• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hama UPDKS (Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit)

N/A
N/A
fitriani poel

Academic year: 2024

Membagikan "Hama UPDKS (Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit)"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

HAMA UPDKS

(Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit)

1.Hama Ulat Api

2.Hama Ulat Kantong 3.Hama Ulat Bulu

By : Kadul -

Plant Protection Specialist
(2)

Kadul@astra-agro.co.id 17. Karat Daun

(3)

1. Ulat Api

2. Ulat Kantong 3. Ulat Bulu

1

3 2

7

Pengenalan OPT Kelapa Sawit

1

2

TANAMAN MENGHASILKAN

Keterangan :

Serangga Sebagai Hama

Menyerang daun

TANAMAN MUDA

1

3

Kadul@astra-agro.co.id

(4)

HAMA UPDKS

(Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit)

1.Hama Ulat Api

(5)

Hama Ulat Api

Sethotosea asigna

Jantan Betina

Telur

Larva/Ulat

Pupa/Kepompong

300 - 400 butir

4-8 hari 45-59 hari

37-42 hari

Kadul@astra-agro.co.id

(6)

Hama Ulat Api

Setora nitens

Imago Telur

Larva/Ulat

Pupa/Kepompong

± 300 butir 5-7 hari

18-32 hari

17-31 hari

Kadul@astra-agro.co.id

(7)

Hama Ulat Api

Jantan

Betina

Darna trima

Ploneta deducta

Telur

Larva/Ulat

Pupa/Kepompong

60 - 300 butir 3-6 hari

26-37 hari

10-14 hari

(8)

Hama Ulat Api

Thosea bisura

Telur Larva/Ulat

Pupa/Kepompong

± 600 butir 5-9 hari

22-35 hari

10-14 hari

Imago

Kadul@astra-agro.co.id

(9)

Hama Ulat Api

Kadul@astra-agro.co.id

(10)

Hama Ulat Api

Chalcoceles

albiguttatus

(11)

Hama Ulat Api

Instar 1-8 Instar 1-8

Telur Telur

imago imago pupa

pupa

Bakal Imago

Imago

Telur Setora nitens

Biologi Setora nitens Biologi

Setora nitens

Pupa

Larva

Larva baru menetas

Biologi Ulat Api

Kadul@astra-agro.co.id

(12)

Hama Ulat Api

Batas Kritis Hama Ulat Api

Kadul@astra-agro.co.id

(13)

Hama UPDKS

Kerusakan pada Daun Kelapa Sawit

Kadul@astra-agro.co.id

(14)

HAMA UPDKS

(Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit)

2. Hama Ulat Kantong

(15)

Hama Ulat Kantong

Clania tertia

Pupa Clania tertia Ulat Terparasit

Ulat Kantong Kawin

Pupa Betina Bertelur

Larva/Ulat Imago

Telur

1000-2000 butir

18 hari 90 hari 2-3 hari

5-7 hari

Kadul@astra-agro.co.id

(16)

Hama Ulat Kantong

Metisa plana

Mahasena corbeti

Larva/Ulat Pupa/Kepompong Imago

Kadul@astra-agro.co.id

(17)

Hama Ulat Kantong

Crematophyce pendula

Petroma pendula

Pupa

Pupa menetas

Kadul@astra-agro.co.id

(18)

Hama Ulat Kantong

Batas Kritis Hama Ulat Kantong

Kadul@astra-agro.co.id

(19)

Kerusakan Akibat Ulat Kantong pada Daun Kelapa Sawit

Kadul@astra-agro.co.id

(20)
(21)

HAMA UPDKS

(Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit)

3. Ulat Bulu

(22)

Hama Ulat Kantong

Dasychira inclusa

Amanthusia phidippus Calliteara horsfieldii

Siklus hidupnya 51-57 hari. Larva memakan daun pada malam hari, dan siang hari

Larva berwarna hijau muda, panjangnya bias mencapai 90 mm, berbulu halus seperti kapas, pada bagian kelapa terdapat 2

tanduk meruncing, dan mempunyai 2 ekor.

