• Tidak ada hasil yang ditemukan

fungsi manifest dan latent tempat pemprosesan akhir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "fungsi manifest dan latent tempat pemprosesan akhir"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI MANIFEST DAN LATENT TEMPAT PEMPROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH BAGI MASYARAKAT AIR DINGIN KELURAHAN BALAI GADANG KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S1 (Strata 1)

SYUKRI HELMAN NPM. 11070169

PROGRAM STUDI PEDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2016

(2)
(3)

Syukri Helman. 2016. The functions of Manifest and Latent To The Final Place Processing Garbage (TPA) For Society at Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah

Kota Padang.

Oleh:

Syukri Helman 1, Drs. Wahyu Pramono, M.Si2, Isnaini, M.Si3

*The Sociology Department Student of STKIP PGRI West Sumatera

**The Sosiology Staff of Sociology Department of STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

This research has background which there are many garbage that exist in the environment of society and urban affairs,so that the goverment do and effort to prevent this problem.The goverment decide one place to be area as a final place to process garbage to be turned.This place is made by goverment has the goal that garbage does not soil evironment.This place is know by term which is “the final place processing garbage”.Garbage that dumped by Janitor and DPP Kota Padang in the final processing garbage does not all must be discarded because it can be used for being something else.then,it is with exitence of this area of garbage will give manifest and latent function towards local society.the goal of this research is to desribe the function of manifest and latent to the final place processing garbage(TPA) for society at Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecematan Koto Tangah Kota Padang.

The theory that the researcher used in this research is from the structural fungsional theory by Robert K. Merton, fungsionalisme structural said that the society is a social system that consist of part in structure that related and need balance each other. In this research, it discusses two assumption or postulat in fungsional theory that has frist concept which is manifest and latent function this research uses qualitative approach. The type of this research is descriptive analysis. The informan of this research is society, supervisor of UPT at Air Dingin, agent of garbage and scavengers who live at Air Dingin, agent of garbage and scavengers who live at Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. The reseacher uses puposive sampling to choose informan which there are to persons. The data is collected by using observation, reduction of data, classification of data and verification of data.

Based on this research, the function of manifest in the final place processing garbage to the society of Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang are:1. TPA of garbage as a metant gas processing power house, 2. As the processing of organic waste. While the latent function is : 1. The source of job as scavengers, 2. The source of job as agent of garbage, 3. TPA of garbage as environmental pullution, 4. TPA of garbage as di sease

Key words : Manifest and latent functions, the final place processing garbage (TPA), society.

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Pembimbing I, staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Pembimbing II, staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

ABSTRAK

Syukri Helman. 2016. Fungsi Manifest dan Latent Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah Bagi Masyarakat Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah

Kota Padang

Penelitian ini dilatar belakangi bayaknya sampah yang berada di lingkungan masyarakat dan perkotaan membuat pemerintah berupaya untuk mencegah permasalahan sampah dilingkungan masyarakat dan di perkotaan ini maka diadakanlah suatu daerah sebagai tempat pemprosesan akhir sampah untuk diolah, agar tidak mencemari lingkungan daerah ini bisa dikenal dengan istilah tempat pemprosesan akhir sampah. Sampah yang dibuang oleh melalui petugas kebersihan dan DKP kota Padang di tempat pemprosesan akhir (TPA) sampah tidak semua yang harus dibuang namun dapat dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu. Dengan adanya daerah tempat pemprosesan akhir (TPA) sampah akan memberikan fungsi manifest dan latent terhadap masyarakat sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mendeskripsikan fungsi manifest dan fungsi latent tempat pemprosesan akhir (TPA) sampah bagi masyarakat Air dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

Teori yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah berasal dari teori strukturak fungsional menurut Robert K Merton, fungsionalisme struktural menyatakan bahwa masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian dan struktur-stuktur yang saling berkaitan dan saling membutuhkan keseimbangan. Dalam penelitian ini menyoroti dua asumsi atau postulat yang terdapat dalam teori fungsional yang konsep utamanya adalah fungsi manifest dan fungsi latent. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan tipe penelitian adalah tipe penelitian deskriptif analisis. Informan penelitian adalah masyarakat, pengawas UPT Air Dingin, agen sampah dan pemulung yang berada di Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Teknik pemilihan informan menggunakan purposive sampling yang berjumlah 10 orang. Data yang dikumpulkan menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dengan langkah reduksi data, klasifikasi data, dan pengambilan atau verifikasi data.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa fungsi manifest di Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah Bagi Masyarakat Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tanggah Kota Padang yaitu : 1.TPA sampah sebagai pengolahan gas metant pembangkit tenaga listrik, 2.

