PENDAHULUAN
Diagnosis Permasalahan Kelas
Pada pembelajaran membaca, siswa kelas IV Cerebral Palsy SLB G Daya Ananda Kalasan belum bisa membedakan b dan d. Rendahnya kecerdasan siswa Cerebral Palsy yang berada di bawah rata-rata menyebabkan sulitnya memahami materi pembelajaran yang diajarkan guru. Rendahnya prestasi belajar siswa kelas IV Cerebral Palsy di SLB G Daya Ananda Kalasan khususnya kemampuan membaca permulaan.
Media Pop-Up Book tidak digunakan dalam pembelajaran membaca awal siswa IV. kelas Cerebral Palsy di SLB G Daya Ananda Kalasan.
Fokus Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Harapannya dengan penggunaan media Pop-Up Book dapat meningkatkan kemampuan membaca dini anak Cerebral Palsy Kelas IV di SLB G Daya Ananda Kalasan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca awal anak kelas IV dengan menggunakan media Pop-Up Book. Penggunaan media Pop-Up Book ditujukan untuk membantu anak penderita Cerebral Palsy dalam membaca sejak dini.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca siswa penderita Cerebral Palsy dengan menggunakan media Pop-Up Book.
Manfaat Hasil Penelitian
LANDASAN PUSTAKA
Kajian Teori Mengenai Pengertian Anak Cerebral Palsy
Kajian Teori Mengenai Membaca Permulaan
Kajian Teori Mengenai Media Pembelajaran
Kajian Teori Mengenai Media Buku Pop-Up
Hasil Penelitian yang Relevan
Kerangka Berpikir
Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
Waktu Penelitian
Deskripsi Tempat Penelitian
Terwujudnya peserta didik berkebutuhan khusus yang bertaqwa, berilmu, cakap, mandiri dan mampu bersosialisasi dengan lingkungan sesuai potensi dan/atau kemampuannya. Pembelajaran menonjolkan peserta didik sebagai individu yang dapat berkembang, mampu bersaing dengan dirinya sendiri dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sesuai dengan kemampuannya.
Subjek dan Karakteristiknya
Klien juga mampu mengungkapkan keinginannya kepada orang lain dengan ungkapan dan bahasa yang sesuai. Misalnya (rumah/yang/mawar/suku), namun pada pola suku kata KV-KV seperti (saya, kamu, lima, buku, dan sebagainya), klien mampu membaca sendiri dengan bantuan guru kelas. Meski subjek mampu mengungkapkan perasaan senang, sedih, dan kesal, namun terkadang subjek tidak mampu mengendalikan emosinya saat subjek sedang bosan.
Misalnya ketika subjek merasa bosan di tengah kelas dan subjek ingin keluar jalan-jalan, namun guru tidak mengizinkannya, maka subjek akan merasa bosan dan terus meminta untuk keluar kelas. Keterampilan sosial subjek masih terkesan lemah, dalam kehidupan sehari-hari di sekolah siswa masih belum mampu membuka diri dan bersosialisasi dengan orang baru, misalnya dengan siswa yang melakukan penelitian atau observasi dan guru baru. Subjek akan tampak menghindar dan sering diabaikan ketika diajak bicara dan tampak cemas.
Namun jika subjek berinteraksi dengan teman dekat dan guru kelas, subjek sering terlihat berbicara dan tertawa. Motorik kasar subjek masih memerlukan bantuan, hal ini dikarenakan kondisi subjek mengalami kekakuan empat tungkai atau spastik quadriplegia. Misalnya untuk melakukan mobilitas dengan kursi roda, subjek tetap memerlukan bantuan untuk membantunya mendorong kursi roda tersebut.
Subjek hanya dapat duduk di kursi roda, misalnya pada mata pelajaran olah raga subjek hanya diajak bermain bersama temannya dan bermain lempar bola plastik menggunakan tangan.
