Gambaran Umum Identifikasi dan Klasifikasi Barang, Isu-isu Terkini dan Problematikanya
19 Januari 2022
Direktorat Teknis Kepabeanan
1 • HARMONIZED SYSTEM (HS)
2 • ASEAN HARMONISED TARIFF NOMENCLATURE (AHTN)
3 • BUKU TARIF KEPABEANAN INDONESIA (BTKI)
4 • PENYUSUNAN BTKI
5 • KLASIFIKASI DAN KUMHS
OUTLINE
HARMONIZED SYSTEM
(HS)
Pengelompokkan barang ke dalam pos tarif yang paling sesuai dalam struktur nomenklatur Harmonized System (HS).
APA ITU HARMONIZED SYSTEM (HS) ?
“a multipurpose international product nomenclature developed
by the World Customs Organization ”
Mulai diimplementasikan sejak tahun 1988
HS 2022 akan menjadi Revisi ke-6 dan diminta untuk dapat diimplementasikan mulai 1 Januari 2022
Dikelola oleh World Customs Organization dan digunakan oleh 211 negara dan ekonomi
Jumlah Negara Pihak Konvensi HS saat ini berjumlah 157
HARMONIZED COMMODITY DESCRIPTION AND
CODING SYSTEM (HS)
1. Implemented in 1988 HS Codes: 5019
2. Amended in 1992 - Mainly editorial HS
Codes: 5018
3. Amended in 1996 - 393 sets of
amendments HS Codes:
5113
4. Amended in 2002 - 374 sets of
amendments HS Codes:
5224
5. Amended in 2007 - 354 sets of
amendments HS Codes:
5052
6. Amended in 2012 - 225 sets of
amendments HS Codes:
5205
7. HS 2017 Amendments - 233 sets of
amendments HS Codes:
5367
8. HS 2022 Amendments - 354 sets of
amendments
AMANDEMEN HARMONIZED SYSTEM
1. Draft amandemen HS 2022 (6 digit) disahkan pada Sidang Dewan WCO tanggal 27 Juni 2019
2. Meliputi 354 perubahan, antara lain : o Pos Baru
o Subpos Baru
o Perubahan Catatan Bagian dan Bab o Perubahan Uraian Pos dan Subpos o Penghapusan Pos dan Sub Pos
• General
• Environmental and Social issues: waste, produk tembakau, cultural article
• Technology: 3D, Drone
• Trade patterns: low/high volume of trade
• Clarification: forging machine
• Trade practice: dual use items
AMANDEMEN HS 2022
STRUKTUR HS WCO
Struktur HS yang merupakan bagian dari HS Convention mencakup :
• General Rules For The Interpretation Of HS KUMHS
• 21 Section / Bagian
• 97 Chapter / Bab
• Legal Notes Catatan Bagian, Catatan Bab, Catatan Subpos
• Heading / Pos (4 Digit)
• Sub Heading / Subpos (6 Digit)
CHAPTER 26
Ores, slag and ash
CHAPTER 72 Iron and Steel
72.13 steel rod
CHAPTER 73
Articles of Iron and Steel 26.01 iron ore
73.18 screw
Mo re pr oc ess ed
STRUKTUR HS
BAGIAN BAB POS SUBPOS
SECTION CHAPTER HEADING SUBHEADING
(umum) (spesifik)
Contoh :
Klasifikasi Keledai Hidup
BAGIAN I Binatang hidup; produk hewani BAB 1 Binatang Hidup
POS 01.01 Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup SUBPOS 0101.30 Keledai
STRUKTUR HS
ASEAN HARMONISED TARIFF NOMENCLATURE
(AHTN)
ASEAN
HARMONISED TARIFF
NOMENCLATURE
( AHTN )
XXXX.XX.XX
AHTN adalah struktur klasifikasi barang terdiri dari 8 digit yang digunakan secara seragam di seluruh negara ASEAN dan digunakan sebagai basis perdagangan internasional di lingkup regional, baik bidang fiskal maupun non fiskal.
