• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hama Penting Tanaman Utama Dan Taktik Pengendaliannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hama Penting Tanaman Utama Dan Taktik Pengendaliannya"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat yang telah mendukung penulisan buku ini dari awal hingga akhir. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dosen program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkrat yang telah memberikan dukungan moril dan saran kepada kami untuk penyempurnaan dan penyempurnaan buku ini.

PENDAHULUAN

  • Hama Utama atau Hama Kunci
  • Hama Kadang Kala atau Hama Minor
  • Hama potensial
  • Hama Migran

Biasanya hama utama dalam suatu ekosistem pertanian hanya ada satu atau dua, selebihnya termasuk dalam kategori hama lain. Dalam penerapan PHT, kita menyasar hama utama atau hama utama terlebih dahulu.

HAMA TANAMAN PADI

Penggerek Batang Padi (Stem Borer)

Imago penggerek batang padi kuning memiliki panjang tubuh 13 hingga 16,5 mm dan sayapnya berwarna kuning jerami. Penggerek batang padi merupakan hama yang sangat penting pada tanaman padi dan seringkali menimbulkan kerusakan yang sangat mengurangi hasil panen.

Wereng Coklat

Tahapan tanaman yang rentan terhadap serangan tanaman coklat adalah dari tahap semai hingga tahap dewasa milkweed. Tumbuhan coklat merupakan serangga monofag, inangnya terbatas pada padi dan padi liar (Oryza parennis dan Oryza spontanea).

Wereng Hijau (green leafhopper)

Wereng hijau jenis ini merupakan hama penting karena dapat menyebarkan virus tungro (vektor) penyebab penyakit tungro. Sebaran telur wereng hijau pada tanaman padi berdasarkan penelitian Cheng dan Pathak (1971) yang menunjukkan bahwa 65% telur terdapat pada tanaman padi.

Walang sangit

Fase pertumbuhan tanaman padi yang rentan terhadap serangan belalang penyengat adalah sejak lepasnya malai hingga matang susu. Sekresi cairan yang berbau tidak sedap ini merupakan sekresi pertahanan dari kutu busuk (Thanjono dan Harahap, 1994).

Kepinding Tanah

Pada cuaca kering, belalang mencari tempat teduh dan hidup meringkuk di antara dedaunan pepohonan dalam kondisi hangat. Umpan sengat belalang menggunakan ikan busuk, daging rusak atau kotoran ayam.

Ganjur

Kutu busuk dewasa sangat tertarik pada perangkap cahaya, sehingga kutu busuk yang terperangkap harus dibakar dan dibunuh. Hama Ganjur dewasa sangat tertarik pada cahaya, oleh karena itu perangkap ringan dapat digunakan untuk menangkap hama Ganjur dewasa.

Hama Putih Palsu

Larvanya hidup dalam lingkaran daun sambil memakan lapisan hijau daun sehingga menimbulkan guratan-guratan putih bening. Larva memakan jaringan daun hijau dari dalam lipatan daun sehingga bagian bawah daun berwarna putih.

Hama Putih (Caseworm),

Daun yang dipotong dibuat menyerupai tabung tempat larva membungkus dirinya, tempat larva diikat dengan benang sutranya. Gulungan daun yang mengandung larva akan mengapung di permukaan air pada siang hari dan mencari makan pada malam hari.

Ulat Tentara/Grayak (armyworm)

Ulat Tanduk Hijau

Meskipun daun pada tahap semai dan vegetatif menyediakan substrat yang lebih baik untuk perkembangan larva, tanaman padi dari segala umur dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan normal M. Pengamatan terhadap musuh alami ulat hijau padi dan juragan padi menunjukkan patogen Bacillus thuringiensis Berliner dan nuc. pengaruh umur tanaman padi terhadap preferensi oviposisi dan perkembangan larva M.

Ulat Jengkal-Palsu Hijau

Hama ini jarang menyebabkan kehilangan hasil karena tanaman yang terserang dapat pulih kembali dan musuh alami dapat menekan populasi hama ini. Cara terbaik untuk mengendalikan hama ini adalah dengan menggunakan musuh alami, misalnya parasitoid telur Trichogrammatidae; larva dan pupa parasit seperti Ichneumonidae, Braconidae, Eulopidae, Chalicidae, serta laba-laba pemburu ngengat.

Orong-Orong

Hama ini memotong tanaman pada pangkal batang, dan seringkali masyarakat salah mengartikan gejalanya dengan kerusakan akibat penggerek batang (sundep). Orong-orong biasanya terdapat di persawahan yang tidak tergenang air atau di persawahan yang tanahnya tidak rata; Oleh karena itu penting untuk meratakan tanah agar air terkumpul secara merata.