Skenario Tindakan
Guru melakukan tes membaca dengan menuliskan nama-nama benda dari kehidupan sehari-hari di papan tulis kemudian anak membacanya. Pada tahap refleksi, guru dan peneliti mendiskusikan hasil observasi tes awal pemahaman membaca pada anak Cerebral Palsy. Tindakan dikatakan berhasil apabila siswa penderita Cerebral Palsy dapat memahami materi dan mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Tahapan Penggunaan Media Buku Pop-Up dalam
Guru membuka media Pop-Up Book dan memperlihatkan kepada siswa gambar dan kata-kata yang ada di dalam buku, kemudian anak meniru guru dengan membuka dan mengamati gambar dan kata-kata yang ada di media Pop-Up Book. Siswa dikenalkan dengan nama-nama benda dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan media Pop-Up Book dengan contoh langsung dari guru. Siswa menuliskan kata demi suku kata dari media Pop-Up Book tanpa bantuan guru.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Observasi dilakukan untuk mengungkap data berdasarkan sikap, perilaku dan partisipasi siswa pada saat tindakan. Teknik tes pada penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan membaca awal siswa penderita Cerebral Palsy yang dilakukan pada setiap pertemuan dengan soal tes tertulis yang sama yaitu sebanyak 5 item. Teknik tes digunakan peneliti untuk mengungkapkan data berdasarkan hasil tes yang dilakukan siswa.
Menurut Arikunto, teknik dokumentasi digunakan peneliti untuk memperoleh data berupa catatan, transkrip, buku, catatan harian atau sebagainya. Panduan observasi ini berupa panduan observasi partisipasi siswa dan Alat pengajaran pembelajaran membaca permulaan melalui Media Buku Pop-Up. Pedoman observasi di atas digunakan untuk mengetahui partisipasi siswa pada saat tindakan yang diberikan guru dalam menyebarkan materi dengan menggunakan media Pop-Up Book.
Sedangkan observasi terhadap guru meliputi langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran membaca awal dengan menggunakan media Pop-Up Book. Berikut ini adalah kisi-kisi pedoman observasi permulaan membaca dengan menggunakan media buku pop-up. Grid untuk panduan observasi awal membaca Belajar menggunakan media pop-up book. Sub Variabel Sub Sub Variabel Indikator Item No.. pembacaan awal dengan menggunakan media Pop Up Book. A.
Skor (2): Guru melakukan aktivitas dengan sedikit kesalahan Skor (1): Guru tidak mampu melakukan aktivitas.. 2) Tes kemampuan membaca awal Kisi-kisi instrumen untuk siswa Cerebral Palsy. Sedangkan tes kedua dilakukan setelah tindakan dilakukan dan bertujuan untuk mengukur kemampuan membaca anak setelah tindakan diberikan.
Kriteria Keberhasilan Tindakan
- Teknik Analisis Data
Proses observasi dilakukan dengan mengamati partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media Pop-Up Book. Berdasarkan tabel 9 hasil post-test siklus I, kemampuan membaca awal dengan menggunakan media Pop-Up Book pada kelas IV SLB G Daya Ananda Kalasan telah mencapai kriteria cukup. Rinciannya pada siklus II adalah 1 kali post test dan 3 kali proses membaca awal pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media Pop-Up Book.
Proses observasi dilakukan dengan mengamati partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media Pop-Up Book. Kegiatan dengan menggunakan media Pop-Up Book menunjukkan adanya peningkatan partisipasi siswa dan kinerja guru. Pembelajaran dengan media Pop-Up Book menyajikan pembelajaran yang berkaitan dengan benda-benda di sekitar siswa.
Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan media pop up book pada Siklus I, keterampilan membaca siswa meningkat. 8 Membimbing siswa dalam menggunakan media Pop-Up Book 9 Membimbing siswa dalam membaca kata-kata yang ada di media. Data Hasil Pre-test dan Post-test Siklus I Peningkatan Keterampilan Membaca Pemula Menggunakan Media Pop Up Book Pada Siswa Kelas IV.
Data dari tindakan posttest siklus I dan tindakan posttest siklus II untuk peningkatan keterampilan membaca awal menggunakan media pop up book pada siswa IV. Data hasil tindakan pre-test, post-test siklus I dan tindakan post-test siklus II Peningkatan kemampuan membaca awal menggunakan media pop-up book pada siswa kelas IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca awal siswa Cerebral Palsy di SLB G Daya Ananda Kalasan melalui penggunaan media Pop-Up Book yang bertemakan “Benda-Benda Dalam Kehidupan Sehari-hari”. Hasil refleksi pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa penggunaan media Pop-Up Book dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Perbaikan yang dilakukan pada siklus II disesuaikan dengan kendala yang ditemui pada siklus I yaitu mengubah gambar pada media menjadi lebih berwarna dan mengubah huruf pada kata menjadi huruf kecil.
