BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dewasa ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari semakin pesat perkembangannya, sehingga diharapkan setiap mahasiswa, terutama mahasiswa teknik mesin harus dapat mampu mengimbanginya. Lulusan sarjana mesin hasus mampu dan bisa menganalisa permasalahan-permasalahan khususnya di bidang keteknikan. Teknik analisa di harapakan dapat memecahkan masalah yang ada, misalnya analisa getaran pada suatu komponen mesin, Getaran merupakan gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu,getaran berhubungan dengan gerakan osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tertentu Getaran mempunyai amplitudo (jarak simpangan terjauh dengan titik tengah) yang sama , satu getaran frekuensi adalah satu kali gerak bolak-balik penuh. Salah satu contoh getaran yang sering kita rasakan adalah di motor, getaran yang disebabkan oleh mesin maupun karena gerakan/jalannya motor tersebut itu bisa di redam .
Dengan demikian teknik analisa sangatlah di butuhkan dalam hal ini,oleh karenanya mahasiswa dilatih untuk bisa amenganalisa pada praktikum fenomena dasar mesin ini yakni pada modul getaran mekanik.
Pada getaran mekanik ini akan di uji dengan menggunakan jumlah peredam yang ideal untuk meminimalisir tegngan.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pengujian pada praktikum getaran mekanik adalah sebagai berikut :
1. Mampu mengetahui vibrasi yang terjadi dengan praktiukm secara langsung.
2. Mampu menganalisa vibrasi yang terjadi dengan perdaman yang berbeda.
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar
Getaran adalah gerak bolak – bolik yang melalui suatu titik keseimbangan. Gejala getaran banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-sehari.diantaranya seperti Getaran bandul jam dinding, senar gitar yang dipetik, dan pita suara yang bergetar hingga menimbulkan bunyi, merupakan beberapa contoh benda yang melakukan getaran. Dari contoh tersebut, mulai ada sebuah pertanyaan, selama ini apakah kamu pernah melihat jam dinding yang memakai bandul? Jarum jam tersebut sebenarnya bergerak akibat adanya gerak bolak-balik bandul. Gerakan itulah yang disebut dengan getaran.
2.1.1 Pengertian Getaran
Getaran adalah peristiwa gerak bolak balik secara teratur suatu benda melalui satu titik seimbang. Karena terjadi dengan teratur, getaran sering juga disebut gerak periodik. Kuat atau lemahnya pergerakan benda tersebut dipengaruhi oleh jumlah energi yang diberikan. Semakin besar energi yang diberikan maka semakin kuat pula getaran yang terjadi. Satu Getaran sama dengan satu kali gerakan bolak balik penuh dari benda tersebut. Contoh sederhana getaran adalah gerakan pegas yang diberikan beban, misalnya pemanfaatan pegas untuk menjadi ayunan anak.
Getaran pada bandul sederhana
Gambar 2.1 Getaran bandul sederhana
Gambar diatas merupakan contoh getaran pada bandul sederhana, berdasarkan pada bandul tersebut, Satu Kali Getaran adalah satu kali pergerakan bandul dari titik A – B – C – B – A. Satu Kali getaran juga dapat dihitung titik mulainya dengan titik B atau Titik C.
Getaran pada pegas sederhana
Gambar 2.2 getaran pegas sederhana
Kemudian Pada Gambar kedua merupakan contoh Getaran pada pegas yang diberikan beban. Satu Kali Getaran pada Pegas Tersebut misalnya B – A – C – A – B. Satu Kali Getaran juga dapat dihitung dari titik mulainya dengan titik A atau Titik C.
2.1.2 Amplitudo , Frekuensi dan Periode 1. Amplitudo
Amplitudo adalah simpangan terjauh dari titik keseimbangan.
Amplitudo dapat diartikan merupakan jarak paling jauh dari titik keseimbangan saat terjadi getaran. Perhatikan kembali Gambar pada bandul dan pegas sederhana diatas. Pada Gambar Bandul, titik keseimbangannya merupakan titik B, dan Amplitudonya adalah BA dan BC. Karena semakin lama gerakan bandul akan semakin kecil, sehingga titik getaran pertamalah yang merupakan amplitudo dari
bandul tersebut. Pada Gambar Pegas, Titik keseimbangannya merupakan titik A, dan Amplitudonya adalah adalah AB dan AC. Karena semakin lama gerakan pegas juga akan semakin melemah, jadi getaran pertamalah yang merupakan amplitudo dari pegas tersebut.