Sebagai pengolahan sampah organik. Sedangkan fungsi latent nya yaitu : 1. Sumber pekerjaan sebagai pemulung, 2. Sumber pekerjaan sebagai agen sampah, 3. TPA sampah sebagai pencemaran lingkungan, 4. TPA sampah sebagai sumber penyakit

Kata Kunci : Fungsi Manifest dan Latent, Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah , Masyarakat.

(5)

PENDAHULUAN

Pertumbuhan suatu kota dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah penduduk, baik yang tumbuh dengan sendirinya maupun akibat terjadinya proses migrasi desa kota. Terjadinya pertumbuhan jumlah penduduk tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan pada daerah perkotaan secara keseluruhan ditandai dengan berdirinya kampung-kampung pekotaan, kondisi ini yang terjadi secara spontanitas maupun yang terjadi sebagai akibat proses perencanaan.

Perkotaan merupakan perwujudan perkembangan yang alamiah dari suatu proses globalisasi yang berkembang sangat pesat.

Perkembangan tersebut menyebabkan peningkatan jumlah penduduk yang sangat besar, dengan karateristik dan persoalan yang berbeda dan spesifik.

Masyarakat kota terdiri atas penduduk asli daerah tersebut dan pendatang.

Menurut Sanderson (1993:300), masyarakat kota merupakan suatu masyarakat yang heterogen,baik dalam mata pencarian, agam, adat, dan kebudayaan. Sesuai dengan pendapat Ismani (1991:16) bahwa:

Salah satu ciri masyarakat kota yang sangat menonjol adalah heterogenitasnya dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan. Tingkat sosial ekonominya berbeda-beda, tingkat pendidikan dan agama juga berlainan satu sama lain, mata pencaharian berbeda-beda dan lain sebagainya. Selanjutnya solidaritas dalam masyarakat kota pada umumnya tipis tetapi sifat individualitasnya sangat menonjol.

Mereka sangat mementingkan kepentingannya sendiri dan tidak memperhatikan kepentingan orang lain. Perbedaan kepentingan sangat tajam dan cenderung ke konflik kepentingan. Oleh karena memerlukan perjuangan hidup yang keras.

Dalam kehidupan masayarakat kota yang heterogen dan berbeda

kepentingan, seringkali diikuti dengan mengabaikan masalah-masalah sosial seperti pengendalian sampah. Hal ini disebabkan budaya kota sulit membentuk pola perilaku tertentu tentang sampah. Oleh karenanya suatu perkotaan memerlukan pengelolaan tersendiri dalam pemecahan persoalan sampah.

Menurut Ismaini ( 1991:16) Sampah perkotaan adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia yang bersumber dari rumah tangga, komersial, industri, dan aktifitas lainnya. Sampah di kota lebih banyak dibandingkan di desa, juga dipengaruhi oleh budaya masyarakat kota yang cenderung konsumtif dan menghasilkan sisa berupa sampah.

Kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dengan sampah. Setiap orang pasti menghasilkan sampah.

Menurunyan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh sampah terkait dengan adanya hubungan yang erat dan timbal balik antara jumlah penduduk, nilai dan perilaku masyarakat terhadap perwujudan sampah, organisasi pengelola sampah, serta sistem pengelolaan yang dilakukan. Di negara- negara berkembang termaksuk Indonesia persoaalan sampah lebih bayak disebabkan masalah sosialnya, dibandingkan dengan masalah teknologinya. Hal ini disebabkan karena persoaalan teknologinya pengelolaan sampah sebenarnya sudah ada. Hanya penerapannya saja yang memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi setempat. Sedangkan persoaalan sosialnya atau masyarakat memerlukan pendalaman khusus karena terkait dengan nilai dan norma masyarakat.

Tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah yang dihasilkan dari tahun ketahun. Aktifitas dan pola konsum simasyarakat perkotaan mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan.

Apabila tidak dikelola dengan baik timbul masalah pencemaran sumber air, tanah, udara dan bau, dan lebih jauh menimbulkan rasa tidak nyaman dan gangguan kesehatan

(6)

Salah satu upaya pemerintah untuk mencegah permasalahan sampah di perkotaan, maka diadakanlah suatu daerah sebagai tempat akhir pembuangan sampah untuk selanjutnya diolah, agar tidak mencemari lingkungan. Daerah ini biasa dikenal dengan istilah tempat pembuangan akhir sampah.Dengan adanya tempat tersebut, dapat dijadikan salah satu solusi dalam mengatasi sampah di daerah perkotaan.

