• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gilang A2 beras beras beras beras berasberas beras beras beras berasberas beras beras beras beras

N/A
N/A
Monika Silaen

Academic year: 2024

Membagikan " Gilang A2 beras beras beras beras berasberas beras beras beras berasberas beras beras beras beras"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

A2

GILANG RIZKY M 19/440321/TP/12430 SALMAN WAFDA

MUZAKKI

(2)

JUDUL ACARA

PROFIL PERUSAHAAN,

PETA KERJA, ANALISIS TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN AWAL

ROUTE SHEET DAN MULTI PRODUCT PROCESS CHART

KETERKAITAN KEGIATAN DAN PERHITUNGAN LUAS LANTAI

DIAGRAM PENGALOKASIAN WILAYAH DAN TEMPLATE

0 1 0 2 0 3 0 4 0

5

ANALISIS TATA LETAK HASIL RANCANGAN
(3)

PROFIL PERUSAHAAN

Nama industri yang diamati adalah Industri Kerupuk Subur yang berlokasi di Wonocatur, Banguntapan, Kec.

Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Industri ini menghasilkan satu jenis produk, yaitu Kerupuk Mawar Besar dan diberi nama/brand “Kerupuk Subur”.

Industri Kerupuk Subur ini didirikan oleh Bapak H. Sholihin

pada tahun 1965. Pada awal berdiri, industri ini beralamat

di Jomblangan, Banguntapan, Bantul. Pada tahun 1970,

pindah ke Wonocatur hingga sekarang. Tiap harinya,

Industri Kerupuk Subur membutuhkan 2-3 kuintal tepung

untuk produksi.

(4)

ACARA 1

a. Penjelasan tata letak awal

• Software yang digunakan dalam pembuatan tata letak adalah Visio.

• Ukuran Bangunan Industri

Berdasarkan denah awal UD Kerupuk Subur berikut ini, diperoleh hasil perhitungan ukuran luas bangunan industri sebesar 845,5 m2

• Mesin dan peralatan

Mesin antara lain ada timbangan, blender, rotaty dryer, boiler, pengukus, pengulen, pencetak.

Alat antara lain sarigan, wajan, kompor, tong, ember,

pengaduk kayu besar, penampan, penyangga boiler, papan

penjemuran, box/wadah pembawa kerupuk kering, serokan

dan penyaring untuk penggorengan, plastik dan keranjang

untuk membawa dan menyimpan kerupuk matang.

(5)

ACARA 1

Komposisi penataan yang digunakan oleh UD Kerupuk Subur adalah product layout karena stasiun kerja yang terjadi menjalar dari stasiun kerja awal sampai ke akhir secara berdekatan meskipun tidak lurus. Komposisi dimulai dari gudang bahan baku yang digabung dengan penakaran bahan, lanjut ke pencampuran bahan disebelah timurnya terus ke pengulenan diselatan, pencetakan disebelah utara pencampuran, lalu timurnya ada pengukusan, ke penjemuran di utara da selatan luar gedung, penyimpanan kerupuk mentah dibagian pojok tenggara gedung, ke timur sampai pengeringan dengan rotary dryer, penimbangan sebagai SK selanjutnya ada diutaranya, masuk diutaranya lagi penggorengan dan penirisan serta terakhir ke pengemasan pada utara diluar gedung.

(6)

ACARA 1

b. Analisis peta kerja

• Peta Proses Operasi (PPO) adalah suatu diagram yang

menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan

baku mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan. Kegunaan

PPO adalah untuk mengetahui kebutuhan akan mesin dan

penganggaran dan memperkirakan kebutuhan akan bahan

baku(efisiensi tiap operasi atau pemeriksaan). Berikut adalah PPO

yang diperoleh dari praktikum

(7)

ACARA 1

(8)

ACARA 1

• Peta Aliran Proses (PAP) merupakan suatu diagram yang

menunjukkan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu,

dan penyimpanan yang terjadi selama suatu proses berlangsung,

serta di dalamnya memuat pula informasi yang diperlukan untuk

analisa seperti waktu yang dibutuhkan jarak perpindahan. Kegunaan

PAP adalah untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang

mulai dari awal sampai akhir suatu proses pembuatan komponen,

memberikan informasi waktu dan penyelesaian pembuatan suatu

komponen, dan mengetahui kegiatan suatu proses. Berikut adalah

PAP yang diperoleh dari praktikum

(9)

