BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Data Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 7 Lhokseumawe, subjek penelitian merupakan siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan yang berjumlah 23 siswa. Laporan hasil penelitian tindakan kelas ini disajikan dengan menampilkan analisis ketuntasan hasil belajar. Proses pemecahan masalah untuk mencapai tujuan penelitian dan menjawab pertanyaan penelitian dilakukan melalui analisis data. Data yang diperoleh melalui tes dan observasi tersebut kemudian dianalisis dan diinterpretasikan untuk memecahkan masalah penelitian.
Penelitian ini menggunakan 2 siklus. Dalam pelaksanaan penelitian, siswa diberi tindakan berupa pembelajaran berbasis projek (project based learning) pada mata pelajaran Teknik Permesinan Frais. Pengumpulan data hasil belajar pada mata pelajaran Teknik Permesinan Frais diperoleh melalui penilaian terhadap siswa setelah siklus I, dan setelah siklus II.
4.1.1 Pra Siklus
Kegiatan pra siklus diawali dengan mengamati proses pembelajaran Teknik Permesinan Frais. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan aktivitas pembelajaran untuk mendapatkan keadaan pembelajaran awal kelas yang menjadi subjek penelitian.
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknik Pemesinan Frais sebelum menggunakan model pembelajaran berbasis projek (project based learning), dapat
diketahui pada pertemuan awal dengan membagikan 35 soal tes awal (pre test) kepada siswa. Tes awal (pre test) ini dilakukan untuk mengetahui ngkat pemahaman siswa sebelum dilaksanakannya siklus I dan siklus II. Siswa diberikan tes dalam bentuk tes tertulis. Untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa pada saat tes awal (pre test) dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pada Tes Awal (PreTest)
No Responden Nilai Keterangan
1 Abdul Aziz. A 77 Tuntas
2 Al Muajir 73 Tidak Tuntas
3 Faizul Rahmat 67 Tidak Tuntas
4 Faridh Ramadhan 77 Tuntas
5 Fathir Al-Waqqash 83 Tuntas
6 Fathir Rahman 63 Tidak Tuntas
7 Fika Mauliza 60 Tidak Tuntas
8 Khairul Fattah 80 Tuntas
9 Khaswara Yudhanda 73 Tidak Tuntas
10 Lukmanul Hakim 60 Tidak Tuntas
11 Muhammad Adhari 77 Tuntas
12 Muhammad Aslam 60 Tidak Tuntas
13 Muhammad Aulia Farhan 77 Tuntas 14 Muhammad Hasnan 73 Tidak Tuntas 15 Muhammad Ijlal Muzhaffar 77 Tuntas 16 Muhammad Imam Malek 77 Tuntas 17 Muhammad Raifa Al-Farel 70 Tidak Tuntas 18 Muhammad Reyhandika 83 Tuntas 19 Muhammad Rafi Maulana 67 Tidak Tuntas
20 Reza Maulana 70 Tidak Tuntas
21 Teuku Rizky Alif Utama 77 Tuntas 22 Teuku Muhammad Risky 63 Tidak Tuntas
23 Zikrullah 73 Tidak Tuntas
Jumlah Skor 1657
Rata-rata 72,04
Ketuntasan Klasikal 43,48%
Bardasarkan Tabel 4.1 diatas, nilai rata-rata siswa pada saat tes awal (pre test) sebesar 72,04 dengan persentase ketuntasan klasikal 42,48% dari 10 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM ≥ 75. Dari hasil ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 42,48%, maka kreteria tingkat keberhasilan belajar siswa pada tes awal (Pre Test) di kategorikan sedang. Hal ini sesuai dengan kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Tingkat Keberhasilan Kategori
> 80% Sangat Tinggi
60 – 79% Tinggi
40 – 59% Sedang
20 – 39% Rendah
< 20% Sangat Rendah
Dari hasil uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa masih belum mencapai tahap ketuntasan belajar secara klasikal yang telah ditetapkan yaitu 80%. Berdasarkan hal tersebut, selanjutnya peneliti melakukan tahap tindakan dengan menggunakan siklus I untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran berbasis projek (project based learining).