Siklusnya berlangsung 2 bulan Larvanya memiliki 4 pasang bulu

panjang di punggung, berwarna kuning pucat, panjangnya bisa mencapai 50 mm. Siklus hidupnya berlangsung 1 ½ bulan. Larva aktif

pada pagi dan sore hari Kadul@astra-agro.co.id

(23)

Teknik Deteksi UPDKS

No Metode EWS Cara Pengamatan Jenis OPT

1 Acak Sistematis

a. Pengamatan dilakukan pada Baris Sampel (BS) dan Titik Sampel

(TS) yang sudah ditentukan secara acak sistematis UPDKS : Ulat Api, Ulat Kantong b. Pokok sampel yang diamati adalah pokok yang berada pada

lingkaran 1 & 2 di sekeliling pokok Titik sampel dan pelepah yang diturunkan adalah pelepah yang populasi ulatnya paling banyak

Ulat Bulu

2 Sistematis

a. Pengamatan dilakukan pada Baris Sampel (BS) yang sudah ditentukan secara sistematis

Tikus, Kumbang Badak, Rayap, Bajing, Landak

b. Pada setiap barisan sampel, diambil 25 pokok sampel pengamatan

c. Pengamatan dilakukan pada 6 pokok yang ada pada lingkar

pertama titik sampel UPDKS Tirathaba sp, Marasmius sp,

Kumbang Malam d. Pengamatan dilakukan pada barisan sampel UPDKS dan antara

tiga pokok dalam jalur tersebut, sehingga membentuk petak persegi yang dibentuk oleh empat pokok dalam titik sampel tersebut

Belalang

e. Pengamatan pada semua pokok yang ada dalam blok (Sensus)

dan mencatat pokok yang terserang Ganoderma, Gajah, Babi

TS

Rotasi Penentuan Pokok Sampel Kadul@astra-agro.co.id

(24)

Teknik Deteksi UPDKS Flow Chart Pengamatan Hama UPDKS

Penurunan Pelepah

Peginputan hama UPDKS pada gadget termasuk predator/parasitoid serta agensia hayti lainnya

(25)

Kadul@astra-agro.co.id

(26)

PERHITUNGAN

1. Berapa Intensitas serangan ulat api pada blok tersebut?

2. Luas serangan ulat api pada blok tersebut adalah

3. Berapa Resultan Pembobotan serangan ulat api pada blok tersebut

4. Kategori Serangan ulat api pada blok OE15 adalah

Berdasarkan hasil EWS pada bulan Juni 2021 pada blok OQ-02 PT. TPP dengan tahun tanam 2010, terdapat serangan hama Ulat Api jenis Thosea asigna sebagaimana data berikut.

Sehat Sakit/terparasit Terpredator Total

1 11 3 4 18

2 15 13 2 30

3 2 8 3 13

4 15 23 4 42

11 3 14 6 23

13 9 7 4 20

14 6 12 7 25

23 7 15 3 25

24 18 4 4 26

31 8 3 3 14

35 5 5 2 12

Blok

Luas Nomor TS

Ulat/Pelepah

OQ02

39.65
(27)

JAWABAN

1. Berapa Intensitas serangan ulat api pada blok tersebut?

IS (%) = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒐𝒌𝒐𝒌 𝑻𝒆𝒓𝒔𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒐𝒌𝒐𝒌 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 (𝑻𝑺) 𝒙𝟏𝟎𝟎%

IS (%) = 𝟏𝟏 𝑷𝒐𝒌𝒐𝒌

𝟒𝟎 (𝑻𝑺) 𝒙𝟏𝟎𝟎%

IS (%) = 27,50 %

(28)

JAWABAN

2. Luas serangan ulat api pada blok tersebut adalah ?

LS (Ha) = 𝑰𝒏𝒕𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔 𝑺𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 (%) 𝒙 𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑩𝒍𝒐𝒌 (𝑯𝒂)