ACARA 1

(10)

ACARA 1

• Diagram Alir adalah penggambaran aliran bahan di atas gambaran tata letak yang sesungguhnya. Didalamnya dibuat dengan memindahkan lambang – lambang pada peta aliran proses, dari awal sampai akhir proses. Lambang – lambang proses operasi, inspeksi, delay transportasi dan penyimpanan dihubungkan dengan garis untuk menunjukkan lintasan perjalanan bahan.

Didalam praktikum didapatkan hasil seperti pada gambar berikut

(11)

ACARA 1

(12)

ACARA 1

2. Analisis penilaian tata letak awal

• Lembar periksa penilaian fasilitas awal merupakan alat untuk membantu proses identifikasi masalah yang terdiri dari indikator masalah dan kemungkinan penyebabnya. Adanya hasil identifikasi masalah ini diharapkan dapat menjadi acuan dapat dilakukan perbaikan ke depannya.

• Dalam penyusunan lembar periksa penilaian tata letak terdiri dari ada

kolom kriteria, bobot, skor, bobot yang sudah dikalikan skor dan

kemudian keterangan. Untuk kriteria yang dinilai sendiri terdapat 5

subbab bahasan penting yaitu tentang aliran bahan, pemindahan

bahan, ruang, proses produksi dan lain-lain yang terkait dengan

jalannya produksi industri.

(13)

ACARA 1

2. Analisis penilaian tata letak awal

Kelebihan dan Kekurangan tata letak

• Kelebihan dari industri kerupuk subur yaitu pola aliran sudah cukup

terencana, aliran bahan yang dibutuhkan sudah lurus, langkah balik produksi

minimum, kegiatan terencana sudah berkaitan, frekuensi pemindahan

minimum karena ruang produksi yang tidak terlalu luas dan mesin mesin

berdekatan sesuai urutan produksi, ruang dan alat sudah digunakan secara

maksimum, letak antar operasi yang berkaitan sudah cukup berdekatan

(khusunya area penerimaan dekat dengan operasi pertama dan pengiriman

dekat dengan operasi terakhir). Pekerjaan pada setiap stasiun kerja pun

sudah terspesialisasi sehingga pekerja bisa fokus dengan pekerjaannya.

(14)

ACARA 1

2. Analisis penilaian tata letak awal

Kelebihan dan Kekurangan tata letak

• Dari segi kekurangannya, industri kerupuk subur memiliki ruang penyimpanan yang

masih terlalu sempit dan jika terjadi penambahan alat akan membuat ruang gerak

lebih terbatas. Selain itu juga dilihat pada stasiun kerja tertentu jaraknya masih

terlampau jauh, contohnya saat setelah penggorengan dan penirisan menuju stasiun

kerja pengemasan. Pekerja harus memindahkan kerupuk yang sudah jadi dengan alat

seadanya bersifat terbuka dengan jarak yang cukup jauh dapat membuat efisiensi

berkurang dan juga dapat terjadi kontaminan dari luar (dari indoor ke outdoor). Dari

sisi pola aliran bahan saat produksi memang sudah terencana dan lurus, akan tetapi

untuk lalu lintas perpindahan pekerjanya masih terlihat tidak rapi dalam artian masih

banyak yang berpapasan antar pekerja apalagi dengan ruang yang sempit. Selain itu,

karena alat yang terlalu berdekatan dapat memicu adanya kotoran, debu, dan

kebisingan.

(15)

ACARA 1

2. Analisis penilaian tata letak awal

• Skor Akhir

(16)

ACARA 2

1.Penjelasan Route Sheet

Route sheet atau lembar pengurutan produksi merupakan langkah-langkah yang

dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian yang perlu diketahui dari hal-hal

yang saling berkaitan satu sama lain (Apple, 1990 dalam Oktarianingrum dan Ratna, 2018).

