Hapusnya perikatan karena
pembayaran
VII. HAPUSNYA PERIKATAN (pasal 1381) a.Karena pembayaran
b.Karena penawaran pembayaran tunia diikuti dengan penyimpanan/penitipan
c.Karena pembaharuan utang
d.Karena perjumaan utang/kompensasi e.Karena percampuuran utang
f.Karena pembebasan utang
g.Karena musnahnya barang yg terutang h.Karena pembatalan dan kebatalan
i.Karena berlakunya syarat batal j.Karena lewat waktu.
a. Hapusnya perikatan karena pembayaran
• Pembayaran bukan semata mata dengan uang
• Punya pengertian yang lebih luas yaitu
“pemenuhan perikatan”
Pembayaran dapat dilakukan oleh : (pasal 1382)
1. Debitur
2. Pihak ketiga yang berkepentingan yaitu pihak yang turut berhutang atau penanggung
(Borg)
3. Pihak ketiga yang tidak berkepentingan, asal pihak ketiga tersebut bertindak:
• Atas nama dan untuk melunasi utang debitur, atau
• Atas namanya sendiri asal tidak menggantikan hak-hak kreditur.
• Suatu perikatan “untuk berbuat sesuatu”tidak dapat dipenuhi oleh pihak ke tiga jika hal
tersebut berlawanan dengan kehendak
kreditur yg mempunyai kepentingan supaya perbuatannya dilakukan sendiri oleh debitur Contoh : seseorang datang ke Salon Ivan
menghendaki agar yang makeup adalah Ivan Gunawan sendiri yang melakukannya.
Pasal 1384 KUH Perdata
(1). Pada perjanjian penyerahan hak milik,
pembayaran untuk “melunasi suatu utang”
(penyerahan ) berlaku sah maka :
1. orang yang melakukannya harus pemilik mutlak barang yang dibayarkan
2. berkuasa untuk memindahkan barang tersebut
(2) Akan tetapi untuk barang yang habis krn
pemakaian tdk dpt diminta kembali meskipun dilakukan oleh orang yang bukan
pemilik/orang yg tak berhak memindahkan barang tersebut, apabila kreditur dengan itikat baik telah menghabiskan barang
tersebut.
Kepada siapa (pasal 1385)
1. Kreditur
2. Orang yang dikuasakan oleh kreditur
3. Orang yang dikuasakan oleh hakim untuk menerima pembayaran
4. Orang yang dikuasakan oleh Undang-undang untuk menerima pembayaran
5. Orang yang tidak mempunyai kuasa
menerima bagi K, sejauh disetujui oleh K/nyata-nyata bermanfaat bagi K
Bagaimana jika K nya tidak cakap ?
1. Pembayan yang dilakukan kepada K yang tidak cakap tidak sah dan dapat dibatalkan 2. Dapat menjadi sah apabila D dapat
membuktikan bahwa K sungguh-sungguh dapat manfaat dari pembayaran itu
Pembayaran sah, meskipun tidak dilakukan kepada K/ kuasanya, dalam hal :
1. Jika K menyetujuinya 2. K mendapat manfaat
3. D membayar dengan itikat baik
Ketentuan obyek pembayaran
• Yang harus dibayarkan adalah apa yang terutang
• K boleh menolak jika dibayar dg prestasi lain meskipun nilainya sama/melebihi
• Pembayaran yang sebagian-sebagian dapat ditolak
• Barang hrs kembali dlm keadaan seperti semula, jika kekurangan asal kekurangan tsb tidak
disebabkan krn kesalahan/kelalaian D, kelalaian orang2 yg menjadi tanggungannya, atau setelah ia terlambat menyerahkan barang tsb
• Jika barang yg terutang hanya ditentukan
jenisnya, D tidak wajib memberikan barang yg jenis terbaik tapi tidak yg terburuk