LS (Ha) = 𝟐𝟕,𝟓𝟎

𝟏𝟎𝟎 𝒙 𝟑𝟗, 𝟔𝟓

LS (Ha) = 10,90 Ha

LS (Ha) = 27,5% x 39,65 Ha Ha

(29)

JAWABAN

3. Berapa Resultan Pembobotan serangan ulat api pada blok tersebut?

Resultan Pembobotan =

𝟒𝒙𝟒𝒙𝟏 + 𝟑𝒙𝟖𝒙𝟑 +(𝟒𝒙𝟏𝟒,𝟕𝟓𝒙𝟗) 𝟒+𝟑+𝟒

LS (Ha) = 56,27 = 57 ulat/pelepah

Resultan Pembobotan =

𝟏𝟔 + 𝟕𝟐 +(𝟓𝟑𝟏) 𝟏𝟏

Resultan Pembobotan =

𝟔𝟏𝟗

𝟏𝟏

(30)

4. Kategori Serangan ulat kantong pada blok OQ02 adalah

BERAT

(31)

Pengendalian OPT UPDKS

UPDKS (Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit) Kerugian yang ditimbulkan berupa penurunan produksi sampai 69% pada tahun pertama setelah serangan dan ± 27% pada tahun kedua setelah serangan, bahkan jika serangan berat (daun melidi), Tanaman kelapa sawit tidak dapat berbuah selama 1-2 tahun berikutnya.

Sumber : Agus Susanto

Pencegahan dan Program Jangka Panjang - Konservasi Agensia Hayati

- Pengembangbiakan Agensia Hayati - Pelepasan Agensia Hayati

Pengendalian - Mekanik - Biologis - Kimia

Ambang Batas Ekonomi

Selain ketegori Sedang dan Berat, kategori

RINGAN dengan IS ≥ 50% WAJIB di KENDALIKAN

Kadul@astra-agro.co.id

(32)

Kadul@astra-agro.co.id

(33)

Kadul@astra-agro.co.id

(34)

4. Pengembangbiakan

Predator (Sycanus sp.)

(35)

Pengembangbiakan Serangga Predator Hama UPDKS

(36)

Pengembangbiakan Serangga Predator Hama UPDKS

stadium telur 13.88 ± 0.52

hari Nimfa instar-1 dengan waktu

10.40 ± 0.54 hari Nimfa instar-2 dengan waktu 12.96 ± 0.77 hari

Nimfa instar-3 dengan waktu 11.40 ± 0.54 hari

Nimfa instar-4 dengan

waktu 29.00 ± 0.32 hari Nimfa instar-5 dengan waktu 58.48 ± 0.76 hari)

Imago (dewasa) dengan waktu 64.00 ± 4.62 hari

(37)
(38)

Pengembangbiakan Serangga Predator Hama UPDKS

Metode Pengembangbiakan

1. Perbanyakan Awal Serangga Predator Sycanus spp.

2. Pemeliharaan Stadia Telur

3. Pemeliharaan Stadium Nimfa Instar 1 sd 2

- Pengambilan Sycanus di areal konservasi (sebagai indukan) ‘Separation box” dengan ukuran 60 x 30 x 25 cm

- Mengambil 5 pasang dan dipindah dalam sangkar kasa berukuran 50 x 50 x 75 cm yang bagian dalam dilapisi dengan kain muslin (kain kelambu)

- Memberikan tanaman pada kotak indukan (Neprolepis) dan penyiram rutin (menjaga kelembaban)

- Meletakkan telur dalam kotak plastik berukuran 11 x 11 x 7 cm (gelas plastik) yang bagian atasnya ditutup dengan kain muslin

- Pemberian tanaman Neprolepis dan menjaga kelembaban

- Memberikan cairan madu dalam spon sebagai makanan nimfa instar 1 dan 2

- Memberikan beberapa tangkai daun Nephrolepis sp. yang diletakkan pada vial plastik bekas film yang telah dilubangi bagian tengah dan diisi dengan air

(39)

Pengembangbiakan Serangga Predator Hama UPDKS

Metode Pengembangbiakan

4. Pemeliharaan Stadium Nimfa Instar 3 sd 5

5. Pemeliharaan Stadia Imago dan Pelepasan Sycanus spp. di Blok Pasien

- Memindahkan nimfa instar-3 ke kotak kasa dan memberikan pakan larva segar/ awetan (ordo Lepidoptera/Coleoptera) dan madu dalam spon.