Route sheet juga merupakan suatu objek yang kompleks karena mencakup daftar operasi yang

diperlukan untuk membuat suatu produk tertentu dari komponennya. Route sheet mencakup

informasi mengenai departemen atau stasiun kerja yang terlibat dalam suatu produksi

(Schönsleben, 2010).

(17)

ACARA 2

1.Penjelasan Route Sheet

Route sheet berfungsi untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dan untuk

menghitung jumlah part yang harus disiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk jadi

yang diinginkan. Kegunaan atau manfaat dari routing sheet adalah untuk menghitung jumlah

mesin yang dibutuhkan dan untuk menghitung jumlah part yang harus disiapkan dalam usaha

memperoleh sejumlah produk jadi yang

diinginkan (Rantung, dkk., 2018). Route

sheet juga dimaksudkan untuk

memberikan informasi kepada penangan

material untuk membantu mereka

memindahkan material atau item yang

telah selesai sebagian dari satu pusat kerja

ke pusat kerja lainnya, hingga bagian yang

telah selesai atau perakitan mencapai

departemen pengiriman

(18)

ACARA 2

1.Penjelasan Route Sheet

Prinsip dari route sheet adalah menunjukkan jumlah mesin atau peralatan produksi

yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk sesuai dengan jumlah yang ditargetkan dengan

memperhatikan persentase scrap, kapasitas mesin dan peralatan produksi lain, serta efisiensi

pabrik (Setiawan, dkk., 2019). Prinsip pembuatan urutan proses pada route sheet didasarkan

pada peta proses operasi (PPO) yang telah dibuat sebelumnya. Route sheet ini mencakup

nomor operasi, deskripsi operasi, tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan operasi,

perlengkapan yang digunakan, peralatan dan mesin yang digunakan, waktu siklus, dan ukuran

yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan kualitas (Salah, et al., 2019).

Di dalam route

sheet, dapat dilihat kapasitas teoritis maupun kapasitas aktual, kebutuhan bahan yang

diharapkan dan diperhitungkan, serta

kebutuhan mesin atau peralatan lain

secara teoritis.

(19)

ACARA 2

Route Sheet Adonan Bumbu

(20)

ACARA 2

Route Sheet Kerupuk Mawar

(21)

ACARA 2

1.Penjelasan mpcc

MPPC (Multi Product Process Chart) merupakan suatu diagram yang memperlihatkan

urutan masing-masing komponen yang akan diproduksi di suatu kegiatan industri (Setiawan

dkk, 2019). Selain itu, menurut (Harsanto, 2013) MPPC merupakan suatu peta yang

memperlihatkan aliran proses produksi yang akan terjadi oleh suatu komponen produk dalam

suatu aktivitas atau bagian

Peta MPPC dapat berfungsi dan bermanfaat sebagai gambaran umum yang berkaitan

dengan langkah-langkah pengerjaan dari setiap produk yang ada pada waktu proses tertentu

sehingga dapat diperoleh informasi mengenai kesamaan proses antar produk.

Selain itu, aliran

balik (backtracking) dan pola aliran yang tidak sesuai dengan urutan proses dapat diketahui

dan diidentifikasi dengan menggunakan MPPC ini (Setiawan dkk, 2019). Peta ini juga

berguna untuk menunjukkan keterkaitan produksi antara komponen produk- produk atau antar

produk, bahan, part, pekerjaan, atau kegiatan (Oktaningrum & Purwaningsih, 2019)..

Peta MPPC juga dapat berguna sebagai gambaran umum yang berkaitan dengan langkah-

langkah pengerjaan dari setiap produk yang ada pada waktu proses tertentu sehingga

diperoleh informasi tentang kesamaan

proses dari setiap produk dengan yang

lainnya.

(22)

ACARA 2

1.Penjelasan mpcc

Prinsip dari MPPC yaitu menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami oleh suatu bahan, baik bahan baku maupun bahan tambahan seperti urutan- urutan operasi,

pemeriksaan, dan penyimpanan.