4.1.2 Siklus I
Tindakan siklus I terdiri dari beberapa tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
1) Merencanakan waktu pelaksanaan pembelajaran.
2) Mempersiapkan tempat pelaksanaan pembelajaran Teknik Permesinan
Frais di Bengkel Pemesinan SMK Negeri 7 Lhokseumawe.
3) Mempersiapkan materi, media, dan alat-alat yang digunakan untuk pembelajaran. Adapun materi yang diajarkan adalah prosedur Teknik pengefraisan balok segi empat.
4) Menyusun perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk mata pelajaran Teknik Permesinan Frais.
5) Membuat format tes hasil belajar siswa dan format observasi ak vitas belajar siswa, untuk melihat hasil belajar dan ak vitas belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan tindakan sesuai dengan yang telah direncanakan. Tahap pelaksanaan dalam pembelajaran berbasis proyek ini meliputi:
1) Tahap pendahuluan
a) Guru membuka pelajaran dengan kegiatan pembukaan
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan c) Guru menyampaikan garis besar dari materi pelajaran kepada siswa 2) Tahap pembelajaran
a) Siswa menyusun langkah kerja dengan tema proyek yang akan dilakukan. Penyusunan langkah kerja fokus pada persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. (Desain dan tujuan).
b) Siswa berdiskusi dengan guru tentang langkah kerja yang disusun untuk pengerjaan proyek. (Alternatif pemecahan masalah dan memilih solusi yang tepat).
c) Siswa mengikuti evaluasi. Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan proyek sesuai dengan rancangan yang dibuat, presentasi hasil dan penilaian untuk laporan, penilain produk serta penilaian kinerja siswa selama kegiatan proyek tersebut. (Evaluasi)
3) Tahap penutup
Dalam tahap penutup, peneliti mengajak siswa menyimpulkan hasil pembelajaran secara bersama-sama.
c. Observasi Tindakan
Observasi merupakan upaya untuk mengamati pelaksanaan tindakan. Dalam melakukan observasi yaitu melakukan pencatatan suasana belajar yang terjadi selama penelitian dan seberapa besar hasil belajar siswa serta pemahaman terhadap materi yang diajarkan, pada siklus pertama ini, peneliti melihat dan menganalisis hasil observasi (pengamatan). Berdasarkan pengamatan aktivitas belajar pada siklus pertama diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Siklus I Jumlah yang
diperoleh
Skor
Maksimal Rata-rata
Aktivitas Guru 58 85 68%
Aktivitas Siswa 52 80 65%
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase observasi aktivitas guru dalam penggunaan model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning) sebesar 68%, dan persentase observasi aktivitas siswa dalam penggunaan model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning) sebesar 65%.