- Menyiapkan larva ordo Lepidoptera/Coleoptera yang segar/ awetan kemudian menyusun larva di atas potongan kertas karton atau pellat aluminium dan meletakkan dalam kotak plastik tempat pemeliharaan Sycanus spp.

- Memberikan larva ordo Lepidoptera/Coleoptera segar/ awetan sebanyak 15–20 ekor/hari.

- Mengganti kertas duplikator dan daun Nephrolepis sp. setiap dua hari sekali

- Fase Sycanus spp. yang sudah bisa di lepas dilapangan adalah yang sudah siap terbang dengan kondisi sayap yang sudah lengkap (imago).

- Jumlah Sycanus spp. yang dilepas adalah 5 pasang per Ha.

- Area pelepasan Sycanus spp. diprioritaskan pada blok yang tergolong pasien (sering terjadi serangan hama ulat pemakan daun kelapa sawit).

(40)

PESTISIDA & ALAT PENGENDALIAN

OPT

(41)

HAMA UPDKS

(Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit)

PESTISIDA & ALAT

PENGENDALIAN OPT

(42)

1. PESTISIDA

(43)

Pestisida untuk Pengendalian OPT

Merupakan bahan kimia atau non kimia racun

yang digunakan untuk mengendalikan sekaligus membunuh organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan yang menjadi usaha hidup manusia untuk kesejahteraannya.

Kadul@astra-agro.co.id

(44)

Kadul@astra-agro.co.id

(45)

Kadul@astra-agro.co.id

(46)

Pestisida untuk Pengendalian OPT

a. SISTEMIK: diserap melalui organ-organ tanaman dan ditranslokasikan melalui gerakan cairan tanaman ke bagian-bagian tanaman lainnya;

b. SISTEMIK LOKAL (TRANSLAMINAR): jika pestisida yang dikenakan pada bagian tanaman tertentu

(misalnya daun) dapat diserap namun tidak ditranslokasikan ke bagian-tanaman lainnya

c. KONTAK (NON SISTEMIK): pestisida hanya menempel pada bagian tanaman yang dikenainya (tidak diserap);

d. RACUN PERUT (Lambung) : racun termakan dan merusak organ pencernaan

e. RACUN PERNAFASAN: racun terhirup melalui saluran pernafasan

f. RACUN ANTI KOAGULAN: Racun yang menghambat proses pembekuan darah

3. Penggolongan Pestisida berdasarakan Cara Kerja

Penaburan/Infus/Injeksi (sistemik)

Penyemprotan (kontak)

Kadul@astra-agro.co.id

(47)

Pestisida untuk Pengendalian OPT

Insektisida – Mengendalikan Serangga

Bahan Aktif : Bacillus thuringensis Dosis : 500 cc/Ha

Cara Kerja : Racun Lambung Efektif untuk larva (Instar 1&2) Aplikasi : Semprot dan Fogging Sasaran : Ulat Api, Ulat Kantong Bahan Aktif : Bacillus thuringensis

Dosis : 250 cc/Ha

Cara Kerja : Racun Lambung Efektif untuk larva (Instar 1&2) Aplikasi : Semprot dan Fogging Sasaran : Ulat Api, Ulat Kantong

Kadul@astra-agro.co.id

(48)

