TUGAS AKHIR
Implementasi Akad Murabahah Dalam Peningkatan KPR FLPP Di BRI Syariah KCP Metro
Oleh:
HARRIS ALIF WANTORO NPM.13109868
Program studi: D III Perbankan Syariah Jurusan : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1439 H/2018 M
Implementasi Akad Murabahah Dalam Peningkatan KPR FLPP Di BRI Syariah KCP Metro
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.)
Oleh:
HARRIS ALIF WANTORO NPM. 13109868
Pembimbing I: H. Azmi Siradjuddin, Lc, M. Hum Pembimbing II: Zumaroh, M.E.Sy
Program Diploma III (Tiga) Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1439 H/2018 M
ABSTRAK
Implementasi Akad Murabahah Dalam Peningkatan KPR FLPP Di BRI Syariah KCP Metro
Oleh:
HARRIS ALIF WANTORO NPM. 13109868
Memiliki rumah sendiri adalah idaman semua orang, bahkan menjadi kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Dari hal tersebut, bank syariah menyediakan bentuk pembiayaan berupa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan bebas dari bunga. Dalam memberikan pembiayaan BRI syariah KCP Metro menggunakan akad murabahah yang terdapat pada produk KPR FLPP.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer dan sekunder didapat dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, studi lapangan, dan dari literatur yang ada.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam Implementasi akad murbahah dalam Peningkatan KPR FLPP di BRI Syariah Kcp Metro sudah menerapkan prinsip” yang sudah ditetapkan dan pemberian pembiayaannya, bank berhak menerima atau menolak pembiayaan yang diajukan calon nasabah. Layak atau tidak layaknya calon nasabah untuk mendapatkan pembiayaan tersebut tergantung pada penilaian bank.
MOTTO
اوَو خُ وَ مْ وَاامْ خُاووَ وَ امْ خُ تِا وَو وَ وَ او خُو خُ وَا وَ
“dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”
(QS. Al-Anfaal:27)
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada orang-orang yang telah memberi warna dalam kehidupanku:
1. Orang tuaku tercinta Ibu dan Bapak yang senantiasa mendukung dalam setiap langkahku. Do’a dan dukunganmu senantiasa terus kuharapkan agar langkahku esok terus maju.
2. Adikku tersayang yang selalu memberikan semangat.
3. Sahabat-sahabatku Mega Setiawati, Bayu Nugroho agustian, ahmad abdul malik, dan yudi kurniawan. yang selalu menguatkan juga memberikan dukungan dan semangat untukku.
4. Keluarga besar UKM IMPOR IAIN Metro yang sangat saya cintai dan saya rindukan.
5. Teman-teman D3 Perbankan syariah angakatan 2013 yang saya banggakan 6. Almamater IAIN Metro.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‟a‟lamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PENINGKATAN KPR FLPP Di BRI SYARIAH KCP METRO”.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yang penuh dengan ilmu seperti sekarang ini.
Tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Metro guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.). Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag selaku Rektor IAIN Metro.
2. Ibu Dr. Widhya Ninsiana, M.Hum selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Ibu Zumaroh, M.E.Sy selaku Ketua Program Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syariah sekaligus pembimbing.
4. Bapak H. Azmi Siradjuddin, Lc, M. Hum selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan yang sangat berharga kepada peneliti.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan IAIN Metro yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan sarana prasarana selama peneliti menempuh pendidikan.
6. Bapak selaku kepala cabang dan karyawan BRI Syariah KCP Metro yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian serta meluangkan waktunya kepada peneliti untuk memberikan bimbingan maupun pengarahannya untuk meneliti.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.. ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
ORISINALITAS PENELITIAN ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Metode Penelitian... 6
1. Jenis Penelitian ... 6
2. Sifat Penelitian ... 6
3. Sumber Data ... 7
4. Teknik Pengumpulan Data ... 8
5. Teknik Analisis Data ... 9
E. Sistematika Pembahasan ... 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Murabahah... 12
1. Pengertian Murabahah ... 12
2. Dasar Hukum Murabahah ... 13
3. Syarat dan Rukun Murabahah ... 14
4. Prinsip-Prinsip Murabahah... 17
B. Kredit Perumahan Rakyat (KPR) ... 18
1. Pengertian KPR ... 18
2. Fungsi dan Tujuan KPR ... 18
3. Perbedaan antara KPR Konvensional dan Syariah ... 19
BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum BRI SYARIAH KCP METRO ... 21
1. Sejarah BRI SYARIAH KCP METRO ... 21
2. Visi Dan Misi BRI SYARIAH KCP METRO ... 23
3. Sturktur Organisasi Pada BRI SYARIAH KCP METRO ... 24
4. Produk-Produk BRI SYARIAH KCP METRO ... 26
B. Implementasi Akad Murabahah Dalam Peningkatan KPR FLPP Di BRI Syariah KCP Metro ... 30
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 39
B. Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR
Gambar: 3.1 Struktur Organisasi BRI Syariah KCP Metro
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Bimbingan Tugas Akhir
Lampiran 2 Surat Persetujuan Perubahan Redaksi Judul/Lokasi Penelitian Lampiran 3 Surat Tugas
Lampiran 4 Surat Izin Research
Lampiran 5 Surat Balasan Izin Research Lampiran 6 Alat Pengumpul Data (APD) Lampiran 7 Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran 8 Kartu Konsultasi Bimbingan Tugas Akhir Lampiran 9 Brosur BRI Syariah KCP Metro
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah
Perkembangan ekonomi yang terjadi saat ini telah menyebabkan kesulitan pada industri perbankan di Indonesia. Dalam kegiatan ekonomi Islam juga memberikan aturan-aturan yang jelas, yang mendorong umatnya menuju kesejahteraan dunia akhirat. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan non bank dari tahun ketahun semakin menjadi perhatian masyarakat.