Pembelajaran pada siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning) bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dengan nilai KKM sebesar 75. Peneliti memberikan post test siklus I sebanyak 30 butir soal kepada siswa. Adapun hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat diliht pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Nilai Siswa Pada Post Test Siklus I
No Responden Nilai Keterangan
1 Abdul Aziz. A 87 Tuntas
2 Al Muajir 80 Tuntas
3 Faizul Rahmat 73 Tidak Tuntas
4 Faridh Ramadhan 80 Tuntas
5 Fathir Al-Waqqash 87 Tuntas
6 Fathir Rahman 77 Tuntas
7 Fika Mauliza 70 Tidak Tuntas
8 Khairul Fattah 90 Tuntas
9 Khaswara Yudhanda 77 Tuntas
10 Lukmanul Hakim 73 Tidak Tuntas
11 Muhammad Adhari 80 Tuntas
12 Muhammad Aslam 67 Tidak Tuntas
13 Muhammad Aulia Farhan 83 Tuntas
14 Muhammad Hasnan 77 Tuntas
15 Muhammad Ijlal Muzhaffar 80 Tuntas 16 Muhammad Imam Malek 87 Tuntas 17 Muhammad Raifa Al-Farel 73 Tidak Tuntas 18 Muhammad Reyhandika 87 Tuntas 19 Muhammad Rafi Maulana 70 Tidak Tuntas
20 Reza Maulana 73 Tidak Tuntas
21 Teuku Rizky Alif Utama 83 Tuntas 22 Teuku Muhammad Risky 70 Tidak Tuntas
23 Zikrullah 83 Tuntas
Jumlah Skor 1807
Rata-rata 78,56
Ketuntasan Klasikal 65,22%
Setelah Pelaksanaan siklus I dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek, nilai rata-rata siswa mencapai 78,56 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 65.22%. Dari hasil ketuntasan hasil belajar tersebut, maka kreteria tingkat keberhasilan belajar siswa pada siklus I sudah tergolong cukup tinggi,
namun masih dikategorikan belum tuntas. Hal ini sesuai dengan kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Tingkat Keberhasilan Kategori
> 80% Sangat Tinggi
60 – 79% Tinggi
40 – 59% Sedang
20 – 39% Rendah
< 20% Sangat Rendah
Dari hasil penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal pada Siklus I masih belum mencapai tahap ketuntasan secara klasikal yang telah ditetapkan yaitu 80%.
Berdasarkan hal tersebut, selanjutnya peneliti melakukan tahap tindakan dengan menggunakan siklus II untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada penerapan pembelajaran model PjBL.
d. Refleksi Siklus I
Setelah melakukan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I.
Dalam kegiatan siklus I didapatkan hasil refleksi sebagai berikut;
a) Berdasarkan data hasil tes pada siklus belum tercapai ketuntasan klasikal.
Ketuntasan belajar yang diperoleh pada siklus I sebesar 65,22% dengan nilai rata-rata sebesar 78,56. Maka hal ini belum sesuai dengan yang diharapkan karena hasil ketuntasan klasikal yang diharapkan ≥ 85%, dengan nilai siswa berada di atas KKM, yaitu 75.
b) Selama pembelajaran berlangsung kemampuan siswa dalam pembelajaran seperti bertanya, menjelaskan, menuangkan gagasan secara langsung maupun dalam praktik kerja masih tergolong cukup. Perilaku siswa masih menunjukkan bahwa siswa tidak terlalu aktif terlibat dalam pengerjaan karena siswa masih bersikap pasif menunggu instruksi dari guru karena kurang kepercayaan diri.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa implementasi model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran Teknik Permesinan Frais ini dapat dikatakan cukup baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Akan tetapi, kegiatan pada siklus I perlu diulang dan ditingkatkan agar hasil belajar siswa meningkat sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan.
4.1.3 Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, perencanaan yang disusun pada siklus II dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1) Guru harus selalu memberi semangat dan mendorong siswa agar aktif dalam melaksanakan pembelajaran.
2) Guru juga menekankan agar siswa lebih berani dalam melaksanakan pembelajaran atau mengungkapkan pendapat dan bertanya mengenai langkah pengerjaan, walaupun pendapat yang diungkapkan salah guru tidak akan marah, bahkan guru akan bangga dengan keberanian siswa.
3) Untuk meningkatkan kerjasama antar siswa, pada pertemuan selanjutnya siswa diberikan waktu dan kesempatan untuk saling berkomunikasi yang lebih panjang.
4) Guru mengingatkan pada siswa bahwa dalam melaksanakan pengerjaan, siswa boleh menggunakan modul, buku pegangan, dan sumber-sumber belajar lain yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang diberikan. Hal ini dimaksudkan agar siswa aktif mencari sumber belajar yang lain.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini adalah untuk memperbaiki kekurangan atau masalah yang dihadapi pada siklus I. Pada pertemuan siklus II masih dilakukan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek.
Langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan ini masih sama dengan langkah- langkah yang dilakukan pada Siklus I. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Guru mengingatkan siswa untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya karena materi yang dipelajari cukup banyak dan siswa boleh berdiskusi dengan temannya.