Pestisida untuk Pengendalian OPT

Insektisida – Mengendalikan Serangga

Bahan Aktif : klorantraniliprol Dosis : 250 cc/Ha

Cara Kerja : kontak

Aplikasi : sempot/fogging Sasaran : Ulat Kantong Bahan Aktif : Asefat

Dosis : 20 cc larutan/pokok Cara Kerja : Sistemik

Aplikasi : Injeksi batang Sasaran : Ulat Kantong

Kadul@astra-agro.co.id

(49)

Pestisida untuk Pengendalian OPT

Bahan Aktif : Sipermetrin Dosis : 250 cc/Ha

Cara Kerja : kontak Aplikasi : sempot

Sasaran : Kumbang Badak

Bahan Aktif : Lamdasihalotrin Dosis : 250 cc/Ha

Cara Kerja : kontak

Aplikasi : sempot/fogging

Sasaran : Ulat Api, ulat Kantong, Adoretus

Kadul@astra-agro.co.id

(50)

Pestisida untuk Pengendalian OPT

Bahan Aktif : Karbosulfan Dosis : 5 gr/pokok

Cara Kerja : Sistemik Aplikasi : Tabur

Sasaran : Kumbang Badak

Bahan Aktif : Karbosulfan Dosis : 20 cc/pokok

Cara Kerja : Sistemik

Aplikasi : Injeksi/infus/sempot Sasaran : Ulat Kantong, Adoretus

Kadul@astra-agro.co.id

(51)

Pestisida untuk Pengendalian OPT

Dosis : 1 pcs/3 Ha Cara Kerja : Atractan Aplikasi : Trap

Sasaran : Kumbang Badak Bahan Aktif : Coumatetralyl

Dosis : 1 butir/pokok Cara Kerja : Lambung Aplikasi : Tabur

Sasaran : Tikus

Kadul@astra-agro.co.id

(52)

Kadul@astra-agro.co.id

(53)

Kadul@astra-agro.co.id

(54)

Kadul@astra-agro.co.id

(55)

2. ALAT PENGENDALIAN

(56)

Pengasapan/Fogging

Pengenalan Alat Pengendalian OPT

1. Pulsfog K22Bio

2. Agrofog 3. Aerofog

DESKRIPSI ALAT

Digunakan untuk pengendalian biologi (bahan aktif bakteri)

Terdiri dari 2 tangki @5 liter

UNTUK TANAMAN SEDANG 4-7 M

Tangki 1 (depan) berisi : Florbac, Dipel (500,250) cc, Air (4500, 4750) cc, Perekat 5 cc

Tangki 2 (belakang) berisi : Solar 3000 cc, elmugator 100 cc, air 1900 cc UNTUK TANAMAN TINGGI >7 M

Tangki 1 (depan) berisi : Florbac, Dipel (500,250) cc, Air (4500, 4750) cc, Perekat 5 cc

Tangki 2 (belakang) berisi : Solar 3500 cc, elmugator 100 cc, air 1400 cc

DESKRIPSI ALAT

Digunakan untuk pengendalian biologi dan kimia (bahan aktif karbosulfan, lamda sihalotrin)

Terdiri dari 1 tangki kapasitas 5 liter UNTUK MATERIAL BIOLOGI

Tangki berisi : Florbac, Dipel (500,250) cc, Air (1000) cc, Water Base (3500,3750) cc, perekat 5 cc

UNTUK MATERIAL KIMIA

Tangki berisi : Solar 3000 cc, elmugator 100 cc, air (1400,1650) cc, perekat 5 cc

Kadul@astra-agro.co.id

(57)

Pengenalan Alat Pengendalian OPT

4. Mist Blower STHIL SR5600 5. Knapsack

DESKRIPSI ALAT

Kapasitas tangki 12-15 liter, Bahan bakar bensin campur

Kegunaan untuk semprot ulat pada tanaman muda TBM1-TBM3

PRODUKTIFITAS ALAT

- Untuk TBM 1 bisa mencapa 25-30 pokok per alat - Untuk TBM 2 bisa mencapai 15-25 pokok per alat - Untuk TM 3 bisa mencapai 8-15 pokok per alat