Suatu pembangunan memerlukan modal, sarana, tenaga terampil yang berkualitas, wawasan yang luas dan masih banyak lagi. Dalam situasi yang semacam ini, bangsa kita juga dihadapkan kepada suatu persoalan yang cukup rawan, yaitu menghadapi kepadatan penduduk yang terus melaju dari tahun ketahun. Kalau penduduk sudah banyak, maka timbul lagi pemikiran baru, yaitu bagaimana cara mendidiknya dan bagaimana pula menyediakan lapangan kerjanya, belum lagi bicara tentang perumahan, pangan, kesehatan, keamanan, dan masih banyak lagi keperluan hidup dari suatu bangsa. Lebih-lebih lagi pada zaman sekarang ini, keperluan hidup bertambah banyak, sejalan dengan perkembangan teknologi yang berkembang pesat. Selain itu, banyak tempat tinggal yang dimiliki masyarakat tidak layak dikarenakan harga tanah dan rumah
“mahal”. Dengan demikian, terjadi antara keperluan dan persediaan yang
ada tidak berkembang, terutama keperluan pokok, atau mungkin saja persedaian ada dan memadai, tetapi tidak terjangkau oleh masyarakat.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan:
Artinya: “dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah- kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat- alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).”1
Dalam hal ini bank memegang peranan penting dalam memperlancar proses pembangunan dan diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan perumahan, selain itu bank juga melayani kebutuhan pembiayaan dan memperlancar mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian.
BRI Syariah menawarkan produk berupa Kepemilikan Pembiayaan Rumah (KPR) FLPP yang diberikan pihak bank kepada nasabah yang ingin segera memiliki rumah tetapi belum cukup dana untuk memiliki rumah. Dana Kepemilikan Pembiayaan Rumah (KPR) diberikan dengan ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dengan
1 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (CV. Asy Syifa’: Semarang),
QS. An-Nahl (16). h.51
memberikan kemudahan-kemudahan kepada masyarakat dengan cara tidak saling merugikan kedua belah pihak.
KPR FLPP BRI Syariah mengunakan akad murabahah.
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.2
BRI syariah membuka cabang pembantu yang terletak di JL.
Jendral P. Sudirman No. 28 Metro yang sekarang berpindah lokasi di JL.
A.H Nasution No. 1 Metro. BRI syariah kantor cabang pembantu Metro merupakan salah satu bank yang memiliki produk pembiayaan KPR FLPP.
Produk ini ada di BRI Syariah KCP Metro sejak tahun 2016 dan mengacu pada kebijakan peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 18/16/PBI/2016 tentang rasio loan to value untuk kredit properti, rasio financing to value untuk pembiayaan properti, dan uang muka untuk Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor.3 Perkembangan pembiayaan KPR FLPP di BRI Syariah KCP Metro dari 5 tahun terakhir dapat dikatakan mengalami kenaikan, terlihat dari tahun 2012 sampai tahun 2016. Data dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :4
2Wawancara dengan bapak. Tahta Radiksya putra selaku Account Officer BRI Syariah KCP Metro pada tanggal 8 Februari 2018
3 Ibid
4 Ibid
Tahun Jumlah Nasabah
2012 46
2013 54
2014 56
2015 66
2016 72
Jumlah 294
Pembiayaan atau Kredit berdasarkan prinsip syariah yang diberikan oleh bank mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaanya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang sehat. Untuk mengurangi resiko tersebut, jaminan pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan nasabah/debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh bank.
Sebagaimana telah diketahui bahwa BRI Syariah KCP Metro adalah salah satu lembaga keuangan syariah yang mana selain melayani unit simpanan, juga memberikan fasilitas pelayanan pada unit pembiayaan.
Salah satunya adalah produk pembiayaan Kepemilikan Pembiayaan Rumah (KPR) FLPP dengan menggunakan akad murabahah. Murabahah merupakan produk finansial yang berbasis ba‟i atau jual beli. Murabahah
merupakan produk pembiayaan paling banyak digunakan oleh perbankan didalam kegiatan usaha.5
Tidak tergambar dari pengertian tersebut bahwa murabahah adalah suatu produk pembiayaan yang diberikan oleh suatu lembaga keuangan dan terlibatnya dua perjanjian yang satu sama lain terpisah dan berlangsung dengan adanya tiga pihak yang terlibat.6
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang diangkat peneliti “Bagaimana Implementasi akad murabahah dalam peningkatan KPR FLPP Di BRI Syariah KCP Metro?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Implementasi akad murabahah dalam peningkatan KPR FLPP Di BRI Syariah KCP Metro.
2. Manfaat penelitian
a. Secara Teoritis, Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menerapkan dan mengembangkan Ilmu pengetahuan dibidang ekonomi khususnya tentang KPR FLPP di BRI syariah b. Secara Praktis, Penelitian ini Diharapkan dapat dijadikan sebagai
tolak ukur peningkatan KPR FLPP di BRI Syariah KCP Metro.
5 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah, (jakarta : prenadamedia Group. 2014), h.
190
6 Ibid, h. 193
D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research).
Penelitian lapangan ini adalah penelitian yang bertujuan mempelajari secara intensif latar belakang dan keadaan sekarang dan interaksi lingkungan yang terjadi pada suatu keadaan sosial. Penelitian lapangan ini pada hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara spesifik dan realis tentang kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam masyarakat.7
Sehubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu Implementasi akad murabahah dalam peningkatan KPR FLPP, peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dengan melakukan penelitian langsung Di BRI Syariah KCP Metro.
2. Sifat Penelitian
Sifat dari penelitian ini yaitu deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala tertentu.8
Adapun penulisannya adalah deskriptif kualitatif yaitu sebuah penelitian yang mengungkapkan suatu fenomena melalui deskrisi
7 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara,2010), h.28
8 Abdurahman Fathoni, Metode Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011) h.96
bahasa secara holistik. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.9
Jadi, penelitian deskriptif kualitatif yang merupakan penelitian yang penjabarannya tertuang dalam bentuk kalimat. Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh keterangan-keterangan mengenai Implementasi akad murabahah dalam peningkatan KPR FLPP Di BRI Syariah KCP Metro.