APA ITU AHTN ?
AHTN HS Code 8 digit merupakan pengembangan dari HS Code WCO, berupa penambahan 2 digit pada 6-digit HS sehingga struktur klasifikasi yang digunakan di seluruh negara ASEAN seragam yaitu 8 digit.
Dilengkapi dengan supporting references :
1. Supplementary Explanatory Notes atau Catatan Penjelasan Tambahan untuk memberikan penjelasan teknis dan spesifikasi barang-barang yang dirinci pada pos AHTN.
2. Concordance Tables atau Tabel Korelasi yang memuat mengenai korelasi pos-pos AHTN sebelumnya dengan AHTN existing dan sebaliknya.
ASEAN HARMONISED TARIFF NOMENCLATURE
BUKU TARIF KEPABEANAN
INDONESIA
(BTKI)
BEA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
REVENUE COLLECTION
INDUSTRIAL &
TRADE FACILITATION
COMMUNITY PROTECTION
Bea Masuk/
Bea Keluar
Pajak Dalam Rangka Impor
Monitoring Komoditi Strategis & Lartas
Monitoring Barang Berbahaya
BUKU TARIF KEPABEANAN INDONESIA
Statistik
Negosiasi FTA
Rules Of Origin
Insentif Perpajakan
• BTKI adalah Buku Tarif Kepabeanan Indonesia yang memuat nomenklatur klasifikasi barang yang disusun berdasarkan dua nomenklatur internasional yaitu Harmonized System (HS) dari WCO dan ASEAN Harmonised Tariff Nomenclature (AHTN) dari ASEAN.
• Memuat informasi struktur klasifikasi, bea masuk, bea keluar dan pajak dalam rangka impor.
• Yang digunakan saat ini adalah BTKI 2017
BUKU TARIF KEPABEANAN INDONESIA
PENETAPAN
TARIF
(Pasal 16 Ayat 1 UU Kepabeanan)
MFN
(Pasal 12 UU Kepabeanan)
FTA
(Pasal 13 UU Kepabeanan)
NILAI PABEAN
(Pasal 16 Ayat 2 UU Kepabeanan)
DASAR HUKUM KLASIFIKASI BARANG DI INDONESIA
Bea Masuk berdasarkan tarif setinggi-tingginya empat puluh persen dari nilai pabean
Bea Masuk berdasarkan
perjanjian atau kesepakatan
internasional
DASAR HUKUM KLASIFIKASI BARANG DI INDONESIA
1. Keppres 35 Tahun 1993
“Ratifikasi HS Convention Description and Coding System beserta protocolnya“
2. UU nomor 17 tahun 2006 tentang Kepabeanan
a. Pasal 1 ayat 1 huruf 21 : “Tarif adalah klasifikasi barang dan pembebanan bea masuk atau bea keluar “
b. Pasal 14 ayat 1 : “Untuk penetapan tarif bea masuk dan bea keluar, barang dikelompokkan berdasarkan sistem klasifikasi barang”
Penjelasan pasal :
Yang dimaksud dengan sistem klasifikasi barang dalam pasal ini yaitu
suatu daftar penggolongan barang yang dibuat secara sistematis dengan tujuan
untuk mempermudah penarifan, transaksi perdagangan, pengangkutan, dan
statistik
PENYUSUNAN BTKI
Struktur Final AHTN
Usulan Tarif (MFN, FTA, BK, PDRI)
Penerbitan PMK
struktur klasifikasi BTKI
ALUR PENYUSUNAN BTKI
Rapat Pleno Tim Tarif K/L Pembina Sektor
AHTN Text
TSWGC Meetings
Rapat Teknis Tim Tarif
Penerbitan PMK terkait lainnya
Pemutakhiran database pada CEISA DJBC, INSW,
dan berbagai
penyesuaian lainnya.
• Penyusunan BTKI 2022 dimulai dengan pembahasan dan penyusunan AHTN 2022 dalam forum Technical Sub-Working Group on Classification (TSWGC).
PENYUSUNAN AHTN 2022
Technical Subworking Group On Classification
(TSWGC)
• Kesepakatan DG Customs ASEAN untuk meningkatkan status dan peran AHTN TF
Dasar
• Penyusunan AHTN 2022,
penyelesaian sengketa klasifikasi antara negara, dan hal-hal lain.
Tugas
• Indonesia / DJBC (Taufik Ismail)
Chairman
• Customs dari 10 negara ASEAN
Anggota
TSWGC
AHTN Keputusan Dispute Pertanyaan Jawaban
OUTPUT
TSWGC
FOLLOW UP NASIONAL
Penyusunan
BTKI
Rekomendasi Penetapan HS di
DJBC
TINDAK LANJUT HASIL TSWGC
PROGRESS PENYUSUNAN BTKI 2022
• Dalam menindaklanjuti perubahan HS/AHTN, DJBC telah membentuk Tim Negosiasi AHTN dan Tim Penyusunan BTKI 2022.
• Struktur dan cortab final AHTN / BTKI (bab 1 s.d 97) telah selesai dibahas.
• Dalam forum TSWGC, sebagai delegasi Indonesia, Direktorat Teknis Kepabeanan telah berhasil memperjuangkan 99,90%
kepentingan Indonesia yaitu sejumlah 1.984 pos tarif.
• Saat ini sedang dilakukan pembahasan penetapan besaran tarif
Bea Masuk MFN dan FTA di Tim Tarif/BKF bersama seluruh
instansi terkait.
KLASIFIKASI & KUMHS
Dalam menetapkan klasifikasi suatu barang, proses identifikasi adalah langkah paling penting yang menentukan hasil penetapan klasifikasi.
IDENTIFY CLASSIFY
LANGKAH-LANGKAH
MENGKLASIFIKASIKAN BARANG
URUTAN LANGKAH
1. Identifikasi barang dapatkan informasi
sebanyak-banyaknya tentang spesifikasi teknis
barang yang akan kita klasifikasikan.
How To Identify A Product? 3W+1H
What is it?
Barang apa yang diimpor? Bahan baku, setengah jadi? Produk pertanian, kimia, elektronika atau mesin?
What is it made of?
Dibuat dari apa barang tersebut? Komposisi, campuran, bahan yang dominan?
What for?
Digunakan untuk apa? Kegunaan tertentu, bagian dari barang lain, asesoris atau lebih dari satu macam kegunaan?
How is it imported?
Bagaimana saat diimpor? Kemasan? Belum lengkap? Terurai? Dalam bentuk
set? What is it?
Parameter Dalam Mengidentifikasi Barang
Jenis barang Informasi yang dibutuhkan
Binatang / tumbuhan Spesies, bentuk, berat, kondisi pada saat diimpor, dan atau informasi lain yang dibutuhkan.
Makanan / minuman Jenis, kandungan, bahan baku, kemasan dan atau informasi lain yang dibutuhkan.
Produk mineral / kimia Jenis, komposisi senyawa atau bahan aktif, fungsi, proses pembuatan bentuk, kemasan dan atau informasi lain yang dibutuhkan.
Produk logam Kandungan/komposisi logam, ukuran, bentuk fisik, cara pengerjaan, dan atau informasi lain yang dibutuhkan.
Produk tekstil Jenis dan komposisi serat/material, cara pengerjaan, ukuran, bentuk fisik, dan atau informasi lain yang dibutuhkan.
Mesin / elektronik Fungsi, cara kerja, bentuk & kondisi pada saat diimpor, kapasitas, dan atau informasi lain yang dibutuhkan.
Kendaraan / alat berat
Jenis kendaraan, tipe mesin dan kapasitas silinder, jumlah
penumpang, kondisi pada saat diimpor, berat, dan atau informasi
lain yang dibutuhkan.