2. Frekuensi
Frekuensi Getaran adalah banyaknya jumlah getaran yang terjadi dalam satu detik. Satuan Frekuensi dalam Sistem Internasional adalah Hertz (Hz). Dalam Fisika, Frekuensi disimbolkan dengan huruf “f” dan Rumusnya :
f = n / t ……….…. (2.1) Keterangan :
f = Frekuensi (Satuannya Hertz disingkat Hz) n = Jumlah Getaran
t = Waktu (Satuannya Sekon disingkat s) 3. Periode
Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran. Satuan Periode dalam Sistem Internasional adalah Sekon (s).
Dalam Fisika, Periode disimbolkan dengan huruf “T” dan Rumusnya : T = t / n ………
(2.2)
Keterangan :
T = Periode (Satuannya Sekon disingkat s) t = Waktu (Satuannya Sekon disingkat s) n = Jumlah Getaran
Periode dan Frekuensi saling berhubungan dan dapat dihubungkan satu dengan lainnya. Periode merupakan kebalikan dari frekuensi demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu didapatkan persamaan :
T = 1 / f dan F = 1 / T ……….
(2.3)
Keterangan :
T = Periode (Satuannya Sekon disingkat s) f = Frekuensi (Satuannya Hertz disingkat Hz)
2.1.3 Jenis-jenis Getaran
Secara umum dikenal dua macam jenis getaran berdasarkan proses terjadinya getaran, yaitu :
1) Getaran Bebas,
merupakan getaran yang terjadi ketika sistem mekanis dimulai dengan adanya gaya awal yang bekerja pada sistem itu sendiri, lalu dibiarkan bergetar secara bebas. Getaran bebas akan menghasilkan frekuensi yang natural karena sifat dinamika dari distribusi massa dan kekuatan yang membuat getaran. Contohnya adalah Bandul yang ditarik kemudian dilepaskan dan dibiarkan menghasilkan getaran sampai pergerakan bandul tersebut berhenti.
2) Getaran Paksa
merupakan getaran yang terjadi ketika gerakan bolak-balik karena adanya gaya luar yang secara paksa menciptakan getaran pada sistem. Contohnya adalah getaran rumah yang roboh ketika gempa.
Getaran bebas tanpa peredam
Gambar 2.3 Model massa-pegas sederhanal
Pada model yang paling sederhana redaman dianggap dapat diabaikan, dan tidak ada gaya luar yang memengaruhi massa (getaran bebas).
Dalam keadaan ini gaya yang berlaku pada pegas Fs sebanding dengan panjang peregangan x, sesuai dengan hukum Hooke, atau bila dirumuskan secara matematis:
Fs = -k x ……….. (2.4)
dengan k adalah tetapan pegas.
Sesuai Hukum kedua Newton gaya yang ditimbulkan sebanding dengan percepatan massa:
∑F = M x a ………(2.5)
Keterangan :
F = Gaya yang bekerja (N) M= massa (Kg)
a = percepatan
Gambar 2.4 Gerakan harmonik sederhana sistem benda-pegas
Bila kita menganggap bahwa kita memulai getaran sistem dengan meregangkan pegas sejauh A kemudian melepaskannya, solusi persamaan di atas yang memerikan gerakan massa adalah:
Solusi ini menyatakan bahwa massa akan berosilasi dalam gerak harmonis sederhana yang memiliki amplitudo A dan frekuensi fn. Bilangan fn adalah salah satu besaran yang terpenting dalam analisis getaran, dan dinamakan alami takredam. frekuensi
Getaran bebas dengan redaman
Gambar 2.5 getaran bebas dengan redaman
Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam fluida benda akan mendapatkan peredaman karena
kekentalan fluida. Gaya akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan (viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI)
Fd = -cv ………. (2.6)
Pada umumnya setiap benda yang berosilasi akan berhenti berosilasi jika tidak digetarkan secara terus menerus. Benda yang pada mulanya bergetar atau berosilasi bisa berhenti karena mengalami redaman. Redaman bisa terjadi akibat adanya gaya hambat atau gaya gesekan. Nah, osilasi yang mengalami redaman biasa disebut sebagai osilasi teredam alias getaran teredam . Dalam beberapa buku digunakan istilah gerak harmonik teredam. Kalau dirimu bingun dengan istilah osilasi dan gerak harmonik, silahkan pelajari lagi materigetaran – gerak harmonik sederhana.