3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti.10 Berarti data yang langsung diperoleh peneliti pada saat melakukan penelitian. Oleh sebab itu, yang menjadi sumber data primer pada penelitian ini adalah bapak Hadi Susilo (PINCAPEM) dan bapak Tahta Radiksya Putra (Account Officer) BRI Syariah KCP Metro
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberi data kepada peneliti.11 Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa sumber data yang sudah jadi, yang terdiri dari buku-buku, brosur, website, dan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Untuk buku yang digunakan
9 Sugiono Suryabrata, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2008), h.76
10 Beni Ahmad Saebani, Manajemen Penelitian, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), h.
82
11 Ibid, h. 82
adalah buku karya sutan remy sjahdeini “Perbankan Syariah(produk-produk dan aspek-aspek hukumnya)”, kasmir
“Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya” , andri soemitra
“Bankdan Lembaga Keuangan Syariah” dan dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang terkait dengan Implementasi akad murabahah dalam peningkatan KPR FLPP.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Wawancara Individual
Wawancara individual adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.12 Teknik pengumpulan data dengan wawancara (interview) ini diharapkan agar peneliti dapat memperoleh data tentang Implementasi akad murabahah dalam peningkatan KPR FLPP di BRI Syariah KCP Metro. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti kepada staff atau karyawan Account officer (AO) dan 2 orang nasabah.
12 Lexy J. Meoleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.186
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya.13
Teknik pengumpuan data dokumentasi dalam penelitian ini adalah pengunaan dokumen BRI Syariah KCP Metro. Dokumen yang digunakan adalah profil BRI Syariah KCP Metro dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan peningkatan KPR FLPP.
5. Teknik Analisis Data
Data mentah yang dikumpulkan oleh ara petugas lapngan akan ada gunanya setelah dianalisis. Analisis dalam penelitian merupakan bagian dalam proses penelitian yang sangat penting, karena dengan analisa inilah data yang akan nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir penelitian.14
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif, karena data yang diperoleh merupakan keterangan- keterangan dalam bentuk wawancara dengan narasumber yang merupakan sumber data primer (orang yang memberi informasi, sumber informasi, sumber data) mempunyai peran penting karena
13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 231
14 Joko Subagyo. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik.(Jakarta; Rineka Cipta,2015) h.39
narasumber menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN F. Latar Belakang Masalah G. Rumusan Masalah
H. Tujuan Dan Manfaat Penelitian I. Metode Penelitian
6. Jenis Penelitian 7. Sifat Penelitian 8. Sumber Data
9. Teknik Pengumpulan Data 10. Teknik Analisis Data J. Sistematika Pembahasan BAB II LANDASAN TEORI
A. Murabahah
5. Pengertian Murabahah 6. Dasar Hukum Murabahah 7. Syarat dan Rukun Murabahah 8. Prinsip-Prinsip Murabahah B. Kredit Perumahan Rakyat (KPR)
4. Pengertian KPR
5. Fungsi dan Tujuan KPR
6. Perbedaan antara KPR Konvensional dan Syariah BAB III PEMBAHASAN
C. Gambaran Umum BRI SYARIAH KCP METRO 5. Sejarah BRI SYARIAH KCP METRO
6. Visi Dan Misi BRI SYARIAH KCP METRO
7. Sturktur Organisasi Pada BRI SYARIAH KCP METRO 8. Produk-Produk BRI SYARIAH KCP METRO
D. Implementasi Akad Murabahah Dalam Peningkatan KPR FLPP Di BRI Syariah KCP Metro
BAB IV PENUTUP C. Kesimpulan D. Saran
BAB II
LANDASAN TEORI A. Murabahah
1. Pengertian Murabahah
Menurut istilah fiqh, murabahah adalah bentuk jual-beli barang dengan tambahan harga atas harga pembelian yang pertama secara jujur. Penjual harus memberi tahukan harga pokok yang dibeli dengan menentukan suatutingkat keuntungan sebagai tambahan.15
Kata al-Murabahah diambil dari bahasa Arab dari kata ar-ribhu yang berarti kelebihan dan tambahan (keuntungan). Sedangkan dalam definisi para ulama terdahulu adalah jual beli dengan modal ditambah keuntungan yang diketahui. Hakekatnya adalah menjual barang dengan harga (modal) nya yang diketahui kedua belah transaktor (penjual dan pembeli) dengan keuntungan yang diketahui keduanya16. Sehingga penjual menyatakan modalnya adalah seratus ribu rupiah dan saya jual kepada kamu dengan keuntungan sepuluh ribu rupiah.
Pada Pasal 19 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 menjelaskan bahwa : “yang di maksud dengan akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan
15Muhammad Rifa’I, Konsep Perbankan Syariah, (Semarang: CV Wicaksana, 2002), hlm. 61
16Nasrun Haroen,Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), cet I, hlm.115
harga bellinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang telah disepakati.”17
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Pembayaran atas akad jual beli dapat dilakukan secara tunai meupun tangguh. Hal yang membedakan murabahah dengan jual beli lainnya adalah penjual harus memberitahukan kepada pembeli harga barang pokok yang dijualnya serta jumlah keuntungan yang diperoleh.
Penjualan dapat dilakukan secara tunai atau tangguh, jika secara tangguh harus dipisahkan antara keuntungan dan harga perolehan keuntungan tidak boleh berubah sepanjang akad kalau terjadi kesulitan bayar dapat dilakukan restrukturisasi dan kalau kesulitan bayar karena lalai dapat dikenakan denda. Denda tersebut akan dianggap sebagai dana kebajikan. Uang muka juga dapat diterima, tetapi harus dianggap pengurangan piutang.18
2. Dasar Hukum Murabahah a. QS. Al-Nisa’ (4): 29
17 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 136
18 Ascarya, Akad Produk Bank Syariah, (Jakarta: Grafindo, 2011), h. 82
“Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka rela di antaramu dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu”
b. HR. Ibnu Majah dari Shuhaib
“Nabi bersabda, „Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.”
c. (Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 4/DSN-MUI/IVI/2000).
3. Syarat dan Rukun Murabahah a. Rukun Murabahah
Ide tentang jual beli murabahah KPR tampaknya berakar pada alasan mencari pembiayaan. Dalam operasi perbankan syariah, motif pemenuhan penggandaan aset atau modal kerja merupakan alasan utama yang mendorong orang datang ke bank. Pada gilirannya, pembiayaan yang diberikan akan membantu memperlancar arus kas (cash flow) yang bersangkutan. Cara menjual secara kredit sebenarnya bukan bagian dari syarat sistem murabahah atau murabahah KPR.
Meskipun demikian, transaksi secara angsuran ini mendominasi praktik pelaksanaan kedua jenis murabahah tersebut. Hal ini karena memang seseorang tidak akan datang ke bank kecuali untuk mendapatkan kredit dan membayar secara angsuran. Dalam praktek perbankan syariah, murabahah disamakan dengan praktek jual-beli.