Lalat Bibit

Ia juga lebih menyukai kolam, sungai dan danau atau tempat dengan banyak air tenang dan tumbuh-tumbuhan yang subur. Ia lebih menyukai vegetasi yang lebat dan tertarik pada genangan air terbuka di sekitar hamparan benih.

Keong Mas

Siput emas merupakan salah satu hama penting yang menyerang tanaman padi muda, khususnya pada lahan sawah yang ditanam dengan sistem Tabela. Telur keong mas yang terlihat dimusnahkan dengan kayu/bambu sebelum atau sesudah tanam.

HAMA TANAMAN KEDELAI

  • Lalat Kacang
  • Ulat penjalin daun
  • Ulat Grayak
  • Ulat Jengkal
  • Kumbang Daun Kedelai
  • Penggerek Polong
  • Ulat Polong
  • Kepik Polong
  • Kepik hijau

Hama ini biasanya mulai menyerang setelah tanaman kedelai mempunyai beberapa helai daun trifoliate (3 ± 5 minggu setelah benih tumbuh). Gambaran hama ini berupa ngengat kecil berwarna abu-abu kecoklatan dengan garis putih pada sayap depan. Pengamatan terhadap hama ini dilakukan dengan menghitung buah yang terserang dibandingkan dengan buah yang tidak terserang.

Hama ini merusak buah dengan cara membuat lubang pada buah kemudian memakan bagian luar buah.

Gambar Gejala Serangan Penggerek Polong
Gambar Gejala Serangan Penggerek Polong

HAMA TANAMAN JAGUNG

Lalat Bibit (Atherigona exigua Stein., Diptera: Anthomyiidae)

Tanaman inang lain serangga ini antara lain padi gogo, sorgum, gandum dan berbagai jenis rumput seperti Cynodon, Panicum repens dan Paspalum sp. Sebelum membentuk pupa pada instar terakhir, larva terlebih dahulu membuat lubang keluar di dekat kulit batang. Gejala kerusakan tanaman jagung akibat serangan hama ini tampak berupa lubang bor pada batang yang dibatasi buku.

Ambang batas ekonominya adalah 1 kelompok telur per 30 tanaman untuk tanaman berumur 1 bulan, atau 4 kelompok telur per 30 tanaman untuk tanaman berumur 2 bulan.

HAMA TANAMAN KELAPA

  • Kumbang Nyiur, Oryctes rhinoceros
  • Ulat Artona, Artona catoxantha
  • Parasa lepida
  • Ngengat Bunga Kelapa, Batrachedra sp
  • Aspidiotus destructor Signoret
  • Belalang Pedang, Sexava nubila
  • Brontispa longissima
  • Aleurodicus destructor Mask

Tanaman inang hama ini antara lain kelapa, kelapa sawit, pinang, dan sagu. Serangan hama ini terlihat pada permukaan bawah daun tua, atau terdapat larva yang memakan jaringan daun. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami, atau jika ambang batas toleransi insektisida adalah 5 larva per pelepah daun, dengan insektisida sistemik Ambush 2 EC yang diaplikasikan melalui suntikan batang atau penyemprotan pada tahap larva dengan konsentrasi 2 ± 3 menjadi cc per liter air.

Selain menyerang kelapa dan sawit, hama ini juga menyerang tanaman mangga, pisang, jambu biji, alpukat, teh, pepaya, tebu, jeruk, coklat, karet dan tanaman lainnya.

Gambar Apanteles artonae  3.  Parasa lepida
Gambar Apanteles artonae 3. Parasa lepida

HAMA TANAMAN KELAPA SAWIT

  • Hama Nematoda
  • Hama Tungau
  • Hama serangga
  • Mamalia

Di wilayah tertentu di Sumatera, gajah sering menimbulkan kerusakan serius pada tanaman kelapa sawit muda. Selain itu, tikus (rodentia) merupakan hama yang menyerang (memakan) buah kelapa sawit yang sudah tua. Apabila tanaman kelapa sawit baru ditanam hingga ketinggian kurang dari 2 m, maka jenis tikus yang banyak ditemui adalah tikus sawah (R. argentiventer).

Rattus tiomanicus (tikus kayu) umumnya terdapat pada berbagai tanaman perkebunan seperti kelapa sawit., kemampuan R.