Dokumen Untuk Mengidentifikasi Barang
• Brochure
• Catalogue
• Material Safety Data Sheet
• Certificate of Analysis
• Milling Certificate
• Manual Book
• Encyclopedia / Literature
• Dokumen pelengkap pabean (B/L, invoice, LHP
dsb)
URUTAN LANGKAH – cont’d
2. Lihat Daftar Isi tentukan bab-bab terkait.
3. Teliti masing-masing Bab baca catatan Bagian/Bab.
4. Tentukan pos-pos yang relevan bila ada satu pos yang menyebut langsung spesifikasi barang tersebut, cek ulang!
5. Bandingkan uraian masing-masing pos menggunakan GRI Ingat, urut dari GRI 1.
6. Gunakan proses eliminasi sampai menemukan satu pos yang paling sesuai.
7. Lanjutkan dengan langkah yang sama untuk menemukan subpos HS/AHTN dan Pos Tarif Nasional yang paling sesuai.
8. Setelah yakin menemukan pos tarif yang paling sesuai lihat
pembebanan tarif BM, PDRI.
REFERENSI PENETAPAN KLASIFIKASI
Untuk mempermudah penetapan klasifikasi, WCO telah menerbitkan berbagai referensi yang dapat digunakan, antara lain :
Explanatory Notes to the Harmonized System (EN)
Merupakan publikasi WCO yang berisi catatan-catatan penjelasan dan interpretasi atas legal notes serta uraian pos pada HS.
The Alphabetical Index
Merupakan publikasi WCO yang berisi contoh-contoh barang secara umum yang diklasifikasikan pada suatu pos dan diurutkan berdasarkan alfabet.
The Compendium of Classification Opinions
Merupakan publikasi WCO yang berisi keputusan HS Committee atas barang- barang yang mengalami dispute di negara-negara anggota.
The Harmonized System Commodity Database
Merupakan publikasi WCO yang berisi contoh barang secara terperinci yang
diklasifikasikan pada pos-pos yang ada, dalam bentuk software.
KETENTUAN UNTUK MENGINTERPRETASI HS (KUMHS)
6 Ketentuan
Bagian integral dari HS
Prinsip menginterpretasikan HS
Keseragaman & konsistensi penetapan HS
• KUMHS 1 s.d 4 berurutan atau hirarki
• KUMHS 5 kemasan
• KUMHS 6 klasifikasi sub pos
Penggunaan KUMHS :
a snapshot of the rules
KUMHS 1 KETENTUAN UMUM
KUMHS 2 (a) - TIDAK LENGKAP ATAU BELUM RAMPUNG - BELUM ATAU TIDAK DIRAKIT
KUMHS 2(b) CAMPURAN ATAU KOMBINASI
KUMHS 3 KLASIFIKASI DALAM DUA ATAU LEBIH POS
KUMHS 3(a) URAIAN LEBIH SPESIFIK
KUMHS 3(b) KARAKTER UTAMA
KUMHS 3(c) POS TERAKHIR
KUMHS 4 POS PALING MENYERUPAI
KUMHS 5(a) KEMASAN KHUSUS
KUMHS 5(b) BAHAN DAN KEMASAN PEMBUNGKUS
KUMHS 6 - PERBANDINGAN POS YANG SETARA,
- URAIAN DAN CATATAN SUB POS
KUMHS 1
KUMHS 1
Referensi
Judul Bagian, Bab dan Sub-
bab
Hukum
Uraian Pos Catatan
Bagian Catatan Bab
Otherwise : KUMHS 2, 3 & 4
Judul dari Bagian, Bab dan Sub-bab
dimaksudkan hanya untuk
mempermudah referensi saja; untuk
keperluan hukum, klasifikasi harus
ditentukan berdasarkan uraian yang
terdapat dalam pos dan berbagai
Catatan Bagian atau Bab yang
berkaitan serta berdasarkan ketentuan
berikut ini, asalkan pos atau Catatan
tersebut tidak menentukan lain.
KUMHS 1
Contoh Aplikasi KUMHS 1 :
BAGIAN I “BINATANG HIDUP; PRODUK HEWANI”
BAB 1 “BINATANG HIDUP”
Bagaimana mengklasifikasikan gajah untuk sirkus??