Hasil skor pasca siklus II menunjukkan bahwa siswa dengan kriteria baik mampu mencapai skor lebih tinggi dibandingkan skor pasca siklus I yaitu 80 dan mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Aktivitas siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan dengan hasil observasi partisipasi siswa pada setiap pertemuan. Kemampuan membaca memerlukan keterampilan kognitif sebagai salah satu organ dalam mengolah data, seperti mengenal simbol, mengingat simbol, dan memahami makna.
Implementasi untuk meningkatkan kemampuan membaca awal siswa berlangsung atas kerjasama antara peneliti dan guru kelas. Media Pop-Up Book merupakan buku yang mempunyai bentuk yang dapat muncul dan menampilkan visualisasi yang menarik baik berupa gambar maupun cerita (Dzuanda 2011: 1). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penggunaan media Pop-Up Book dapat meningkatkan keterampilan membaca awal siswa Kelas IV Cerebral Palsy di SLB G Daya Ananda Kalasan.
Pada media Pop-Up Book terjadi proses pengenalan kata, pengenalan gambar benda dalam kehidupan sehari-hari dan peningkatan minat belajar siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Pop-Up Book terbukti mampu meningkatkan keterampilan membaca awal khususnya dalam membaca kata pada anak Cerebral Palsy kelas IV SLB G Daya Ananda Kalasan dimana penggunaan Pop-Up media pada saat pembelajaran mampu meningkatkan minat belajar siswa.
Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Pop-Up Book khususnya pada pembelajaran membaca awal dapat meningkatkan hasil belajar. Pada siklus II tindakan yang diberikan fokus pada peningkatan keterampilan membaca permulaan siswa kelas IV khususnya dalam membaca kata pola KV-KVK. Hasil post-test setelah siklus II menunjukkan bahwa kemampuan membaca awal siswa mengalami peningkatan yaitu nilainya meningkat.
Partisipasi siswa setelah mendapatkan tindakan menggunakan media Pop-Up Book untuk mengikuti pembelajaran awal membaca bahasa Indonesia pada siklus I cukup baik, siswa mampu mengikuti pembelajaran membaca menggunakan media Pop-Up Book bersama guru. Pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media Pop-Up Book dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut dari berbagai sudut permasalahan. Bagi para guru, media Pop-Up Book dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat dijadikan sebagai media alternatif yang dapat digunakan untuk latihan membaca.
Sekolah diharapkan mampu menunjang pembelajaran melalui media yang semakin beragam dan kreatif, salah satunya Pop-Up Book sebagai salah satu medianya khususnya dalam menyikapi keterampilan membaca pada siswa penderita Cerebral Palsy. Guru diharapkan dapat meningkatkan penggunaan media Pop-Up Book dengan menambahkan variasi media dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Efektivitas Media Pop Up Book Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Cerita Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 1 Brawijaya Smart School Malang.
Meningkatkan kemampuan membaca awal menggunakan media pop-up book pada anak tunagrahita ringan kategori IV di SLB Dharma Rena Ring Putra 1 Yogyakarta. Pengembangan Media Pop-Up Materi Organisasi Kehidupan Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMA.
SIMPULAN DAN SARAN
Implikasi
Guru di SLB G Daya Ananda Kalasan diharapkan mampu memanfaatkan media sebagai media alternatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Agar pembelajaran bahasa Indonesia dapat terlaksana secara efektif dan mandiri, sekolah harus didukung dengan bahan ajar dan media yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran membaca bahasa Indonesia. Peneliti sendiri harus lebih giat menawarkan pembelajaran kepada siswa dengan berbagai media pembelajaran lain yang secara alamiah sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.
Saran
TIDAK. Hasil Pra Tes Subyek Setelah Hasil Tes Siklus I Skor Informasi Peningkatan Nilai Informasi Nilai Skor an.