Pembuatan MPPC dapat dilakukan berdasarkan data yang

berasal dari Peta Proses Operasi (PPO) dan juga Routing Sheet yang telah dibuat sebelumnya

Langkah-langkah pembuatan MPPC adalah sebagai berikut:

a. Menuruni sisi kiri kertas, tulis daftar departemen atau bagian, kegiatan proses, dan mesin

yang harus dilalui komponen.

b. Sepanjang baris atas, tulis komponen, produk dan sebagainya yang sedang dikaji.

Material harus disusun secara logis, karena kesamaan operasi yang dibutuhkannya.

c. Dari lintasan produksi catatlah operasi pada tiap material, berhadapan dengan nama

departemen, proses atau mesin yang sesuai, di bawah material yang sesuai, dengan

lingkaran yang mengandung nomor operasi dari lintasan produksi.

d. Hubungkan lingkaran menurut urutannya, meskipun saja terjadi garis balik mundur.

e. Evaluasi peta yang dihasilkan untuk langkah balik yang menunjukkan kemungkinan

penyusunan ulang departemen, kesamaan pola aliran yang menunjukkan kebutuhan akan

proses yang sama pada wilayah yang sama, waktu yang sama, pedoman penyusunan yang

akan menghasilkan pola aliran yang

efisien.

(23)

ACARA 2

1.Penjelasan mpcc

(24)

ACARA 3

1. Penjelasan PKK

Peta Keterkaitan Kerja (PKK) atau disebut metode Activity Relationship Chart (ARC) adalah suatu teknik untuk merencanakan keterkaitan antara stasiun kerja berdasarkan derajat hubungan kegiatan yang dinyatakan penilaian dengan menggunakan huruf dan angka yang menunjukkan alasan untuk sandi tersebut.

Fungsi dari PKK adalah menunjukkan hubungan satu kegiatan dengan yang lainnya serta alasannya, serta memperoleh suatu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya (Yunanto, dkk, 2020).

Prinsip penyusunan PKK maupun DKK membutuhkan data jumlah kegiatan yang

kemudian dihitung untuk menemukan jumlah total keterkaitan kegiatannya (N)

menggunakan rumus N=(n(n-1))/2 , variable n adalah merupakan jumlah kegiatannya

(25)

ACARA 3

1. Penjelasan PKK

(26)

ACARA 3

1. Penjelasan DKK

Diagram Keterkaitan Kegiatan (DKK) atau Activity Relationship Diagram (ARD) merupakan diagram balok yang menunjukkan pendekatan keterkaitan kegiatan, dengan menunjukkan setiap kegiatan sebagai satu model kegiatan tunggal yang tidak menekankan arti ruangan.

Fungsi DKK digunakan untuk meletakkan data dari hasil Activity Relationship Chart (ARC) untuk peletakkan masing-masing departemen.

DKK menjadi dasar perencanaan keterkaitan antara pola aliran barang dan lokasi kegiatan pelayanan dihubungkan dengan kegiatan produksi.

Terdapat dua teori pendekatan DKK,

yaitu diagram ini menjelaskan mengenai

hubungan pola aliran bahan dan lokasi

dan masing-masing departemen

penunjang terhadap departemen

produksinya.

(27)

ACARA 3

1. Penjelasan DKK

AWAL

PERBAIKAN

(28)

ACARA 4

1. Software blocplan

BLOCPLAN (Block Layout Overview with Layout Planning) adalah

program interaktif yang dikembangkan oleh Donaghey dan Pire (1991) yang

dapat mengembangkan tata letak satu lantai atau multi-lantai dan memiliki

sejumlah fitur yang berguna. BLOCPLAN menawarkan sejumlah algoritma

heuristik untuk memecahkan masalah tata letak dan dapat menangani data

kuantitatif serta kualitatif (Sunderesh S. Heragu, 2006) Fungsi tujuan dari

BLOCPLAN adalah meminimasi jarak antar fasilitas atau memaksimalkan

hubungan kedekatan antar fasilitas

(29)

ACARA 4

1. Software blocplan

Perancangan dilakukan dengan BLOCPLAN dan membutuhkan peta keterkaitan hubungan atau ARC (Activity Relationship Chart) dan data luas tiap departemen.