Gajah untuk keperluan sirkus
Catatan 1 (c) Bab 1 mengecualikan binatang dari pos 95.08 dari Bab 1
Gajah untuk sirkus harus diklasifikasikan dalam pos 95.08
berdasarkan KUMHS 1 & Catatan 1 (c) Bab 1.
KUMHS 2
Mengatur klasifikasi barang dalam kondisi sebagai berikut:
• Tidak lengkap, belum rampung, terbongkar, belum dirakit.
• Campuran dan kombinasi dari bahan atau zat Terdiri dari 2 ketentuan
KUMHS 2 memperluas cakupan dari suatu pos sehingga pos
tersebut juga mencakup barang dalam kondisi sebagaimana di
atas, kecuali uraian atau catatan menentukan lain.
KUMHS 2 (a)
Setiap referensi untuk suatu barang dalam suatu pos harus dianggap meliputi juga referensi untuk barang tersebut dalam keadaan tidak lengkap atau belum rampung, asalkan pada saat diajukan, barang yang tidak lengkap atau belum rampung tersebut mempunyai karakter utama dari barang itu dalam keadaan lengkap atau rampung.
Referensi ini harus dianggap
juga meliputi referensi untuk
barang tersebut dalam keadaan
lengkap atau rampung (atau
berdasarkan Ketentuan ini dapat
digolongkan sebagai lengkap
atau rampung) yang diajukan
dalam keadaan belum dirakit
atau terbongkar.
KUMHS 2 (a)
Contoh Aplikasi KUMHS 2(a) :
barang tidak lengkap atau belum rampung
Pisau tanpa handle
Kemeja tanpa kancing
Mobil tanpa roda
Sepeda tanpa saddle
Cangkir tanpa handle
diklasifikasikan sebagai
finished / complete
articles
KUMHS 2 (a)
Barang belum dirakit atau terbongkar
Untuk memudahkan packing, handling atau pengangkutan
Proses perakitan dengan menggunakan :
Perlengkapan untuk merakit (sekrup, mur, baut, dsb.) atau
Dengan dikeling atau dilas.
Tidak berlaku untuk proses perakitan kompleks/ rumit dan memerlukan proses pengolahan lebih lanjut.
Sisa komponen yang tidak digunakan dalam proses perakitan harus
diklasifikasikan terpisah
KUMHS 2 (a)
Contoh Aplikasi KUMHS 2(a) :
barang belum dirakit atau terbongkar
Importasi 2 unit bodi mobil (pos 87.07), 2 unit mesin (pos 84.07), 12 pcs ban (40.11) dan spare part lainnya
2 bodi + 2 mesin + 8 ban Klasifikasi dalam pos
87.03 sebagai mobil Diajukan terpisah
(2 Customs Formalities)
Klasifikasi terpisah
Diajukan bersamaan (1 Customs Formalities)
4 ban
Klasifikasi terpisah
dalam pos 40.11
KUMHS 2 (b)
Setiap referensi untuk suatu bahan atau zat dalam suatu pos, harus dianggap juga meliputi referensi untuk campuran atau kombinasi dari bahan atau zat itu dengan bahan atau zat lain.
Setiap referensi untuk barang dari bahan atau zat tertentu harus dianggap juga meliputi referensi untuk barang yang sebagian atau seluruhnya terdiri dari bahan atau zat tersebut.
Barang yang terdiri lebih dari satu jenis bahan atau zat harus diklasifikasikan sesuai dengan prinsip dari ketentuan 3
Bahan tambahan tidak menghilangkan sifat bahan utama
Bahan campuran atau kombinasi
Barang yang terdiri lebih dari satu jenis bahan atau zat harus diklasifikasikan dengan prinsip KUMHS 3, jika secara sepintas dapat diklasifikasikan dalam 2 pos atau lebih
Diklasifikasikan seolah-olah seluruhnya dari
1 bahan
KUMHS 2 (b)
Contoh Aplikasi KUMHS 2 (b) : Bab 82 perkakas logam
Bab 39 barang dari plastik
Bagaimana mengklasifikasikan pisau dengan mata terbuat dari stainless steel dan gagang dari plastik??