Sehingga rukun dan syaratnya sama dengan jual-beli. Menurut jumhur rukun jual-beli antara lain:
a. Ada orang yang berakad. Dalam hal ini adanya penjual (ba’i) dan pembeli (musytari) dengan syarat antara lain:
1) Baligsh dan berakal.
2) Orang yang berakad adalah orang yang berbeda. Artinya seseorangtidak boleh bertindak dalam waktu yang bersamaan sebagai penjualsekaligus pembeli.
b. Ada lafal ijab dan qabul dengan syarat:
1) Qabul sesuai dengan ijab. Misal penjual menyatakan:”Saya jualbarang ini seharga Rp 5.000,-. Kemudian pembeli menjawab:”Sayabeli barang ini seharga Rp 5.000,-.
2) Ijab dan qabul dilakukan dalam satu tempat. Artinya kedua belahpihak dalam melakukan transaksi jual-beli berada dalam satu tempatdan membicarakan hal yang sama.
c. Ada barang yang diperjual belikan, dengan syarat:
1) Barang yang diperjual-belikan milik penjual.
2) Dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itubangkai, khamar dan darah tidak sah menjadi objek jual-beli.
3) Barang yang diperjual-belikan ada pada saat akad atau tidak adatetapi penjual menyatakan kesanggupannya untuk mengadakanbarang tersebut.
4) Ada nilai tukar pengganti barang (harga barang)
Pada dasarnya Murabahah merupakan konsep jual beli yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pembiayaan.
Namun demikian, konsep jual beli ini kemudian digunakan oleh perbankan syariah atau lembaga keuangan syariah lainnya. Dalam pembiayaan ini, pihak bank atau lembaga keuangan syariah sebagai pemilik dana dan memberikan barang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh nasabah yang membutuhkan pembiayaan, kemudian menjualnya kenasabah tersbut dengan penambahan keuntungan tetap, kemudian nasabah akan mengembalikannya dengan cara angsuran ataupun tunai.19
b. Syarat-syarat Murabahah
1) Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah.
2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
3) Kontrak harus bebas dari riba.
4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian.
5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secar utang.20 Didalam transaksi murabahah syarat dan rukun harus dipenuhi sesuai dengan syari’at islam. Sebagaimana rasulullah SWT telah
19 Wiroso, Produk Perbankan Syariah, (Jakarta: LPFEI Usakti, 2009), h.166
20 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Praktik, (Jakarta: Guna Insani, 2001), h.102
mengajarkan kepada sesamanya bahwa ketika beliau berdagang, beliau selalu bersifat jujur dan transparan.
4. Prinsip-Prinsip Murabahah
Murabahah dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
murabahah tanpa pesanan, maksudnya ada yang pesan atau tidak, ada yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang dagangannya.
Penyediaan brang pada murabahah ini tidak terpengaruh atau terkait langsung dengan ada tidaknya pesanan atau pembeli.21
Sedangkan murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya bank syariah baru akan melakukan transaksi murabahah apabila ada nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru diajukan jika ada pesanan.22 Pada murabahah ini, pengadaan barang sangat terkait langsung dengan pesanan atau pembeli barang tersebut.
Janji pemesan didalam murabahah berdasarkan pesanan, bisa bersifat mengikat dan bisa tidak mengikat.23 Mengikuti maksudnya apabila telah pesan harus dibeli, sedangkan tidak mengikat, walaupun nasabah telah memsan barang, tetapi nasabah tidak terikat, nasabah dapat menerima atau membatalkan barang tersebut.
Sedangkan jika dilihat cara pembayarannya, maka murabahah dapat dilakukan dengan cara tunai atau dengan pembayaran tangguh.
Yang banyak dijalankan oleh bank syariah saat ini adalah muabahah
21 Bagya Agung Prabowo, Aspek Hukum Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2012) h. 34-35
22 Wiroso, Jual Beli Murabahah,( Yogyakarta: UII Press, 2005) h. 37
23 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari‟ah : Dari Teori Ke Paraktik (Jakarta: Gema Insani, 2010). h. 103
berdasarkan pesanan dengn sifatnya mengikat dan cara pembayaran tangguh.24
B. Kredit Perumahan Rakyat (KPR)
1. Pengertian Kredit Perumahan Rakyat (KPR)
Kredit Perumahan Rakyat (KPR) merupakan pendanaan yang dilaksanakan dan dibuka oleh bank. Dana yang dikeluarkan oleh bank untuk membiayai orang yang hendak mengambil rumah dengan cara mencicil, jadi masyarakat tidak lagi dipusingkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan. Jadi Kredit Perumahan Rakyat (KPR) yaitu fasilitas yang diberikan pihak bank agar seseorang bisa memiliki rumah ataupun kebutuhan konsutif lainya dengan jaminan beberapa rumah.25
KPR bersubsidi FLPP adalah program subsidi pemerintah untuk menyediakan pembiayaan pemilikan rumah tinggal dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan bagi seluruh masyrakat Indonesia dengan suku bunga rendah dan cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit dan juga merupakan dukungan pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk mendapatkan KPR SH (Kredit Pemilikan Rumah Sederhana Sehat) yang diterbitkan oleh Bank Pelaksana yang sudah bekerjasama dengan Kemenpera dalam rangka memfasilitasi pemilikan atau pemberian
24 Adiwarman karim, bank islam : analisis fiqh dan keuangan, ed, empat cet, tujuh (jakarta: PT raja grafindo persada, 2010)
25 Ady Imam Taufik, Agar KPR langsung disetujui oleh bank: bagaimana caranya?(Jakarta: media pressindo,2011), h. 27.
rumah sederhana (RS Sehat/RSH) yang dibangun oleh pengembang kepada masyarakat berpenghasilan Rendah.26
Kelompok sasarannya adalah keluarga atau rumah tangga termasuk perorangan baik yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap, belum pernah memiliki rumah, belum pernah menerima subsidi perumahan dan termasuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang berpenghasilan perbulan sampai sebesar Rp. 4.000.000,- termasuk diantaranya adalah peningkatan pelayanan prasarana dan sarana pemukiman melalui peningkatan kapasitas kelembagaan dalam penyelenggaraannya, penyediaan perumahan yang layak huni, disamping mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia juga mempunyai peranan penting sebagai lokomotif perekonomian nasional.27
2. Fungsi dan Tujuan Kredit Perumahan Rakyat (KPR)
Hadirnya Kredit Perumahan Rakyat (KPR) akan membantu masyarakat yang ingin mempunyai memiliki rumah tetapi dana atau modalnya kurang, maka dengan hadirnya Kredit Perumahan Rakyat (KPR) ini masyarakat akan mendapatkan keringanan pembayaran untuk rumah tangga dengan cara mencicil. Masyarakat akan diberikan pinjaman dana untuk pembayaran rumah ataupun biaya untuk membangun rumah. Kemudian, untuk dapat mengembalikan pinjaman tersebut dilakukan dengan cara mencicilnya.
