi pengunjung terhadap konservasi burung di KRB. Hasil pengolahan data dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dideskripsikan.
Nilai PRP
Umur, domisili, pendidikan, pendapatan, frekuensi kunjungan, lama
kunjungan, waktu tempuh, tingkat stres, nilai PRSS
Jenis kelamin, pekerjaan, tujuan, penggemar burung,
memiliki taman, dekat dengan RTH
Regresi linier berganda metode stepwise Chi-Square Faktor yang memengaruhi