Harus diklasifikasikan dalam pos 82.11 sebagai pisau dari logam
dengan KUMHS 2(b). Cakupan dari pos 82.11 diperluas sehingga
juga mencakup barang yang juga mengandung bahan lain seperti
plastik.
KUMHS 2 (b)
KUMHS 2(b) hanya digunakan dalam hal tidak ada ketentuan lain lebih spesifik yang mengatur barang campuran atau kombinasi bahan.
Contoh uraian yang mencakup campuran : 33.02 Campuran dari berbagai zat bau-bauan 0711.90 Sayuran lainnya; campuran sayuran
0813.50 Campuran dari buah bertempurung atau buah
dikeringkan dari Bab ini
KUMHS 3
Ketentuan ini mengatur 3 aturan dalam mengklasifikasikan barang yang, prima facie (pandangan pertama), dapat diklasifikasikan dalam 2 atau lebih pos.
• (a) Pos dengan uraian yang lebih spesifik
• (b) Karakter utama
• (c) Pos terakhir
Ketentuan tersebut diberlakukan dalam urutan
sebagaimana dinyatakan dalam KUMHS 3 :
KUMHS 3 (a)
Pos yang memberikan uraian yang paling spesifik, harus lebih diutamakan dari pos yang memberikan uraian yang lebih umum. Namun demikian, apabila dua pos atau lebih yang masing- masing pos hanya merujuk kepada bagian dari bahan atau zat yang terkandung dalam barang campuran atau barang komposisi atau hanya merujuk kepada bagian dari barang dalam set yang disiapkan untuk penjualan eceran, maka pos tersebut harus dianggap setara sepanjang berkaitan dengan barang tersebut, walaupun salah satu dari pos tersebut memberikan uraian barang yang lebih lengkap atau lebih tepat.
move to GIR 3(b)
Suatu pos dengan uraian barang yang lebih spesifik lebih diutamakan dibanding pos dengan uraian lebih umum.
Namun apabila kedua pos dimaksud
hanya mengacu pada salah satu atau
sebagian bahan atau zat yang terkandung
dalam barang campuran atau komposit
tersebut, maka kedua pos dianggap sama
spesifik
Karpet tekstil berumbai, untuk digunakan pada mobil
57.03 karpet berumbai
87.08 akesesoris mobil
Portable electric shavers
85.09 Peralatan rumah tangga mekanik elektrik dengan motor listrik terpasang
85.10 Alat cukur, alat pangkas rambut dan
peralatan penghilang rambut dengan motor listrik terpasang
KUMHS 3 (a)
Contoh Aplikasi KUMHS 3 (a) :
KUMHS 3 (b)
Barang campuran dan barang komposisi yang terdiri dari bahan yang berbeda atau dibuat dari komponen yang berbeda, serta barang yang disiapkan dalam set untuk penjualan eceran yang tidak dapat diklasifikasikan berdasarkan referensi 3 (a), harus diklasifikasikan berdasarkan bahan atau komponen yang memberikan karakter utama barang tersebut, sepanjang kriteria ini dapat diterapkan
SYARAT
Tidak ada pos yang lebih spesifik
Barang campuran dan kombinasi
Dalam set untuk penjualan eceran
KUMHS 3 (a) tidak dapat digunakan
Kriteria dalam menentukan karakter utama barang sesuai KUMHS 3(b):
Sifat dari bahan atau komponen : Kuantitas (jumlah/berat), kualitas, nilai, etc.
Peran dari komponen barang dalam
kaitannya dengan fungsi barang secara
keseluruhan.