26 Diakses dari www.propertimedia.com. Jenis KPR berbasis FLPP Bbersubsidi, 15 Juni 2018
27 Ibid.
3. Perbedaan antara Kredit Perumahan Rakyat (KPR) Konvensional dan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) Syariah
Penyaluran Kredit Perumahan Rakyat (KPR) kepada masyarakat dapat dilakukan oleh bank konvensional ataupun bank syariah. Dimana lembaga perbankan ini sama-sama memiliki produk pembiayaan untuk Kredit Perumahan Rakyat (KPR). Di bank konvensional keuntungan yang diperileh atas transaksi yang dilakukan pada umumnya mengandung unsur riba, sehingga produk yang ada seperti Kredit Perumahan Rakyat (KPR) juga tidak terlepas dari adanya unsur riba yang tentu ssaja tidak sesuai dengan prinsip syariah. Indonesia, sebagai negara mayoritas penduduknyaberagama islam, telah lama mendambagakan kehadiran sistem lembaga keuangan yang bebas dari riba.
Antara bank konvensional dan bank syariah tentunya akan ada beberapa perbedaan, mulai dari bunga maupun fitur atau layanan yang ada pada keduanya.28
a. Kredit Perumahan Rakyat (KPR) di bank konvensional:
1) Cicilan berdasarkan bunga
2) Pada saat memulai cicilan disesuaikan dengan bunga kredit sampai akhir masa kredit.
28 Ibid, h. 28.
b. Kredit Perumahan Rakyat (KPR) di bank syariah a. Cicilan berdasarkan syariah
b. Tidak adanya penyesuaian dengan bunga kredit sampai akhir masa kredit.
BAB III PEMBAHASAN A. Sejarah Singkat BRI Syariah KCP Metro
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada tanggal 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada tangggal 16 Oktober 2008 melalui suratnya Nomor.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.
Empat tahun lebih PT. Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.
Kehadiran PT. Bank BRI Syariah di tengah-tengah industri perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRI Syariah yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada tanggal 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRI Syariah yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009.
Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah.
Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank Syariah ketiga terbesar berdasarkan aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah.29
Setelah melalui berbagai fase pertumbuhan dan pengembangan sejak tahun 2008, kini BRI Syariah makin siap berkompetisi dengan memperluas jaringan, menyiapkan SDM tangguh serta didukung sistem teknologi
29Bank BRI Syariah , “SEJARAH”, dalam http://brisyariah.co.id/?q=sejarah diakses pada tanggal 25 Oktober 2016.
informasi yang handal sehingga mampu memberikan kemudahan akses, menguasai pasar dan menjadi pemenang.30
Dalam rangka memperluas jaringan, maka didirikanlah kantor cabang dan kantor cabang pembantu di daerah-daerah di seluruh Indonesia.
Salah satunya adalah BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) yang beralamat di Jalan AH.Nasution No.1 Metro Lampung. BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Metro sendiri berdiri sejak 15 Oktober 2010 sampai sekarang.31
B. Visi dan Misi BRI Syariah KCP Metro 1. Visi
Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.32
2. Misi
a. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan finansial nasabah.
b. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
c. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan dimana pun.
30. Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI Syariah.
31 Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI
Syariah.
32 Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI
Syariah.
d. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghadirkan ketenteraman pikiran.33
C. Struktur Organisasi
Gambar 1: 34
Struktur Organisasi BRI Syariah Metro
Tabel 1: Nama dan Jabatan Karyawan BRI Syariah KCP Metro
NAMA JABATAN
Hadi susilo
Pimpinan Cabang Pembantu (Pincapem)
Thata Accounting Officer (AO)
Endang Accounting Officer (AO)
33 Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI
Syariah.
34 Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI
Syariah.
Pimpinan Cabang Pembantu
Accounting Officer (AO)
Branch operasional Supervisor (BOS)
Unit Head (UH)
Customer Service
Teller
Relation Officer (RO)
Salles Officer (SO)
Unit Financing
Officer
Teddy
Branch Operation Supervisor (BOS)
Titis Yunesti Teller
Eka Costumer Service
Ferry Unit Head (UH)
Oktadiansyah Unit Financing Officer (UFO)
Deni Fetrian Relation Officer (RO)
Ronaldi Marga Relation Officer (RO)
Deni Yuda Pratama Salles Officer (SO)
Supendi Salles Officer (SO)
Sunar Riyanto Salles Officer (SO)
Sumber : Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI Syariah.
Setiap bank Syariah memiliki struktur organisasi, namun terkadang ada sedikit perubahan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh:
1. Ruang lingkup atau wilayah operasional bank Syariah, 2. Efektifitas dalam pengelolaan organisasi bank Syariah,
3. Orientasi program kerja yang akan direalisasikan dalam jangka pendek dan jangka panjang,
4. Jumlah sumber daya manusia yang diperlukan dalam menjalankan operasional bank Syariah.
D. Produk-produk BRI Syariah KCP Metro
1. Produk Penghimpunan Dana (Funding) a) Tabungan Faedah
Tabungan Faedah adalah salah satu Produk Tabungan BRI Syariah yang memiliki banyak faedah didalamnya. Tabungan ini menggunakan akad wadiahyad dhamanah.35
b) Tabungan Impian BRI Syariah
Tabungan Impian BRI Syariah adalah tabungan masa depan jangka waktu tertentu yang setorannya tetap setiap bulannya di cover (jamin) dengan asuransi. Tabungan ini menggunakan akad mudharabah.36 c) Tabungan Haji BRI Syariah
Tabungan Haji adalah salah satu produk tabungan BRI Syariah yang tidak bisa diambil sewaktu-waktu, tidak ada jangka waktu setoran rutin, serta tidak diberikan fasilitas kartu ATM. Tabungan ini bertujuan untuk memudahkan nasabah yang akan berangkat haji. Tabungan Haji ini menggunakan akad mudharabah mutlaqah di mana bank sebagai mudharib dan nasabah tabungan sebagai sahibul maal.37
35 Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI Syariah.