Perancangan yang dilakukan menghasilkan beberapa alternatif yang masing-masing mempunyai layout score. (Anizar dan Harahap, 2019) Berdasarkan berbagai alternatif layout yang dihasilkan oleh BLOCPLAN, perlu dilakukan pemilihan layout terbaik dari alternatif yang ada

-Apa saja yang kita input / masukkan ke dalam software Blocplan saat menggunakannya?

- Jumlah departemen

- Nama departemen dan luas areanya

- Hubungan keterkaitan kegiatan (dari ARC) - Jenis rasio luas keseluruhan

- Jumlah alternatif layout yang dikehendaki

(30)

ACARA 4

1. Software blocplan

Hasil-hasil score yang terbentuk

Layout usulan yang menampilkan dari 10 kali iterasi yang menghasilkan block layout terbaik dengan layout score 0,90. Selain itu, terdapat beberapa hasil R Score yang memiliki nilai mendekati 1, yaitu layout 5 dengan score 0,86, layout 3 dengan score 0,85, dan layout 1 dengan score 0,84. Akan tetapi, layout yang dipilih oleh kami menjadi alternatif adalah layout 2 dengan nilai R score-nya 0,68, layout 9 dengan R score-nya 0,69, layout 17 dengan R score-nya 0,75, layout 13 dengan R score- nya 0,69, layout 15 dengan R score-nya 0,68. Layout tersebut dipilih berdasarkan tempat penjemuran dan gerbang penerimaan dan pengiriman yang sudah fix di Industri Kerupuk Subur.

(31)

ACARA 4

2. Template Perbaikan

Skema pembuatan template perbaikan (manual)

1. Gambarkan DPW yang diperbesar dan dicetak pada kertas polos putih ukuran A4

2. Arah utara digambarkan dengan arah atas kertas

3. Gambar dilengkapi dengan posisi mesin, posisi operator dalam stasiun kerja, aliran bahan dan keterangan lain yang diperlukan

4. Beri warna agar lebih informatif. Satu warna untuk satu kegiatan besar

(misalnya bagian produksi berbeda warna dengan bagian kantor, dst)

(32)

ACARA 4

2. Template Perbaikan

Hasil DPW Blocplan

(33)

ACARA 5

1. Analisis Layout Perbaikan

a. Penjelasan tata letak perbaikan

■ Software yang digunakan

Dalam merancang tata letak perbaikan, diperlukan sebuah proses

penyesuaian dimensi yang sebenarnya untuk seluruh fasilitas serta

menempatkan alat, gang, tembok, dan informasi lainnya yang dapat

membantu dalam memahami tata letak yang diusulkan. Perancangan tata

letak perbaikan dalam praktikum ini menggunakan bantuan Software

AutoCAD sehingga pembuatan dimensi tata letak perbaikan bisa lebih

presisi dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

(34)

ACARA 5

1. Analisis Layout Perbaikan

Komposisi Penataan Stasiun Kerja (Perubahan yang Terjadi)

tata letak stasiun kerja dibuat berdekatan sesuai keterkaitannya yaitu stasiun kerja

pertama Penimbangan bahan berada di dekat stasiun kerja kedua yaitu Pembuatan bahan

bumbu selanjutnya stasiun kerja ketiga yaitu Pengulenan berdekatan dengan stasiun

kerja keempat yaitu Pencetakan lalu untuk stasiun kerja kelima yaitu Pengukusan

berdekatan dengan stasiun kerja keenam yaitu Penjemuran selanjutnya stasiun kerja

ketujuh yaitu Pengeringan berdekatan dengan stasiun kerja kedelapan yaitu

Penimbangan kerupuk dan stasiun kerja kesembilan yaitu Penirisan dan Penggorengan

berdekatan dengan stasiun kerja kesepuluh yaitu Penyimpanan. Pada template ini, antar

stasiun kerja didekatkan sesuai keterkaitannya dan diberi gang sehingga mengurangi

langkah balik, jarak perpidahan menjadi minimum dan pekerja di Industri Kerupuk

Subur menjadi lebih leluasa dalam menjalankan aktivitas pekerjaannya sehingga tata

letak menjadi lebih efektif dan efisien

(35)

ACARA 5

1. Analisis Layout Perbaikan b. Analisis peta kerja

Diagram alir produksi kerupuk di Industri Kerupuk Subur terdiri dari dua aliran yaitu aliran pembuatan adonan bumbu dan aliran pembuatan kerupuk. Setelah

perbaikan denah berdasarkan analisis tata letak, terdapat perbedaan yang signifikan pada diagram alirannya terutama pada urutan aliran prosesnya yang lebih tertata dan langkah baliknya yang lebih

minimum. Sementara itu, pada urutan aliran dan urutan proses tidak mengalami perubahan.

perubahan yang dapat dilihat ada pada SK penjemuran dimana awalnya memiliki jarak yang cukup jauh dengan SK selanjutnya sehingga terdapat langkah balik yang cukup banyak. Setelah dilakukan perubahan, jarak antara kedua SK tersebut lebih dekat sehingga langkah baliknya minimum. Selain itu,

diagram alir yang baru sudah lebih sesuai dengan keterkaitan kegiatan dibandingkan pada diagram alir awal.

(36)

ACARA 5

2. Analisis Penilaian Tata Letak Perbaikan a.Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak

(Berdasarkan Hasil Lembar Periksa)

Berdasarkan aliran bahannya, tata letak kerupuk mawar memiliki pola aliran yang sudah terencana, saling berkaitan, aliran bahan lurus atau tidak ada back tracking, serta proses antara kegiatan antar produksi terencana dengan baik. Untuk kriteria pemindahan bahan, frekuensi pemindahan sudah lebih baik, metodenya terencana dengan baik, pemindahan dilakukan dengan alat yang sesuai, jarak antar stasiun lebih dekat dan berkaitan, pergerakan dari penerimaan menuju pengiriman sudah teratur dengan baik. Namun, untuk penggabungan proses dinilai masih kurang karena belum terlihat adanya penggabungan proses antar stasiun kerja akan tetapi sudah lebih baik dari tata letak sebelumnya. Dari segi ruangnya, industri kerupuk mawar ini sudah memiliki gang lurus, ruang terpakai maskimum, ruang penyimpanan lebih luas, ruang peralatan dekat, serta memiliki ruang untuk rencana perluasan pabrik.

Pada aspek proses produksi tata letak yang baru, operasi pertama sudah dekat dengan stasiun kerja penerimaan, penyimpanan dapat ditempatkan di beberapa stasiun kerja, beban setengah jadi minimum karena langsung diolah menjadi produk akhir, waktu pemrosesan tidak berbeda jauh dengan waktu produksi karena minim delay, dan peletakkan stasiun penerimaan dan tempat pengiriman sudah memadai dan sesuai kebutuhan. Aspek terakhir yang dinilai yaitu berkaitan dengan ketersediaan ruang untuk pekerja sudah cukup baik, kontaminasi debu dapat diminimalisir sebagai contoh pada proses pengukusan sudah menggunakan sistem yang tertutup, dan yang terakhir yaitu pembuangan barang sisa sudah berkurang.

(37)

ACARA 5

2. Analisis Penilaian Tata Letak Perbaikan Perbandingan skor akhir antara Lembar Periksa Awal dan Akhir

Tata letak awal pada kriteria aliran bahan dengan subkriteria pola aliran terencana memiliki skor 3 dengan bobot skor 0.21 dan keterangnnya adalah karena tidak ada langkah balik, sedangkan pada tata letak barunya memiliki skor 4 dengan bobot skor 0.28 dan keterangannya adalah terencana dan saling berkaitan. Tata letak awal pada kriteria pemindahan bahan dengan subkriteria metode terencana sebelumnya memiliki skor 3 dengan bobot skor 0.15 dan keterangannya adalah masih mengikuti ritme pekerja, sedangkan pada pada tata letak yang baru memiliki skor 4 dengan bobot skor 0.20 dan keterangannya adalah metode pemindahan sudah terencana dengan baik. Alat pemindah yang sesuai sebelumnya memiliki skor 2 dengan bobot skor 0,1 dengan keterangan masih didominasi manual handling dengan alat sederhana, sedangkan pada pada tata letak yang baru memiliki skor 3 dengan bobot skor 0.15 dan keterangannya adalah pemindahan dilakukan dengan alat yang sesuai. Digabung dengan proses sebelumnya memiliki skor 1 dengan bobot skor 0,05 dengan keterangan tiap operasi masih dilakukan secara batch, sedangkan pada pada tata letak yang baru memiliki skor 2 dengan bobot skor 0.10 dan keterangannya adalah penggabungan proses masih kurang, namun sudah lebih baik. Dan bergerak dari penerimaan menuju pengiriman sebelumnya memiliki skor 3 dengan bobot skor 0,12 dengan keterangan dilihat dari denah sudah lurus, sedangkan pada pada tata letak yang baru memiliki skor 4 dengan bobot skor 0.16 dan keterangannya adalah sudah teratur dengan baik