Dalam beberapa pokok bahasan materi getaran sebelumnya, kita selalu meninjau gerak harmonik sederhana atau osilasi harmonik sederhana. Dalamgerak harmonik sederhana, kita menganggap benda yang berosilasi tidak mengalami redaman. Ini hanya bentuk ideal saja, mirip seperti kita menganggap fluida sebagai fluida ideal atau setiap benda dianggap sebagai benda tegar. Tujuannya untuk mempermudah analisa saja. Dalam kenyataannya setiap benda yang berosilasi pasti mengalami redaman. jika hambatan atau gesekan cukup kecil maka benda tersebut akan mengalami redaman,. Adanya redaman menyebabkan amplitudo berkurang perlahan-lahan hingga menjadi nol.
Amplitudo berkaitan dengan energi. Berkurangnya amplitudo osilasi menunjukkan bahwa energi benda yang berosilasi berkurang. Energi ini berubah menjadi kalor alias panas (kalor ditimbulkan oleh adanya gesekan). Perlu diketahui bahwa redaman yang dialami oleh benda cukup kecil sehingga untuk kasus seperti ini, osilasi benda menyerupai gerak harmonik sederhana.
Apabila redaman cukup besar maka osilasi yang dialami benda tidak lagi menyerupai gerak harmonik sederhana. Dalam hal ini osilasi yang dialami benda termasuk osilasi teredam. Terdapat tiga jenis redaman (damping) yang dialami oleh benda yang berosilasi, antara lain redaman terlalu rendah(underdamped), redaman kritis (Critical damping) dan redaman berlebihan(over damping).
Underdamped
Benda yang mengalami underdamped biasanya melakukan beberapa osilasi sebelum berhenti. Benda masih melakukan beberapa getaran sebelum berhenti karena redaman yang dialaminya tidak terlalu besar.
Contoh benda yang mengalami underdamped
Adanya hambatan udara menyebabkan bola dan pegas mengalami redaman hingga berhenti berosilasi. ConToh ini mirip seperti video di bawah. Critical damping. Benda yang mengalami critical damping biasanya langsung berhenti berosilasi (benda langsung kembali ke posisi setimbangnya). Benda langsung berhenti berosilasi karena redaman yang dialaminya cukup besar. Contoh benda yang mengalami Critical . sebuah bola yang digantungkan pada ujung pegas.
Bola dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air. Adanya hambatan berupa air menyebabkan bola dan pegas mengalami redaman yang cukup besar.
Over damping
Over damping mirip seperti critical damping. Bedanya pada critical damping benda tiba lebih cepat di posisi setimbangnya sedangkan pada over damping benda lama sekali tiba di posisi setimbangnya. Hal ini disebabkan karena redaman yang dialami oleh benda sangat besar.
Contoh benda yang mengalami over damping .
2.1.4 Gelombang
a. Pengertian gelombang
Gelombang adalah getran yang merambat. Gelombang terjadi karna adanya sumber getaran. Pada perambatanya gelombang merambatkan energy gelombang,sedangakan perantaranya tidak ikut merambat.
b. Macam-macam gelombang
menurut zat perantaranya
1. Gelombang mekanik :gelombang yang perambatanya memerlukan medium, contoh :gelombang air dan gelombang bunyi.
2. Gelombang elektrik : gelombang yang dalam perambatanya tidak memerlukan medium.contoh gelombang radio dan gelombang cahaya
menurut arah rambat dan arah getarannya
1. Gelombang transversal : gelombang yang arah rambatanya tegak lurus terhadap arah getaranya. Gelombang transversal berbentuk bukit gelombang dan lembah gelombang yang merambat. Contoh gelombang pada tali, permukaan air dan gelombang cahaya.
Gambar 2.6 Gelombang transversal
Berdasarkan gambar di atas dapat saya jelaskan bahwa :
Arah rambat gelombang di atas adalah ke kiri dan ke kanan, sedangkan arah getarnya adalah ke atas dan ke bawah. Jadi itulah yang dimaksud
arah rambat tegak lurus dengan arah getarnya. Contohnya adalah gelombang pada tali yang saya contohkan di atas.
2. Gelombang longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah rambatnya. Gelombang longitudinal berbentuk rapatan dan renggangan. Contohnya gelombang bunyi.
Gambar 2.7 Gelombang longitudinal
Berdasarkan gambar kita ketahui bahwa arah rambat gelombangnya ke kiri dan ke kanan, dan arah getarnya ke kiri dan ke kanan pula. Oleh karena itu gelombang ini adalah gelombang longitudinal yang arah getar dan arah rambatnya sejajar. Contoh gelombang ini adalah Gelombang bunyi, di udara yang dirambati gelombang ini akan terjadi rapatan dan renggangan pada molekul- molekulnya, dan saat ada rambatan molekul-molekul ini juga bergetar.