36 Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI Syariah.
37 Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI Syariah.
d) Deposito iB
Deposito iB adalah satu produk penghimpunan dana Bank BRI Syariah yang berbentuk tabungan berjangka. Deposito iB pada BRI Syariah menggunakan akad mudharabah.38
e) Giro iB
Giro iB adalah salah satu produk penghimpunan dana Bank BRI Syariah. BRI Syariah memastikan keamanan serta kemudahan berbisnis dengan Giro iB. Dana nasabah dikelola berdasarkan prinsip titipan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro.39
2. Produk Pembiayaan (Landing) a) Pembiayaan Mikro
Pembiayaan mikro adalah pembiayaan yang berkisar antara 10.000.000 – 500.000.000, dengan tujuan untuk penambahan modal kerja, pembiayaan investasi dan pembiayaan konsumtif. Pembiayaan ini menggunakan akad murabahah bil wakalah.40
38 Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI Syariah.
39 Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI
Syariah.
40Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI Syariah.
b) Pembiayaan Komersial
Pembiayaan komersial adalah suatu bentuk pembiayaan yang hampir serupa dengan pembiayaan mikro hanya saja dengan skala yang lebih besar. Pembiayaan ini menggunakan akad murabahah bilwakalah.41 c) Kepemilikan Rumah (KPR) BRISyariah iB
KPR adalah salah satu produk pembiayaan dari Bank BRI Syariah yang membantu nasabah untuk segera dapat mewujudkan memiliki rumah idaman. Berbagai keperluan dapat dipenuhi melalui KPR BRI Syariah iB seperti pembelian rumah, apartemen, tanah kavling, pembangunan serta renovasi. KPR BRI Syariah iB sendiri dibagi lagi menjadi lima, yaitu :42
1) KPR Pembelian Tanah yaitu pembiayaan dengan jangka waktu maksimal 5 tahun dan hanya bisa diberikan 50% dari plafond pembiayaan. Pembiayaan ini menggunakan akad murabahah bil wakalah.
2) KPR Pembelian Rumah yaitu pembiayaan dengan jangka waktu maksimal 15 tahun. Pembiayaan ini menggunakan akad murabahah bil wakalah.
3) KPR Renovasi Rumah yaitu pembiayaan dengan jangka waktu maksimal 10 tahun dan bisa diberikan 100% dari RAB (Rancangan
41 Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI
Syariah.
42Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI Syariah.
Anggaran Biaya). Pembiayaan ini menggunakan akad murabahah bil wakalah.
4) KPR Pembangunan Rumah pembiayaan dengan jangka waktu maksimal 15 tahun dan bisa diberikan 80% dari RAB (Rancangan Anggaran Biaya). Pembiayaan ini menggunakan akad murabahah bil wakalah.
3. Produk Jasa
a) Internet Bankin BRI Syariah
Internet banking BRI Syariah yaitu salah satu fasilitas perbankan melalui jaringan internet yang dapat diakses selama 24 jam, kapan dan dimanapun nasabah berada menggunakan personal komputer, laptop, notebook, atau PDA. Internet Banking BRIS akan memberikan nasabah kemudian, kepraktisan, keamanan serta kenyamanan bagi nasabah dalam melakukan transaksi secara online. 43
b) Mobile BRI Syariah
Mobile BRI Syariah adalah fasilitas layanan berbasis ponsel yang dapat memudahkan nasabah untuk melakukan pembayaran seluruh tagihan rutin bulanan, transfer, isi ulang pulsa, sampai pembayaran zakat, infaq, shadaqah (ZIS).44
43 Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI
Syariah.
44 Dokumentasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, (Persero) Tbk, Laporan Tahunan BRI Syariah.
E. Implementasi Akad Murabahah Dalam Peningkatan KPR FLPP Di BRI Syariah KCP Metro
1. Prinsip Akad Murabahah dalam KPR FLPP
Konsep KPR merupakan produk Barat dimana transaksi pembelian rumah dengan perjanjian hutang piutang. Caranya, pihak yang hendak membeli rumah mengajukan proposal kepada salah satu bank untuk menjaminnya sejumlah uang seharga rumah tersebut. Pihak Bank membayarkan biaya rumah tersebut bagi si pembeli, dan bank menarik pembayarannya secara kredit bulanan dari si pembeli dengan bunganya, yang jumlahnya pada akhirnya nanti bisa mencapai tiga kali lipat atau lebih sesuai dengan lamanya pembayaran.45
Para ulama ahli fatwa telah sepakat bahwa pembelian rumah melalui pendanaan bank (perjanjian hutang) itu hukumnya haram, karena dalam perjanjian tersebut dianggap sebagai pinjaman berbunga yang jelas sekali mengandung riba. Transaksi ini jelas merugikan pihak pembeli karena dalam pembayaran angsuran setiap bulan bergantung pada fluktuasi suku bunganya. Konsep kredit rumah ini masih banyak diterapkan di bank-bank konvensional di Indonesia.
Perbankan Islam kemudian mengadopsi konsep kredit rumah ini kedalam jenis produk pendanaan dengan akad murabahah. Pihak bank membeli rumah yang diperlukan nasabah dan kemudian
45 Wawancara dengan Bapak Hadi Susilo Selaku pincapem BRI Syariah KCP Metro, pada tanggal
29 Juni 2018
menjualnya kepada nasabah sebesar harga beli ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati oleh bank dan nasabah. Produk pembiayaan ini dikenal sebagai kredit rumah syariah.46
Fatwa DSN MUI No 4/DSN-MUI/IV/2000 telah menjamin keabsahan dan diperbolehkannya transaksi murabahah, termasuk dalam hal ini pembiayaan rumah di bank Syariah.