(38)

ACARA 5

2. Analisis Penilaian Tata Letak Perbaikan Perbandingan skor akhir antara Lembar Periksa Awal dan Akhir

Tata letak awal pada kriteria ruang dengan sukriteria ruang penyimpanan mencukupi sebelumnya memiliki skor 3 dengan bobot skor 0.15 dan keterangannya adalah masih terlalu sempit menjadi berskor 4 dengan bobot skor 0.20 dengan keterangan ruang penyimpanan lebih luas. Tata letak baru pada kriteria proses produksi tidak terdapat perbedaan skor secara signifikan terhadap tata letak awal. Pada tata letak awal kriteria lain-lain dengan subkriteria pengendalian kebisingan, kotoran, debu, dsb memiliki skor 1 dengan bobot skor 0.02 dan keterangannya adalah lantai produksi masih berupa tanah dan

tempat penjemuran terbuka, sedangkan pada tata letak baru memiliki skor 3 dengan bobot skor 0.06 dam keterangannya adalah kontaminasi debu dapat diminimalisir karena pada proses pengukusan sudah tertutup. Total penilaian pada tata letak awal yaitu skornya adalah 84 dengan bobot skor 3.48 berubah di tata letak baru menjadi skornya adalah 92 dengan bobot skor 3.83.

(39)

THANK

S

Gambar

DIAGRAM PENGALOKASIAN  WILAYAH DAN TEMPLATE
Diagram  Keterkaitan  Kegiatan  (DKK)  atau  Activity  Relationship  Diagram  (ARD)  merupakan  diagram  balok  yang  menunjukkan  pendekatan  keterkaitan  kegiatan,  dengan  menunjukkan  setiap  kegiatan  sebagai  satu  model  kegiatan  tunggal  yang  tid

Referensi

Dokumen terkait

Perhatikan, apabila dikaitkan dengan perencanaan tata letak (lay out) di bagian awal materi MO, maka tampak bahwa aliran proses intermiten ini timbul

Perhatikan, apabila dikaitkan dengan perencanaan tata letak (lay out) di bagian awal materi MO, maka tampak bahwa aliran proses intermiten ini timbul sebagai konsekuensi dari

Langkah awal yang dilakukan dalam perancangan tata letak usulan secara grafik adalah dengan memperhatikan momen material handling dan aliran material pada lantai

Deskripsi Penempatan unsur tata letak pada bagian kulit maupun isi buku ditampilkan berdasarkan pola yang telah ditetapkan dalam perencanaan awal buku2. Butir 11 Menempatkan

kapasitas penyimpanan yang optimal berdasarkan perhitungan jumlah lanes tiap racks maka dapat dilakukan tata letak atau relayout gudang menggunakan prinsip pola aliran bahan

 Sebelum melakukan analisis awal pada kondisi tata letak pabrik, dila- kukan perhitungan jumlah mesin yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan yang ada, yaitu dengan

Salah satu langkah dalam perancangan tata letak fasilitas adalah dengan pembuatan routing sheet. Data yang dibutuhkan pada routing sheet seperti: data aliran proses

Selain itu tata letak fasilitas bagian produksi akan mempengaruhi aliran material produksi, yang mana semakin tidak efektif tata letaknya maka semakin besar biaya yang dibutuhkan untuk