Akan tetapi getaranya hanya sebatas gerak maju mundur dan tetap di titik keseimbang, sehingga tidak membentuk bukit dan lembah.
2.1 Manfaat Pengujian Getaran
Adapun manfaat dari pengujian getaran adalah sebgai berikut : 1. Prediktabilitas. pemeliharaan waktu untuk jadwal perbaikan untuk
memprediksi umur komponen mesin akibat getaran
2. Keselamatan. Peralatan yang bergetar terlalu tinggi akan rusak sebelum kondisi berbahaya terjadi.
3. Dapat membantu produksi dikenakan kegagalan tak terduga dan serius sedikit, membantu mencegah penghentian produksi
4. Bisa mengetahui getran yang di hasilkan dengan pengujian
5. Bisa membantu peredaman getraran karena tahu seberapa besarnya getaran karena hasil pengujian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Prosedur Pengujian
Pengujian Pertama
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada praktikum vibration meter
2. Menimbang masing-masing baut (baut 1, baut 2, baut 3) dengan menggunakan timbangan
3. Menghidupkan motor listrik, dan tunggu sampai waktu 3 menit 4. Menyiapkan alat uktur vibration meter
5. Mengukur titik vo,v1,v2,v3 secara horizontal,vertical dan aksial pada instlasi pengujian menggunakan alat ukur vibration meter
6. Mencatat hasil pengujian
Pengujian kedua
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada praktikum vibration meter
2. Memasang baut satu pada instalasi pengujian
3. Menghidupkan motor listrik, dan tunggu sampai waktu 3 menit
4. Menyiapkan alat uktur vibration meter
5. Mengukur titik vo,v1,v2,v3 secara horizontal,vertical dan aksial pada instlasi pengujian menggunakan alat ukur vibration meter
6. Mencatat hasil pengujian
Pengujian ketiga
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada praktikum vibration meter
2. Memasang baut 2 pada instalasi pengujian
3. Menghidupkan motor listrik, dan tunggu sampai waktu 3 menit 4. Menyiapkan alat uktur vibration meter
5. Mengukur titik vo,v1,v2,v3 secara horizontal,vertical dan aksial pada instlasi pengujian menggunakan alat ukur vibration meter
6. Mencatat hasil pengujian
Pengujian keempat
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada praktikum vibration meter
2. Memasang baut 3 pada instalasi pengujian
3. Menghidupkan motor listrik, dan tunggu sampai waktu 3 menit 4. Menyiapkan alat uktur vibration meter
5. Mengukur titik vo,v1,v2,v3 secara horizontal,vertical dan aksial pada instlasi pengujian menggunakan alat ukur vibration meter
6. Mencatat hasil pengujian
Pengujian kelima
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada praktikum vibration meter
2. Memasang baut 1 dan 2 pada instalasi pengujian
3. Menghidupkan motor listrik, dan tunggu sampai waktu 3 menit 4. Menyiapkan alat uktur vibration meter
5. Mengukur titik vo,v1,v2,v3 secara horizontal,vertical dan aksial pada instlasi pengujian menggunakan alat ukur vibration meter
6. Mencatat hasil pengujian
Pengujian keenan
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada praktikum vibration meter
2. Memasang baut 1 dan 3pada instalasi pengujian
3. Menghidupkan motor listrik, dan tunggu sampai waktu 3 menit 4. Menyiapkan alat uktur vibration meter
5. Mengukur titik vo,v1,v2,v3 secara horizontal,vertical dan aksial pada instlasi pengujian menggunakan alat ukur vibration meter
6. Mencatat hasil pengujian
Pengujian ketujuh
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada praktikum vibration meter
2. Memasang baut 2 dan 3pada instalasi pengujian
3. Menghidupkan motor listrik, dan tunggu sampai waktu 3 menit 4. Menyiapkan alat uktur vibration meter