2) Pada awal pertemuan diselenggarakan tanya jawab seputar langkah-langkah pengerjaan dengan guru. Siswa sangat antusias dan sudah aktif menjawab pertanyaan guru. Beberapa orang siswa memanfaatkan kesempatan yang diberikan guru. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk menjawab pertanyaan dari temannya terlebih dulu.
3) Guru mengelilingi siswa yang sedang melaksanakan penngerjaan untuk memastikan langkah kerja dan penggunaan alat serta K3.
Setelah siswa melaksanakan pengerjaan, guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengumpulkan hasil pengerjaan. Hasil ini selanjutnya akan dinilai untuk melihat ketuntasan belajar siswa terhadap materi yang diberikan.
c. Observasi Tindakan
Hasil pengamatan siklus II dicatat dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Berdasarkan pengamatan pelaksanaan tindakan pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Siklus I Jumlah yang
diperoleh
Skor
Maksimal Rata-rata
Aktivitas Guru 69 85 81%
Aktivitas Siswa 65 80 81%
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase observasi aktivitas guru dalam penggunaan model pembelajaran Project Based Learning sebesar 81%, dan persentase observasi aktivitas siswa dalam penggunaan model pembelajaran Project Based Learning sebesar 81%.
Pembelajaran pada siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning) bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai KKM sebesar 75. Peneliti memberikan post test siklus II sebanyak 30 butir soal kepada siswa. Adapun hasil belajar siswa pada siklus II pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Nilai Siswa Pada Post Test Siklus II
No Responden Nilai Keterangan
1 Abdul Aziz. A 93 Tuntas
2 Al Muajir 87 Tuntas
3 Faizul Rahmat 83 Tuntas
4 Faridh Ramadhan 90 Tuntas
5 Fathir Al-Waqqash 93 Tuntas
6 Fathir Rahman 80 Tuntas
7 Fika Mauliza 77 Tuntas
8 Khairul Fattah 97 Tuntas
9 Khaswara Yudhanda 83 Tuntas
10 Lukmanul Hakim 80 Tuntas
11 Muhammad Adhari 93 Tuntas
12 Muhammad Aslam 73 Tidak Tuntas 13 Muhammad Aulia Farhan 90 Tuntas
14 Muhammad Hasnan 87 Tuntas
15 Muhammad Ijlal Muzhaffar 83 Tuntas 16 Muhammad Imam Malek 93 Tuntas 17 Muhammad Raifa Al-Farel 90 Tuntas 18 Muhammad Reyhandika 97 Tuntas 19 Muhammad Rafi Maulana 87 Tuntas
20 Reza Maulana 73 Tidak Tuntas
21 Teuku Rizky Alif Utama 97 Tuntas 22 Teuku Muhammad Risky 73 Tidak Tuntas
23 Zikrullah 93 Tuntas
Jumlah Skor 1992
Rata-rata 86,61
Ketuntasan Klasikal 86,96%
Setelah Pelaksanaan siklus II dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek, nilai rata-rata siswa mencapai 86,61 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 86,96%. Dari hasil ketuntasan hasil belajar tersebut, maka kreteria tingkat keberhasilan belajar siswa pada siklus I sudah tergolong sangat tinggi,Hal ini sesuai dengan kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Tingkat Keberhasilan Kategori
> 80% Sangat Tinggi
60 – 79% Tinggi
40 – 59% Sedang
20 – 39% Rendah
< 20% Sangat Rendah
Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus II telah mencapai ketuntasan hasil belajar yang telah ditetapkan sebesar 80%, oleh sebab itu penelitian dianggap cukup sampai siklus II.
d. Refleksi Siklus II
Setelah melakukan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi yang telah dilakukan dalam siklus II. Berdasarkan data hasil tes, ketuntasan belajar yang diperoleh pada siklus II sebesar 86,96% dengan nilai rata-rata sebesar 86,61. Hal ini menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik dan telah sesuai dengan yang diharapkan karena hasil yang diharapkan telah mencapai ketuntasan klasikal yang diharapkan ≥ 85%.