Dan bank dalam hal meningkatkan KPR FLPP yaitu memperbanyak kerjasama dengan developer-developer. Semakin banyak developer semankin mudah dalam pengaplikasian KRP FLPP.47
2. Fitur akad Murabahah dalam KPR FLPP
Akad yang digunakan dalam pembiayaan murabahah adalah akad jual beli. Implikasi dari penggunaan akad jual beli mengharuskan adanya penjual dan pembeli. Penjual dalam hal ini adalah BRI Syariah, sedangkan pembeli adalah yang membutuhkan barang.
Adapun kewajiban Bank selaku penjual, menyerahkan barang yang diperjualbelikan kepada nasabah. Sedangkan nasabah berkewajiban membayar harga barang tersebut.
Kedua. Harga yang ditetapkan oleh pihak penjual tidak dipengaruhi oleh frekuensi waktu pembayaran. Ketiga. Keuntungan dalam pembiayaan murabahah berbentuk margin penjualan yang
46 Wawancara dengan Bapak Hadi Susilo Selaku pincapem BRI Syariah KCP Metro, pada tanggal
29 Juni 2018
47 Ibid.
sudah termasuk harga jual. Keempat. Pembayaran harga barang dilakukan secara tidak tunai. Kelima. Dalam pembiayaan murabahah memungkinkan adanya jaminan, karena sifat dari pembiayaan murabahah merupakan jual beli yang pembayarannya tidak dilakukan secara tunai.48
Dalam konteks Lembaga Keuangan Syari’ah, beberapa argumen diajukan untuk mendukung keabsahan dari harga yang lebih tinggi untuk pembayaran tunda. Dan tetap menggunakan prinsip 5 P yang dimana akan meningkatkan minat nasabah dalam mengambil pembiayaan KPR FLPP tersebut.49
3. Syarat Pembiayaan KPR FLPP
Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk yang sangat banyak, perkara tempat tinggal menjadi permasalahan yang harus dihadapi oleh pemerintah. Rumah, seperti properti lainnya, nilainya terus saja meroket setiap tahun yang sulit terjangkau oleh masyarakat dengan penghasilan pas-pasan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah pun membuat program FLPP.
KPR FLPP merupakan kepanjangan dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, dimana program tersebut adalah upaya pemerintah agar masyarakat Indonesia dapat memiliki rumah yang
48 Wawancara dengan Bapak Hadi Susilo Selaku pincapem BRI Syariah KCP Metro, pada tanggal
29 Juni 2018
49 Wawancara dengan Bapak Tahta Radiksya Putra Selaku Account officer BRI Syariah KCP
Metro, pada tanggal 28 Juni 2018
layak huni. Dengan mengikuti KPR FLPP, masyarakat sudah bisa mendapatkan rumah dengan fitur:50
a. Menggunakan prinsip jual beli (murabahah) dengan akad murabahah bil wakalah.
b. Jangka Waktu maksimal 15 tahun.
c. Cicilan tetap dan ringan selama jangka waktu Rp. 7000-an/bulan untuk kelipatan pembiayaan Rp. 1.000.000.
d. Uang muka ringan hanya 1%-an dari harga rumah.
e. Margin pembiayaan yang diberikan kepada nasabah adalah setara dengan 5% (lima persen) pertahun dengan metode perhitungan annuitas.
f. Ukuran rumah KPR FLPP tidak lebih dari 36m².
Persyaratan Dokumen Kelengkapan Pemohon 51
a. KTP Pemohon
b. Kartu Keluarga
c. Surat Nikah (bila telah menikah)
d. NPWP Pribadi
e. SPT PPH 21 dan Surat Pernyataan Penghasilan
f. Surat Keterangan Pekerjaan / SK Pengangkatan / SK Terakhir
g. Surat Keterangan Penghasilan / Slip Gaji min 3 bulan
50Wawancara dengan Bapak Hadi Susilo Selaku pincapem BRI Syariah KCP Metro, pada tanggal 29 Juni 2018
51 Wawancara dengan Bapak Tahta Radiksya Putra Selaku Account officer BRI Syariah KCP Metro, pada tanggal 28 Juni 2018
h. Surat Pemesanan Rumah (SPR)
i. Surat Pernyataan Nasabah (Lampiran 4)
j. Surat Keterangan Belum Memiliki Rumah
Penjabaran sederhana dari cara kerja KPR FLPP adalah pemerintah mengucurkan dana untuk program tersebut melalui bank yang ditunjuk menjadi pelaksana. Kemudian bank pelaksana ini yang menyalurkan dana tersebut sebagai pinjaman pada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk dapat membeli rumah dari developer. Selanjutnya, MBR memiliki kewajiban untuk membayar cicilan yang jumlahnya sudah ditentukan dan disepakati di awal.52
Pada prakteknya, KPR FLPP diterapkan ke dalam berbagai jenis program KPR seperti KPR Sejahtera Susun, KPR Sejahtera Syariah Tapak, KPR Sejahtera Susun, KPR Sejahtera Syariah Susun, dan lain sebagainya. Selain itu, penerapan KPR FLPP juga dilakukan dengan bersinergi dengan program pemerintah lainnya yang berkaitan dengan upaya memfasilitasi MBR untuk dapat memiliki rumah sendiri.53
4. Syarat Mendapatkan KPR FLPP
Tentu saja tidak semua masyarakat bisa mengambil KPR FLPP ini, karena program itu sendiri ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa
52 Wawancara dengan Bapak Hadi Susilo Selaku pincapem BRI Syariah KCP Metro, pada tanggal
29 Juni 2018
53 ibid
syarat yang harus dipenuhi agar dapat mengambil KPR FLPP dari pemerintah:54
a. Status dan Harga Rumah
Syarat yang pertama mengenai rumah dalam program KPR FLPP itu sendiri, dimana pemohon belum pernah memiliki rumah ataupun mendapatkan subsidi sebelumnya. Jadi bagi masyarakat yang sudah memiliki rumah tidak diperbolehkan untuk mendaftar dalam program KPR FLPP. Selain itu, rumah yang dibeli dalam KPR FLPP ini harus berfungsi sebagai hunian tempat tinggal dan tidak memiliki digunakan untuk komersil seperti disewakan atau menjadi tempat bisnis.
Sedangkan dari segi harga, pemerintah memberikan ketentuan yang berbeda mengenai batas maksimal harga rumah dalam KPR FLPP yaitu maksimal Rp.130.500.000.