5. Mengukur titik vo,v1,v2,v3 secara horizontal,vertical dan aksial pada instlasi pengujian menggunakan alat ukur vibration meter
6. Mencatat hasil pengujian
Pengujian kedelapan
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada praktikum vibration meter
2. Memasang baut 1,2 dan 3pada instalasi pengujian
3. Menghidupkan motor listrik, dan tunggu sampai waktu 3 menit 4. Menyiapkan alat uktur vibration meter
5. Mengukur titik vo,v1,v2,v3 secara horizontal,vertical dan aksial pada instlasi pengujian menggunakan alat ukur vibration meter
6. Mencatat hasil pengujian
3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Vibration meter
2. Mur dan baut 3. Timbangan 4. Motor listrik
5. Chassis ,poros dan piringan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Praktikum
Grafik 4.1 Hasil Analisa Getaran
Gambar 4.1 Grafik Pada Torsi Baut kiri bawah 3 kg, baut kiri atas 6 kg, baut kanan bawah 7 kg dan baut kanan atas 7 kg , titik belakang pada
motor listrik
Gambar 4.1 Grafik Pada Torsi Baut kiri bawah 3 kg, baut kiri atas 6 kg, baut kanan bawah 7 kg dan baut kanan atas 7 kg , titik belakang pada
motor listrik
Gambar 4.1 Grafik Pada Torsi Baut kiri bawah 3 kg, baut kiri atas 6 kg, baut kanan bawah 7 kg dan baut kanan atas 7 kg , titik belakang pada
motor listrik
Gambar 4.1 Grafik Pada Torsi Baut kiri bawah 3 kg, baut kiri atas 6 kg, baut kanan bawah 9 kg dan baut kanan atas 9 kg , titik belakang pada
motor listrik
Gambar 4.1 Grafik Pada Torsi Baut kiri bawah 3 kg, baut kiri atas 6 kg, baut kanan bawah 9 kg dan baut kanan atas 9 kg , titik belakang pada
motor listrik
Gambar 4.1 Grafik Pada Torsi Baut kiri bawah 3 kg, baut kiri atas 6 kg, baut kanan bawah 9 kg dan baut kanan atas 9 kg , titik belakang pada
motor listrik Tabel 4.2 Hasil Praktikum
4.1.1 Torsi Baut 6 Kg , Posisi Alat Vibrasi Pada Motor Listrik N
o
Posisi Pengukuran
Sim pangan
Velo city
Accel eration 1
1
Titik Belakang
0,53 8 mm
77,1 32 mm/s
121, 551 m/s2 2
2
Titik Samping
0,13 9 mm
10,4 00 mm/s
19,56 4 m/s2 3
3 Titik Atas 0,17
8 mm
15,1 79 mm/s
25,49 6 m/s2 Keterangan : Pada Torsi Baut 6 kg
4.1.2 Torsi Baut 6 & 8 Kg, Posisi Alat Vibrasi Pada Motor Listrik N
o
Posisi Pengukuran
Sim pangan
Velo city
Accel eration 1
1
Titik Belakang
0,48 5 mm
57,0 10 mm/s
89,0 20 m/s2 2
2
Titik Samping
0,17 1 mm
10,2 84 mm/s
40,07 2 m/s2 3
3 Titik Atas 0,19
3 mm
15,2 17 mm/s
35,66 7 m/s2 Keterangan : Pada Torsi Baut 6 kg dan 8 kg
4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan 2 kali percobaan dengan 2 variasi torsi dengan tiap torsinya 3 kali percobaan dengan masing-masing waktu percobaanya selama 4 menit. Percobaan pertama dengan torsi 6 kg pada posisi pengukuran di titik belakang dengan nilai simpangan 0,538 mm, velocity 77,132 mm/s, dan acceleration 121,551m/s2 pada titik samping dengan nilai simpangan 0.139 mm, Velocity 10.400 mm/s, acceleration 19.564 m/s2 dan pada titik atas dengan nilai simpangan 0,178 mm, velocity 15,179 mm/s, acceleration 25,496 m/s2. Pada percobaan ke 2 torsi 6 kg dan 8 kg pada posisi pengukuran di titik belakang dengan nilai simpangan 0,485 mm, velocity 57,010 mm/s, dan acceleration 89,020 m/s2 pada titik samping dengan nilai simpangan 0.171 mm, Velocity 10.284 mm/s, acceleration 40,072 m/s2 dan pada titik atas dengan nilai simpangan 0,193 mm, velocity 15,217 mm/s, acceleration 35,667 m/s2.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
1. Memahami prinsip vibrasi: Melalui praktikum, kita dapat mengamati dan merasakan langsung bagaimana vibrasi terjadi dalam suatu sistem. Hal ini membantu kita memahami prinsip-prinsip dasar di balik fenomena vibrasi, seperti frekuensi, amplitudo, dan pola pergerakan.