KUMHS 3 (b)
KUMHS 3 (b) dapat digunakan untuk mengklasifikasikan barang sbb :
(i) Campuran
(ii) Barang komposit mengandung bahan berbeda
(iii) Barang komposit mengandung komponen berbeda
(iv) Barang dalam bentuk set untuk penjualan eceran
KUMHS 3 (b)
Contoh Aplikasi KUMHS 3 (b) :
Campuran tembakau, mengandung 75 % tembakau tidak bertulang daun (stripped tobacco) dan 25 % tembakau yang dibentuk kembali (reconstituted tobacco). Kedua jenis daun tembakau tersebut dicampur bersama-sama di silo.
Stripped tobacco 24.01 Reconstitued tobacoo 24.03
Stripped tobacco memberi karakter utama
klasifikasi dalam pos 24.01
KUMHS 3 (b)
Contoh Aplikasi KUMHS 3 (b) :
Kulit
Barang komposit mengandung bahan berbeda
Ikat pinggang terbuat dari kulit (42.03) dan plastik seluler (39.26)
Plastik seluler
■ Kulit memberi sifat halus dan tensile strength (kekuatan apabila diregangkan)
■ Kulit lebih mahal dari plastik
■ Kulit dianggap sebagai karakter utama dari barang tsb
classified in 42.03
KUMHS 3 (b)
Barang dalam bentuk set untuk penjualan eceran
1. Terdiri dari paling sedikit 2 barang yang diklasifikasikan dalam pos yang berbeda;
2. Terdiri dari produk atau barang yang diajukan bersama untuk satu tujuan atau penggunaan tertentu; dan
3. Dikemas sedemikian rupa sehingga cocok untuk dijual
langsung kepada konsumen akhir tanpa dikemas ulang
(misalnya dalam kotak, karton, dsb.).
KUMHS 3 (b)
Contoh Aplikasi KUMHS 3 (b) : “set”
packet of uncooked pizza (19.01) packet of grated cheese (04.06)
small bottle of tomato sauce (21.03) mixture of vegetable (07.12)
towel (63.02)
scissors (82.13)
electric hair clippers (85.10)
brush (96.03)
comb (96.15)
KUMHS 3 (c)
Apabila barang tidak dapat diklasifikasikan berdasarkan
KUMHS 3 (a) atau 3 (b), maka barang tersebut harus
diklasifikasikan dalam pos tarif terakhir berdasarkan
urutan penomorannya di antara pos tarif yang
mempunyai pertimbangan yang setara
KUMHS 3 (c)
Contoh Aplikasi KUMHS 3 (c) :
SIDE B woven 62.01 or 61.01 ??
A Reversible Wind-Jacket for men that can be worn on either side. A zipper opens and shuts the front. One side is 100% cotton fabrics (62.01) and the other the other is knitted cotton fabric (61.01). Both sides similarly have pockets and embroideries
SIDE A knitted
KUMHS 4
Barang yang tidak dapat diklasifikasikan dengan KUMHS 1 s.d 3 harus diklasifikasikan dalam pos yang sesuai untuk barang yang paling menyerupai.
Digunakan dalam hal :
Barang tidak dapat diklasifikasikan dengan KUMHS 1 s.d KUMHS 3.
Tidak ada pos yang sesuai
KUMHS 4 sangat jarang digunakan mengingat + 98% barang yang diperdagangkan
sudah dapat diklasifikasikan dalam HS
KUMHS 4
Contoh Aplikasi KUMHS 4 :
Q u ar k Yoghurt (04.03)
Keju (04.06)
Quark:
Disebut juga Quarg, Tvaroh, Tvorog, atau Topfen
Berbahan baku susu, bertekstur sangat lembut dan berasa asam
Sering digunakan untuk membuat saus, salad, dan cheesecake ataupun dioleskan pada roti
Tidak menggunakan rennet (enzym untuk pembuatan keju), tetapi
Menggunakan fermentasi bakteri yang menghasilkan asam laktat sebagaimana yoghurt.
Mengingat tidak ada pos yang lebih sesuai pada HS maka “Quark” produk susu memiliki tekstur sangat lembut seperti krim berasa asam diklasifikasikan pada pos paling menyerupai sesuai KUMHS 4 pada pos 04.06.
