• Tidak ada hasil yang ditemukan

GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS "

Copied!
222
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa MTsN 1 Lampung Timur masih rendah salah satunya disebabkan oleh pemberian hadiah. Sumber : Daftar Soal Soal Matematika Siswa Kelas VIII MTsN 1 Lampung Timur Tahun Pelajaran 2020/2021.

Identifikasi Masalah

Dan berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII MTsN 1 Lampung Timur, model pembelajaran tersebut belum pernah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran matematika. Berdasarkan permasalahan di MTsN 1 Lampung Timur yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VIII MTsN” untuk mengeksekusi . 1Lampung Timur".

Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Inquiry (GI) pada kelas VIII F dan model pembelajaran konvensional pada kelas VIII A sebagai pembanding pada mata pelajaran matematika di MTsN 1 Lampung Timur.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Keterampilan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII MTsN 1 Lampung Timur yang menjadi subjek penelitian akan mengalami peningkatan yang signifikan. Untuk memberikan informasi pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa Kelas VIII MTsN 1 Lampung Timur.

Penelitian Relevan

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis kelompok eksperimen diduga karena adanya pengaruh beberapa langkah pembelajaran atau sintaksis yang sangat penting khususnya investigasi dan presentasi. Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Inquiry (GI) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII MTsN 1 Lampung Timur.

LANDASAN TEORI

Belajar dan Pembelajaran Matematika

Dan apabila dikatakan: “Berdiri”, lalu berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Berdasarkan ayat di atas dijelaskan bahwa Allah SWT berjanji akan mengangkat derajat orang yang menuntut ilmu dan berilmu.

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Salah satu keterampilan yang diharapkan dapat dicapai setelah penerapan pendidikan matematika adalah kemampuan memecahkan masalah. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan bertindak memecahkan masalah selangkah demi selangkah dalam suatu proses mengetahui hubungan.

Model Pembelajaran Kooperatif

Selanjutnya Slavin mendefinisikan pembelajaran kooperatif, yaitu model pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok heterogen yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dalam suatu pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.22. Oleh karena itu pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan pembentukan kelompok siswa yang heterogen dengan tujuan mendiskusikan materi dan memecahkan suatu masalah yang diberikan.

Model Pembelajaran Tipe Group Investigation (GI)

  • Pengertian Model Pembelajaran Tipe Group
  • Karakteristik Model Pembelajaran Tipe Group
  • Langkah-langkah Model Pembelajaran Tipe Group
  • Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tipe

Model ini sering disebut sebagai model pembelajaran yang paling kompleks dibandingkan model pembelajaran kooperatif lainnya. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Tipe Group Investigasi (GI) Terdapat perbedaan pandangan mengenai langkah-langkah atau sintaksis (tahapan kegiatan) Model Pembelajaran Tipe GI.

Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Kemudian dari kedua KS di atas, penelitian ini akan mengkhususkan pada KS kedua yaitu memahami dan menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel kemudian menerapkannya dalam pemecahan masalah. Pengertian dan Contoh Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) SPLDV merupakan persamaan yang melibatkan dua variabel. Maka penyelesaiannya dengan menggunakan metode grafis SPLDV adalah titik potong kedua garis tersebut.

Berdasarkan berbagai metode penyelesaian yang dijelaskan, tampaknya metode substitusi paling mudah digunakan untuk menyelesaikan persamaan linear satu variabel.

Kerangka Berpikir

Suatu model pembelajaran yang mendorong dan menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran karena dalam model ini siswa dituntut. Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Inquiry terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII MTsN 1 Lampung Timur.

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir  Sebab:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Sebab:

Hipotesis Penelitian

Tes digunakan untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII MTsN 1 Lampung Timur. Data yang akan dideskripsikan adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan nilai kemampuan pemecahan masalah matematis. A. Uji Hipotesis (uji t) Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Inquiry (GI) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa Kelas VIII.

Dengan demikian terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII MTsN 1 Lampung Timur.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Dimana penelitian eksperimen ini menguji apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group study terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII MTsN 1 Lampung Timur. Sesuai dengan judul dan permasalahan yang ingin diteliti, maka jenis desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain quasi eksperimen dengan pretest-posttest. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan bantuan tes.

Y1 = Memberikan tes pertama (pre-test) kepada kelas eksperimen Y2 = Memberikan tes pertama (pre-test) kepada kelas kontrol X1 = Perlakuan kelas eksperimen.

Definisi Operasional Variabel

Sebelum melakukan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Z. Kemampuan pemecahan masalah matematis sendiri merupakan suatu proses dimana individu menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah khususnya masalah matematika. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan berubahnya atau timbulnya variabel terikat. 7 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

  • Populasi
  • Sampel
  • Teknik Pengambilan Sampel

Sepuluh kelas dipilih secara acak dan hanya dua kelas yang akan dipilih sebagai penelitian, yaitu kelas VIII A dengan jumlah siswa 32 orang sebagai kelas kontrol dan VIII F dengan jumlah siswa 32 orang sebagai kelas eksperimen. Namun setiap kelas hanya akan menggunakan sampel sebanyak 20 siswa karena terbatasnya penelitian yang dilakukan selama pandemi dan perlunya menjaga protokol kesehatan saat ini. Teknik sampling adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara mengambil beberapa unsur atau anggota populasi untuk diselidiki.9.