Peningkatan keamanan: Dengan mampu mendeteksi vibrasi secara langsung, kita dapat mencegah potensi kecelakaan atau kerusakan yang disebabkan oleh getaran berlebihan. Misalnya, dalam industri penerbangan, kemampuan ini dapat digunakan untuk mengawasi getaran pada pesawat terbang dan mengambil tindakan pencegahan sebelum kerusakan terjadi.
2. Pengaruh peredaman terhadap vibrasi: Melalui analisis vibrasi dengan peredaman yang berbeda, kita dapat memahami bagaimana peredaman mempengaruhi karakteristik dan perilaku vibrasi. Dengan mengubah tingkat peredaman, kita dapat mengamati bagaimana amplitudo, frekuensi, dan pola vibrasi berubah. Hal ini membantu kita memahami bagaimana peredaman dapat mengurangi atau menghambat getaran pada suatu sistem. Dengan menganalisis vibrasi dengan peredaman yang berbeda, kita dapat mengevaluasi efektivitas peredaman dalam mengurangi getaran yang tidak diinginkan.
Informasi ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan desain dan performa sistem, terutama pada aplikasi yang sensitif terhadap getaran, seperti mesin presisi, struktur bangunan, atau kendaraan.
Serta dapat mengidentifikasi material dan teknik peredaman yang paling efektif untuk mengurangi getaran. Ini memungkinkan kita memilih material peredam yang memiliki karakteristik khusus, seperti elastisitas, kekakuan, atau sifat penyerapan getaran tertentu, serta menerapkan teknik peredaman yang tepat, seperti penggunaan bantalan karet, isolator getaran, atau sistem peredaman aktif.
5.2 SARAN
Dalam melaksanakan praktikum mekanika terapan, agar dapat menyediakan tools yang lengkap serta menyiadakan part yang dapat mengalami aus seperti baut dan mur agar alat yang dipakai itu mendapatkan hasil data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
ANALISIS ERGONOMI TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN MEKANIS PADA MESIN PENGGILINGAN PADI DI DESA SANGIA KECAMATAN SAPE KABUPATEN BIMA SKRIPSI. (n.d.).
Carnegie, N., Suryadi, D., Supratman, J. W., Limun, K., & Bangkahulu, M.
(n.d.). ANALISA LEVEL GETARAN COOLING WATER PUMP 1 JENIS SENTRIFUGAL (Vol. 4).
H S, J. S., Tunggal, T., & Saputra, D. (2018). ANALISIS KEBISINGAN DAN GETARAN MEKANIS MESIN TANAM PADI INDO JARWO (Doctoral dissertation, Sriwijaya University).
HUSNI, R., Hersyamsi, H., & Haskari, F. A. (2020). ANALISIS KEBISINGAN DAN GETARAN MEKANIS PADA MESIN PEMOTONG RUMPUT TIPE GENDONG (Doctoral dissertation, Sriwijaya University).
KURNIAWAN, D. E. (2018). ANALISIS GETARAN MEKANIS PADA BEAM PINNED-FREE DENGAN VARIASI VISCOSITAS REDAMAN (Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana Jakarta).
Pulungan, M. A., Benu, S. M., Siahaan, S., Siti, C. A., & Benu, M. (2022).
Jurnal Pendidik Indonesia (Vol. 05, Issue 02).
RUDIWANTO, R. (2018). ANALISIS GETARAN MEKANIS PADA SINGLE DEGREE OF FREEDOM TERHADAP VARIASI KEKAKUAN
PEGAS (Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana Jakarta).
Sadiana, R. (2018, June). ANALISIS KEBISINGAN DAN GETARAN MEKANIS PADAMESIN SEPEDA MOTOR INJEKSI 150 CC TIPE X. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL ENERGI & TEKNOLOGI (SINERGI) (pp. 213-220).
Tambunan, J. H. (n.d.). ANALYSIS OF NOISE AND MECHANICAL VIBRATION ON FERTILIZER SOWING MODIFICATION MACHINE.
TAMPUBOLON, R. (2022). ANALISA PERBANDINGAN GETARAN MEKANIS PADA MESIN PEMECAH BUAH KEMIRI DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR BENSIN DAN MOTOR LISTRIK.
Weriono, Isra, A., & Nazaruddin. (2022). Identifikasi Getaran Mekanis Thrust Bearing Pompa Sulzer Bingham yang Mengalami Kegagalan. JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY, 6(2), 130–136. https://doi.org/10.31289/jmemme.v6i2.6366