Berbeda dengan persyaratan KPR biasa yang mengharuskan adanya nilai penghasilan minimal, pada KPR FLPP diberlakukan penghasilan maksimal. Ketentuan mengenai penghasilan maksimal pun berbeda tergantung dengan jenis rumah yang akan dibeli. Jika ingin membeli rumah tapak, maka penghasilan maksimal adalah Rp 4 juta perbulan.
Dan meskipun program ini ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, pemohon harus memiliki status
54 Wawancara dengan Bapak Tahta Radiksya Putra Selaku Account officer BRI Syariah KCP
Metro, pada tanggal 28 Juni 2018
kepegawaian yang jelas yaitu sebagai pegawai tetap. Pemohon juga diharuskan memiliki NPWP atau Nomor Wajib Pajak, serta melampirkan surat keterangan penghasilan (slip gaji) dari tempat bekerja.55
b. Persyaratan Dokumen
Dokumen yang harus disiapkan untuk mengikuti program KPR FLPP tidak begitu berbeda dengan KPR lainnya, yaitu dokumen identitas seperti KTP dan Kartu Keluarga. Siapkan juga dokumen-dokumen yang biasa diminta seperti slip gaji, rekening koran atau tabungan, dan lain sebagainya. Selain itu, pemohon harus menyiapkan salinan dari SPT (Surat Pemberitahuan) mengenai pajak penghasilan tahunan atau surat pernyataan bahwa penghasilan tidak melebihi batas maksimal yang telah disyaratkan.56
KPR FLPP dari tahun ketahun semakin meningkat dengan adanya peran bank dengan developer dalam menjalin kerja sama dengan baik dalam akad murabahah itu sendiri. Semakin banyak developer semakin banyak menyalurkan ke masyarakat. Adapun usaha developer dan bank untuk menarik minat nasabah untuk melakukan pembiayaan KPR FLPP yaitu sebagai berikut :57
55 Wawancara dengan Bapak Hadi Susilo Selaku pincapem BRI Syariah KCP Metro, pada tanggal
29 Juni 2018
56 Wawancara dengan Bapak Tahta Radiksya Putra Selaku Account officer BRI Syariah KCP
Metro, pada tanggal 28 Juni 2018
57 Wawancara dengan Bapak Hadi Susilo Selaku pincapem BRI Syariah KCP Metro, pada tanggal
29 Juni 2018
i. Diberikanya fasilitas asuransi jiwa, fasilitas ini diberikan agar nasabah merasa aman dan nyaman.
ii. Menyebarkan brosur pembiayaan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) berikut proses pendaftaranya kepada calon nasabah dan masyarakat pada umumnya.
iii. Menyebarkan informasi Kredit Perumahan Rakyat (KPR).
Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk membantu calon nasabah yang ingin memiliki rumah tetapi belum memiliki cukup dana.
Dengan adanya pembiayaan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) ini terbukti sangat membantu masyarakat yang ingin segera memiliki rumah secara cicilan.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
Pemberian subsidi pada bidang perumahan merupakan salah satu kebijakan dari pemerintah terhadap penyediaan perumahan khususnya masyarakat berpenghasilan rendah. Dari koreksi harga pasar perumahan yang sangat tinggi tidak memberikan peluang kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah. Pemberian subsidi terhadap masyarakat berpenghasilan rendah ini diharapkan akan mewujudkan masyarakat khususnya masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah.
Kendalayang menghambat pembangunan perumahan bersubsidi adalah rendahnya jumlah serapan perumahan bersubsidi apabila dibandingkan dengan semakin tingginya kebutuhan terhadap rumah.
B. Saran
1. Strategi BRI Syariah KCP Metro pada produk KPR khususnya KPR FLPP diharapkan dapat terus meningkat dan lebih baik serta kebijakan dalam mengatasi biaya macet yang harus lebih ditingkatkan.
2. Melakukan sosialisasi lebih giat lagi dalam produk KPR kepada masyarakat melalui berbagai macam media.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Saebani Beni, Manajemen Penelitian, Bandung: Cv Pustaka Setia, 2013
Antonio Muhammad Syafi’i, Bank Syari‟ah : Dari Teori Ke Paraktik, Jakarta: Gema Insani, 2010
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Ascarya, Akad Produk Bank Syariah, Jakarta: Grafindo, 2011
Fathoni Abdurahman, Metode Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta:
Rineka Cipta, 2011
Haroen Nasrun,Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000
J. Meoleong Lexy, Metode Penelitian Kualitatif , Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2012 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,2010 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, Jakarta: Kencana, 2012
Prabowo Bagya Agung, Aspek Hukum Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah, Yogyakarta: Uii Press, 2012
Rifa’i Muhammad, Konsep Perbankan Syariah, Semarang: Cv Wicaksana, 2002 Sjahdeini Sutan Remy, Perbankan Syariah, Jakarta : Prenadamedia Group. 2014
Subagyo Joko. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik, Jakarta; Rineka Cipta, 2015 Suryabrata Sugiono, Metodelogi Penelitian, Jakarta: Pt Grafindo Persada, 2008
Taufik Ady Imam, Agar Kpr Langsung Disetujui Oleh Bank: Bagaimana Caranya?, Jakarta: Media Pressindo,2011
Wiroso, Produk Perbankan Syariah, Jakarta: Lpfei Usakti, 2009 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: Uii Press, 2005
ALAT PENGUMPUL DATA
IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PENINGKATAN KPR FLPP
DI BRI SYARIAH KCP METRO
A. Wawancara kepada pincapem BRI Syariah KCP Metro
1. Bagaimana upaya bank untuk mengembangkan produk KPR FLPP?
2. Akad apa yang dipilih untuk produk KPR FLPP?
B. Wawancara kepada UH BRI Syariah KCP Metro
1. Bagaimana fitur pembiayaan KPR FLPP Di BRI Syariah KCP Metro?
2. Bagaimana cara meningkatkan minat nasabah terhadap produk KPR FLPP dengan akad Murabahah Di BRI Syariah KCP Metro?
C. Wawancara kepada Account Officer BRI Syariah KCP Metro
1. Bagaimana akad pembiayaan KPR FLPP Di BRI Syariah KCP Metro?
2. Apa saja syarat untuk mengajukan permohonan pembiayaan KPR FLPP Di BRI Syariah KCP Metro?
D. Dokumentasi
1. Profil BRI Syariah KCP Metro.
2. Buku tentang Murabahah dan KPR