Selama pembelajaran berlangsung kemampuan siswa dalam pembelajaran seperti bertanya, menjelaskan, menuangkan gagasan secara langsung dalam melaksanakan pengerjaan telah mengalami kemajuan yang signifikan. Hampir seluruh siswa yang terlibat secara aktif dan mandiri pada semua kegiatan pada siklus II. Secara keseluruhan dapat diartikan bahwa mayoritas siswa telah memiliki memiliki perilaku belajar dan respon yang baik terhadap pembelajaran yang dilaksanakan di kelas.
Kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini menujukkan bahwa adanya peningkatan baik hasil belajar dan kesiapan praktek siswa untuk mencapai tujuan akhir. Mampunya siswa dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran, mampunya siswa dalam kerja kelompok dan mampunya siswa dalam menguasi materi pembelajaran. Dengan demikian peneliti tidak akan melanjutkan ketahap selajutnya.
4.3 Pembahasan Penelitian
Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek terlihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peneliti melakukan pengamatan dan pembelajaran dengan beberapa tindakan, mulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Berikut dapat dilihat tingkat persentase hasil belajar siswa pada tabel 4.0 dan perolehan nilai rata-rata siswa pada tabel 4.0 berikut.
Gambar 4.0 Grafik Tingkat Persentase Ketuntasan Belajar
Gambar 4.0 Grafik Perolehan Nilai Rata-Rata Siswa
43%
65%
87%
57%
35%
13%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Persentase Ketuntasan Belajar
Axis Title
Tuntas Tidak Tuntas
72.04 78.56
86.96
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Nilai Siswa
Nilai Rata-rata
Berdasarkan tingkat persentase hasil belajar siswa diatas menunjukkan bahwa metode pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Perolehan nilai rata-rata siswa pada pra siklus 72,04 dengan ketuntasan klasikal 43,48%, pada siklus I yaitu 78,56 dengan ketuntasan klasikal 65,22%, dan pada akhir siklus II nilai rata-rata menjadi 86,61 dengan ketuntasan klasikal sebesar 86,96%.
Dengan demikian, hasil belajar siswa pada siklus II sudah memenuhi indikator yang telah ditetapkan dalam penelitian ini yaitu sekurang-kurangnya 85% dari keseluruhan siswa yang ada di kelas tersebut telah memperoleh nilai KKM ≥ 7,5.
Aktivitas belajar dan respon siswa terhadap pembelajaran juga mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Siswa yang pada awalnya tidak antusias mengikuti pembelajaran, tidak berkomunikasi aktif, takut bertanya ataupun menjawab pertanyaan, serta tidak aktif dalam mencari sumber belajar menjadi antusias dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Aktivitas pembelajaran tersebut dapat dilihat pada gambar 4.0 berikut.
Gambar 4.0 Grafik Aktivitas Belajar
65%
81.25%
68.24%
81.14%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Siklus I Siklus II
PERSENTASE AKTIVITAS BELAJAR
Aktivitas Siswa Aktivitas Guru
Berdasarkan gambar 4.0 diatas menunjukan bahwa selain meningkatkan hasil belajar, pembelajaran yang dilaksanakan juga berhasil meningkatkan kualitas proses pembelajaran, dimana pada siklus II memperoleh persentase aktivtas siswa sebesar 81,25% dan aktivitas guru sebesar 81,14% yang sebelumnya pada siklus I persentase aktivitas siswa sebesar 65% dan aktivitas guru sebesar 68,24%.
Dari uraian dan data di atas dapat dikatakan bahwa dengan penggunaan pembelajaran berbasis proyek siswa terlatih untuk melaksanakan pengerjaan secara mandiri dan menghargai cara kerja orang lain, serta menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Uraian di atas menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajarn berbasis proyek pada pembelajaran Teknik Permesinan Frais pada siswa kelas XI TP SMK Negeri 7 Lhokseumawe dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang didapat, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata Pelajaran Teknik Pemesinan Frais. Hal ini terbukti pada pra siklus dengan nilai rata-rata 72,04 kemudian meningkat pada siklus I dengan nilai rata-rata 78,56 kemudian meningkat lagi pada siklus II dengan nilai rata-rata 86,61.
Sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus 43,48% sedangkan pada siklus I adalah 65,22% kemudian meningkat lagi pada siklus II yaitu 86,96%
Selain model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Menggambar Teknik. Aktivitas belajar dan respon siswa terhadap pembelajaran juga mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Siswa yang pada awalnya tidak antusias mengikuti pembelajaran, tidak berkomunikasi aktif, takut bertanya ataupun menjawab pertanyaan, serta tidak aktif dalam mencari sumber belajar menjadi antusias dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
5.2 Implikasi
Penerapan metode berbasis proyek pada mata pelajaran Teknik Permesinan Frais telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah mengikuti pembelajaran dengan metode ini, siswa diharapkan dapat memiliki hasil belajar yang lebih baik. Selain itu, siswa juga diharapkan menjadi lebih aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran, mempunyai motivasi untuk belajar, dan lebih peduli terhadap teman yang membutuhkan bantuan untuk pemahaman materi pelajaran. Peningkatan nilai
rata-rata hasil belajar siswa menunjukkan bahwa metode berbasis proyek dapat diandalkan oleh sekolah atau guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Metode ini juga dapat diterapkan oleh guru pada pembelajaran lainnya. salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Dengan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan guru dapat mencoba menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek untuk diterapkan pada pelajaran lain selain Teknik Permesinan Frais, agar peningkatan hasil belajar siswa juga terjadi pada mata pelajaran lainnya..
2. Bagi siswa diharapkan selalu meningkatkan keterlibatannya secara aktif dalam proses pembelajaran. Peningkatan keterlibatan siswa dapat dilakukan dengan aktif berinteraksi dengan guru selama pembelajaran berlangsung, mengerjakan tugas, dan lain sebagainya. Dengan adanya keterlibatan secara aktif dari siswa maka hasil belajar akan mengalami peningkatan.
3. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama disarankan untuk melakukan penelitian ini dengan subjek dan sekolah yang berbeda. Agar diperoleh hasil penelitian yang lebih luas dan bermanfaat sebagai bahan informasi bagi dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Rike & Rasto. (2019). Motivasi belajar sebagai determinan hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 4(1), 80-86.
Dakhi, Agustin Sukses. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Education and development, 8(2), 468-470.
Fahrezi, Iszur, Dkk. (2020). Meta-Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, 3(3), 408-416.
Hidayat, Taufik dan Sutopo. (2021). Kemampuan Teoritis Pemesinan Frais Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan Di SMKN 2 Pengasih. Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik Mesin, Universitas Negeri Yogyakarta, 149-155.
Khoiruddin, Ahmad. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Aksi Dan Reaksi Gaya SMK Negeri 7 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 11(1), 38-43.
Lestari, Tutik. (2014) . Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menyajikan Contoh-contoh Ilustrasi dengan Model Pembelajaran Project Based Learning dan Metode Pembelajaran Demontrasi bagi Siswa Kelas XI Multimedia SMK Muhammadiyah Wonosari. Yogyakata: Universitas Negeri Yogyakarta.
Majid, Abdul dan Rochman, Chaerul. (2015). Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Nana, Sudjana. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido Offset.
Nasution, Mardiah Kalsum. (2017). Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan, 11(1), 9- 16.
Pranjono, Andoko Ratri. (2014) . Efektivitas Model Pembelajaran Project based Learning pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Kelas X Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMKN 2 Klaten. Yogyakata: Universitas Negeri Yogyakarta.
Rasyid, Ibnu A. A., Dkk. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Teknik Frais Di SMK Negeri 1 Tanjung Raya. Jurnal Vokasi Mekanika, 2(4), 154-158.