6. Power Sprayer

Merk Mist Blower yang beredar di lapangan

- STHIL SR5600 - TASCO MD 150

Merek Knapsack yang beredar :

- SOLO

- MALAYSIA

Merek Power Sprayer yang beredar : - TASCO

- FIRMAN

Kadul@astra-agro.co.id

(58)

Pengenalan Alat Pengendalian OPT

DESKRIPSI ALAT

Digunakan untuk pengendalian INJEKSI BATANG (TRUNK INJECTION)

✓ Bor yang digunakan untuk injeksi batang adalah adalah bor mesin dengan bahan bakar bensin.

✓ Panjang mata bor adalah 25-30 cm dengan diameter 12 mm

✓ Kemiringan mata bor saat aplikasi adalah 45 derajad dengan kedalaman ± 20 cm

INJEKSI BATANG

Kadul@astra-agro.co.id

(59)
(60)

Pengenalan OPT-Karat Daun

(61)

Pengenalan OPT-Karat Daun

Deskripsi Gejala Penyakit

✓ Menyerang daun tua sehingga dianggap tidak merugikan

✓ Gejala berat dijumpai di tanah gambut .

✓ Intensitas penyakit 40% mulai dari daun terbawah.

✓ Proses fotosintesis terganggu sehingga produktifitas buah menurun

✓ Daun terserang tampak tidak berkilat, kotor dan berwarna kemerahan

✓ Karat muda berwarna hijau kelabu

✓ Karat tua berwarna merah bata

(62)

Pengenalan OPT-Karat Daun

Deskripsi Patogen:

1. Karat d isebabkan oleh ganggang hijau Cephaleurosvirescens Kunze

2. Inang alternatif: daun kakao, teh, lada, cengkeh, karet, alpukat 3. Di bawah mikroskop: beledru warna merah, berambut, ujung

rambut terdapat zoospora.

4. Zoospora menyebar dengan bantuan titik hujan

5. Debu yang melekat di daun sebagai makanan ganggang

6. Kasus terberat pada tanaman dekat jalan tanah yang dilalui

kendaraan bermotor

(63)

Pengenalan OPT-Karat Daun

Ganggang

✓ Ganggang muda berbentuk lingkaran ϴ 1 mm.

✓ Ganggang tua bentuknya tidak beraturan, menonjol di atas daun, ϴ 5 mm.

✓ Koloni tua saling meyatu sehingga menutupi permukaan daun.

✓ Ganggang berkembang diantara kutikula dan epidermis sehingga sel-sel tsb dapat mati.

✓ Jika ganggang dilepas tidak terlihat kerusakan pada daun, hanya

warnanya pucat karena cahaya matahari terhambat mencapai

jaringan tersebut.

(64)

Pengenalan OPT-Karat Daun

Bentuk Cephaleuros virescens Kunze pada

pembesaran mikroskop

(65)

Pengenalan OPT-Karat Daun

Metode Pengamatan

✓ Metode pengamatan yang dilakukan sama dengan pengamatan hama tikus dan kumbang badak

✓ Mengamati 25 pokok setiap baris sampel. Mencatat pokok terserang karat daun

✓ Menghitung Intesitas serangan dan luas serangan Faktor Pendorong

✓ Kelembaban tinggi

✓ Adanya inang alternatif di sekitar kebun

✓ Debu dari jalan tanah

✓ Titik-titik embun di permukaan daun Pengendalian

1. Karat di daun tua tidak perlu pengendalian, cukup penunasan teratur rotasi < 9 bulan

2. Serangan berat (> 40% pelepah berkarat), pengendalian fungisida: mankozeb, koper oksiklorida 0,2-0,3% disemprotkan ke atas daun tiap 2 minggu sekali

3. Pengendalikan inang alternatif yang terserang karat di luar kebun

(66)

Referensi

Dokumen terkait