HAMA TANAMAN KOPI

  • Penggerek buah kopi
  • Penggerek Cabang Kopi,
  • Penggerek batang/cabang,
  • Kutu hijau
  • Kutu putih

Pengendalian hama penggerek buah kopi dengan menggunakan jamur Beauveria bassiana (Bb) dapat dilakukan dengan dua cara: .. 1) Petik buah merah (buah matang pertama) yang terserang penggerek, kumpulkan dan obati dengan Bb, kemudian tutup dengan plastik bening. Hal ini penting untuk mengurangi jumlah penggerek buah di perkebunan kopi karena cara ini menghilangkan makanan bagi penggerek buah yang akan datang/pindah ke kebun maupun yang sudah berada di kebun. Pengendaliannya dilakukan dengan melestarikan kumbang helm dan larvanya yang merupakan musuh alami kuat kutu daun hijau.

Ada juga jamur putih, Cephalosporium lecanii, yang menyerang dan membunuh serangga hijau di taman tersebut.

HAMA TANAMAN KARET

  • Rayap
  • Uret Tanah
  • Kutu Tanaman
  • Tungau
  • Siput
  • Babi Hutan

Perkebunan karet yang sering diserang babi hutan adalah perkebunan yang terletak di dekat hutan atau semak belukar. Pengusiran babi hutan dilakukan dengan cara meletakkan kotoran harimau di jalan setapak yang sering digunakan babi hutan di taman. Babi hutan yang terjatuh ke dalam parit tidak akan bisa keluar lagi, sehingga mudah ditangkap.

Racun yang telah siap dicampur dengan umpan dan kemudian diletakkan di tempat yang sering dikunjungi babi hutan.

HAMA PENTING TANAMAN CABAI

  • Kutu Daun Persik : Myzus persicae Sulz
  • Trips : Thrips parvispinus Karny
  • Ulat Grayak : Spodoptera litura F
  • Lalat Buah : Bactrocera sp

Hama ini tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, sedangkan di Indonesia provinsi yang melaporkan serangan hama ini adalah Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Hama ini bersifat polifag, lebih dari 57 jenis tanaman inang dikenal di Indonesia antara lain tomat, karet, teh, kacang panjang, tembakau, jeruk dan tanaman hias. Di Indonesia, provinsi yang melaporkan serangan hama ini adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Selain di Indonesia, hama ini tersebar luas di seluruh Asia, Pasifik, Afrika, umumnya di daerah tropis dan subtropis.

HAMA TANAMAN KUBIS DAN SAWI

Ulat Tritip, Plutella xylostella Linn

Berdasarkan penelitian Stapathi (1990), pada suhu 24oC dan RH 85% rata-rata lama stadia telur adalah empat hari. Total periode rata-rata 11,3 hari (kisaran 9–13 hari) pada generasi pertama dan 10,3 hari (kisaran 9–12 hari) pada generasi kedua. Rata-rata umur generasi pertama laki-laki adalah 7,7 hari, dan perempuan 15,40 hari, sedangkan rata-rata umur generasi kedua laki-laki adalah 7,1 hari dan perempuan 12,3 hari.

Rata-rata lama waktu sebelum oviposisi, oviposisi, dan setelah oviposisi masing-masing 3,1; 5.2; dan 7,4 hari pada generasi pertama, sedangkan pada generasi kedua 2,5; 4.9; dan 5,7 hari.

Ulat Croci, Crocidolomia binotalis Zell

Ngengat jantan mudah dikenali dari tumpukan bulu hitam di tepi depan kedua sayap depan. Othman (1982) melaporkan bahwa betina dapat menghasilkan 2 sampai 21 kelompok telur sebanyak 60 sampai 598 butir bila diberi madu, dan 1 sampai 13 kelompok telur sebanyak 11.294 butir bila tidak diberi madu. Masa bertelur adalah 3 - 10 hari jika diberi madu, dan 1 - 7 hari jika tidak diberi madu.

Hasil isolasi dan pemeriksaan mikroskopis menunjukkan spesimen mati tersebut terinfeksi bakteri Proteus spp., Achromobacter sp., Bacillus sp., serta jamur dari genus Aspergillus, Fusarium, dan Penicillium.

Ulat Grayak, Spodoptera litura (Fabricius)

Larva yang baru menetas hidup berkelompok di permukaan bawah daun dan memakan epidermis daun. Larva instar pertama dan kedua mempunyai tubuh halus dengan pola garis-garis hijau, kuning dan merah serta bintik hitam pada mesothorax. Satu di tengah dan satu lagi di setiap sisi tubuh larva, sederet titik hitam membentang di sepanjang setiap sisi tubuh, dan sederet segitiga gelap yang mencolok menghiasi setiap sisi punggung.