Artinya pengambilan sampel dari suatu populasi dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata atau tingkat kemampuan siswa pada populasi tersebut. 10 Dalam hal ini kemampuan seluruh siswa kelas VIII dianggap sama karena tidak memperhatikan tingkat kemampuan ketika kelas dibagi.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada sistem persamaan linear dua variabel. Data tersebut berupa data kuantitatif atau data yang dinyatakan dalam bentuk angka berupa nilai tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Tes kemampuan pemecahan masalah matematis dilaksanakan pada awal pembelajaran berupa tes kemampuan awal dan pada akhir pembelajaran (setelah materi diajarkan) berupa post-test.

Sedangkan post-test digunakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kinerja belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inkuiri kelompok.

Instrumen Penelitian

Validitas isi instrumen tes dapat ditentukan dari kesesuaian instrumen tes dengan standar kompetensi dan kisi-kisi instrumen. Untuk menguji reliabilitas instrumen tes dengan menggunakan rumus Alpha adalah sebagai berikut : .. r11 : reliabilitas instrumen k : jumlah butir soal : jumlah deviasi butir soal : varians skor soal.15. PA = Proporsi peserta tes kelompok atas yang dapat menjawab soal yang bersangkutan dengan benar.

PB = Proporsi peserta tes kelompok bawah yang dapat menjawab soal yang bersangkutan dengan benar.

Tabel 3.3  Kisi-kisi Soal Pre test
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pre test

Teknik Analisis Data

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kolaboratif tipe Group Investigation (GI) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII MTsN 1 Lampung Timur. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan penyelesaian masalah matematika sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kolaboratif tipe investigasi kelompok (GI) pada siswa VIII. kelas di MTsN 1 Lampung Timur. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menguji apakah terdapat pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII MTsN 1 Lampung Timur setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe group study.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) berpengaruh positif dan baik terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII MTsN 1 Lampung Timur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian

Madrasah ini terletak di lokasi Jl. Ki Hajar Dewantara 38 B Desa Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur. Nama MTsN 1 Lampung Timur resmi digunakan sejak 17 September 2014 berdasarkan KMA No. 157 Tahun 2014, aslinya MTsN 1 Metro Batanghari Lampung Timur. Di sebelah timur MTsN 1 Lampung Timur berbatasan dengan MAN 1 Lampung Timur, di sebelah barat berbatasan dengan rumah warga, di sebelah utara berbatasan dengan Jl.

Guru di MTsN 1 Lampung Timur terdiri dari 62 guru yang mengajar berbagai mata pelajaran, mulai dari mata pelajaran agama hingga mata pelajaran umum.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi MTsN 1 Lampung Timur
Gambar 4.1 Struktur Organisasi MTsN 1 Lampung Timur

Deskripsi Data Hasil Penelitian

Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk dapat menguji hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan rata-rata kemampuan menyelesaikan masalah matematika sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). di Kelas. Siswa VIII MTsN 1 Lampung Timur. Dari hasil perhitungan pada tes pendahuluan terlihat bahwa data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen. Sebagai dasar pengambilan keputusan pada Paired Sample T-Test dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan menyelesaikan masalah matematika sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Inquiry (GI).

Sebagai dasar pengambilan keputusan pada uji Independent Sample T-test dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Inquiry (GI) dengan kelas konvensional pada siswa kelas VIII di MTsN 1 Lampung Timur.

Tabel 4.14  Hasil Uji Homogenitas
Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas

Pembahasan

Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan keterampilan pemecahan masalah matematis yang dipelajari setelah menggunakan model kooperatif tipe group inquiry (GI) dibandingkan sebelumnya. Setelah proses pembelajaran selesai, peneliti selanjutnya memberikan post-test untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah menyelesaikan proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Group Inquiry (GI). Guru diharapkan mampu menerapkan model pembelajaran yang tepat dan sesuai seperti Model kolaboratif tipe Group Investigation (GI) dalam proses pembelajaran khususnya pada materi SPLDV untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

“Pengaruh Model Pembelajaran Group Inquiry Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII MTsN Kabupaten Kerinci.” Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Vol.

PENUTUP

Kesimpulan

2 Febria Ningsih, “Pengaruh Model Pembelajaran Group Inquiry Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII MTsN Kabupaten Kerinci,” Jurnal Cendekia:. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII MTsN 1 Lampung Timur dapat dilihat berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah matematika yaitu dari hasil belajar siswa. skor pasca tes. Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa merupakan indikator melaksanakan rencana yang dibuat untuk memperoleh solusi.

Jadi berdasarkan penjelasan di atas dan penelitian terdahulu yang relevan, hal ini mendukung diterimanya hipotesis yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) layak digunakan dan berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelompok. VIII. MTsN 1 Lampung Timur.

Saran

Materi inti: Memahami dan membuat model matematika, kemudian menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode grafik dan substitusi. Dengan menggunakan metode tanya jawab, guru bertanya kepada siswa tentang materi yang akan disampaikan dan menghubungkan materi/topik/kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan pengalaman atau yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari (kontekstual) dan memberikan gambaran manfaatnya. mempelajari materi yang akan kita bahas. Guru menyampaikan hal-hal yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran adalah menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan metode substitusi dan grafik.

Dengan menggunakan metode tanya jawab, guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang akan disampaikan dan menghubungkan materi/topik/kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan dengan pengalaman atau yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari (secara kontekstual). Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai V sebesar 0,89 > 0,4 ​​sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan tersebut valid. Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai V sebesar 0,67 > 0,4 ​​sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan tersebut valid.

Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir  Sebab:
Tabel 3.3  Kisi-kisi Soal Pre test
Tabel 3.4  Kisi-kisi Soal Post test
Tabel 3.7  Klasifikasi Daya Beda
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang dilakukan di MAN 3 Banyumas dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajaran