UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKAS) DENPASAR
FAKULTAS ILMU SOSIAL & HUMANIORA
Jl. Bedugul No. 39 Sidakarya Denpasar, Telp (0361) 723868 Fax. (0361) 723077 Kode Pos (3261) 225
UJIAN AKHIR SMESTER
Oleh :
PUTU JUNI SUMANTARA 820313185
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL DENPASAR
2023
Gembar Gembor Kasus Kekerasan Seksual Pada Perempuan, Korban Laki Laki Bertepuk Sebelah Tangan
"Reynhard Sinaga, seorang pria asal Indonesia, telah dijatuhi hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris, setelah terbukti bersalah dalam 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria. Kasus ini mencakup rentang waktu yang mengkhawatirkan, mulai dari 1 Januari 2015 hingga 2 Juni 2017.
Pengadilan menyimpulkan bahwa Sinaga telah melakukan serangkaian kejahatan seksual yang mengerikan selama dua setengah tahun, mengakibatkan dampak traumatis bagi para korban yang terlibat. Keputusan ini menyoroti seriusnya tindakan tersebut dan memberikan keadilan bagi para korban yang telah menderita.
Sinaga, yang menjadi terkenal sebagai salah satu predator seks paling berbahaya di Inggris, dianggap sebagai pemerkosa berantai yang menggunakan taktik manipulasi dan penyalahgunaan zat untuk melancarkan serangannya. Kasus ini menyoroti pentingnya keberanian korban untuk melaporkan kejahatan seksual serta peran hukum dalam menegakkan keadilan. Pemerintah Indonesia dan Inggris juga telah menyatakan keprihatinan mereka terhadap kasus ini, menunjukkan pentingnya kerja sama internasional dalam menangani kejahatan serius seperti ini. Keputusan Pengadilan Manchester menegaskan komitmen dalam menindak tegas pelaku kejahatan seksual dan memberikan dukungan kepada korban untuk mendapatkan keadilan."
Kasus kekerasan seksual kebanyakan yang menjadi korban adalah seorang perempuan serta yang menjadi pelaku adalah laki-laki. Toxic Maskulinity menjadi sebuah alasan mengapa korban laki-laki banyak yang bungkam ketika menjadi korban pelecehan seksual. Dikutip dari artikel jurnal Indonesia Judicial Resarch Sosicety (2021) menyatakan bahwa Selama ini toxic
masculinity membuat kita meyakini bahwa kasus laki-laki yang menjadi korban pemerkosaan adalah hal yang tidak masuk akal, laki-laki dianggap selalu menginginkan hubungan seksual sehingga mereka tidak bisa diperkosa. Laki-laki harus cukup kuat untuk bisa melawan sehingga mereka seharusnya dapat melawan dan kejahatan perkosaan hampir tidak mungkin terjadi.
Mitos tersebut berkontribusi pada budaya di mana pemerkosaan terhadap laki-laki seringkali diabaikan dan tidak dilaporkan.
Pada kasus Reynhard Sinaga ini beberapa korban baru mengaku ketika sudah ada beberapa korban yang melapor, ini merupakan salah satu dampak toxic Maskulinity dimana para korban ini enggan untuk berbicara didepan public karena takun akan diabaikan oleh masyarakat karena biasanya laki-laki dibranding sebagai orang yang kuat.