Tempat pembayaran
1. Tempat yang ditetapkan dalam perjanjian 2. Jika tidak diperjanjikan di tempat barang
tersebut berada
3. Jika kedua tersebut di atas tidak terdapat maka di tempat tinggal kreditur, selama k berdiam diri terus menerus.
4. Atau dalam hal-hal lain ditempat Debitur
Untuk pembayaran secara berkala
• Dengan adanya 3 surat pembayaran 3
angsuran berturut2, timbul suatu persangkaan bahwa angsuran-angsuran yang lebih dahulu telah di bayar lunas, jika jika dibuktikan
sebaliknya
Ketentuan lain
• Biaya dikeluarkan untuk menyelenggarakan pembayaran ditanggung D
• Tanpa ijin K, D tidak boleh melakukan pelunasan utang pokok lebih dahulu dg
menunda pembayaran bunganya. Dan pada pembayaran pokok berserta bunga tapi
uangnya tidak cukup u/ melunasi seluruh utang, maka digunakan terlebih dahulu u/
melunasi bunganya
Jika D punya utang lebih dari satu pada K
1. Pada waktu melakukan pembayaran D berhak menentukan utang mana yg akan dilakukan pembayaran terlebih dulu
2. Bagi D yang memiliki berbagai utang pada K, maka Jika K telah memberikan bukti pembayaran dan di dalamnya dinyatakan adalah khusus untuk melunasi salah satu utang tertentu, maka D tidak dapat
menuntut supaya pembayaran itu dianggap sebagai pelunasan utang yang lain, kecuali jika pihak K telah dilakukan penipuan/D dengan sengaja tidak
diberitahu ttg adanya pernyataan
3. Jika tidak dinyatakan utang mana yg akan dibayar terlebih dahulu, maka pembayaran hrs dianggap :
Jika tidak dinyatakan utang mana yg akan
dibayar terlebih dahulu, maka pembayaran hrs dianggap :
• Hrs dianggap sebagai pelunasan utang yg pd
waktu itu paling perlu dilunasi diantara utang yg sama2 ditagih, meskipun utang itu kurang
penting diantara untang2 lain
• Jika utang itu sama sifatnya maka pelunasan hrs dianggap untuk utang yg paling lama
• Jika utang itu sama segalanya maka pelunasan
hrs dianggap berlaku untuk masing-masing utang menurut imbangan jumlah masin-masing.
• Jika tidak ada satupun yg dapat ditagih maka penentuan pelunasan harus dilakukan seperti dalam hal utang2 yg sudah dapat ditagih
subrograsi
Subrograsi atau perpindahan hak K kepada pihak ketiga yg membayar kepada K dapat terjadi krn persetujuan atau krn Undang-undang
Pemindahan terjadi krn Perjanjian
1. bila kreditur, dengan menerima pembayanan dari pihak ketiga, menetapkan bahwa orang ini akan menggantikannya dalam
menggunakan hak-haknya, gugatan-gugatannya, hak-hak istimewa dan hipotek-hipoteknya terhadap debitur; Subrogasi ini harus
dinyatakan dengan tegas dan dilakukan bersamaan dengan waktu pembayaran.
2. bila debitur meminjam sejumlah uang untuk melunasi utangnya, dan menetapkan bahwa orang yang meminjamkan uang itu akan mengambil alih hak-hak kreditur, agar subrogasi ini sah, baik
perjanjian pinjam uang maupun tanda pelunasan, harus dibuat dengan akta otentik, dan dalam surat perjanjian pinjam uang harus diterangkan bahwa uang itu dipinjam guna melunasi utang tersebut; sedangkan dalam surat tanda pelunasan harus
diterangkan bahwa pembayaran dilakukan dengan uang yang dipinjamkan oleh kreditur baru. Subrogasi ini dilaksanakan tanpa bantuan kreditur.
Subrogasi terjadi karena UU :
1. untuk seorang kreditur yang melunasi utang seorang
debitur kepada seorang kreditur lain, yang berdasarkan hak istimewa atau hipoteknya mempunyai suatu hak yang lebih tinggi danpada kreditur tersebut pertama;
2. untuk seorang pembeli suatu barang tak bergerak, yang memakai uang harga barang tersebut untuk melunasi para kreditur, kepada siapa barang itu diperikatkan dalam
hipotek;
3. untuk seorang yang terikat untuk melunasi suatu utang bersama-sama dengan orang lain, atau untuk orang lain dan berkepentingan untuk membayar utang itu;
4. untuk seorang ahli waris yang telah membayar utang-utang warisan dengan uangnya sendiri, sedang ia menerima
warisan itu dengan hak istimewa untuk mengadakan pencatatan tentang keadaan harta peninggalan itu.
Pasal 1403 KUHPerdata
Subrogasi yang ditetapkan dalam pasal-pasal yang lalu terjadi, baik terhadap orang-orang penanggung utang maupun terhadap para debitur, subrogasi
tersebut tidak dapat mengurangi hak-hak kreditur jika ia hanya menerima pembayaran sebagian;
dalam hal in ia dapat melaksanakan hak-haknya
mengenai apa yang masih harus dibayar kepadanya, lebih dahulu daripada orang yang memberinya
suatu pembayaran sebagian.