Karena sampah yang dibuang oleh masyarakat tidak semua harus dibuang, namun dapat dimanfaatkan sebagiannya untuk kepentingan tertentu. Salah satunya adalah kegiatan pemulungan yang dilakukan sebagian masyarakat yang berada disekitar tempat pemprosesan akhir sampah tersebut.

Salah satu tempat pemprosesan akhir sampah yang ada di Kota Padang adalah Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah di Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Adanya daerah tempat pemprosesan akhir sampah akan memberikan fungsi sosial terhadap masyarakat sekitarnya.

Fungsi sosial yang timbul dari fenomena sosial ini adalah fungsi manifest dan fungsi latent. Menurut Wirawan (2013) fungsi manifest adalah fungsi yang diharapakan dari fenomena sosial tersebut. Fungsi laten yaitu fungsi yang tidak diharapkan atau hal

yang tidak di maksudkan dan tidak diketahui.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif tentang Fungsi Manifest dan Latent Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah Bagi Masyarakat Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

Tempat dan Waktu

Tempat pelaksanaan penelitian di Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

Informan Penelitian

Dalam hal ini berdasarkan kriteria- kriteria yang dipilih, didapatkan informan sebayak 10 orang yang dijadikan sasaran.

Satu orang pengawas UPT Air Dingin, Ketua RT 03 RW 09, dua orang agen sampah dan enam orang pemulung.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian

ini adalah : 1. Observasi

Dalam melakukan observasi, peneliti datang ketempat pemprosesan akhir sampah dengan menyebutkan identitas dan maksud penelitiaan sekaligus terjun langsung ketengah para pemulung.

Dengan observasi penelitiian bisa mengamati kegiatan para pemulung setiap harinya. Mulai dari saat mereka mengumpulkan sampah, beristirahat sampai mereka menjual hasil pungutan mereka. Untuk observasi peneliti mulai pada 08..WIB-17.00 WIB, karena pada jam 08.00 WIB tersebut rata-rata para pemulung baru datang ke lokasi TPA sampah dan mereka selesai bekerja pada pukul 17.00WIB.

2. Wawancara

Wawancara dalam penelitiaan ini dilakukan secara bebas dari batasan waktu dan tempat berdasarkan pada pedoman wawancara yang telah di buat.

Hal ini dimaksud agar informan dapat kebebasan dan kesempatan untuk mengeluarkan pandangan dan perasaan tanpa diatur ketat oleh peneliti. Tujuan dilakukan wawancara untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hasil informan yang tidak dapat peneliti ketahui melalui observasi. Dimana penelitian menanyakan tentang fungsi manifest dan latent tempat pemprosesan akhir (TPA) sampah bagi masyarakat setelah adanya tempat pemprosesan akhir (TPA) sampah kota Padang. Jawaban dari wawancara tersebut peneliti catat dengan menggunakan catatan lapangan, setelah sampai di rumah disempurnakan lagi secara jelas. Dan untuk merekam setiap informasi yang di berikan

(7)

informan, peneliti menggunakan alat bantu rekam yaitu tape recorder. Selain itu, peneliti juga menggunakan camera digital untuk mengambil foto dari informan peneliti. Wawancara terhadap informan dilakukan dari akhir bulan Desember 2015 sampai awal bulan Januari 2016.

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada saat informan memiliki waktu luang, seperti jam istirahat yaitu pada saat makan sian dan pada saat informan tidak begitu sibuk dengan pekerjaaan.

3. Studi Dokumentasi

Data yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara akan melakukan studi dokumentasi yang diperoleh dari hasil pemotretan serta dokumen-dokumen tertulis yang relevan dengan permasalahan penelitian. Dokumen- dokumen yang bisa melengkapi dan memperkuat data penelitian ini, peneliti dapatkan dari berbagai waktu dan tempat.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah Dilakukan tentang Fungsi Manifest dan Laten Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah Bagi Masyarakat Air Dingin Kelurahan BalaiGadang Kecamata Koto Tangah Kota Padang adalah:

Fungsi Manifest (fungsi yang nyata) pada Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah

1. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah Sebagai Pengelolahan Gas Metan Pembangkit Tenaga Listrik.

Tempat pemprosesan akhir (TPA) sampah diolah gas metannya untuk tenag listrik beroperasi pada awal tahun 2016 ini. Seperti yang di informasikan oleh pemerintah kota Padang, Sumatera barat, akan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga gas metan (PLTGM) yang didirikan di tempat pemprosesan akhir TPA sampah Air Dingin pada

agustus 2015.

fungsi yang diharapkan dari tempat pemprosesan akhir TPA sampah pada pengelolaan gas metan menjadi tenaga listrik sangat memberikan ke untungan bagi masyrakat kususnya masyarakat sekitar TPA dengan adanya TPA dalam mengoperasikan gas metan menjadi tenaga listrik maka bisa dijadikan sumber listirk bagi masyarakat sekitar.

2. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sebagai Pengelolaan Sampah Organik.

Pengolahan Sampah Organik Sampah organik yang ada di TPA Air Dingin dengan pengomposan pupuk organik. Pengomposan di peroleh dari hasil pelapukan bahan- bahan tanaman atau limbah organik serta jerami, sekam, daun-daunan, limbah organik pengelolaan pabrik, dan sampah organik yang terjadi karena kegiatan manusia seperti sampah rumah tangga dan sampah di perkotaan. Ujung penaganan sampah dari sistem pengolahan sampah adalah lokasi TPA ini.

Sampai saat ini kondisi TPA di Air Dingin menerapkan sistem open damping untuk pengomposan sampah. Penanganan masalah sampah adalah melalui sampah domestik sebagai bahan baku pembuatan kompos.

Fungsi Latent (fungsi tersembunyi) Pada tempat pemprosesan akhir sampah (TPA)

1. Sumber Pekerjaan Bagi Masyarakat Sebagai Pemulung.

Sudah menjadi pendapat umum bahwa bekerja ditempat sampah hanyalah kalangan pemulung, yang karena keterbatasan kemampuan dan tidak menemukan pekerjaan lain, akhirnya mereka menggeluti sampah. Padahal , jika bertolak dari

(8)

asumsi bahwa persoalan sampah adalah masalah yang manusiawi, maka urusan persampahan menyimpam peluang bisnis yang prospektif dengan tingkat kemanfaatan yang berganda. Dalam hal ini perlu perobahan pola pikir dan cara pandang dikalangan di kalangan masyarakat. Artinya , pandangan terhadap sampah sebagai suatu pekerjaan yang menjijikkan mesti berganti menjadi suatu yang berharga karena dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi orang banyak.

Dengan adanya Tpa ini membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar TPA. Dahulunya TPA ini belum ada di daerah Air Dingin masyarakat bayak yang bekerja sebagai petani,buruh dan lebih bayak menjadi pengangguran.

Setelah adanya TPA sampah ini masyarakat dapat menggantungkan hidup dengan menjadi pemulung sebagai sumber mata pencarian sehari-hari demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2. Sumber Pekerjaan Sebagai Agen Sampah. Dengan adanya TPA, bayak jenis pekerjaan yang didapatkan oleh warga Air Dingin salah satunya membukak lapangan pekerjaan dengan berpropesi sebagai agen sampah. Agen sampah adalah orang yang mengumpulkan dan membeli sampah-sampah yang dicari oleh masyarakat (pemulung) yang bisa di tukar dengan uang seperti sampah plastik,kaleng plastik, botol-botol, kardus besi dan tembaga.

3. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah Sebagai Pencemar Lingkungan

Dalam pemprosesan sampah,

sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi penyebab gangguan dan ketidak seimbangan lingkungan. Sampah padat yang menumpuk ataupun yang berserakan menimbulkan kesan kotor dan kumuh. Sehingga nilai estetika pemukiman dan kawasan di sekitar sampah terlihat sangat rendah. Bila di musim hujan, sampah padat dapat memicu banjir; maka di saat kemarau sampah akan mudah terbakar. Kebakaran sampah, selain menyebabkan pencemaran udara juga menjadi ancaman bagi pemungkiman.

4. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah Sebagai Sumber Penyakit Sampah merupakan sumber penyakit, baik secara langsung maupun tak langsung. Secara langsung sampah merupakan tempat berkembangnya berbagai parasit, bakteri dan patogen; sedangkan secara tak langsung sampah merupakan sarang berbagai vektor (pembawa penyakit) seperti tikus, kecoa, lalat dan nyamuk. Sampah yang membusuk; maupun kaleng, botol, plastik; merupakan sarang patogen dan vektor penyakit.

Berbagai penyakit yang dapat muncul karena sampah yang tidak dikelola antara lain adalah, diare, disentri, cacingan, malaria, kaki gajah (elephantiasis) dan demam berdarah. Penyakit penyakit ini merupakan ancaman bagi manusia, yang dapat menimbulkan kematian.

“Warga Air Dingin lokasi TPA menyatakan resah dengan makin banyaknya lalat didekat pemukiman warga akibat dekatnya lokasi dengan pemukiman warga.”

5. Kerusakan Infrastruktur

(9)

Kerusakan infrastruktur jalan di akibat keberadaan TPA Sampah yang berada di Air Dingin adalah kerusakan ke akses jalan oleh kendaraan berat yang mengangkut sampah ke TPA. Minimal setiap harinya ada 30 truk pengangkut sampah yang masuk ke tempat pemprosesan akhir sampah,dan sudah pasti lama-kelamaan akan menimbulkan kerusakan pada jalan yang di laluinya.Dengan adaya TPA sampah bayak mobil-mobil sampah yang ada dikota padang ini membuang sampah ke TPA Air Dingin karena tempat pemprosesan akhir berada di daerah Air Dingin.

Lebih kurang 30 mobil truk pengangkut sampah yang datang ke sini. Sehingga akan mengakibatkan kerusakan infrasturktur jalan seperti yang terlihat sekarang ini bayak nya jalan yang retak dan jalan yang berlobang yang di akibatkan oleh truk pengangkut sampah yang melintas setiap harinya.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitiaan yang telah dilakukan dan telah di uraikan pada pembahasan, maka dapat di simpulkan Fungsi yang diharapkan (manifest) adanya keberadaan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah bagi masyarakat Air Dingin, yaitu TPA sampah sebagai pengelolaan sebagai pengelolahan gas metan pembangkit tenaga listrik dan tempat pemprosesan akhir TPA sampah sebagai pengolahan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos.

Sedangkan fungsi yang tidak diharapkan (latent) adanya keberadaan tempat pemprosesan akhir (TPA) sampah bagi masyarakat Air Dingin, yaitu adanya TPA sampah sumber pekerjaan bagi masyarakat sebagai pemulung, pekerjaan sebagai agen sampah, TPA akan mencemari lingkungan sekitar adanya genangan air akan menimbulkan bau busuk yang menyengat, pencemaran udara, pencemaran air,

penyebab terjadinya banjir dan akan menimbulkan penyakit bagi masyarakat yang berada di sekitar TPA ini.

Selain itu bayaknya kendaraan mobil truk pengangklut sampah yang melintas di jalan lama kelamaaan akan merusak akses jalan menuju ke TPA sampah Air Dingin, seperti yang terrlihat sekarang bayaknya jalan yang rusakdan berlobang.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilalukan , maka dapat dikemukakan sarannya, yaitu

1.Bagi pemerintah, agar mereklamasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah.

Pemerintah juga harus segera mengambil kebijakan yang lebih tegas untuk kesejahtaeraan masyarakat Air Dingin kususnya para pemulung, melindungi warga yang bekerja di tempat tersebut terutama pemulung, perbaikan infrastruktur untuk kelancaran transportasi dan komunikasi masyarakat Air Dingin

2.Diharapkan adanya perhatiaan dari pihak pemerintah terhadap kalangan kehidupan pemulung. Pihak pemerintah diharapkan dapat mengontrol jalannya sistem pemasaran barang bekas sehingga pemulung bisa mendapatkan kesejahteraan hidup dan tidak dirugikan karena hasil pungutannya kadang- kadang dihargai tidak baik

3.Bagi pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) di lokasi TPA sampah agar direkrut kembali secara teroganisir karena para pemulung jumlahnya tidak diketahui secara formal.

4.Bagi peneliti selanjutnya, yang ingin mengakat penelitian tentang kajian yang sama tetapi denagen topik yang berbeda agar lebih mendalaminya.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Ismani. (1991) Pokok-Pokok Sosiologi Perkotaan. Universitas Brawijaya Malang: Ofset Express, 1991

Koentjaraningrat. (2000). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J.2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(10)

Sanderson, Stephen K., (1993). Sosiologi Makro. Jakarta: Rajawali Press.

Soekanto, Soerjono. (2009). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Wirawan, I.B. (2013). Teori-Teori Dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana Prenada Media

Karya Ilmiah Skripsi

Haryulis. 2011. Konsepsi Tentang Pendidikan Formal Anak Dalam Keluarga Maraok di TPA Sampah Air Dingin Kelurahan Balai Gadang.

Skripsi. STKIP PGRI.

Ir. Multief Salman, Ms. 2014. Analisis KondisiSosial Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kecamatan Mangala Kota Makasar Skripsi.

Gusmarina . 2012. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Pemulung di Kecamatan Talawi Sawah Lunto. Skripsi . Universitas Andalas.

Referensi

Dokumen terkait

LIMITATIONS AND COPYRIGHT This map may not be reproduced or transmitted to any other party, in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise,