Keberadaan para abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat hingga saat ini sangat menarik untuk dikaji. Mengingat tidak semua masyarakat bisa menjadi abdi dalem di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Keraton Kasunanan Surakarta Hadingrat terkesan lebih tertutup untuk umum. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pentingnya abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, (2) mengetahui fungsi dan peranan abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, (3) mengetahui alasan mereka memilih menjadi abdi dalem. abdi dalem istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Topik penelitiannya adalah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sebagai lembaga sosial, kunci atau informan utama dalam penelitian ini adalah para abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang mengetahui permasalahan yang diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pentingnya abdi dalem di Keraton Surakarta Hadiningrat, (2) untuk mengetahui fungsi dan peranan abdi dalem di Keraton Surakarta Hadiningrat, (3) untuk mengetahui alasan seseorang memilih abdi dalem di Keraton Surakarta Hadiningrat. menjadi abdi Kasunanan Surakarta Hadiningrat - keraton. Dipokusumo sebagai Pengageng di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan masyarakat umum yang bukan abdi keraton.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat, karunia dan berkahnya sehingga penulis dimudahkan untuk menyelesaikan penyusunan skripsinya yang berjudul “Fungsi dan Peran Abdi Dalem di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat”.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sabdacarakatama (2009), abdi dalem adalah abdi kebudayaan yang mengabdi kepada raja dan keraton serta menjalankan tugasnya dengan rendah hati. Purbosari (2013:2) menjelaskan abdi keraton terbagi menjadi dua, yaitu pertama abdi anon-anon dan abdi garap keraton. Dari banyaknya abdi dalem yang terlibat dalam pekerjaan tersebut, di Keraton Kasunanan Surakarta terbagi dalam sembilan departemen dengan tugas dan kewajibannya masing-masing.
Penelitian ini mengungkap sebagian kehidupan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat khususnya terhadap para abdi dalem. Maka penelitian ini dilaksanakan dengan judul “FUNGSI DAN PERAN ABDI DALEM DI KERAJAAN KASUNANAN SURAKARTA HADININGRAT”.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Memperkaya ilmu pengetahuan sosiologi dan antropologi serta memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang para pelayan di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam bidang penelitian serupa atau sebagai bahan pengembangan apabila ingin dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap abdi dalem. Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan wawasan kepada masyarakat tentang abdi dalem dan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Batasan Istilah
Keraton masih mempunyai organisasi tradisional dan masih berfungsi, terbukti dengan masih adanya lembaga-lembaga seperti raja, sentana Dalem, dan abdi dalem keraton. Menurut perpustakaan keraton (Sasono Pustoko), siapa pun (siapapun) yang bekerja atau mengabdi di keraton disebut abdi dalem. Selain itu, abdi dalem adalah siapa saja yang dapat menjadi abdi kebudayaan Surakarta Hadiningrat dan ditunjuk dengan surat keputusan raja yang memberikan kedudukan dimana orang yang bekerja itu ada hubungannya dengan keraton Surakarta Hadiningrat.
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sendiri mempunyai dua jenis abdi dalem, yaitu abdi dalem Anon-Anon dan abdi dalem Garap. Para abdi dalem yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh abdi dalem, yaitu abdi dalem Anon-Anon dan abdi dalem Garap Keraton. Para abdi dalem Anon-Anon adalah para abdi dalem yang bekerja pada saat upacara-upacara atau acara-acara yang diadakan oleh keraton, atau menerima undangan dari raja untuk ikut serta dalam apa pun yang diadakan oleh keraton, namun tidak menerima upah, tidak hanya itu bagi para abdi dalem Anon-Anon. Jika dia tidak dapat datang ke acara yang diselenggarakan oleh istana, tidak masalah karena statusnya tidak resmi.
Pegawai Garap Kraton merupakan pegawai yang bekerja setiap hari sesuai jadwal yang telah ditentukan, bisa datang setiap hari dan bekerja 6 jam sehari. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan fungsi adalah fungsi para abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta bagi kehidupan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Peran yang dimaksud adalah peranan abdi dalem dalam menjalankan fungsinya sebagai abdi dalem di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Orang-orang dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di wilayah sekitar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada saat penelitian dilakukan.
Deskripsi Teoritis
Kaitan teori fungsionalisme dengan fungsi dan peran abdi dalem Keraton Kasunanana Surakarta Hadiningrat adalah adanya tiga tingkatan yang harus dibentuk dalam kebudayaan, yaitu kebutuhan biologis, kebutuhan instrumental, dan kebutuhan integratif. Untuk memenuhi kebutuhan hidup kaum kafir, mereka bekerja sebagai abdi dalem di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, meskipun sebenarnya mereka tidak mendapatkan gaji yang diberikan keraton setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Sebagai abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, abdi dalem menganggap abdi dalem sebagai pekerjaan utamanya. Kebutuhan akan pendidikan tersebut mereka peroleh ketika bekerja sebagai pegawai istana Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan mendapatkan apa yang tidak mereka dapatkan sebelumnya.
Abdi dalam sebagai abdi raja sekaligus abdi kebudayaan, melestarikan kesenian yang ada. Abdi dalem bukan hanya abdi raja, tetapi juga abdi kebudayaan, melestarikan seni, melindungi dan mengembangkannya. Hubungan fungsi dan peran abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan teori Fungsionalisme adalah bahwa kebutuhan dasar manusia yang dilembagakan dalam kebudayaan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Seperti halnya kebutuhan kenyamanan jasmani, para abdi dalem dalam bekerja memerlukan kenyamanan, rasa nyaman bisa bekerja sama dengan raja, rasa tidak ada beban, dan rasa saling memiliki. Unsur kebudayaan yang memenuhi kebutuhan pangan menimbulkan kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan kerjasama untuk bekerja sama. Dalam memenuhi kebutuhan pangan, para abdi dalem bekerja sama mengumpulkan makanan dengan cara bekerja sama dengan pasangannya.
Pemenuhan kebutuhan pangan merupakan salah satu cara untuk bekerja, bekerja memerlukan kenyamanan, hal ini mereka dapatkan ketika menjadi abdi dalem di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Fungsi dan peranan abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dapat diketahui dari apa yang disampaikan kepada penulis oleh para abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat maupun masyarakat umum atau non abdi dalem melalui wawancara dan dari dokumentasi yang diperoleh penulis. . Dari kegiatan wawancara akan dihasilkan makna yang berbeda-beda dari masing-masing abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan masyarakat umum atau abdi non istana yang menjadi informan.
Kajian Pustaka
Berbeda dengan penelitian Sudaryanto yang mengkaji hak dan kewajiban abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadingrat. Penelitian yang dilakukan oleh Anshori (2013) bertajuk “Makna Kerja”, sebuah kajian etnografi terhadap para abdi dalem Keraton Ngayongyakarta Hadiningrat. Penelitian yang dilakukan, peneliti ingin mengetahui alasan masyarakat memilih menjadi abdi dalem di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, fungsi dan peranan abdi dalem di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dan apa makna menjadi punggawa bagi pejabat pemerintah.
Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang peranan abdi dalem dalam penyelenggaraan upacara adat Sekaten di Keraton Ngayogyakarta Hadingrat. Pada penelitian sebelumnya yang menjadi subjek adalah abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadingrat, namun pada penelitian peneliti yang menjadi abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadingrat adalah abdi dalem. Kesamaan penelitian Lestari dengan penelitian ini adalah sama-sama menyelidiki abdi dalem dan menggunakan metode penelitian kualitatif.
Kesamaan penelitian Sartikasari dengan penelitian ini adalah sama-sama menyelidiki abdi dalem dan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian yang dilakukan oleh Huriyah (2012) dalam jurnalnya yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Para Wanita Istana dalam Bekerja di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Penelitian Huriyah lebih fokus pada motivasi para abdi dalem wanita yang tetap bertahan mengabdi di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Bedanya dengan penelitian ini, pada jurnal penelitian lebih ditekankan pada pengalaman sebagai punggawa Keraton Cirebon. Sedangkan penelitian ini berfokus pada alasan masyarakat memilih menjadi abdi dalem di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, fungsi dan peranan abdi dalem di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dan apa makna menjadi punggawa bagi pejabat. Maka dari itu dalam penelitian yang dilakukan peneliti ingin mengetahui alasan masyarakat memilih menjadi abdi dalem di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, fungsi dan peranan abdi dalem di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dan apa makna menjadi punggawa bagi pejabat.
Penelitian yang dilakukan lebih fokus pada alasan masyarakat memilih menjadi abdi dalem di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, fungsi dan peranan abdi dalem di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dan apa makna menjadi punggawa pegawai negeri. Penelitian ini lebih fokus pada alasan masyarakat memilih menjadi abdi dalem di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, fungsi dan peranan abdi dalem di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dan apa makna menjadi punggawa bagi pegawai negeri.
Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran di atas menjelaskan bahwa di dalam Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat terdapat tiga lembaga yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan keraton. Kartipraja merupakan suatu lembaga yang mengurusi para abdi dalem yang dipimpin oleh sentana dalem. Lembaga Kartipraj mengurus pengangkatan, seleksi dan penerimaan para abdi dalem, setelah itu para abdi dalem menerima surat pengangkatan dari istana.
PENUTUP
Simpulan
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tidak dapat menjalankan pemerintahannya tanpa bantuan para abdi dalem.
Saran
Makna Kerja (The Meaning of Work) Kajian Etnografi Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat Daerah Istimewa Yogyakarta. Penamaan gelar Abdi Dalem dalam perspektif sejarah dan urgensi IPS di Keraton Yogyakarta. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketekunan Pegawai Perempuan Dalam Bekerja Di Keraton Kesunan Solo.
Kesejahteraan dalam Sudut Pandang Keraton Abdi Dalem Kesultanan Yogyakarta (Pasca disahkannya UU Keistimewaan No. 13 Tahun 2012). Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Fungsi Abdi untuk Keraton Kasunanan Surakarta. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial UNNES. Kesejahteraan subjektif abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta. Prosedur Penelitian: Pendekatan Praktis. Sosiologi Sains Paradigma Ganda. Nilai Pekerjaan bagi Pegawai Lansia Keraton Yogyakarta Pasca UU Keistimewaan Yogyakarta. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Dinamika psikologis Nerimo dalam bekerja: Nerimo sebagai motivator atau demotivator. Dinamika psikologis Nerimo dalam bekerja: Nerimo sebagai motivator atau demotivator?. Tugas dan Fungsi Abdi Dalem Harya Leka dalam penanggalan Jawa di Keraton Kasunanan Surakarta pada masa Pakubuwana X.