Quark dalam bahasa Jerman memiliki arti
"dadih“;
Disebut sebagai keju
segar dari Jerman.
KUMHS 5
KUMHS 5 (a)
Tas kamera, tas instrumen musik, kopor senapan, tas instrumen gambar, kotak kalung dan kemasan semacam itu, dibentuk secara khusus atau pas untuk menyimpan barang atau perangkat barang tertentu, cocok untuk penggunaan jangka panjang dan diajukan bersama dengan barangnya, harus diklasifikasikan menurut barangnya, apabila kemasan tersebut memang biasa dijual dengan barang tersebut. Namun demikian, ketentuan ini tidak berlaku untuk kemasan yang memberikan seluruh karakter utamanya.
Terdiri dari dua ketentuan yaitu KUMHS 5(a) dan 5(b) yang merupakan aturan tambahan mengenai pengemas dan bahan kemasan.
Suatu kemasan diklasifikasikan bersama dengan barangnya sepanjang kemasan tersebut :
1. Bentuk khusus untuk barang tertentu atau set dari barang tertentu;
2. Penggunaan jangka panjang;
3. Diajukan bersama barang yang akan dikemas, baik barang tersebut dikemas terpisah maupun tidak, semata-mata untuk tujuan pengangkutan ;
4. Umumnya dijual bersama barangnya ;
5. Tidak memberi karakter utama.
KUMHS 5 (a)
Contoh Aplikasi KUMHS 5 (a) :
Teropong diajukan bersama kotaknya.
Pos 90.05
Kemasan untuk alat musik yang diajukan bersama isinya
Pos 92.02
Sebagai alat musik string lainnya
KUMHS 5 (a)
antique ceramic bowl presented with sweets ??
KUMHS 5 (b)
Berdasarkan aturan dari Ketentuan 5 (a) di atas, bahan pembungkus dan kemasan pembungkus yang diajukan bersama dengan barangnya, harus diklasifikasikan menurut barangnya, apabila bahan atau kemasan pembungkus tersebut memang biasa digunakan untuk membungkus barang tersebut.
Namun demikian, Ketentuan ini tidak mengikat apabila bahan atau kemasan pembungkus tersebut secara nyata cocok untuk digunakan berulang-ulang
Normal sebagai pengemas, diklasifikasikan bersama barang yang dikemas
Cocok digunakan berulang, diklasifikasikan masing-
masing
KUMHS 5 (b)
Contoh Aplikasi KUMHS 5 (b) :
KOTAK BERISI CORN FLAKES
diklasifikasikan sebagai corn flakes
KEMEJA PRIA DIIMPOR DALAM KOTAK DARI KARTON
diklasifikasikan sebagai kemeja
KUMHS 6
Untuk keperluan hukum, klasifikasi barang dalam subpos dari suatu pos harus ditentukan berdasarkan
uraian dari subpos tersebut dan Catatan Subpos bersangkutan, serta Ketentuan di atas dengan penyesuaian seperlunya, dengan
pengertian bahwa hanya subpos yang setara yang dapat
diperbandingkan. Kecuali apabila konteksnya menentukan lain, untuk keperluan ketentuan ini diberlakukan juga Catatan Bagian
dan Catatan Bab bersangkutan
Untuk keperluan hukum, klasifikasi barang dalam subpos :
1. Berdasarkan uraian dari subpos 2. Catatan Subpos
3. KUMHS 1 s.d. 5 dengan penyesuaian seperlunya
4. Perbandingan subpos yang setara
5. Berlaku Catatan Bagian dan Catatan
Bab
40.15 Articles of apparel and clothing accessories (including gloves, mittens and mitts), for all purposes, of
vulcanised rubber other than hard rubber.
- Gloves : 4015.11 - - Surgical 4015.19 - - Other 4015.90 - Other
KUMHS 6
Contoh Aplikasi KUMHS 6 :
How to classify protective clothing of rubber for surgeons ?
TERIMA KASIH