Larva menggali sekitar beberapa inci ke dalam tanah di pangkal tanaman dan menjadi kepompong tanpa membentuk kepompong.

Ulat Tanah, Agrotis ipsilon

Penanaman sayuran jenis lain atau jenis tanaman lain setelah tanaman sawi dapat mengurangi serangan hama pada penanaman sawi selanjutnya. Jenis tanaman yang digunakan merupakan tanaman yang berperan sebagai inang hama dan berbeda dengan tanaman sawi seperti jagung dan bawang putih. Kami kemudian mengurung 5 pot tanaman sawi yang berisi ulat daun sawi instar 2 yang berkembang biak secara massal agar D.

Selanjutnya kandang diisi kembali dengan pot tanaman sawi yang berisi ulat daun sawi tahap 2.

Pengendalian Kimiawi

Strain GC 91, turunan benzamida, izin, deltametrin, profenofos dan diafeturon (Udiarto dan Sastrosiswojo, 1997), bancol (Dibyantoro dan Suparman, 1992), tefluazuron, flufenoxuron, chlorfluazuron (Soskanoatmadja), IGR-1901 dan IGR-1901, 390 , 390 dan 1992. dan fluvalinate (Dibyantoro, 1988), diazinon (Machfud et al., 1982) terhadap larva P. Berdasarkan hasil penelitian Eckenroe et al., (1981), diantara 6 insektisida yang diuji, methamidophos dapat menurunkan populasi P. Dari hasil penelitian Sastrosiswojo dan Koestoni (1983) ditemukan bahwa sipermetrin paling efektif membunuh P. xylostella -larva dengan angka kematian 91,0%, disusul fenvalerat sebesar 54,5. efektivitas sedang), sedangkan methamidophos, acephate dan trifluron tidak atau kurang efektif.

Hasil penelitian Mujiono dkk (1993) menunjukkan bahwa insektisida nabati azadirachtin/mimba dengan dosis 60 kg benih/ha mampu mencegah mikroba.

Metode perbanyakan parasit Diadegma semiclausum di lapangan dan pemanfaatannya untuk mengendalikan hama Plutella xylostella pada tanaman kubis. Kombinasi Pengendalian Hama Secara Biologis dan Kimiawi dengan Wereng Kubis (Plutella xylostella L.: Lepidoptera: Yponemeutidae) pada Tanaman Kubis. Pengendalian hayati Plutella xylostella pada kubis di Indonesia melalui introduksi parasit Diadegma eucerophaga.

Kombinasi pengendalian hama wereng kubis (Plutella xylostella L.: Lepidoptera: Yponemeutidae) secara biologi dan kimia pada tanaman kubis.

Gambar

Gambar Gejala Serangan Penggerek Polong
Gambar Apanteles artonae  3.  Parasa lepida

Referensi

Dokumen terkait

Imago betina meletakkan telur pada bakal bunga, sedangkan larva memakan daun belimbing yang masih muda juga bunga belimbing yang belum mekar sehingga daun dan bunga

Betina tungau kuning menghasilkan 25 telur. Telurnya kecil sekali dan tersebar secara terpisah di permukaan daun, ranting, bunga, dan tempat lain pada tanaman teh. Telur menetas

Stadia tanaman yang paling rentan adalah pada fase pembibitan sampai stadia anakan.. Stadia hama yang merusak adalah

Serangga meletakkan telur secara berkelompok (9-42 butir, terdiri dari 2 baris) pada permukaan daun bagian atas, pada polong, batang, atau pada rumput.. Telur berbentuk tong,

Gejala awal berupa bercak kecil berwarna hijau pucat, tampak pada kedua permukaan daun, menonjol pada bagian tengah lalu menjadi bisul warna coklat muda atau putih pada permukaan

Betina tungau kuning menghasilkan 25 telur. Telurnya kecil sekali dan tersebar secara terpisah di permukaan daun, ranting, bunga, dan tempat lain pada tanaman teh. Telur menetas

(udang muda), dan udang dewasa. Setelah telur-telur menetas, larva hidup di perairan lepas menjadi bagian dari zooplankton. Saat stadium, post larva bergerak ke daerah

Lalat buah bactrocera cucurbitae induk betina meletakkan telur pada buah yg kecil, lalu larva akan memakan jaringan buah hingga buah tak berkembang dn bengkok serta mati.. Fak manusia,